Anda di halaman 1dari 4

TEORI BELAJAR AUSUBEL

Nama teori :
Teori Belajar Bermakna
Definisi:
Ausubel (dalam Dahar, 1988:137) mengemukakan bahwa belajar bermakna
adalah suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Penjabaran:
Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1988: 134), belajar dapat diklasifikasikan
berdasarkan cara menyajikan materi, yaitu: (1) Penerimaan dan (2) Penemuan.
Sedangkan berdasarkan cara siswa menerima pelajaran yaitu: (1) belajar
bermakna dan (2) belajar hafalan.
Kedua pengklasifikasian tersebut di atas apabila digambarkan ke dalam skema
adalah sebagai berikut:

Prasyarat Belajar Bermakna


Berdasarkan penjabaran di atas, berarti suatu pembelajaran dikatakan
bermakna apabila
- Materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial. Materi dikatakan
bermakna secara potensial apabila materi tersebut memiliki kebermaknaan
secara logis dan gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif
siswa.
- Anak yang akan belajar harus bertujuan melaksanakan belajar bermakna
sehingga mempunyai kesiapan dan niat dalam belajar bermakna.
Ciri-ciri/ kondisi-kondisi belajar bermakna
Nasution 1982:158 menyimpulkan kondisi-kondisi belajar bermakna sebagai
berikut :
- Menjelaskan hubungan atau relevansi bahan-bahan baru dengan bahan-bahan
lama.
- Lebih dulu diberikan ide yang paling umum dan kemudian hal-hal yang lebih
terperinci
- Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahan baru dengan bahan
lama
- Mengusahakan agar ide yang telah ada dikuasai sepenuhnya sebelum ide yang
baru disajikan.
Tiga kebaikan dari belajar bermakna
Ausubel (Dahar ,1989 :141) ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu :
- Informasi yang dipelajari secara bermakna dapat lebih lama untuk diingat
- Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar
berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip
- Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal
yang mirip walaupun telah terjadi lupa.

Langkah langkah menerapkan teori Ausubel dalam mengajar


Dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology : A cognitive View
(1968)
Ausubel mengatakan faktor yang paling penting mempengaruhi siswa belajar
adalah apa yang telah diketahui oleh siswa. Yakinilah ini dan ajarlah dia
demikian.
Pernyataan Ausubel tersebutlah yang menjadi inti teori belajarnya. Jadi, agar
terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan
dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.
Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, ada beberapa prinsip-prinsip
dan konsep-konsep yang perlu kita perhatikan, yaitu :
- Pengatur awal
Pengatur awal mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari,
dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan
yang dapat digunakan untuk membantu menanamkan pengetahuan baru. Suatu
pengatur awal dapat dianggap sebagai pertolongan mental dan disajikan
sebelum materi baru.
- Diferensiasi Progresif
Selama belajar bermakna berlangsung, perlu terjadi pengembangan dan
elaborasi konsep. Pengembangan konsep berlangsung paling baik,bila unsurunsur yang paling umum diperkenalkan terlebih dulu, baru kemudian hal-hal
yang lebih khusus dan detail dari konsep tersebut.
- Belajar Superordinat
Belajar superordinat terjadi, bila konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu onsep yang lebih luas, lebih
inklusif.
- Penyesuaian integratif
Dalam mengajar, bukan hanya urutan menurut diferensiasi progresif yang
diperhatikan, melainkan juga harus diperlihatkan bagaimana konsep-konsep

baru dihubungkan pada konsep-konsep superordinat. Kita harus


memperlihatkan secara eksplisit bagaimana arti-arti baru dihubungkan dan
dipertentangkan dengan arti-arti sebelumnya yang lebih sempit dan bagaimana
konsep-konsep yang tingkatnya lebih tinggi sekarang mengambil arti baru.
Contoh dalam pembelajaran Matematika:
Dalam belajar program linier, siswa yang belajar bermakna bisa
mengkaitkannya dengan materi menggambar grafik fungsi linear dan
menyelesaikan pertidaksamaan linear serta mampu menyelesaikan masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan program linier. Dan sebaliknya apabila tidak
bermakna, maka siswa tidak bisa mengkaitkannya dengan materi sebelumnya
dan tidak mampu mengaplikasikannya.

Anda mungkin juga menyukai