Jurnal Pengukuran Psikologis 4 PDF
Jurnal Pengukuran Psikologis 4 PDF
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
Maret 2008
Desiani Maentiningsih
Hubungan antara secure attachment dengan motivasi berprestasi pada remaja
xiii + 51 halaman + 5 halaman daftar pustaka + lampiran ; 5 bab
ABSTRAKSI
Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan manusia. Pada
masa remaja, teman sebaya atau peers memiliki arti yang amat penting. Umumnya mereka ikut
dalam kelompok-kelompok, klik-klik, gang-gang atau peer group dimana perilaku dan nilai-nilai
kolektif remaja sangat dipengaruhi oleh perilaku serta nilai-nilai individu yang menjadi
anggotanya. Pada masa ini remaja memiliki kebutuhan-kebutuhan selama masa remaja
diantaranya adalah kebutuhan akan kasih sayang atau secure attachment dan kebutuhan
berprestasi atau motivasi berprestasi. Dimensi karakteristik secure attachment dapat berupa
sikap hangat dalam berhubungan dengan orang lain, tidak terlalu bergantung pada orang lain,
tidak akan menjauhi orang lain, sangat dekat dengan orang yang disayangi, lebih empati,
sangat percaya pada orang yang disayangi, dan lebih nyaman bersama dengan orang yang
disayangi. Sedangkan dimensi motivasi berprestasi berupa karakteristik tanggung jawab,
mempertimbangkan resiko pemilihan tugas, memperhatikan umpan balik, kreatif dan inovatif,
waktu penyelesaian, dan keinginan menjadi yang terbaik. Sehingga peneltian ini bertujuan
untuk menguji hubungan antara secure attachment dengan motivasi berprestasi pada remaja.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang yang dibagi 20 orang setiap kelas dari
kelas 1 sampai kelas 3 murid SMU laki-laki dan perempuan.
Untuk pengukuran secure attachment dan motivasi berprestasi dilakukan uji validitas
dengan korelasi product moment dan reliabilitas dengan alpha cronbach dengan bantuan SPSS
versi 11.05 for windows. Pada angket secure attachment dengan 42 aitem yang diuji cobakan
terdapat 11 aitem yang dinyatakan gugur dan aitem yang valid bergerak antara 0.3277 sampai
dengan 0.7192. sementara pada angket motivasi berprestasi dengan 50 aitem yang diuji
cobakan terdapat 11 aitem yang dinyatakan gugur dan aitem yang valid bergerak antara 0.3170
sampai dengan 0.9295 dan hasil uji reliabilitas secure attachment diperoleh nilai sebesar
0.9291dan hasil uji reliabilitas motivasi berprestasi diperoleh nilai sebesar 0.9385. keduanya
memiliki reliabel yang cukup karena mendekati 1.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pada remaja sama-sama memiliki mean
empirik secure attachment dan motivasi berprestasi yang lebih tinggi dari nilai mean
hipotetiknya. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara secure attachment pada remaja
dengan motivasi berprestasi. Kemudian berdasarkan hasil dari analisis data dengan korelasi
rank spearman diperoleh nilai korelasi spaermans rho sebesar 0.995 dan sig (2-tailled) 0.000
(p<0.01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara secure
attachment dengan motivasi berprestasi pada remaja. Maka hipotesis ha diterima.
Adanya hubungan yang signifikan antara secure attachment dengan motivasi
berprestasi pada remaja tersebut dikarenakan adanya faktor-faktor yang dominan seperti jenis
kelamin, usia, urutan anak dan tinggalnya subjek penelitian.
Fakulty of Psychology
University of Gunadarma
March 2008
Desiani Maentiningsih
The relation between secure attachment and achievement motivation in teenagers
xiii + 51 pages + 5 pages of bibliography + appendix ; 5 chapters
ABSTRACTION
The teenage is the main periode in human life. In this phase, peers have important
meaning. Commonly, they are join into communities, kliks, and also gangs or peer groups.
Where the conduct and collective values are influenced by their own behavior. In this term,
adolescent has need along the puberty like affection or secure attachment, achievement
motivation. The characteristic of secure attachment can be form of good attitude when make
relation, not too dependent on the people, will not keep from society, stay close with the people
who they loved, more emphathy, extremely believe and more confident with people around
them. Whereas the achievement motivation as a responsibility of characteristic, considering the
choice of assignments risk, concerning the feedback, creative and innovative, the ending time
and also more motivation to be the best. So that, in this experiment purposed to test the relation
between secure attachment and achievement motivation in teenagers. The total number of
respondent was 60 students, they were devided to 20 for every class, from the 1st until 3rd grade
of senior high school, male and female.
While measured secure attachment and achievement motivation had been done the
valid test among the product moment correlation and reliability with alpha cronbach and also aid
version 11.05 for windows. In the secure attachment list 42 items had been tested, there was 11
items that decided fail in the valid items moved between 0.3277-0.7192. while the achievement
motivation list where 50 items were tested, only 11 items were appeared fail and the valid items
moved to 0.3170 until 0.9295. the final result of reliability test of secure attachment was got
0.9291 point and for the achievement motivation result obtained 0.9385 point. Both of them,
almost reached point 1.
According to the result could be gained, the value of mean empiric had same as the
secure attachment and achievement motivation that higher from the value of mean hipotetic.it
showed that there was a relation between secure attachment and achievement motivation in
teenagers. Then, based on the result from the analysis data with use rank spearmans
correlation had been got the value as much 0.995 and sig (2 tailled) 0.000 (p<0.01). it mean
there was a significant relation between secure attachment and achievement motivation. So, the
hipotesis (ha) had been accepted.
There was a significant relation between secure attachment and achievement motivation
in teenagers, that because some of factors in this experiment subjects are dominated like
gender, age, the sequence of children in family.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masa remaja merupakan periode
penting dalam rentang kehidupan manusia,
karena masa remaja adalah suatu periode
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Pada masa ini remaja merasakan
adanya perubahan yang terjadi pada dirinya
seperti perubahan fisik yang hampir
menyerupai orang dewasa atau yang biasa
disebut dengan masa puber, perubahan
sikap, perasaan atau emosi yang sering
tanpa disadari oleh remaja itu sendiri seperti
rasa malu, gembira, iri hati, sedih, takut,
cemas, cemburu, kasih sayang dan rasa
ingin tahu. Seperti yang dikemukakan oleh
Mappiare
(1982)
yang
mengatakan
sebagian
besar
remaja
mengalami
ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai
konsekuensi dari usaha penyesuaian diri
pada pola perilaku dan harapan sosial yang
baru namun meskipun emosi remaja
seringkali sangat kuat dan tidak terkendali
tetapi pada umumnya dari tahun ketahun
terjadi perbaikan perilaku emosional.
Pada masa ini remaja mulai mencari
jati dirinya dimana hal ini akan menentukan
kehidupannya dimasa dewasa nanti.
Orangtua memegang peranan penting
khususnya pada masa remaja karena akan
mencegah seorang remaja terjerumus oleh
lingkungan dan teman sebaya yang
memberikan pengaruh negatif seperti
tawuran antar pelajar, kekerasan fisik dan
seks, penyalahgunaan narkoba, free sex,
VCD porno dan lain sebagainya. Selain
perubahan fisik dan emosi, remaja juga
mengalami perkembangan dan perubahan
intelegensi yang cukup pesat dimana pada
masa remaja giat mencari informasi
mengenai hal-hal yang baru baginya,
Pada masa ini remaja ingin dirinya
diterima sebagai individu yang memiliki
wawasan yang sama dengan orang dewasa
lainnya, dan semakin banyak wawasan
yang dimiliki oleh seorang remaja maka
kebutuhan remaja untuk dihargai akan
(1999)
individu
tersebut
memiliki
karakteristik seperti bersikap hangat dalam
berhubungan dengan orang lain, tidak
terlalu bergantung dengan orang lain, lebih
empati, sangat percaya serta lebih nyaman
bersama orang yang disayangi. Tanpa
adanya ikatan dan rasa aman, seorang
remaja tidak akan tumbuh menjadi seorang
individu yang mampu bersosialisasi dengan
orang lain dan tidak mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan dimana remaja
tinggal. Remaja dengan secure attachment
akan terpenuhi rasa aman dan kasih
sayang dari orangtua sehingga mampu
mencapai kebutuhan penghargaan dari
orang lain (aktualisasi diri) khususnya
dalam bentuk prestasi. Dari uraian dimuka,
maka penulis tertarik untuk menguji apakah
ada hubungan antara secure attachment
dengan motivasi berprestasi pada remaja ?
B. Tujuan penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk menguji secara
empiris hubungan antara secure attachment
dengan motivasi berprestasi pada remaja.
C. Manfaat penelitian
1. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan bagi para orangtua
untuk membina ikatan yang kuat sehingga
secure attachment dapat meningkatkan
kepercayaan diri remaja. Selain itu juga
dapat memberikan masukan bagi remaja
untuk lebih memotivasi dirinya agar dapat
berprestasi dengan baik.
2. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
khususnya bidang psikologi perkembangan
dan psikologi sosial dan dapat dipakai
sebagai pedoman dalam penelitian lebih
lanjut terutama yang berkaitan dengan
secure attachment dan motivasi berprestasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Secure attachment
1. Definisi secure attachment
Sebelum membicarakan secure
attachment akan terlebih dahulu diuraikan
attachment
agar
dapat
mencapai
pemahaman yang lebih komprehensif
mengenai secure attachment. Secure
attachment merupakan salah satu dari
jenis-jenis attachment.
Menurut Santrock (1999) attachment
adalah
keterikatan
(connectedness).
Sedangkan menurut Pennington (1999)
attachment dapat didefinisikan sebagai
kekuatan, keterikatan, cinta dan perawatan
antara orangtua dengan anak. Erickson &
Freud (Morrison, 2002) juga mendefinisikan
attachment sebagai dasar dari segala
hubungan sosial.
Attachment merupakan teori yang
diungkapkan pertama kali oleh seorang
psikiater asal Inggris bernama John Bowlby
pada tahun 1969. Penelitian Bowlby
(Chekley, 1998) adalah mengenai dampak
dari bayi yang dipisahkan dengan ibunya
secara emosional dan penelitiannya terdiri
dari 3 volume, yaitu attachment (1969),
separation (1973), dan loss (1980).
Attachment
kemudian
dikembangkan lagi oleh seorang psikiater
asal Kanada bernama Mary Ainsworth
(1978) dalam penelitiannya yaitu strange
situation. Menurut Ainsworth (Morrison,
2002) attachment dibagi menjadi 3 jenis,
yaitu secure attachment, anxious-insecure
attachment, dan ambivalent attachment.
Ditambahkan dalam penelitian Ainsworth
yang dilaporkan oleh Main dan Solomon
pada tahun 1986 (Morrison, 2000) lebih
lanjut, Ainsworth menambahkan jenis
attachment
menjadi
4
jenis
yaitu,
disorganized attachment.
Menurut Ainsworth (Pennington,
1999) secure attachment adalah keterikatan
yang aman secara emosional antara
orangtua dengan anak dan sebagai dasar
perkembangan psikologis. Menurut Blatt
d.
e.
f.
g.
B. Motivasi berprestasi
1. Definisi motivasi berprestasi
Sebelum membicarakan motivasi
berprestasi akan diuraikan terlebih dahulu
pengertian tentang motivasi. Motivasi
adalah salah satu aspek penting yang harus
dipahami untuk dapat mengerti mengenai
tingkah laku manusia karena motivasi
memiliki beberapa motif meliputi sebab
rintangan-rintangan
untuk
melakukan
pekerjaan-pekerjaan sulit secara cepat dan
tepat.
Dari uraian dimuka dapat diberikan
suatu
batasan
mengenai
motivasi
berprestasi adalah suatu keinginan dan
pendorong seseorang untuk mencapai
kesuksesan atau memperoleh sesuatu yang
menjadi tujuan akhir yang dikehendaki serta
harapan untuk berhasil dalam melakukan
tugas yang diberikan secara cepat dan
tepat.
2. Karakteristik individu yang memiliki
motivasi berprestasi
Berikut ini akan dijelaskan beberapa
karakteristik individu yang memiliki motivasi
berprestasi yang tinggi menurut McClelland
(Morgan dkk, 1995) yaitu :
a. Tanggung jawab.
Individu yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi akan merasa dirinya
bertanggung jawab terhadap tugas
yang
dikerjakannya
dan
akan
berusaha
sampai
berhasil
menyelesaikannya,
sedangkan
individu yang memiliki motivasi
berprestasi rendah memiliki tanggung
jawab yang kurang terhadap tugas
yang diberikan kepadanya dan bila
mengalami kesukaran cenderung
mengalahkan hal-hal lain diluar dirinya
sendiri.
b. Mempertimbangkan resiko pemilihan
tugas.
Individu yang memiliki motivasi
berprestasi
tinggi
akan
mempertimbangkan terlebih dahulu
resiko
yang
akan
dihadapinya
sebelum memulai suatu pekerjaan dan
cenderung
lebih
menyukai
permasalahan
yang
memiliki
kesukaran yang sedang, menantang
namun
memungkinkan
untuk
diselesaikan. Sedangkan individu
yang memiliki motivasi berprestasi
rendah justru menyukai pekerjaan
yang sangat mudah sehingga akan
mendatangkan
keberhasilan
bagi
dirinya.
c. Memperhatikan umpan balik.
C. Remaja
1. Definisi remaja
Masa remaja merupakan periode
yang penting dalam rentang kehidupan
manusia, karena remaja bukan lagi seorang
anak dan juga bukan orang dewasa. Masa
remaja sering pula disebut adolesensi (lat.
adolescere = adultus ; menjadi dewasa atau
dalam perkembangan menjadi dewasa).
Secara global masa remaja berlangsung
remaja
mereka
cenderung
mulai
memperhatikan prestasinya karena hal
tersebut akan menjadikan remaja berbeda
dari teman-teman sebayanya sehingga
akan mendapat pengakuan dari orangorang dewasa bahwa dirinya tidak lagi
seorang anak kecil. Pada masa remaja
mereka
mencapai
kematangan
dan
kemandirian dan pada masa remaja ini
kebutuhan berprestasinya sangat tinggi.
Dari uraian dimuka maka penulis memiliki
dugaan bahwa ada hubungan antara secure
attachment dengan motivasi berprestasi
pada remaja.
E. Hipotesis
Pada
penelitian
ini
penulis
mengajukan hipotesis bahwa ada yang
signifikan antara secure attachment dengan
motivasi berprestasi pada remaja.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi variabel-variabel
penelitian
Dalam penelitian ini beberapa variabel
yang akan dikaji adalah :
1. Variabel prediktor : Secure attachment
2. Variabel kriterium : Motivasi berprestasi
dengan
uji
linearitas.
Alasan
dipergunakannya
kolmogorov-smirnov
adalah untuk mendapatkan distribusi
normal. Hasil uji asumsi dan hipotesis
adalah sebagai berikut :
a. Uji normalitas
Berdasarkan analisis data dengan
kolmogorov-smirnov, nilai signifikansi
secure attachment sebesar 0.024
(p<0.05) yang menunjukkan bahwa
sebaran
skor
tidak
normal.
Sedangkan nilai signifikansi motivasi
berprestasi sebesar 0.200 (p>0.05)
yang menunjukkan distribusi skor
normal.
b. Uji linearitas
Berdasarkan hasil uji linearitas
diperoleh nilai signifikansi 0.000
(p<0,05) yang secara umum dapat
dikatakan
hubungan
secure
attachment dan motivasi berprestasi
adalah membentuk garis linear.
c. Uji hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan
adalah dengan menggunakan uji
korelasi rank spearman atau yang
biasa disebut dangan spearmans
rho. Hal ini dilakukan mengingat
bahwa syarat untuk uji hubungan
parametrik adalah bahwa semua
variabel harus berdistribusi normal,
sedangkan hasil normalitas pada
penelitian ini didapatkan bahwa
variabel
secure
attachment
berdistribusi tidak normal sehingga
kemudian diambil keputusan untuk
menggunakan uji hubungan non
parametrik
yaitu
dengan
menggunakan uji korelasi rank
spearman.
Dari hasil uji korelasi diperoleh
nilai
korelasi
spearmans
rho
sebesar 0.995 yang menunjukkan
korelasi sangat kuat dan positif,
sedangkan nilai signifikansi sebesar
0.000 (p<0.01) yang menunjukkan
bahwa korelasi antar skor secure
attachment dan motivasi berprestasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis diketahui bahwa ada hubungan
yang signifikan antara secure attachment
dengan motivasi berprestasi pada remaja.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada
hubungannya dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi pada secure attachment dan
adanya faktor peran orangtua yang cukup
dominan misalnya adanya orangtua yang
utuh dan memberikan kasih sayang,
komunikasi antara orangtua dengan remaja
yang baik, dan dukungan dari orangtua
yang membuat remaja menjadi lebih
percaya
diri.
Sedangkan
motivasi
berprestasi pada remaja dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain keinginan untuk
memperoleh pengakuan dari sekolah,
kebutuhan
untuk
memperoleh
penghargaan, kebutuhan untuk dihormati
teman dan kebutuhan untuk bersaing.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat
dikemukakan
beberapa
saran
sebagai berikut :
1. Saran untuk subjek peneliti
Secure
attachment
dan
motivasi
berprestasi pada subjek penelitian
sudah cukup baik, diharapkan dapat
mempertahankan
karena
dapat
digunakan sebagai acuan untuk dapat
menyelesaikan
tugas-tugas
perkembangan dimasa remaja dan
untuk lebih menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
2. Saran untuk penelitian lebih lanjut
Bagi peneliti yang tertarik pada
persoalan yang sama, disarankan untuk
menambahkan dengan variabel-variabel
lain seperti pola asuh, jenis sekolah,
tingkat ekonomi, status sosial dan lain
sebagainya
sehingga
dapat
menguatkan hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ainsworth,
M.
2002.
Attachment.
http://www.coping.org/courses/child/lectures
/psy2l0_ lecture8infsocemodev.ppt
Allen, J. 1998. Teens actions closely tied to
parental
feeling.
http://www.virginia.
edu/topnews/textonlyarchie/J~anuary_1997/
curfew.txt
Anastasi, A., & Urbina, S. 1997. Tes
psikologi alih bahasa : Robertus, H. Jakarta
: PT. Prenhalindo.
Azwar, S. 1999. Penyusunan skala
psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Blatt , S. J. 1991. Depression and self
destruction behavior in adolescence.
Norwood : NJ
Publishing.Corp
Copyright
by
Ablex
Santrock,
J.
W.
1999.
Life-span
development (7th edition). United-state :
McGraw-Hill . Inc
Steinberg, L. 2002.
edition). New York
Companies. Inc
Adolescence (7th
: Mc. Graw-Hill
******
2002.