Disetujui Oleh:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Korespondensi Penulis:
* Departemen Farmakologi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Jl. Tri Dharma No. 5 Pintu 4 Kampus USU
Telp. (061) 8223558; Fax. (061) 8219775
Medan 20155, Indonesia
Hp. 081375837690
PENDAHULUAN
Latar belakang
Inflamasi adalah mekanisme
protektif yang dihasilkan didalam
tubuh untuk membersihkan tubuh
dari
penyebab
cedera
dan
memperbaiki jaringan tubuh yang
mengalami cedera (Barber, 2013).
Gejala proses inflamasi yang sudah
dikenal yaitu kalor (panas), rubor
(kemerahan), tumor (bengkak), dolor
(sakit) dan fungsio laesa (kehilangan
fungsi) (Gunawan, 2007).
Obat merupakan semua zat
baik kimiawi, hewani
maupun
nabati yang dalam dosis yang sesuai
dapat menyembuhkan, meringankan
atau mencegah penyakit berikut
gejalanya. Obat yang digunakan
dimasa lalu adalah obat yang berasal
dari tanaman, dimana orang-orang
pada zaman dahulu mendapatkan
pengalaman dengan cara mencobacoba berbagai macam daun atau akar
tumbuhan untuk mengobati penyakit.
Pengetahuan ini secara turuntemurun
disimpan
dan
dikembangkan, sehingga muncul
pengobatan tradisional (Tan dan
Rahardja., 2010).
Obat antiinflamasi nonsteroid
(non-sterodial
anti-inflammatory
drug, NSAID) adalah kelompok
senyawa terapeutik yang besar dan
sering digunakan. Sediaan NSAID
mempunyai
efek
analgetik,
antipiretik dan antiinflamasi. Efek
merugikan dari golongan obat ini
yang paling sering terjadi adalah
luka gastrointestinal dan ginjal
(Stringer,
2008).
Diklofenak
termasuk NSAID yang terkuat
antiradangnya namun memiliki efek
samping yaitu mual, gastritis,
eritemia kulit dan sakit kepala
(Gunawan, 2007). Adanya efek yang
merugikan
dengan penggunaan
NSAID yang terbuat dari bahan
210
240
270
300
330
360
51,71
1,85
65,30
2,87
73,96
1,79
78,91
4,00
84,91
5,21
87,03
4,67
89,40
5.32
89,80
4,58
87,72
4,36
84,85
4,96
81,08
5,23
77,26
5,75
48,92
0,50
53,40
2,91
*
58,35
3,30
*
69,51
3,15
*
78,04
3,46
*
78,85
1,94
*
82,05
1,24
*
78,55
1,45
*
74,33
3,95
*
71,68
4,23*
69,26
4,19
*
65,40
4,47*
33,57
0,82
*#
39,34
0,81
*#
45,18
0,67
*#
50,09
0,88
*#
52,22
0,55
*#
54,81
1,07
*#
56,83
1,01
*
54,32
1,21
*
51,01
1,11
*
48,30
0,75*
45,98
0,63
*
44,28
0,54*
28,33
0,45
*#
32,17
1,83
*#
35,65
2,02
*#
42,19
0,63
*#
45,18
0,46
*#
46,89
0,59
*#
43,77
0,90
*#
41,27
1,28
*#
36,33
0,52
*#
33,70
0,28*#
29,43
0,71
*#
27,48
1,20*#
25,82
2,02
28,63
3,39
31,85
3,55
38,58
2,41
41,68
3,47
44,66
3,05
38,27
3,27
34,81
3,64
32,57
4,12
29,71
3,15
26,74
3,66
24,91
3,41
Keterangan :
EEBK : Ekstrak Etanol Benalu Kopi
*
: Bahan uji berbeda dengan kontrol negatif (P<0,05)
#
: Bahan uji sama dengan kontrol positif (P>0,05)
Berdasarkan
hasil
perhitungan persen radang rata-rata
kaki tikus menunjukkan kelompok
percobaan yang diberi suspensi CMC
Na 0,5%, suspensi EEBK dosis 100;
200; 400 mg/kg bb dan suspensi
natrium diklofenak dosis 2,25 mg
dari menit ke-30 sampai menit ke180 mengalami peningkatan persen
radang, dimana pada menit ke-180
yang memiliki persen radang
terbesar yaitu kelompok percobaan
yang diberi suspensi CMC Na 0,5%
(85,50%) dan yang memiliki persen
radang terkecil yaitu kelompok
percobaan yang diberi suspensi
100
80
60
Radang kaki tikus (%)
CM C Na 0,5 %
40
EEBK 100 mg
EEBK 200 mg
EEBK 400 mg
Na.diklofenak
20
0
30
60
90
EEBK 100
mg/kg bb
Na diklofenak 2,25 mg
30
5,39
35,08
35,08
50,06
60
18,22
39,75
50,73
56,15
90
21,10
38,91
51,79
56,96
120
11,91
36,52
46,53
51,10
150
8,09
38,49
46,79
50,91
180
9,39
37,02
46,12
48,68
210
8,22
36,43
51,04
57,19
240
12,52
39,51
54,04
61,23
270
15,26
41,84
58,58
62,87
300
15,52
43,07
60,28
64,98
330
15,81
43,29
63,70
67,02
360
15,35
42,68
64,43
67,75
Berdasarkan
hasil
perhitungan persen inhibisi radang
rata-rata kaki tikus, kelompok
percobaan yang diberi suspensi
natrium
diklofenak
2,25
mg
(67,75%) dan EEBK dosis 400
mg/kb bb (64,43%) memiliki persen
inhibit radang lebih besar dari
80
70
60
50
40
Inhibisi radang kaki tikus (%) 30
EEBK 100 mg
EEBK
20200 mg
EEBK 400 mg
Na.diklofenak
10
0
kuersetin,
isohamnetin.
kaempferol
dan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
yang
telah
dilakukan
dapat
disimpulkan:
a ekstrak etanol benalu kopi
(Scurrula ferrugenia (Jack)
Danser) dosis 100; 200 dan
400 mg/kg bb memiliki efek
antiinflamasi terhadap kaki
tikus
yang
diinduksi
karagenan.
b ekstrak etanol benalu kopi
(Scurrula ferrugenia (Jack)
Danser) dosis 400 mg/kg bb
memiliki efek antiinflamasi
yang sama dengan natrium
diklofenak.
Saran
Disarankan pada peneliti
selanjutnya
untuk
mengisolasi
senyawa-senyawa
metabolit
sekunder yang terdapat dalam benalu
kopi (Scurrulla ferrugenia (Jack)
Danser) dan menguji senyawa mana
yang efektif terhadap inflamasi.
DAFTAR PUSTAKA
Agbo, M.O., Nworu, C.S., Okoye,
F.B.C., Osadebe, P.O. (2014).
Isolation
And
Structure
Elucidation Of Polyphenols
From Loranthus Micranthus
Linn. Parasitic on Hevea
Brasiliensis
With
Antiinflammatory Property.
Excli Journal. 2014 (13):
859-868.
Angka, S.L., dan Suhartono. (2000).
Bioteknologi Hasil Laut.
Bogor:
Pusat
Kajian
Sumberdaya Pesisir dan
Lautan Institut Pertanian
Bogor. Halaman 10.
Defatting
Dan
Ekstrak
Etanol Daun benalu kopi
Scrulla ferrugenia (Jack)
Danser Terhadap Kadar
Glukosa Darah Mencit Putih
Jantan. Scientia. 2015(5):
108-113.
Ditjen
F.W.,
Mariana,
Y.,
Rusmawan, I. (1990). Efek
Antiinflamasi
Jahe
(Zingiber officinale, Rosc)
terhadap radang buatan pada
tikus
putih.
Majalah
Farmakologi dan Terapi
Indonesia 7 (1). Jakarta.
Halaman 9-13.