LEUKIMIA AKUT
Disusun Oleh :
NIM : 2019206203037
A. PENGERTIAN
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum
tulang belakang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis darah putih
Leukemia tampak merupakan penyakit klonal, yang berarti satu sel kanker
yang abnormal. Sel-sel ini menghambat sel darah lain di sumsum tulang untuk
gangguan klonal. Pada akhirnya, sel-sel leukemia mengambil alih sumsum tulang,
B. Etiologi
sindrom Down adalah 20 kali lebih banyak daripada normal. Pada anak
kembar identik yang akan berisiko tinggi bila kembaran yang lain
mengalami leukemia.
2. Radioaktif
3. Virus
Sampai saat ini belum dapat dibuktikan bahwa penyebab leukemia pada
C. Patofisiologi
Menurut Hidayat (2006) dan Handayani (2008), leukimia terjadi akibat dari
beberapa faktor antara lain faktor genetik, sinar radioaktif, dan virus. Menurut
Corwin (2009) dan Hidayat (2006), leukimia tampak merupakan penyakit klonal,
merupakan kanker jaringan yang menghasilkan leukosit yang imatur dan berlebih
dan mengganti unsur sel yang normal sehingga mengakibatkan jumlah eritrosit
kurang untuk mencukupi kebutuhan sel (Hidayat, 2006). Karena faktor-faktor ini
D. Manifestasi Klinis
Gejala leukemia akut biasanya terjadi setelah beberapa minggu dan dapat
kombinasi dari anemia, leucopenia (jumlah sel darah putih rendah), dan
trombositopenia (jumlah trombosit rendah). Gejala yang tipikal adalah
lelah dan sesak napas (akibat anemia), infeksi bakteri (akibat leucopenia),
sendiri.
3. Gejala local, terkadang pasien datang dengan gejala atau tanda infiltrasi
E. Pemeriksaan Penunjang
trombositopenia. Jumlah sel darah putih yang normal biasanya berkurang dan
jumlah sel darah putih total dapat rendah, normal, atau meningkat. Apabila
normal atau meningkat, sebagian besar selnya adalah sel darah putih primitif
2004)
yang menunjukkan adanya sel blas lebih dari 25%. Seperti pada
bukti sel blas pada cairan spinal pada saat didiagnosis (William, 2004).
Pada kira-kira 90% kasus, tanda sitogenik yang khas pada leukemia
2004).
5. Foto toraks: pasien dengan ALL (acute tymphoblastic leukaemia) jalur sel T
sering memiliki massa mediastinum yang dapat dilihat pada foto toraks
(Patrick, 2005).
6. Golongan darah karena cepat atau lambat akan dibutuhkan transfusi darah dan
yang memperlihatkan limfoblas lebih dari 25%, biopsi trephine, penanda sel,
leukemia) dengan AML (akut mieloblastik leukemia) secara akurat. Auer rod
hanya ditemukan pada 30% kasus. Pemeriksaan penanda sel dapat membantu
membedakan ALL jalur sel B atau sel T dan juga membedakan subtipe AML
yang berbeda-beda. Ini berguna bagi hematolog untuk merancang terapi dan
membedakan ALL dan AML, dan yang penting adalah dapat memberikan
8. Cairan spinal juga perlu diperiksa karena sistem saraf pusat merupakan tempat
F. Komplikasi
akut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit sendiri atau efek samping
2. Perdarahan
3. Leukostasis
Leukostasis terjadi ketika sel darah putih dalam aliran darah sangat tinggi
G. Penatalaksanaan
1. Kemoterapi
leukemia.Tetapi dengan metode ini beberapa sel normal juga ikut rusak dan ini
pada mulut (akibat kerusakan pada mukosa mulut), dan kegagalan sumsum
tulang akibat matinya sel sumsum tulan.Salah satu konsekuensi mayor dari
neutropenia akibat kemoterapi adalah infeksi berat.Pasien harus diterapi
kemoterapi meliputi tiga fase yaitu fase induksi, fase proflaksis, fase
konsolidasi.
a. Fase Induksi
Dimulai 4-6 minggu setelah diagnose ditegakkan. Pada fase ini diberikan
ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis
Sistem saraf pusat, pada terapi ini diberikan metotreksat, cytarabine dan
c. Konsolidasi
pertumbuhan tumor)
Ini merupakan pilihan terapi lain setelah kemoterapi dosis tinggi dan radioterapi
pada beberapa pasien leukemia akut. Transplantasi dapat bersifat autolog, yaitu el
sumsum tulang diambil sebelum pasien meneraima terapi dosis tinggi, disimpan,
dan kemudian diinfusikan kembali.Selain itu, dapat jug bersifat alogenik, yaitu
sumsum tulang berasal dari donor yang cocok HLA-nya. Kemoterapi dengan dosis
sangat tinggi akan membunuh sumsum tulang penderita dan hal tersebut tidak
dapat pulih kembali. Sumsum tulang pasien yang diinfusikan kembali akan
risiko rekurensi yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang menerima
transplantsi autolog, karena sel tumor yang terinfusi kembali dapat menimbulkan
relaps. Pada transplantasi alogenik, terdapat bukti kuat yang menunjukan bahwa
sumsum yang ditransplantasikan akan berefek antitumor yang kuat karena limfosit
A. Pengkajian
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, No. RM, tanggal MRS,
(monozigot).
5. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas / Istirahat
sekitarnya.
b. Sirkulasi
• Hipotensi postural.
vasokonsriksi kompensasi).
c. Eliminasi
• Distensi abdomen.
d. Makanan / cairan
• Stomatitis.
e. Neurosensori
berkonsentrasi.
• Epistaksis.
f. Nyeri/kenyamanan
g. Pernapasan
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Rencana Keperawatan
Edukasi
1. Informasikan tanda dan gejala
yang harus dilaporkan
2. Ajarkan program diet
memperbaiki sirkulasi
Alimul Hidayat, Aziz. 2008. Pengantar Ilmu Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Handayani, Wiwik & Hariwibowo, Andi Sulistyo. 2008. Buku Ajar Asuhan
Salemba Medika .
Salemba Medika
Hidayat, Aziz Alimut. 2008. Pengantar Ilmu Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Suriadi. Yuliani, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Penebar
Swadaya