WILLY
017572383
Namun tujuan dari sistem JIT ini bukanlah partisipasi pekerja; akan tetapi untuk meningkatkan
laba dan pengembalian investasi melalui pengurangan biaya, pengurangan penyimpanan dan
peningkatan kualitas. Alat untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menghilangkan
pemborosan dan melibatkan peketja dalam proses produksi.
Di sini ditekankan penggunaan JIT untuk manufaktur berulang, kira-kira hampir sama dengan
produksi masal. Manufaktur bemlang adalah membuat produk dengan cermat dan sesuai
dengan standar dalam volume besar. Namun, beberapa konsep JIT juga bisa diaplikasikan
pada produksi bagian kcrja, yang sifatnya tidak bemlang. Namun demikian, aplikasi utama JIT
dewasa ini adalah pada industri repetitif: mobil, elektronik, mesin, peralatan, sepeda motor, dan
sebagainya. Penggunaan khas konsep JIT disajikan dalam Kotak 15.1
Just In Time (JIT) adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap
sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas
dibutuhkan. Pada intinya JIT adalah suatu pendekatan untuk menemukan cara menghilangkan
semua sumber pemborosan, segala sesuatu yang tidak menambah nilai, di dalam kegiatan
produksi dengan menyajikan suku cadang yang tepat pada tempat yang tepat dan pada waktu
yang tepat Hal ini bertujuan untuk meminimalkan persediaan yang ada sehingga dapat
mengeliminasikan biaya penyimpanan serta sekaligus mengeliminasi perlindungan atas
kesalahan produksi dan ketidakseimbangan yang diberikan oleh persediaan sehingga dapat
mengurangi pemborosan. JIT juga memperhatikan keseluruhan system produksi sehingga
komponen yang bebas dari cacat dapat disediakan untuk tingkat produksi selanjutnya tepat
ketika mereka dibutuhkan, tidak terlambat dan tidak terlalu cepat.
Just-In-Time (JIT) merupakan salah satu konsep yang mendukung manajemen biaya guna
mengantisipasi perubahan yang terjadi di lingkungan industri sebagai akibat kemajuan teknologi
dan otomatisasi. Dalam konsep JIT dilakukan eliminasi biaya melalui eliminasi jumlah
persediaan (persediaan = 0 atau zero stock). Eliminasi jumlah persediaan ini secara otomatis
JIT merupakan bagian penting dari Total Quality Management (TQM). Disamping itu, sistem JIT
diidentikkan pula dengan sistem persediaan tepat waktu dan sistem produksi tepat waktu.
Kondisi yang dipersyaratkan untuk menerapkan JIT dalam sistem sediaan tepat waktu antara
lain adalah: (1) waktu dan biaya pemesanan maupun biaya set-up harus sekecil mungkin, (2)
jumlah pemesanan mendekati satu, (3) tenggang waktu (lead time) harus seminimum mungkin,
(4) beban antar lini (bagian) atau mesin harus seimbang, (5) tidak ada waktu tunda akibat
kualitas produk yang rendah, ketiadaan suplay bahan, kerusakan mesin, perubahan desain dan
sebagainya.
Keuntungan penggunaan sistem kanban (JIT) adalah: (1) waktu persiapan (set-up) pendek, (2)
ukuran lot kecil, (3) tingkat persediaan rendah, (4) arus bahan baku lebih lancar, (5) waktu
tenggang (lead time) dapat dikurangi, (6) volume dan produk mudah diganti, dan (7) adanya
partisipasi dari karyawan (pekerja) dalam membuat keputusan. Sedangkan kerugian sistem
Kanban adalah: (1) pekerja memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan hal ini membutuhkan
kerjasama antara pekerja dengan manajemen secara baik, (2) skedul sangat ketat dan produksi
harus selalu tepat waktu, (3) sistem tidak dapat secara cepat merespon kenaikan volume yang
cukup besar, (4) kurang efisien jika untuk memproduksi semua komponen atau pesanan
khusus.
Salah satu hal paling penting yang diperlukan agar sistem J IT dapat berjalan adalah adanya
para pekerja yang multifungsi. Dalam banyak hal, setiap pekerja harus dapat mengoperasikan
beberapa mesin di dalam suatu kelompok, dengan berpindah dari satu mesin ke mesin
berikutnya untuk membuat suku cadang yang diperlukan. Oleh karena suku cadang tidak
diproduksi kecuali bila diperlukan, maka pckerja tersebut harus dapat mematikan mesin dan
pindah ke pekerjaan berikutnya yang diperlukan. Pekerja harus juga dapat untuk menghidupkan
mesin, melakukan pemeliharaan rutin, dan memeriksa suku cadang. Hal seperti ini menuntut
pekerja yang terlatih-silang (cross-trined) dengan beberapa ketrampilan yang berbeda.
Dengan perpindahan ke arah tenaga kerja yang fleksibel, menuntut perubahan cara
pembayaran dan pemberian imbalan kepada pekerja. Gaji sering didasarkan atas senioritas
dan tingkat keahlian ketja. Sistem penggajian yang baru diperlukan sehingga dapat memberi
imbalan kepada pekerja atas dasar keragaman pekerjaan yang dapat mereka lakukan. Hal ini
akan memacu pekerja untuk meningkatkan ketrampilan sehingga mereka dapat lebih fleksibel.
JIT tidak dapat diterapkan tanpa pemahaman dan kerja sama penuh dari pekerja. Manajemen
harus meyakinkan bahwa para pekerja dapat memahami peran baru mereka serta mau
menerima pendekatan JIT dalam manufaktur. Diperlukan banyak perubahan, seperti yang
ditunjukkan di atas, bahwa JIT tidak mungkin berhasil tanpa dukungan aktif dan antusias dari
semua manajer maupun pekerja. JIT bukan sekedar program lain namun merupakan
pendekatan menyeluruh terhadap manufaktur.