Anda di halaman 1dari 3

Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif

A. Silogisme Hipotetik
Adalah argumen yang premis mayornya proposisi hipotetik dan premis minornya
proposisi kategorik, yang mengakui atau mengingkari antecedent atau konsekuen
premis mayor.
Macam-macam Silogisme Hipotetik :
(1) Premis Minor mengakui bagian antecedent, contohnya :
- jika hujan, saya naik becak
- sekarang hujan.
- jadi saya naik becak
(2) Premis Minor mengakui konsekuen, contohnya :
- bila hujan, bumi akan basah.
- sekarang bumi telah basah
- jadi hujan telah turun
(3) Premis Minor mengingkari antecedent, contohnya :
- jika Yutra shalat di masjid, maka Rizal shalat di masjid
- Yutra tidak shalat di masjid, jadi Rizal tidak shalat di masjid
(4) Premis Minor meningkari konsekuen, contohnya :
- Jika Faqih masuk kuliah, maka ia ikut ujian
- Faqih tidak ikut ujian, jadi faqih tidak masuk kuliah.
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik :
(1) Bila antecedent terlaksana maka konsekuen juga terlaksana (sah=benar)
Jika Yutra menyapa Raisa, Raisa tersenyum.
Yutra menyapa Raisa.
Jadi Raisa tersenyum.
(2) Bila antecedent tidak terlaksana maka konsekuen tidak terlaksana (tidak
sah=salah)
Jika Yutra bersedih, Raisa menangis.
Yutra gembira,
Jadi Raisa tertawa.
(3) Bila konsekuen terlaksana maka antecedent terlaksana (tidak sah=salah)
Jika Yutra tertawa maka Raisa gembira
Raisa gembira
Yutra tertawa
(4) Bila konsekuen tidak terlaksana maka antecedent tidak terlaksana
(sah=benar)
Jika Yutra tertawa maka Raisa gembira

Raisa celaka
Yutra kecewa
B. SILOGISME DISYUNGTIF
Adalah argumen yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis
minornya keputusan kategorika, yang mengakui atau mengingkari salah satu
alternatif dari premis mayor.
Silogisme disyungtif dalam arti sempit dan silogisme dalam arti luas.
1) Silogisme disyungtif dalam arti sempit yang premis mayornya mempunyai
alternatif kontradiktif, contohnya :
Wati lulus atau tidak lulus
Ternyata Wati lulus,
jadi Wati bukan tidak lulus.
2) Silogisme disyungtif dalam arti sempit yang premis mayornya mempunyai
alternatif bukan kontradiktif, contohnya :
Rachma di rumah atau di pasar.
Ternyata Rachma tidak di rumah.
Jadi Rachma di pasar.
Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun dalam arti luas mempunyai dua
tipe, yaitu :
1) Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, kesimpulannya
mengakui alternatif yang lain, contohnya :
Yutra berada di kampus atau di kosan.
Ternyata Yutra tidak berada di luar.
Jadi ia berada di kosan.
Yutra berada di kampus atau di kosan.
Ternyata Yutra tidak berada di kosan.
Jadi Yutra berada di kampus.
2) Premis minornya mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya
mengingkari alternatif yang lain, contohnya :
Inda di masjid atau di rumah.
Inda berada di masjid.
Jadi Inda tidak berada di rumah.
Inda di masjid atau di rumah.
Inda berada di rumah.
Jadi Inda tidak berada di masjid.
C. Dilema
Adalah argumentasi campuran antara silogisme hipotetik dan silogisme disyungtif.
Premis mayornya terdiri dari dua proposisi hipotetik dan premis minornya satu

proposisi disyungtif. Kesimpulan dapat berupa proposisi disyungtif, bisa juga


proposisi kategorika.
Contoh dilema yang kesimpulannya proposisi disyungtif :
Jika anda pergi ke ragunan, maka anda melihat macan,, jika anda ke taman safari,
anda melihat buaya.
Anda pergi melihat macan atau pergi melihat buaya.
Melihat macan ataupun buaya anda akan tetap pergi.
Contoh dilema yang kesimpulannya proposisi katerogika :
Apabila Yutra bergerak ke kiri, maka ia akan tertabrak motor. Sedangkan bila
Yutra bergerak ke kanan, maka ia akan tertabrak bajaj. Yutra mungkin tertabrak
motor atau bajaj. Jadi Yutra tetap harus bergerak.
Cara mengatasi Dilema
1)
Meneliti kausalitas premis mayor (kausalitas benar)
2)
Meneliti alternatif yang dikemukakan (alternatif benar)
3)
Kontra dilema (lawan)
4)
Memilih alternatif yang paling ringan
Diposkan oleh faqih di 20.41
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Link ke posting ini

Anda mungkin juga menyukai