Anda di halaman 1dari 5

NOTA KESEPAHAMAN

ANTARA
ASOSIASI PENDIDIKAN MENENGAH FARMASI INDONESIA
DENGAN
PENGURUS PUSAT PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA
Nomor : I /APMFI.P/I/2016
Nomor : 005/PP-PAFI / I/2016
Pada hari Senin tanggal Empat bulan Januari Tahun Dua Ribu Enam Belas, yang bertandatangan di bawah
ini :
1.

Leonov Rianto, S.Si., M.Farm., Apt.

: Selaku Ketua Asosiasi Pendidikan Menengah Farmasi Indonesia


yang berkedudukan di Jakarta dalam hal ini mewakili Seluruh
Kepala SMK Paket Keahlian Farmasi Se-Indonesia, selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.

2.

DR.Faiq Bahfen, SH

: Selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Ahli Farmasi


Indonesia yang berkedudukan di Jakarta dalam hal ini bertindak
sebagai Institusi Pasangan, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Menyatakan bahwa kedua belah pihak sepakat mengadakan kerjasama tentang penyelenggaraan Ujian Praktik
Kejuruan (UPK) SMK Paket Keahlian Farmasi yang merupakan bagian dari Uji Kompetensi Keahlian untuk lulus
dari satuan pendidikan sesuai dengan aturan BSNP pada POS UN yang berkualitas, terjangkau dan menyeluruh,
dengan ketentuan sebagai berikut
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA bermitra dengan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan Ujian Praktik Kejuruan (UPK) bagi SMK
Farmasi yang telah menjadi anggota Asosiasi Pendidikan Menengah Farmasi Indonesia dalam rangka menjaga
keseragaman mutu lulusan.
PASAL 2
TATA CARA PELAKSANAAN
1.
2.
3.

PIHAK PERTAMA menyiapkan tempat uji kompetensi dalam pelaksanaan Ujian Praktik Kejuruan (UPK) sesuai
aturan BSNP pada POS UN.
PIHAK PERTAMA DAN PIHAK KEDUA bersama-sama menyusun juknis agar pelaksanaan UPK dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan ayat 1 tersebut diatas
PIHAK KEDUA bersama Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melaksanakan verifikasi tempat penyelenggaraan
Ujian Praktik Kejuruan (UPK) dengan menggunakan instrumen verifikasi yang dikeluarkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP), untuk menilai kelayakan satuan pendidikan sebagai tempat
penyelenggaraan Ujian Praktik Kejuruan (UPK).

PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN
1.
2.

3.

PIHAK PERTAMA dan KEDUA melalui perwakilan di masing-masing provinsi berkewajiban melaporkan peserta
UPK SMK Farmasi ke Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Propinsi
PIHAK PERTAMA bersama PIHAK KEDUA berkewajiban menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi peserta uji
yang lulus Ujian Praktik Kejuruan (UPK).
PIHAK KEDUA berkewajiban mengeluarkan surat rekomendasi bagi peserta uji yang lulus Ujian Praktik
Kejuruan (UPK) sebagai persyaratan untuk membuat Surat Terdaftar Asisten Tenaga Kefarmasian (STRATK).

4.

PIHAK KEDUA dan Pengurus Daerah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berhak untuk mendapatkan
pembiayaan dari PIHAK PERTAMA atas jasa dan operasional kepanitiaan terkait pelaksanaan Ujian Praktik
Kejuruan (UPK) dari SMK Farmasi yang difasilitasi Ujian Pratik Kejuruan (UPK)-nya. Besarnya biaya diatur
pada wilayah masing-masing.
5. PIHAK PERTAMA berkewajiban mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan Ujian Praktik
Kejuruan (UPK) kepada PIHAK KEDUA.
6. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bekerjasama dalam melakukan pembinaan baik secara teknis maupun
operasional tentang hal-hal yang terkait dengan Ujian Praktik Kejuruan (UPK).
7. PIHAK KEDUA berkewajiban mengeluarkan SK penguji eksternal sesuai aturan BSNP pada POS UN dalam
pelaksanaan UPK.
8. SK penguji eksternal yang dikeluarkan PIHAK KEDUA berlaku bagi SMK Farmasi yang telah menjadi anggota
Asosiasi Pendidikan Menengah Farmasi Indonesia.

PASAL 4
PEMBINAAN PENGUJI
1.
2.
3.

4.

5.

Pembinaan penguji yang dimaksud adalah pembinaan penguji internal dan eksternal saat pelaksanaan UPK
sebagaimana tercantum di Pasal 3 ayat 6.
Kegiatan pembinaan penguji adalah berupa ToT (Training of Trainer/Pelatihan untuk Pelatih) yang
diwajibkan bagi seluruh penguji internal dan eksternal.
Pelaksanaan ToT dapat diselenggarakan oleh korwil APMFI atau PAFI Daerah, dengan mengajukan proposal
kegiatan kepada PIHAK PERTAMA bila penyelenggara dari korwil APMFI dengan tembusan kepada PIHAK
KEDUA demikian pula bila penyelenggara ToT dilakukan PAFI Daerah maka pengajuan proposal kegiaatan
ditujukan kepada PIHAK KEDUA dengan tembusan kepada PIHAK PERTAMA.
Isi proposal berisikan nama institusi penyelenggara, tempat dan waktu kegiatan, jumlah peserta ToT,
jumlah trainer, dan wajib mengajukan trainer dari pusat (Trainer PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA) untuk
melakukan supervisi dikegiatan tersebut.
Peserta ToT sebagaimana disebut ayat 2 diatas diberikan Sertifikat.

PASAL 5
SERTIFIKAT
1.
2.

3.
4.
5.
6.

Sertifikat kompetensi dan sertifikat penguji (sertifikat ToT) dikeluarkan terpusat dengan kerjasama antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersama-sama menerbitkan sertifikat ToT diatas yang ditandatangani
oleh keduabelah pihak, sedangkan ToT yang diselenggarakan di daerah/korwil maka sertifikat bagian
depan tetap ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan bagian belakang oleh Pihak Penyelenggara.
Besaran biaya sertifikat kompetensi dan sertifikat penguji (sertifikat ToT) diatur diluar nota kesepahaman
ini.
Pendistribusian sertifikat kompetensi diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dengan melibatkan korwil-korwil
PIHAK PERTAMA.
PIHAK PERTAMA wajib membuat rekapan data penerima sertifikat kompetensi dan melaporkan hasilnya
kepada PIHAK KEDUA yang akan digunakan selanjutnya untuk kepentingan PIHAK KEDUA (KFN DAN PAFI)
Pendistribusian sertifikat penguji (sertifikat ToT) diserahkan kepada penyelenggara ToT didaerah.

PASAL 6
KETENTUAN PERALIHAN
1.

2.

Perjanjian kerjasama ini berlaku dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sejak perjanjian ini ditandatangani
dengan ketentuan akan diadakan evaluasi dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan kedua belah
pihak.
Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum masa berlaku perjanjian kerjasama ini habis, kedua
belah pihak dapat mengajukan usulan perpanjangan atau pemberhentian.

3.
4.

Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam perjanjian kerjasama ini, kedua belah pihak akan berupaya
memperbaikinya secara musyawarah dan kekeluargaan.
Sehubungan dengan kondisi berbagai wilayah yang berbeda, maka segala sesuatu terkait pelaksanaan Ujian
Praktik Kejuruan (UPK) yang belum diatur dalam perjanjian ini dapat dikoordinasikan dengan Pengurus
Daerah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia.
PASAL 7
PENUTUP

Surat perjanjian kerjasama ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang
sama setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak.

PIHAK PERTAMA
Ketua Asosiasi Pendidikan Menengah
Farmasi Indonesia Pusat

Leonov Rianto, S.Si.,M.Farm.,Apt

LAMPIRAN PENJELASAN NOTA KESEPAHAMAN

1. Penulisan Sertifikat diserahkan kepada Panitia Propinsi masing-masing dengan format


yang diberikan oleh APMFI Pusat.
2. Blangko Sertifikat dapat diperoleh di APMFI Pusat dengan biaya sebesar Rp. 50.000,Dengan Rincian
Blangko sebesar
Rp.10.000, PAFI Pusat sebesar
Rp. 9.000, APMFI Pusat sebesar
Rp. 9.000;
PD/PC PAFI sebesar
Rp. 11.000, Korwil/Subkorwil APMFI Rp. 11.000;
Pembagian kompensasi serkom bagi PD/PC PAFI dan Korwil/Subkorwil APMFI diatur
dimasing-masing wilayah tersebut dan disesuaikan dengan panitia pelaksanaaan UPK
2015/2016 yang terbentuk.
3. Mohon segera mengirimkan Jumlah sertifikat yang akan diterbitkan oleh masing-masing
sekolah dengan koordinasi masing-masing korwil APMFI paling lambat Tanggal 1 Maret
2016 kepada APMFI Pusat.
4. Biaya dapat disetorkan ke Bank BNI cabang UGM atas nama A.Karim Zulkarnain dengan
nomor No. Rek. 0259 275 867 paling lambat tanggal 15 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai