FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN KELOMPOK
ARGENTOMETRI
OLEH
KELOMPOK III
Jeni Rustan (N111 12 009)
Suharpiami (N111 10
: RIMA PUSPITASARI
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.2
Latar belakang
Percobaan ini dilakuan agar dapat mengetahui dan mengerti
I.2.1
Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penetapan kadar suatu zat
Tujuan percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan konsentrasi dari
I.3
Prinsip Pecobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Teori umum
Titrasi pengendapan atau lebih dikenal dengan argentometri adalah
1. Metode mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan
bromida dalam susana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan
penambahan kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi
akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekuivalen,
maka penambahan sedikit perak nitrat
Uraian bahan
1) Perak nitrat (3 : 197)
Nama resmi
: Argerti Nitrate
Nama lain
: Perak nitrat
RM/ BM
: AgNO3 / 169,57
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
: Natrii Chloridum
Nama lain
: Natrium klorida
RM/ BM
: NaCl / 58,44
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai sampel
: Kalii Brimidum
Nama lain
: Kalium Bromida
RM/ BM
: KBr /119,01
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai sampel
: Amonii Chloridum
Nama lain
: Amonium Klorida
RM/ BM
: NH4Cl/ 153,49
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai sampel
: Aqua Destilata
Nama lain
RM/ BM
: H2O/ 18,02
Pemerian
Kelarutan
:-
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai pelarut
: Kalii Chromat
Nama lain
: Kalium Kromat
RM/ BM
: K2CrO4
Pemerian
: Hablur kuning
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai indikator
Nama lain
RM/ BM
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai indikator
8) Eosin (1:671)
Nama resmi
: Dinatrium Tetrabromoflouresin
Nama lain
: Kuning eosin
RM
: C20H6BrNa2O5
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai indikator
: Natrii Carbonas
Nama lain
: Natrium karbonat
RM/ BM
: Na2CO3/ 124,00
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Zat tambahan
: Amonii tiosianas
Nama lain
: Amoinium tiosianat
RM
: NH4SCN
Pemerian
Kelarutan
II.3.
Penyimpanan
Kegunaan
Prosedur kerja
a. NaCl
1. Timbang seksama 250 mg, larutkan dalam 50 ml air, titrasi dengan
perak nitrat 0,1 N menggunakan indikator larutan kalium kromat P.
1 ml perak nitrat setara dengan 5, 842 mg NaCl. (3 : 404)
2. Timbang seksama 250 mg zat uji, kemudian larutkan dalam 10 ml
air suling, tambahakan indikator K2CrO4 5% 2 tetes dan titrasi
dengan larutan baku AgNO3 0,1 N. 1 ml AgNO3 0,1 N setara
dengan 5, 844 mg NaCl. (4 : 585)
3. Timbang seksama 250 mg, masukan wadah porselen, tambahakan
140 ml air dan 1 ml dikloroflorosenia, campur, titrasi dengan perak
nitrat 0,1 N. 1 ml perak nitrat 0,1 N setara dengan 5,844 mg NaCl.
(2.2:20) (5)
b. Kalium bromida
1. Ditimbang seksama 105 mg KBr, dilarutkan dalam 10 ml air,
tambahkan HNO2 2 ml dimana larutan berwarna kuning, lalu
ditambahakan AgNO3 15 ml , terbentuk endapan kuning. Teteskan
indikator besi (III) amonium sulfat 3 tetes, terbentuk endapan hijau
pucat. Titrasi dengan KSCN sebanyak 7,7 ml dan terbentuk larutan
merah tua. (4 : 1165)
2. Siapakan alat dan bahan, dipipet 10,0 ml larutan yang telah
disiapkan. Masukan ke dalam Erlenmeyer, tambahakan 1 ml larutan
K2CrO4 5%, titrasi dengan
BAB III
METODE KERJA
III. 1.
III. 1. 1. Alat
Alat-alat yang diguanakan adalah buret, erelenmeyer, gelas
beaker, gelas ukur, pipet tetes.
III. 1. 1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan yaitu NaCl, KBr, NH4Cl, luminal,
larutan baku AgNO3, amonium tiosianat, kalium kromat, larutan Besi (III)
amonium sulfat.
IIII. 2. Cara kerja
1. NaCl
a. Mohr
1. Alat dan bahan dipersiapkan
2. Sampel dimasukan ke dalam Erlenmeyer
3. Sampel dilarutkan dalam 20 ml air irigasi.
4. Indikator kalium kromat ditambahakan sebanyak 3-5 tetes
5. Lalu titrasi dengan AgNO3 0,087 N
b. Fajans
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Sampel dimasukan ke dalam Erlenmeyer
3. Sampel dilarutkan dalam 50 ml air
4. Indikator flouresin ditamabahkan 0,5 ml
5. Larutan di titrasi dengan AgNO3 0,087 N
2. KBr
Volhard
1. Alat dan bahan disipakan
2. Sampel dimasukan dalam Erlenmeyer
3. Sampel dialrutkan dengan 10 ml air irigasi
4. Kemudian ditambahakan asam nitrat 0,087 N sebanyak 2 ml
5. Perak nitrat ditambahakan sebanyak 13 ml dengan menggunakan
buret
6. Indikator besi (III) amonium sulfat ditambahakan sebanyak 3-5
tetes
7. Larutan tersebut dititrasi dengan menggunakan amonium tiosianat
0,087 N
3. NH4Cl
a. Fajans
1. Alat dan bahan disipakan
2. Sampel dimasukan dalam Erlenmeyer
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
SAMPEL
Metode
Bsampel
V1 (ml)
V2 (ml)
N1
N2
NaCl
Mohr
108
12,5
0,087
NH4Cl
Fajans
101
19,1
0,087
NaCl
Mohr
97
17,6
0,087
NH4Cl
Fajans
103
24,7
0,087
0,087
KBr
Volhard
100
13
0,4
0,087
NaCl
Fajanrs
126
22,25
0,087
KBr
Volhad
99,3
2,8
13
0,087
0,087
NaCl
Fajans
111
22,4
0,087
NH4Cl
Mohr
108
25
0,087
NaCl
Mohr
108
21
0,087
NH4Cl
Volhard
108
25
4,5
0,087
0,087
NH4Cl
Fajans
126
22,5
0,087
IV. 2. Reaksi
a. NaCl (Mohr)
1. Reaksi sampel dengan titran
NaNO3 + AgCl (putih)
NaCl + AgNO3
2. Reaksi antara indikator dan titran
K2CrO4 + AgNO3
b. NaCl (Fajans)
1. Reaksi antara sampel dan titran
NaCl + AgNO3
2. Reaksi antara indikator dengan titran
AgNO3 + F-
c. KBr (Volhard)
1. Reaksi sampel dengan titran
KBr + AgNO3
AgNO3 + NH4SCN
KNO3 + AgBr
AgSCN + NO3NH4
Fe (SCN)3 (merah) +
2(NH4)2SO4
d. NH4Cl (Fajans)
1. Reaksi sampel dengan titran
NH4Cl + AgNO3
AgCl + NO3NH4
e. NH4Cl (Volhard)
1. Reaksi sampel dengan titran
NH4Cl + AgNO3
AgNO3 + NH4SCN
AgCl + NO3NH4
AgSCN + NO3NH4
( V 1 N 1 -V 2 N 2 ) Bst
100%
% kadar = B st F k
13 0,0870,4 0,087
11,90
100
100 0,1
= 130,4%
( V 1 N 1 -V 2 N 2 ) BE
100%
% kadar = B s
= 130,4%
Fe (SCN)3 (merah) +
bobot praktek
100
bobot teori
% Kadar =
130,47
100
100
= 130,47%
Mg = (V1N1-V2N2)BE
= ( 13 0,087-0 ,4 0,087 ) 19,01
=130,47
NaCl (Mohr)
% kadar =
V t N t B st
100
BsF k
22,25 0,087 58,44
100
126 0,1
= 89,79%
% kadar =
V t Nt BE
100
Bs
22,25 0,087 58,4
100
126
= 80,72%
% Kadar =
bobot praktek
100
bobot teori
113, 04
100
89,72
= 89,72%
Mg = V x N x BE
= 22,25 x 0,087 x 58,4
= 113,04
NH4Cl (volhard)
( V 1 N 1 -V 2 N 2 ) Bst
100%
% kadar = B st F k
( 13 0,087 0,4 0,087 ) 5,349
100%
= 108 0,1
= 54,298%
( V 1 N 1 -V 2 N 2 ) BE
100%
% kadar = B s
( 13 0,087-0,4 0,087 ) 53,49
100%
= 108
= 54,298%
% kadar =
bobot praktek
100
bobot teori
58,642
= 108 100
= 54,298
Mg =( V1N1-V2N2)BE
= 1,09632 X 53,49
NH4Cl (Fajans)
% kadar =
V t N t B st
100
BsF k
22,25 0,087 5, 439
100
108 0,1
= 95,87%
% kadar =
V t Nt BE
100
Bs
22,25 0,087 53,49
100
108
= 95,89%
% Kadar =
bobot praktek
100
bobot teori
103,54
100
108
= 95,87%
Mg = V x N x BE
BAB V
PEMBAHASAN
halogen
dan
senyawa-senyawa
lain
dengan
menitrasi
sampel
kekurangannya
yang
lebih
sendiri
luas,
adalah
seperti
pada
pengerjaannya
iodida,
yang
sedangkan
lebih
rumit
BAB VI
PENUTUP
V. 1. Kesimpulan
Dari percobaan argentometri, dapat disimpilkan bahwa:
1) Sampel NaCl memilki kadar 89,78%, 102,61%, 58,89%, 82,85%,
98,861%. Yang memenuhi
DAFTAR PUSTAKA