Anda di halaman 1dari 36

Fungsi dan Prinsip kerja PLTU

Siklus Rankine
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya
tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi
energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :

Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap
bertekanan dan temperatur tinggi.

Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.

Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Gb 1 Proses konversi energi pada PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya
menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah
sebagai berikut :

Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar
dengan udara sehingga berubah menjadi uap.

Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.

Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika
turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator

Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air kondensat
hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.

Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Gb 2 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU

Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan diagram T s
(Temperatur entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal. Adapun urutan
langkahnya adalah sebagai berikut :

Gb 3 Diagram T s Siklus PLTU (Siklus Rankine)

1. a b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah kompresi
isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
2. b c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih. Terjadi
di LP heater, HP heater dan Economiser. .
3. c d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube (riser)
dan steam drum.
4. d e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya menjadi
uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi di superheater boiler dengan
proses isobar.
5. e f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Langkah ini
adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
6. f a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat. Langkah
ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam kondensor.
Bagian-Bagian PLTU
Bagian Utama
Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu :

Boiler
Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut (superheated steam)
yang akan digunakan untuk memutar turbin.
Turbin uap
Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap menjadi energi
putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator sehingga ketika turbin
berputar generator juga ikut berputar.
Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap yang telah digunakan
untuk memutar turbin).
Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi listrik.
Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya adalah :
Desalination Plant (Unit Desal)
Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar (fresh water) dengan
metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut
yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke dalam unit utama,
maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.
Reverse Osmosis (RO)
Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant namun metode yang digunakan berbeda.
Pada peralatan ini digunakan membran semi permeable yang dapat menyaring garam-garam
yang terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti pada desalination
plant.
Pre Treatment pada unit yang menggunakan pendingin air tanah / sungai
Untuk PLTU yang menggunakan air tanah/air sungai, pre-treatment berfungsi untuk
menghilangkan endapan,kotoran dan mineral yang terkandung di dalam air tersebut.
Demineralizer Plant (Unit Demin)

Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam air tawar. Air
sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih mengandung mineral
berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat menyebabkan terjadinya GGL induksi pada
saat air tersebut melewati jalur perpipaan di dalam PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi
pada peralatan PLTU.
Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)
Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin Generator.
Chlorination Plant (Unit Chlorin)
Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang digunakan untuk
memabukkan/melemahkan mikro organisme laut pada area water intake. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling) pada pipa-pipa kondensor maupun unit
desal akibat perkembangbiakan mikro organisme laut tersebut.
Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)
Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang berfungsi untuk
menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama start up maupun sebagai uap
bantu (auxiliary steam).
Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)
Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses bongkar muat kapal (ship
unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke bunker unit.
Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)
Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash) maupun abu
terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC (Submerged Drag Chain
Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan abu (ash valley)
Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan sistem-sistem dan
alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut. Gangguan atau malfunction dari salah satu
bagian komponen utama akan dapat menyebabkan terganggunya seluruh sistem PLTU.

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Turbin Gas
Energi listrik merupakan salah satu energi yang memiliki peranan penting bagi kehidupan
manusia. Untuk menghasilkan energi listrik, dibutuhkan unit pembangkit energi listrik. Salah
satu unit pembangkit listrik yang banyak ditemukan saat ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG).
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) menggunakan gas alam untuk menggerakkan turbin gas
yang dikopel langsung dengan generator, sehingga generator tersebut dapat menghasilkan energi
listrik. Prinsip kerja ini sama dengan prinsip kerja PLTU. Yang membedakan adalah pada PLTU,
untuk memutar turbin digunakan uap air yang diperoleh dengan mendidihkan air. Sehingga
dibutuhkan suatu boiler untuk mendidihkan air tersebut. Sedangkan pada PLTG tidak
diketemukan adanya boiler.
Dengan alasan peningkatan efisiensi, biasanya suatu PLTG dikombinasikan dengan PLTU.
Sehingga saat ini dikenal Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).

Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)


Pada awalnya, udara dimasukkan ke dalam kompresor untuk ditekan hingga temperatur dan
tekanannya naik. Proses ini disebut dengan proses kompresi. Udara yang dihasilkan dari
kompresor akan digunakan sebagai udara pembakaran dan juga untuk mendinginkan bagianbagian turbin gas.
Setelah dikompresi, udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara
bertekanan 13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila digunakan bahan
bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila
digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu
kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan
udara dalam ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran.

Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi sampai kira-kira
1.300 oC dengan tekanan 13 kg/cm2. Gas hasil pembakaran ini kemudian dialirkan menuju
turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas ini
dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan kompresor udara)
dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.

Siklus Brayton

Komponen Utama PLTG


Turbin gas (Gas Turbine)
Berfungsi untuk mengubah energi gerak gas menjadi energi putar.

Turbin Gas pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)


Kompresor (Compressor)
Berfungsi untuk meningkatkan temperatur dan tekanan udara.
Ruang Bakar (Combustor)
Berfungsi untuk membakar bahan bakar dengan menghembuskan udara yang telah dinaikkan
temperatur dan tekanannya di kompresor.

Peralatan Pendukung PLTG


Berikut adalah peralatan pendukung yang digunakan dalam kinerja Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG):
Air Intake
Berfungsi mensuplai udara bersih ke dalam kompresor.
Blow Off Valve
Berfungsi mengurangi besarnya aliran udara yang masuk ke dalam kompressor utama atau
membuang sebagian udara dari tingkat tertentu untuk menghindari terjadinya stall (tekanan udara
yang besar dan tiba-tiba terhadap sudu kompresor yang menyebabkan patahnya sudu kompresor)
VIGV (Variable Inlet Guide Fan)
Berfungsi untuk mengatur jumlah volume udara yang akan di kompresikan sesuai kebutuhan.

Ignitor
Berfungsi penyalaan awal atau start up. Campuran bahan bakar dengan udara dapat menyala oleh
percikan bunga api dari ignitor yang terpasang di dekat fuel nozzle burner dan campuran bahan
bakar menggunakan bahan bakar propane atau LPG.
Lube oil system
Berfungsi memberikan pelumasan dan juga sebagai pendingin bearing-bearing seperti bearing
turbin, kompressor, generator. Memberikan minyak pelumas ke jacking oil system. Memberikan
suplai minyak pelumas ke power oil system.
Sistem pelumas di dinginkan oleh air pendingin siklus tertutup.
Hydraulic Rotor Barring
Rotor bearing system terdiri dari : DC pump, Manual pump, Constant pressure valve, pilot valve,
hydraulic piston rotor barring. Rotor barring beroperasi pada saat unit stand by dan unit
shutdown (selesai operasi). Rotor barring on < 1 rpm. Akibat yang timbul apabila rotor barring
bermasalah ialah rotor bengkok dan saat start up akan timbul vibrasi yang tinggi dan dapat
menyebabkan gas turbin trip.
Exhaust Fan Oil Vapour
Berfungsi utama membuang gas-gas yang tidak terpakai yang terbawa oleh minyak pelumas
setelah melumasi bearing-bearing turbin, compressor dan generator.
Fungsi lain adalah membuat vaccum di lube oil tank yang tujuannya agar proses minyak kembali
lebih cepat dan untuk menjaga kerapatan minyak pelumas di bearing-bearing (seal oil) sehingga
tidak terjadi kebocoran minyak pelumas di sisi bearing.
Power Oil System
Berfungsi mensuplai minyak pelumas ke :
- Hydraulic piston untuk menggerakkan VIGV
- Control-control valve (CV untuk bahan bakar dan CV untuk air)
- Protection dan safety system (trip valve staging valve)
Terdiri dari 2 buah pompa yang digerakkan oleh 2 motor AC.
Jacking Oil System

Berfungsi mensuplai minyak ke journal bearing saat unit shut down atau stand by dengan
tekanan yang tinggi dan membentuk lapisan film di bearing. Terdiri dari 6 cylinder piston-piston
yang mensuplai ke line-line :

Dua line mensuplai minyak pelumas ke journal bearing.

Dua line mensuplai minyak pelumas ke compressor journal bearing.

Satu line mensuplai minyak pelumas ke drive end generator journal bearing.

Satu line mensuplai minyak pelumas ke non drive end generator journal bearing.

Operasi dan Pemeliharaan


Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa start-nya pendek, yaitu antara 15-30
menit, dan kebanyakan dapat di-start tanpa pasokan daya dari luar (black start), yaitu
menggunakan mesin diesel sebagai motor start.
Dari segi pemeliharaan, unit PLTG mempunyai selang waktu pemeliharaan (time between
overhaul) yang pendek, yaitu sekitar 4.000- 5.000 jam operasi. Makin sering unit mengalami
start-stop, makin pendek selang waktu pemeliharaannya.
Walaupun jam operasi unit belum mencapai 4.000 jam, tetapi jika jumlah startnya telah mencapai
300 kali, maka unit PLTG tersebut harus mengalami pemeriksaan (inspeksi) dan pemeliharaan.
Saat dilakukan pemeriksaan, hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah bagian-bagian
yang terkena aliran gas hasil pembakaran yang suhunya mencapai 1.300 oC, seperti: ruang bakar,
saluran gas panas (hot gas path),dan sudu-sudu turbin. Bagian-bagian ini umumnya mengalami
kerusakan (retak) sehingga perlu diperbaiki (dilas) atau diganti.
Proses start-stop akan mempercepat proses kerusakan (keretakan) ini, karena proses start-stop
menyebabkan proses pemuaian dan pengerutan yang tidak kecil. Hal ini disebabkan sewaktu unit
dingin, suhunya sama dengan suhu ruangan (sekitar 30 oC sedangkan sewaktu operasi, akibat
terkena gas hasil pernbakaran dengan suhu sekitar 1.300 oC).
Dengan memperhatikan buku petunjuk pabrik, ada unit PLTG yang boleh dibebani lebih tinggi
10% dari nilai nominalnya selama 2 jam, yang dalam bahasa Inggris disebut peak operation.
Apabila dilakukan peak operation, maka hal ini harus diperhitungkan dengan pemendekan
selang waktu antara inspeksi, karena peak operation menambah keausan yang terjadi pada turbin
gas sebagai akibat kenaikan suhu operasi.

Dari segi masalah lingkungan, yang perlu diperhatikan adalah masalah kebisingan, jangan
sampai melampaui ketentuan yang dibolehkan. Seperti halnya pada PLTU, masalah instalasi
bahan bakar, baik apabila digunakan BBM maupun apabila digunakan BBG, perlu mendapat
perhatian khusus dari segi pengamanan terhadap bahaya kebakaran.
Dari segi efisiensi pemakaian bahan bakar, unit PLTG tergolong unit termal yang efisiensinya
paling rendah, yaitu berkisar antara 15-25%. Dalam perkembangan penggunaan unit PLTG di
PLN, akhir-akhir ini digunakan unit turbin gas aero derivative, yaitu turbin gas pesawat terbang
yang dimodifikasi menjadi turbin gas penggerak generator.
Keuntungan dan pemakaian unit aero derivative, yaitu didapat unit yang dimensinya lebih kecil
dibanding unit stationer daya yang sama. Di samping itu, harga unit bisa lebih murah karena
intinya (turbin) sama dengan turbin pesawat terbang (misalnya, biaya pengembangan telah
terserap oleh harga jual turbin gas pesawat terbangnya). Bagaimana kinerjanya masih perlu
pengamatan di lapangan.
Siklus Kerja Turbin Gas
Ada beberapa macam siklus kerja turbin gas sebagai berikut :
- Turbin Gas Siklus Terbuka (Open Cycle)
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi didalam turbin
akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang masih cukup tinggi (500 oC)
dan tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang atau dialirkan
ke udara luar.

Turbin Gas Siklus Terbuka

- Turbin Gas Siklus Tertutup (Closed Cycle)

Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi didalam turbin
akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang masih cukup tinggi dan
tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dialirkan ke kedalam
penukar panas (heat rejected) untuk didinginkan dengan menggunakan media pendingin air atau
udara hingga temperaturnya turun dan dialirkan lagi kedalam sisi masuk (suction) kompresor
untuk dikompresi lagi.

Turbin

- Turbin Gas Siklus Terbuka Dilengkapi dengan Regenerator


Seperti pada kedua proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi didalam
turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang masih cukup tinggi dan
tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas (flue gas) ini dialirkan
kedalam heat exchanger yang dikenal dengan istilah regenerator dimana didalamnya gas bekas
ini digunakan untuk memanaskan udara keluar kompresor sebelum digunakan sebagai udara
pembakaran didalam ruang bakar (combustion chamber), seperti ditunjukkan pada gambar
dibawah.

Turbin Gas Siklus Terbuka dengan Regenerator

- Turbin Gas Siklus Terbuka Dilengkapi dengan Intercooler, Regenerator dan Reheater
Pada siklus ini baik kompresor maupun turbin gas masing-masing terdiri dari 2 (dua) bagian
yang terpisah dan biasa disebut dengan kompresor tekanan rendah dan kompresor tekanan tinggi
serta turbin gas tekanan rendah dan turbin gas tekanan tinggi. Aliran udara dan gas-gas yang
dihasilkan dapat dijelaskan sebagai berikut, mula-mula udara atmosfir masuk kedalam
kompresor tekanan rendah untuk dikompresi, dari udara tekan yang dihasilkan dialirkan kedalam
intercooler untuk didinginkan hingga menghasilkan temperatur dan kelembaban serta tekanan
yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin air atau media pendingin lainnya, dari
sini udara tersebut dialirkan kedalam kompresor tekanan tinggi untuk dikompresi lagi hingga
menghasilkan temperature yang tinggi dan tekanan dengan kepadatan yang lebih tinggi. Dari
keluaran kompresor tekanan tinggi udara tersebut dialirkan kedalam regenerator untuk
mendapatkan temperature yang lebih tinggi lagi yang bertujuan untuk memudahkan terjadinya
proses pembakaran dengan melalui media pemanas gas bekas/buang (flue gas) yang
memanfaatkan gas bekas hasil dari turbin tekanan rendah.
Selanjutnya udara keluaran dari regenerator dialirkan kedalam ruang bakar utama (primary
combustion chamber) yang menghasilkan proses pembakaran dan dari proses ini dihasilkan gas
panas yang digunakan untuk memutar turbin tekanan tinggi, hasil ekspansi gas panas dari turbin
tekanan tinggi ini berupa gas bekas (flue gas)dialirkan kedalam ruang bakar kedua (secondary
combustion chamber) dan biasa disebut juga dengan reheater chamber yang selanjutnya gas
bekas tersebut digunakan untuk udara pembakaran didalamnya yang mampu menghasilkan gas
panas lagi dan digunakan untuk memutar turbin tekanan rendah, siklus tersebut diatas seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah.

Turbin Gas Siklus Terbuka dengan Intercooler, Regenerator dan Reheater

Dari ketiga terakhir siklus turbin gas diatas secara keseluruhan dimaksudkan untuk menghasilkan
sebuah pusat listrik tenaga gas (PLTG) dengan tingkat efisiensi yang diharapkan lebih tinggi dari
turbin gas siklus terbuka.

Bahan Bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)


Operasi turbin gas yang menggunakan gas hasil pembakaran dengan suhu sekitar 1.300 oC
memberi risiko korosi suhu tinggi, yaitu bereaksinya logam kalium, vanadium, dan natrium yang
terkandung dalam bahan bakar dengan bagian-bagian turbin seperti sudu dan saluran gas panas
(hot gas path). Oleh karena itu, bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logamlogam tersebut di atas melebihi batas tertentu. Kebanyakan pabrik pembuat turbin gas
mensyaratkan bahan bakar dengan kandungan logam kalium, vanadium, dan natrium tidak boleh
melampaui 1 part per mill (rpm). Di Indonesia, BBM yang bias memenuhi syarat ini hanya
minyak Solar, High Speed Diesel Oil, atau yang sering disebut minyak HSD yang disediakan
oleh Pertamina. Sedangkan BBG umummya dapat memenuhi syarat tersebut di atas.
Selain High Speed Diesel (HSD), PLTG juga dapat menggunakan minyak solar jenis MFO
(Marine Fuel Oil).
Pendinginan pada PLTG
Pendinginan sudu-sudu turbin dan poros turbin dilakukan dengan udara dari kompresor. Untuk
keperluan ini, ada lubang pendingin dalam sudu-sudu dan dalam poros turbin yang
pembuatannya memerlukan teknologi canggih.

Sedangkan pendinginan minyak pelumas dilakukan dengan menggunakan penukar panas (heat
exchanger) konvensional.
Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Keunggulan PLTG :

Siklus kerja pembangkit lebih sederhana

Pembangunan pembangkit lebih cepat

Biaya pembangunan lebih murah

Area pembangkitan relatif tidak terlalu luas. Sehingga PLTG dapat dipasang di pusat kota
/ industri

Waktu pemanasan dari kondisi dingin sampai beban penuh sangat singkat (start up cepat)

Tidak seperti PLTU, PLTG mampu start up tanpa menggunakan motor start

Peralatan kontrol dan alat bantu sangat minim dan sederhana

Waktu pemeliharaan singkat

Kekurangan PLTG:

Biaya pemeliharaan PLTG sangat besar. Hal ini dikarenakan pembangkit bekerja pada
suhu dan tekanan tinggi, komponen-komponen dari PLTG yang disebut hot parts menjadi
cepat rusak sehingga memerlukan perhatian yang serius. Karena mahalnya komponenkomponen PLTG, maka hal tersebut dapat dikurangi dengan memberikan pendingin
udara pada sudu-sudu turbin maupun porosnya.

Operasi turbin gas yang menggunakan gas hasil pembakaran dengan suhu sekitar 1.300
oC memberi risiko korosi suhu tinggi, yaitu bereaksinya logam kalium, vanadium, dan
natrium yang terkandung dalam bahan bakar dengan bagian-bagian turbin seperti sudu
dan saluran gas panas (hot gas path).

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB)

Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi
dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik di Italy sejak tahun 1913 dan di New Zealand sejak tahun 1958. Pemanfaatan
energi panas bumi untuk sektor nonlistrik (direct use) telah berlangsung di Iceland sekitar 70
tahun. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada
tahun 1973 dan 1979, telah memacu negaranegara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk
mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi.
Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk
Indonesia.
Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor nonlistrik di 72 negara, antara
lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk
pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dll.
Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyai
temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang
(150-225oC). Pengalaman dari lapangan-lapangan panas bumi yang telah dikembangkan di
dunia maupun di Indonesia menunjukkan bahwa sistem panas bumi bertemperatur tinggi dan
sedang, sangat potensial bila diusahakan untuk pembangkit listrik. Potensi sumber daya panas

bumi Indonesia sangat besar, yaitu sekitar 27500 MWe , sekitar 30-40% potensi panas bumi
dunia.
Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler,
sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panasbumi. Apabila fluida di kepala sumur
berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan
mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga
dihasilkan energi listrik.

Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap
dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini
dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan
dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke
turbin.

Apabila sumberdaya panasbumi mempunyai temperatur sedang, fluida panas bumi masih dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dengan menggunakan pembangkit listrik siklus binari
(binary plant). Dalam siklus pembangkit ini, fluida sekunder ((isobutane, isopentane or
ammonia) dipanasi oleh fluida panasbumi melalui mesin penukar kalor atau heat exchanger.

Fluida sekunder menguap pada temperatur lebih rendah dari temperatur titik didih air pada
tekanan yang sama. Fluida sekunder mengalir ke turbin dan setelah dimanfaatkan
dikondensasikan sebelum dipanaskan kembali oleh fluida panas bumi. Siklus tertutup dimana
fluida panas bumi tidak diambil masanya, tetapi hanya panasnya saja yang diekstraksi oleh fluida
kedua, sementara fluida panas bumi diinjeksikan kembali kedalam reservoir.

Masih ada beberapa sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi lainnya yang telah
diterapkan di lapangan, diantaranya: Single Flash Steam, Double Flash Steam, Multi Flash
Steam, , Combined Cycle, Hybrid/fossilgeothermal conversion system.

A. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)


PLTGU adalah gabungan antara PLTG dengan PLTU, dimana panas dari gas buang dari
PLTG digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan sebagai fluida kerja di PLTU. Dan
bagian yangdigunakan untuk menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam
Generator).PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi
panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang bermanfaat. Pada
dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU
memanfaatkan energi panasdan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk
memanaskan air di HRSG (Heat RecoverySteam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering.

Uap jenuh kering inilah yang akan digunakanuntuk memutar sudu (baling-baling) Gas yang
dihasilkan dalam ruang bakar pada Pusat Listrik TenagaGas (PLTG) akan menggerakkan turbin
dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadienergi listrik. Sama halnya dengan
PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas(gas alam). Penggunaan bahan
bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya. Prinsipkerja PLTG adalah
sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan dalm kompresor dengan melalui air filter /
penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke dalam kompresor tersebut.
Padakompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar
bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar
dengan udara atau tidak.turbin uap. Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan
udara untuk dibakar. Tapi jikamenggunakan BBM harus dilakukan proses pengabutan dahulu
pada burner baru dicampur udara dandibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan
menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan tinggiyang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu
disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbinmenjadi energi gerak yang
memutar generator untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisagas panas tersebut
dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhutinggi, maka
pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubangudara
pada turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang
digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium.
B.

Prinsip Kerja PLTGU


Dalam operasinya, unit turbin gas dapat dioperasikan terlebih dahulu untuk menghasilkan daya
listrik sementara gas buangnya berproses untuk menghasilkan uap dalam ketel pemanfaat gas
buang. Kira-kira 6 (enam) jam kemudian, setelah uap dalam ketel uap cukup banyak, uap
dialirkan ke turbin uap untuk menghasilkan daya listrik. Cara kerja PLTGU dapat di lihat pada
gambar 1.1

Gambar 1.1 Cara kerja PLTGU

Gambar 1.2. Skema sebuah Blok PLTGU yang terdiri dari 3 unit PLTG dan sebuah unit PLTU

C.

Proses Produksi Listrik Pada PLTGU


Secara umum sistem produksi tenaga listrik pada PLTG/U dibagi menjadi dua siklus,
yaitu sebagai berikut :

a. Siklus Terbuka (Open Cycle)


Siklus Terbuka merupakan proses produksi listrik pada PLTGU dimana gas buangan dari
turbin gas langsung dibuang ke udara melalui cerobong saluran keluaran. Suhu gas buangan di
cerobong saluran keluaran ini mencapai 550C. Proses seperti ini pada PLTGU dapat disebut
sebagai proses pembangkitan listrik turbin gas yaitu suatu proses pembangkitan listrik yang
dihasilkan oleh putaran turbin gas. Proses produksi listrik pada PLTGU ditunjukkan pada gambar
1.3.

Gambar 1.3. Siklus Terbuka (PLTGU)


Ketrerangan Gambar
1.
2.

Barge/Kapal, alat pengangkut bahan bakar minyak (BBM)


Pumping house

3.

Fuel Pump

4.

Electric/diesel motor

5.

Air filter, penyaring udara agar partikel debu tidak masuk ke dalam compressor

6.

Compressor, menaikkan tekanan udara untuk dibakar bersama bahan bakar

7.

Combustion system, Membakar bahan bakar dan udara serta menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
energi tinggi.

8.

Gas turbine, mengubah energi gas menjadi energi gerak yang memutar generator..

9.

Stack/Cerobong asap, membuang sisa gas panas dari turbine

10.

Generator, menghasilkan energi listrik

11.

Main transformer

dan

b. Siklus Tertutup (Closed Cycle)


Jika pada Siklus Terbuka gas buang dari turbin gas langsung dibuang melalui cerobong
saluran keluaran, maka pada proses Siklus Tertutup, gas buang dari turbin gas akan
dimanfaatkan terlebih dahulu untuk memasak air yang berada di HRSG (Heat Recovery Steam
Generator). Kemudian uap yang dihasilkan dari HRSG tersebut akan digunakan untuk memutar
turbin uap agar dapat menghasilkan listrik setelah terlebih dahulu memutar generator. Jadi proses
Siklus Tertutup inilah yang disebut sebagai proses Pembangkitan Listrik Tenaga Gas Uap yaitu
proses pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran turbin gas dan turbin uap.
Daya listrik yang dihasilkan pada proses Siklus Terbuka tentu lebih kecil dibandingkan
dengan daya listrik yang dihasilkan pada proses produksi listrik Siklus Tertutup. Pada
prakteknya, kedua siklus diatas disesuaikan dengan kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya
hanya diinginkan Siklus Terbuka karena pasokan daya dari Siklus Terbuka sudah memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat. Sehingga damper (stack holder) yang membatasi antara cerobong
gas dan HRSG dibuat close, dengan demikian gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong

saluran keluaran. Dan apabila dengan Siklus Terbuka kebutuhan listrik masyarakat belum
tercukupi maka diambil langkah untuk menerapkan Siklus Tertutup. Namun demikian dalam
sistem mekanik elektrik, suatu mesin akan lebih baik pada kondisi selalu beroperasi, karena
apabila mesin berhenti akan banyak mengakibatkan korosi, perubahan pengaturan (setting), mur
atau baut yang mulai kendur dan sebagainya. Selain itu dengan selalu beroperasi lebih
mengefektifkan daya, sehingga daya yang dihasilkan menjadi lebih besar. Jadi secara garis besar
untuk produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap dibagi menjadi 2 proses berikut
1)
2)

ini :
Proses Pembangkitan Listrik Turbin Gas.
Proses Pembangkitan Listrik Turbin Uap

Gambar 1.4. Diagram Alir PLTGU


Keterangan Gambar:
1.

Kapal Tongkang

12. Drum

2.

Rumah Pompa

13. Turbin Uap (steam turbine)

3.

Pompa Bahan Bakar (fuel pump)

14. generator

4.

Motor Cranking

15. condenser (kondensor)

5.

Filter Udara (air filter)

16. Pompa Condenser

6.

Couple (penghubung)

17. deaerator (pemisah gelembung udara)

7.

Ruang Bakar (combustion chamber)

18. feed water pump (pompa penyedia air)

8.

Turbin Gas (gas turbine)

19. Trafo Step-up (11.5/150 kV)

9.

katup pengatur (katup seleksi)

20. Trafo Step-up (11.5/150 kV)

10. generator

21. switch yard

11. HRSG

22. transmission line (saluran transmisi)

1)

Proses Pembangkitan Listrik Turbin Gas


Pada proses pembangkitan listrik turbin gas, motor cranking digunakan sebagai pemutar
awal saat turbin belum menghasilkan tenaga dengan menggunakan energi listrik yang diambil
dari jaringan listrik 150 kV / 500 kV Jawa-Bali. Motor cranking ini berfungsi memutar
compressor sebagai penghisap udara luar. Udara luar ini akan diubah menjadi udara berpartikel
(atomizing) untuk sebagian kecil pembakaran dan sebagian besar sebagai pendingin turbin.
Bahan bakar berupa solar/HSD dialirkan dari kapal tongkang ke dalam rumah pompa
BBM HSD kemudian di pompa lagi dengan pompa bahan bakar (fuel pump) yang akan dialirkan
ke dalam ruang bakar (combustion chamber). Pada saat bahan bakar yang berasal dari pompa
bahan bakar dan udara atomizing yang berasal dari compressor bercampur di dalam combustion
chamber, secara bersamaan busi (spark plug) memercikkan api untuk menyulut pembakaran.
Gas panas yang dihasilkan dari proses pembakaran inilah yang akan digunakan sebagai
penggerak turbin gas, sehingga listrik dapat dihasilkan oleh generator. Daya yang dihasilkan
mencapai 100 MW untuk tiap Generator Turbin Gas. Karena tegangan yang dihasilkan dari
generator masih rendah maka pada tahap selanjutnya tegangan ini akan disalurkan ke trafo utama
untuk dinaikkan menjadi 150 KV. Pada proses Siklus Terbuka gas buangan dari turbin gas yang
temperaturnya berkisar 500-5500C akan langsung dibuang melalui cerobong saluran keluaran.

2)

Proses Pembangkitan Listrik Turbin Uap


Gas bekas yang ke luar dari turbin gas dimanfaatkan lagi setelah terlebih dulu diatur oleh
katup pengatur (selector valve) untuk dialirkan ke dalam boiler/ HRSG untuk menguapkan air
yang berasal dari drum penampung air. Uap yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin uap
yang terkopel dengan generator sehingga dapat menghasilkan tenaga listrik. Uap bekas dari
turbin uap diembunkan lagi di condenser, kemudian air hasil kondensasi di pompa oleh Pompa
Kondensat, selanjutnya dimasukkan lagi ke dalam deaerator dan oleh feed water pump dipompa
lagi ke dalam drum untuk kembali diuapkan. Inilah yang disebut dengan Siklus
Tertutup/combined cycle. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa Siklus Tertutup merupakan
rangkaian Siklus Terbuka ditambah dengan proses pemanfaatan kembali gas buang dari proses
Siklus Terbuka untuk menghasilkan uap sebagai penggerak turbin uap.

D.

Komponen Sistem PLTGU

Sistem PLTGU dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: sistem GTG, HRSG dan
STG.
a

a. Sistem Generator Turbin Gas (Gas Turbine Generator)


Turbin adalah suatu pesawat pengubah daya dari suatu media yang bergerak misalnya air,
udara, gas dan uap, untuk memutar generator sehingga menghasilkan tenaga listrik. Pada
PLTG/U, media yang digunakan untuk memutar turbin adalah gas panas yang didapatkan dari
pembakaran bahan bakar yang sudah dicampur udara dalam ruang bakar.
Udara pembakaran didapat dari kompresor yang terpasang satu poros dengan turbin.
Karena konstruksinya yang demikian, maka daya yang dihasilkan tidak sepenuhnya untuk
memutarkan generator, tetapi sebagian besar untuk memutarkan kompresor sehingga
menyebabkan efisiensi PLTG/U rendah.
Pada prinsipnya turbin gas di PLTG Muara Karang menggunakan sistem terbuka. Pada
sistem ini gas buang yang telah dipakai untuk memutar turbin masih mempunyai suhu 514 0C
dan tekanan yang tinggi sekitar 1 atm, yang nantinya pada sistem tertutup digunakan untuk
memanaskan HRSG (Heat Recovery Steam Generator).

Gambar 1.2. Diagram Alir GTG Muara Karang (Siklus Terbuka).

Mula-mula rotor (kompresor dan turbin) di putar oleh alat penggerak awal yaitu motor
listrik. Kemudian kompresor menghisap udara atmosfer dan menaikan tekanan beberapa kali
lipat (1-8) tekanan semula. Udara bertekanan tinggi tersebut masuk ke dalam ruang bakar dimana
ruang bakar itu pula ditempatkan sejumlah bahan bakar dan dinyalakan oleh busi. Untuk ruang
bakar lainnya cukup dengan disambung penyalanya dan busi hanya menyala beberapa detik saja.
Akibat dari pembakaran akan menaikan suhu dan volume dari gas bahan bakar tersebut, sekali
terjadi percikan maka terjadi pembakaran selama bahan bakar disemprotkan ke dalamnya.

Gas yang yang dihasilkan mempunyai tekanan dan temperatur tinggi kemudian
berekspansi dalam sebuah turbin dan selanjutnya ke atmosfir (melalui saluran keluaran) untuk
Siklus Terbuka. Pembakaran akan terus berlangsung selama aliran bahan bakar tidak berhenti.
Pada saat gas panas masuk ke dalam turbin gas, gas tersebut memutarkan turbin, kompresor, alat
bantu dan generator. Diagram Alir GTG ditunjukkan oleh gambar 1.2. Komponenkomponen
utama sistem GTG adalah sebagai berikut:
1)

Cranking Motor adalah motor yang digunakan sebagai penggerak awal atau start up sistem
GTG. Motor cranking mendapat suplai listrik tegangan 6 kV yang berasal dari switch gear.

2)

Filter Udara merupakan filter yang berfungsi untuk menyaring udara bebas agar udara yang
mengalir menuju ke kompresor merupakan udara yang bersih.

3)

Kompresor berfungsi mengkompresi udara dalam turbin gas.

4)

Ruang bakar, berfungsi sebagai tempat pembakaran di dalam sistem turbin gas. Dapat berupa
ruang bakar tunggal atau terdiri dari ruang ruang bakar yang banyak.

5)

Turbin, berfungsi untuk mengekspansi gas panas hingga menghasilkan energi mekanis untuk
menggerakkan generator.

6)

Generator berfungsi sebagai pembangkit energi listrik dimana di dalamnya terjadi proses
perubahan dari energi mekanik ke listrik.
Sedangkan untuk peralatan pendukung sistem turbin gas, adalah sebagai berikut :

1)

Sistem Pelumas (Lube Oil Sistem)


Fungsi utama sistem pelumas ini adalah untuk melumasi bearingbearing baik untuk bearing
turbin gas maupun bearing generator. Di samping itu juga digunakan sebagai penyuplai minyak
untuk sistem hidrolik pada Pompa Minyak Hidrolik (hydraulic Oil Pump). Mulamula sebelum
turbin gas dioperasikan, maka Pompa Minyak Pembantu ( AOP = Auxiliary Oil Pump)
dihidupkan untuk menyuplai minyak pelumas ke dalam bearing turbin gas dan generator untuk
selanjutnya diputar pada putaran turning gear atau dalam keadaan pendinginan (on cooldown)
pada putaran lebih dari 30 rpm, dengan tujuan agar ketika pengidupan (start up), gaya geser
(friction force) yang terjadi antara metal bearing dengan poros turbin gas dan generator dapat
dikurangi. Kemudian setelah turbin gas mulai berjalan dan putaran mulai naik sampai putaran
normal, maka suplai minyak pelumas akan diambil alih dari AOP ke Main Lube Oil Pump

(MOP), di mana pompa ini diputar melalui hubungan antara Accessories gear atau Load Gear
dengan poros turbin gas.
2)

Sistem bahan Bakar (Fuel Oil Sistem)


Sistem pembakaran untuk PLTG/U ini menggunakan minyak HSD (High Speed Diesel). Pada
proses penyaluran bahan bakar, dilakukan melalui instalasi perpipaan yang menghubungkan
tangki penampungan sampai ke ruang bakar. Aliran bahan bakar dari tangki penampung
dipompa dengan transfer pump melalui flowmeter untuk perhitungan pemakaian. Kemudian
untuk mendapakan hasil pembakaran yang maksimal maka dipasang Main Oil Pump yang
terpasang dan berputar melalui hubungan dengan poros turbin gas dengan Accessories Gear. Dan
untuk mengatur jumlah aliran bahan bakar yang masuk ke ruang bakar diatur dengan Katup
Kendali (control valve) yang berfungsi sebagai governor.

3)

Sistem Pendingin (Cooling Sistem)


Ketika minyak pelumas digunakan untuk melumasi bearing bearing pada turbin gas dan
generator, mengakibatkan temperatur dari minyak pelumas ini menjadi lebih tinggi, sehingga
minyak pelumas tersebut perlu pendinginan. Adapun sebagai media pendingin minyak pelumas
digunakan air melalui sirkulasi di dalam heat exchanger dan untuk mendinginkan air yang
bertemperatur lebih tinggi akibat transfer panas di dalam heat exchanger, maka air pendingin ini
akan didinginkan dengan dihembuskan di kisi kisi radiator. Demikian sirkulasi ini berlangsung
secara tertutup dan untuk mensirkulasi air pendingin digunakan Water Cooling Circulating
Pump.

4)

Sistem Hidrolik (Hydraulic Sistem)


Sistem hidraulik digunakan untuk menggerakkan Main Stop Valve, di mana didalam mekanisme
operasinya untuk membuka dan menutup main stop valve diperlukan hidrolik yang diambil dari
Piping Sistem pelumas turbin gas kemudian dipompa dengan hydraulic oil pump. Adapun fungsi
dari main stop valve adalah untuk menghentikan laju aliran bahan bakar minyak saat unit terjadi
gangguan atau untuk membuka saluran bahan bakar pada sistem perpindahan bahan bakar (katub
utama bahan bakar).

a b. HRSG (Heat Recovery Steam Generator)


Energi panas yang terkandung dalam gas buang/saluran keluaran turbin gas yang
temperaturnya

masih cukup tinggi (sekitar 5630C) dialirkan masuk ke dalam HRSG untuk

memanaskan air di dalam pipapipa pemanas (evaporator), selanjutnya keluar melalui cerobong

dengan temperatur sekitar 1500C. Air di dalam pipapipa pemanas yang berasal dari drum
mendapat pemanasan dari gas panas tersebut, sebagian besar akan berubah menjadi uap dan yang
lain masih berbentuk air. Campuran air dan uap selanjutnya masuk kembali ke dalam drum. Di
dalam drum, uap dipisahkan dari air dengan menggunakan pemisah uap yang disebut Separator.
Uap yang sudah terpisah dari air selanjutnya dipanaskan lebih lanjut, sehingga kemudian dapat
digunakan untuk menggerakkan turbin uap, sedangkan air yang tidak menjadi uap disirkulasikan
kembali ke pipapipa pemanas, bersamasama dengan air pengisi yang baru. Demikian proses
ini berlangsung terus menerus selama unit beroperasi. Gambar 1.3 sistem HRSG

Gambar 1.3. Sistem HRSG

c. Sistem Generator Turbin Uap (Steam Turbine Generator)


Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi
kinetik, energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan
mekanisme yang digerakannya. Tergantung dari jenis mekanik yang dipisahkan, turbin uap dapat
digerakan pada berbagai bidang industri, dan untuk pembangkit listrik.
Pengubahan energi potensial menjadi energi kinetik dalam bentuk poros dilakukan dalam
berbagai cara. Turbin uap secara umum diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, impuls, reaksi dan
gabungan, tergantung pada cara perolehan pengubahan energi potensial menjadi energi kinetik
akibat semburan uap.
a)
Komponen utama Sistem STG adalah sebagai berikut.
1.
Turbin Uap (Steam Turbine), berfungsi untuk mengekspansi uap superheat hingga
2.

menghasilkan energi mekanis untuk menggerakkan generator.


Generator, berfungsi untuk menghasilkan energi listrik di mana di dalamnya terjadi proses
perubahan energi mekanis menjadi energi listrik.

3.

Kondensor (Condenser), berfungsi sebagai penampung air condensate sekaligus sebagai


tempat pendinginan uap bekas hasil ekspansi turbin uap dimana media air laut digunakan sebagai

4.

media pendinginnya.
Tangki air Pengisi (Feed Water Tank), tangki ini berisi air murni sebagai tandon pengisi air

condenser.
5.
Pompa air Pengisi (Feed Water Pump), pompa ini memindahkan air pengisi dari tangki air
pengisi ke condenser dan menjaga level condenser tetap pada kondisi normal.
b)
1.

Peralatan Pendukung Sistem Turbin Uap adalah sebagai berikut.


Sistem minyak pelumas turbin uap digunakan untuk melumasi bearing turbin uap dan bearing
generator, dimana pada sistem ini terdapat peralatan Main Lube Oil Pump (MOP), Lube Oil
Pump (LOP), Emergency Oil Pump (EOP) dan Lube Oil Cooler. Mulamula pada kondisi
dimana turbin uap masih dalam putaran turning gear, maka sistem pelumasan akan
didistribusikan dan disirkulasi minyak, dengan main lube oil pump. Selanjutnya setelah turbin
uap berputar dan sampai kondisi berbeban, maka seluruh sistem pelumasan akan didistribusikan
dan disirkulasikan minyak pelumas ini dengan menggunakan main lube oil pump (MOP) dan

lube oil pump (LOP).


2.
Sistem Pendingin Minyak Pelumas digunakan untuk mendinginkan temperatur minyak
pelumas yang tinggi setelah digunakan untuk melumasi bearing bearing turbin uap dan
generator yang kemudian dialirkan masuk ke dalam lube oil cooler, di mana media pendingin
yang digunakan adalah air (Closed Cycle Cooling Water). Air yang bertemperatur tinggi setelah
digunakan untuk mendinginkan minyak pelumas akan didinginkan di dalam heat exchanger
dengan media pendinginnya diambil dari air laut melalui Pompa Sirkulasi Air (discharge
3.

circulating water pump).


Sistem Hidrolik pada sistem turbin uap digunakan untuk membuka maupun menutup Katup
Penghenti Utama (main stop valve) dan menggerakkan control valve (Governor) pada pipa suplai
uap superheat untuk memutar turbin. Di mana yang digunakan untuk sistem hidrolik ini
merupakan minyak hidrolik yang tertampung di dalam tangki dan disuplai dengan menggunakan

pompa minyak hidrolik (hydraulic oil pump).


4.
Sistem Pendingin Siklus Tertutup ini terdiri dari Closed Cycle Cooling Water Heat Exchanger
(CCCW), Closed Cycle Cooling Water Pump (CCCWP). Sirkulasi air pendingin ini digunakan
untuk mendinginkan turbin uap Lube Oil Cooler (LOC), turbin uap Generator Hydrogen Cooler
(GHC) dan Hydraulic Oil Cooler serta bearing bearing pompa di HRSG. Air dari sisi outlet
CCCW yang bertemperatur lebih rendah setelah didinginkan dengan air laut yang diambil dari

sisi discharge CWP akan digunakan sebagai media pendingin di dalam LOC dan GHC
selanjutnya dari sisi outlet peralatan ini, air yang bertemperatur lebih tinggi dipompa
menggunakan CCCWP masuk ke dalam CCCW, demikian siklus air ini berlangsung secara
tertutup.
E.

Kelebihan dan Kekurangan PLTGU

a.

Keuntungan PLTGU

1.

Gas panas keluaran dari turbin gas dapat digunakan untuk memanaskan air sehingga menjadi
uap untuk menggerakkan turbin uap

2.

Meningkatkan efisiensi menjadi sebesar 40-50%

3.

Efisiensi bahan bakar

a
1.
2.

b. Kekurangan PLTGU
Peningkatan biaya
Peningkatan luas area yang dibutuhkan

F.

Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penggunaan PLTGU dapat
mengurangi biaya pembangkitan listrik bila dibandingkan dengan menggunakan PLTG saja. Hal
ini dapat dipahami karena dengan menambahkan HRSG dan PLTU dapat meningkatkan tenaga
listrik yang dihasilkan tanpa menambah bahan bakar serta meningkatkan efisiensi panas dari
sekitar 24 % untuk PLTG menjadi sekitar 42 % untuk PLTGU.
Berdasarkan harga gas bumi sekarang ini, PLTGU masih dapat bersaing biaya
pembangkitannya bila dibandingkan dengan pembangkit listrik termal lainnya. Di samping itu
waktu pembangunan PLTGU yang cepat merupakan hal yang mendorong dipilihnya PLTGU,
khususnya untuk memenuhi lonjakan permintaan tenaga listrik.
Dengan kemungkinan pengembangan PLTGU yang cukup besar dan teknologi PLTGU di
Indonesia masih belum pernah digunakan maka perlu dipersiapkan tenaga trampil. Pembangunan
PLTGU dalam waktu dekat ini diharapkan akan memberi pengalaman dalam pengoperasian dan
perawatan PLTGU.

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

Mesin PLTD

Terminologi pembangkit listrik berbahan bakar minyak pada umumnya diidentikkan dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Walau pada kenyataannya bahan bakar minyak juga
terkadang digunakan pada PLTG. Prinsip kerja PLTD adalah dengan menggunakan mesin diesel
yang berbahan bakar High Speed Diesel Oil (HSDO). Mesin diesel bekerja berdasarkan siklus
diesel.
Mulanya
udara
dikompresi
ke
dalam
piston,
yang
kemudian diinjeksi dengan bahan bakar kedalam tempat yang sama. Kemudian pada tekanan
tertentu campuran bahan bakar dan udara akan terbakar dengan sendirinya. Proses pembakaran
seperti ini pada kenyataannya terkadang tidak menghasilkan pembakaran yang sempurna. Hal
inilah yang menyebabkan efisiensi pembangkit jenis ini rendah, lebih kecil dari 50 %. Namun
apabila dibandingkan dengan mesin bensin (otto), mesin diesel pada kapasitas daya yang besar
masih memiliki efisiensi yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan rasio kompresi pada mesin diesel
jauh lebih besar daripada mesin bensin.
Mesin Diesel
Keuntungan utama penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar minyak atau sering disebut
dengan PLTD adalah dapat beroperasi sepanjang waktu selama masih tersediannya bahan bakar.
Keandalan pembangkit ini tinggi karena dalam operasinya tidak bergantung pada alam seperti
halnya PLTA. Mengingat waktu start-nya yang cepat namun ongkos bahan bakarnya tergolong
mahal dan bergantung dengan perubahan harga minyak dunia yang cenderung meningkat dari
tahun ke tahun, PLTD disarankan hanya dipakai untuk melayani konsumen pada saat beban
puncak.
Investasi awal pembangunan PLTD yang relatif murah, kebutuhan energi di daerah-daerah
terisolasi yang mendesak dan kebutuhan energi daerah-daerah yang belum terlalu besar,
pemerintah Indonesia berinisiatif membangun PLTD yang berfungsi sebagai base-supply untuk

memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah ini, untuk mengurangi biaya transmisi dan rugirugi jaringan dalam menyalurkan energi listrik dari kota terdekat.

Skema PLTD

Dengan digunakannya bahan bakar konvensional maka adanya kemungkinan pembangkit ini
akan sulit dioperasikan di masa depan karena persediaan minyak bumi dunia yang semakin
menipis. Harga minyak yang terus meningkat menjadi pertimbangan utama dalam menggunakan
pembangkit ini. Harga minyak yang mahal diakibatkan karena pasar minyak dunia yang tidak
stabil dan ongkos transportasi untuk membawa minyak tersebut ke daerah yang dituju. Padahal
di sisi beban, PLN dipaksa menjual dengan harga murah. Inilah yang menyebabkan PLN rugi
besar
Komponen PLTD
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit
sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover
fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan
diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi
dipergunakan untuk memutar rotor generator.

listrik yang menggunakan mesin diesel


merupakan peralatan yang mempunyai
untuk memutar rotor generator. Mesin
menghasilkan tenaga mekanis yang

Dari gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pusat Listrik Tenaga Diesel, yaitu :

1. Tangki penyimpanan bahan baker.


2. Penyaring bahan bakar.
3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).
4. Pengabut.
5. Mesin diesel.
6. Turbo charger.
7. Penyaring gas pembuangan.
8. Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
9. Generator.
10. Trafo.
11. Saluran transmisi.

Prinsip Kerja PLTD


Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam tanki
penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian disimpan di
dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank). Jika bahan bakar adalah bahan bakar minyak
(BBM) maka bahan bakar dari daily tank dipompakan ke Pengabut (nozzel), di sini bahan bakar
dinaikan temperaturnya hingga manjadi kabut. Sedangkan jika bahan bakar adalah bahan bakar
gas (BBG) maka dari daily tank dipompakan ke convertion kit (pengatur tekanan gas) untuk
diatur tekanannya. Menggunakan kompresor udara bersih dimasukan ke dalam tangki udara start
melalui saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger. Di dalam
turbocharger tekanan dan temperatur udara dinaikan terlebih dahulu. Udara yang dialirkan pada
umumnya sebesar 500 psi dengan suhu mencapai 600C.

Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang bakar (combustion
chamber). Bahan bakar dari convertion kit (untuk BBG) atau nozzel (untuk BBM) kemudian
diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).

Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni
yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (35 50 atm), sehingga
temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder
yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan
menyala secara otomatis yang menimbulkan ledakan bahan bakar. Ledakan pada ruang bakar
tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi
mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak
bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros
engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-

balik torak pada langkah kompresi.


Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator. Oleh generator
energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi gaya geral listrik (ggl).
Langkah Kerja Piston atau Cara Kerja Piston Mesin 4 Tak

Berikut adalah urutan langkah kerja piston mesin 4 Tak


1.

Langkah Hisap untuk menghisap campuran bensin /solar dan udara ke dalam silinder ketika piston bergerak turun.

2.

Langkah Kompresi di dalam ruang bakar ketika piston bergerak naik. Di akhir kompresi ini dilakukan penyalaan oleh busi, agar
gas terbakar.

3.

Langkah Kerja atau ekspansi yaitu bergeraknya piston ke bawah karena terdesak oleh gas hasil pembakaran yang bersuhu dan
bertekanan tinggi.

4.

Langkah Pembuangan, yaitu membuang gas sisa pembakaran ke luar silinder melalui exhaus valve.

Anda mungkin juga menyukai