Anda di halaman 1dari 9

Cara Mengkafani Jenazah Laki ataupun Perempuan - nerusin potingan kemaren

cara memandikan jenazah , sekarang saya share bagaimana caranya untuk


Mengkafani Jenazah Laki - laki ataupun Perempuan , dalam Mengkafani Jenazah
laki - laki dan perempuan sangatlah berbeda . perbeda'an nya tidaklah banyak
melainkan sedikit karena perbeda'annya hanya berbeda dalam lapisan kain
kafan atau morinya saja .

UKURAN DARI KAIN KAFAN UNTUK JENAZAH :


Panjang kain kafan 15,5 meter, dengan potongan kain sebagai berikut :
a. Kafan 2 lapis dengan panjang @ 2,5 m X lebar kain + 0,5 m lebar potong kain.
Total 7,5 meter
b. Baju dengan panjang 2,5 meter, diambil 2/3 dari lebar. Sisanya 1/3 untuk
sorban. Total 2,5 meter
c. 1,5 meter untuk lengan baju, 2/3 dari lebar untuk baju. Sisanya 1/3 untuk anak
baju. Total 1,5 meter
d. 1 meter untuk sal atau selendang. Total 1 meter
e. 1,5 meter untuk ikat pinggang (1/3 dari lebar). Total 1,5 meter

Pertama siapkan segala sesuatunya yang diperlukan untuk mengkafani mayat


(kain kafan dan lain-lain). Kemudian sobek bagian tepi/pinggir kain kafan
tersebut, setelah itu potong kain kafan tersebut (sesuaikan dengan ukuran
pemotongan kain kafan sebagaimana telah disebut pada huruf B di atas). Hal
tersebut hendaklah disesuaikan dengan kondisi badan / fisik si mayat.
Seterusnya buatlah bajunya, kain sarungnya, cawatnya serta sorban bagi mayat
laki-laki atau kerudung bagi mayat perempuan. Disunnatkan pada pertama kali
menyobek kain tersebut dengan membaca :

(Allahummajal libaasahu (ha) anil kariim wa adkhilhu (ha) Ya Allahu taala


birahmatikal Jannata yaa arhamarraahimiin.

Adapun cara meletakkan kain kafan itu ialah dibujurkan ke arah kiblat (letak kaki
mayat ke arah qiblat) jika tempat mengizinkan. Susunannya adalah sebagai
berikut :
a. Letakkan tali kain kafan sebanyak 5 helai

b. Kain kafan pertama dibentangkan


c. Ikat pinggang mayat dibentangkan
d. Kain kafan kedua dibentangkan
e. Selendang / sal dipasang
f. Sorban dibentangkan di atas sal / selendang
g. Baju dibentangkan
h. Anak baju dibentangkan di atas baju
i. Kain sarung dibentangkan di atas baju
j. Kapas ditebarkan di atas baju dan kain sarung
k. Selasih serbuk cendana dan wewangian ditabur di atas kapas
Hendaknyalah mendahulukan kain yang kanan dari pada kain yang kiri

NB:
Sebenarnya mengkafani Jenazah itu sama saja, yaitu dengan maksud
membungkus kain itu ke seluruh tubuh si mayat sehingga tidak ada lagi bagian
tubuh yang terbuka. Bagi mayat laki-laki diutamakan lima lapis kain selain gamis
(baju dan sorban) dan bagi mayat perempuan lima lapis kain selain telekung /
kerudung dan celana Dalemnya . namun demikian atas ketiadaan, cukup sekedar
menutupi seluruh anggota tubuhnya saja.

Ukuran Kain Kafan Yang Digunakan Untuk Jenazah


Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain kafan
yang disediakan adalah 90 cm. 1 : 3
Ukuran tinggi tubuh jenazah
1. Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm.
2. Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm.
3. Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm.
4. Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm.
5. Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian atas
kepalanya dan bagian bawahnya.
Tata Cara Mengkafani Jenazah laki-laki
Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan. Berdasar dengan hadits.
Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dikafani dengan 3 helai kain sahuliyah
yang putih bersih dari kapas, tanpa ada baju dan serban padanya, beliau dibalut
dengan 3 kain tersebut.
Cara mempersiapkan tali pengikat kain kafan
1. Panjang tali pengikat disesuaikan dengan lebar tubuh dan ukuran kain kafan.
Misalnya lebarnya 60 cm maka panjangnya 180 cm.
2. Persiapkan sebanyak 7 tali pengikat. ( jumlah tali usahakan ganjil). Kemudian
dipintal dan diletakkan dengan jarak yang sama diatas usungan jenazah.
Cara mempersiapkan kain kafan.
3 helai kain diletakkan sama rata diatas tali pengikat yang sudah lebih dahulu ,
diletakkan diatas usungan jenazah, dengan menyisakan lebih panjang di bagian
kepala.
Cara mempersiapkan kain penutup aurat
1. Sediakan kain dengan panjang 100 cm dan lebar 25 cm ( untuk mayyit yang
berukuran lebar 60 cm dan tinggi 180 cm), potonglah dari atas dan dari bawah
sehingga bentuknya seperti popok bayi.
2. Kemudian letakkan diatas ketiga helai kain kafan tepat dibawah tempat duduk
mayyit, letakkan pula potongan kapas diatasnya.
3. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain
kafan yang langsung melekat pada tubuh mayyit.

Cara Memakaikan Kain Penutup Auratnya


1. Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian atau
sejenisnya. Bubuhi anggota-anggota sujud.
2. Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan tubuh
seperti ketiak dan yang lainnya.
3. Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain penutup
sebagaimana memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah dengan
baik.
Cara Membalut Kain Kafan
1. Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan,
balutlah dari kepala sampai kaki .
2. Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang ketiga.
Cara mengikat tali-tali pengikat.
1. Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain bagian
atas yang lebih itu dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
2. Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian bawah
yang lebih itu dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
3. Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata. Perlu
diperhatikan, mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan
ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika jenazah
dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.
Mengkafani Jenazah Wanita
Jenazah wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua helai kain,
sebuah baju kurung dan selembar sarung beserta kerudungnya. Jika ukuran lebar
tubuhnya 50 cm dan tingginya 150 cm, maka lebar kain kafannya 150 cm dan
panjangnya 150 ditambah 50 cm.
Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak tujuh utas
tali, kemudian dipintal dan diletakkan sama rata di atas usungan jenazah.
Kemudian dua kain kafan tersebut diletakkan sama rata diatas tali tersebut
dengan menyisakan lebih panjang dibagian kepala.
Cara mempersiapkan baju kurungnya
1. Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut dikalikan
dua, kemudian persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai dengan ukuran
tersebut.
2. Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar mudah
dimasuki kepalanya.

3. Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah


terbentang, dan lipatlah lebih dulu lembaran atasnya (sebelum dikenakan pada
mayyit, dan letakkan baju kurung ini di atas kedua helai kain kafannya ).lebar
baju kurung tersebut 90 cm.
Cara mempersiapkan kain sarung
Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian kain
sarung tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.
Cara mempersiapkan kerudung.
Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebut
dibentangkan diatas bagian atas baju kurung.
Cara mempersiapkan kain penutup aurat.
1. Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm.
2. Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok.
3. Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah tempat duduknya,
letakkan juga potongan kapas diatasnya.
4. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain
sarung serta baju kurungnya.
Cara melipat kain kafan
Sama seperti membungkus mayat laki-laki
Cara mengikat tali
Sama sepert membungkus jenazah laki-laki.
Catatan:
1. Cara mengkafani jenazah anak laki-laki yang berusia dibawah tujuh tahun
adalah membalutnya dengan sepotong baju yang dapat menutup seluruh
tubuhnya atau membalutnya dengan tiga helai kain.
2. Cara mengkafani jenazah anak perempuan yang berusia dibawah tujuh tahun
adalah dengan membaluatnya dengan sepotong baju kurung dan dua helai kain.

Cara Mengkafani Jenazah

Wajib mengkafan jenazah dari hartanya. Jika ia tdk mempunyai harta,


maka biayanya dibebankan kpd orang yg wajib memberi nafkah
kepadanya dari ushul (ayah keatas) & furu (anak kebawah).
Boleh mengkafani jenazah dgn satu kain yg menutupi semua badannya.
Syahid fi sabilillah dikuburkan pd pakaiannya yg dia syahid padanya & tdk
dimandikan. Disunnahkan mengkafannya dgn satu kain atau lbh di atas
pakaiannya.
Apabila orang yg berihram meninggal dunia, ia dimandikan dgn air &
bidara atau sabun, tdk didekatkan wangi-wangian, memakai yg berjahit,
kepala & wajahnya tdk ditutup jika ia seorang laki-laki, karena ia
dibangkitkan pd hari kiamat sambil bertalbiyah di atas kondisinya, & tdk
diqadha darinya ibadah haji yg tersisa.
Apabila janin yg keguguran meninggal, & kandungannya berusia 4 bulan,
ia dimandikan, dikafani, & dishalatkan.
Barang siapa yg uzur (tidak mungkin) memandikannya karena terbakar
atau robek & semisalnya, atau tdk ada air, ia kafani & dishalatkan
atasnya. Sah shalat terhadap sebagian anggota tubuh jenazah seperti
tangan, kaki, & semisalnya, Apabila tdk bisa mendapatkan bagian tubuh
yg lain.
Apabila keluar najis dari jenazah setelah dikafani, tdk perlu dimandikan
ulang, karena menyulitkan & memberatkan.

Cara mengkafan jenazah


1. Disunnahkan mengkafani jenazah laki-laki dalam 3 lipat kain putih yg
baru, diharumkan dgn wewangian yg dibakar 3 kali, kemudian diuraikan
sebagian di atas sebagian yg lain, kemudian diberikan pengawet, yaitu
campuran dari minyak wangi di antara lipatan.
2. Kemudian jenazah diletakkan di atas lipatan kain bertelentang di atas
punggungnya, kemudian diberikan sebagian dari pengawet di kapas di
antara 2 pantatnya. Kemudian diikat sepotong kain di atasnya seperti
celana kecil yg menutupi auratnya, & diberi minyak wangi beserta seluruh
badannya.
3. Kemudian dikembalikan ujung lipatan kain yg atas dari sisi sebelah kiri di
atas bagian sebelah kanan. Kemudian dikembalikan ujung sebelah kanan
di atas bagian kiri yg di atasnya.
4. Kemudian yg kedua sama seperti itu, kemudian yg ketiga juga sama
seperti itu. Dan dijadikan sisa di bagian kepalanya, atau di bagian kepala
& kedua kakinya jika lebih.
5. Kemudian diikat lebar lipatan agar jangan terbuka, & dibuka di dalam
kubur. Perempuan sama seperti laki-laki dalam penjelasan di atas. Anak
kecil dikafani satu kain & boleh 3 kain.Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia
berkata, Sesungguhnya Rasulullah dikafani pd 3 lapis kain buatan

Yaman berwarna putih dari kapas, tdk termasuk padanya baju & surban.
Muttafaqun alaih.

MENGKAFANI DENGAN 3 LAPIS KAIN


,

) :
( .

Aisyah Radliyallaahu anha berkata: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Sallam dikafani dengan tiga pakaian putih Suhuliyyah (jenis kain berasal
dari suatu tempat di Yaman) dari kapas, tanpa ada gamis dan surban
padanya. Muttafaq Alaihi.
PENJELASAN:
Rasulullah shollallaahu alaihi wasallam dikafani dengan 3 kain putih dari
kapas dengan jenis kain yang berasal dari daerah Suhul di Yaman.
Pada pakaian tersebut tidak dipakaikan gamis maupun surban. Gamis
dalam istilah hadits tersebut maksudnya adalah kain yang berjahit kedua
ujungnya (Syarh Bulughil Maram li Athiyyah Muhammad Salim (116/4)
Kain kafan tidak boleh berupa jenis yang haram, berasal dari ghoshob
(meminjam tanpa pemberitahuan) atau transaksi haram lainnya, tidak
boleh berhiaskan emas dan perak. Kain yang terbaik untuk kafan adalah
berasal dari kapas, seperti yang dipakaikan untuk Nabi shollallaahu alaihi
wasallam. Kadar wajib untuk pengkafanan adalah 1 kain yang menutup
seluruh tubuh. Namun, yang utama adalah 3 lapis kain. Ini berlaku sama
untuk laki-laki dan perempuan. Riwayat hadits yang menyatakan bahwa
wanita dikafani dengan 5 kain kafan (sarung, kerudung, gamis, dan 2 lapis
kain) adalah lemah. (asy-Syarhul Mukhtashar ala Bulughil Maram (4/26)).
Sebagian Ulama menganggap boleh atau bahkan disukai mengkafani
jenazah wanita dengan 5 lapis kafan, lebih banyak dibandingkan jumlah
kain kafan pada laki-laki karena wanita harus lebih tertutup pakaiannya
dalam keadaan hidup maupun mati.

BOLEHNYA MENGGUNAKAN GAMIS SEBAGAI KAFAN


. ) : -
-

[[ ( ,
:
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu anhuma bahwa ketika Abdullah bin Ubay
wafat, puteranya datang kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam
dan berkata: Berikan gamis Anda padaku untuk mengkafaninya. Lalu
beliau memberikan kepadanya. Muttafaq Alaihi.
PENJELASAN:
Abdullah bin Ubay adalah tokoh munafiq yang banyak menyakiti kaum
muslimin semasa hidupnya. Anak Abdullah bin Ubay yang disebutkan

dalam hadits ini adalah juga bernama Abdullah. Putra Abdullah bin Ubay
ini adalah salah seorang Sahabat Nabi yang sangat baik akhlak dan
keislamannya. Sangat jauh berbeda dengan ayahnya. Namun, meski
ayahnya adalah tokoh munafiq, ia adalah anak yang sangat berbakti pada
ayahnya.
Pada saat Abdullah bin Ubay meninggal dunia, anaknya tersebut datang
kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam untuk meminta gamis yang
dipakai Nabi untuk dipakaikan sebagai kafan. Nabi tidak menolak, dan
segera menyerahkan. Hal ini adalah salah satu bentuk keluhuran akhlak
beliau yang tidak pernah menolak permintaan, sekaligus sebagai bentuk
perhatian tinggi dan kasih sayang terhadap putra Abdullah bin Ubay.
Hadits ini adalah sebagai dalil yang menunjukkan bolehnya memakaikan
gamis sebagai kafan. Jika gamis dipakai dalam salah satu pengkafanan,
maka kain yang lain adalah sebagai sarung dan satu lapis kain yang lain
adalah penutup keseluruhan tubuh (Taudhiihul Ahkam karya Syaikh Alu
Bassam 2/512-513)).
KAIN PUTIH UNTUK KAFAN
, ,

) :

, (
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa
Sallam bersabda: Pakailah pakaianmu yang putih karena ia adalah
pakaianmu yang terbaik, dan jadikan ia sebagai kain kafan mayitmayitmu. Riwayat Imam Lima kecuali Nasai dan dinilai shahih oleh
atTirmidzi<< dishahihkan al-Hakim dan Syaikh al-Albany>>
PENJELASAN:
Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan kain kafan berwarna putih.
Pakaian berwarna putih adalah pakaian yang terbaik juga untuk dipakai
orang yang masih hidup.
Bukan berarti keharusan menggunakan pakaian putih, karena Nabi juga
pernah mengenakan pakaian-pakaian berwarna lain. Beliau pernah
menggunakan surban berwarna hitam (asy-Syarhul Mukhtashar ala
Bulughil Maram libni Utsaimin (4/28))
CATATAN:
Sebagian Ulama menyatakan bahwa jika ada kelapangan dan kemudahan
sebaiknya salah satu dari kain kafan itu tidak berwarna putih polos,
namun bergaris. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia kemudian bisa didapati
sesuatu (kelapangan), hendaknya dikafani dengan pakaian hibaroh
(bergaris)(H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany)

Anda mungkin juga menyukai