Anda di halaman 1dari 10

Medan Elektromagnetik

Fina Supegina, ST, MT

MODUL 14
Vektor Poynting
Vektor poynting, dengan simbol besaran S atau P, didefinisikan sebagai produk vektor
dari vektor intensitas medan listrik E dengan vektor medan magnetik H pada suatu
gelombang elektromagnetik, yaitu
S=ExH

(14.51)

Apabila untuk vector E dan vector H kita gunakan harga-arga sesaat maka vector
poynting juga merupakan harga sesaat dan apabila vektor E dan vektor H merupakan
harga rata-ratanya maka akan diperoleh harga rata-rata dari vektor poynting. Pengertian
fisik dari vektor poynting yaitu menggambarkan laju energi per satuan waktu per satuan
luas penampang medium yang dilalui gelombang, baik harga sesaat maupun harga ratarata. Nilai vektor poynting yang besar, berarti menggambarkan intensitas gelombang
dan vektor poynting adalah intensitas gelombang merupakan suatu besaran skalar,
sedangkan vektor poynting adalah besaran vektor yang menggambarkan arah
perambatan gelombang dan besarnya kerapatan energi gelombang per satuan waktu,
atau laju energi gelombang dalam satuan Joule per sekon per meter persegi (MKS) atau
Erg per sekon per centimeter persegi (CGS). Teorema tentang vektor poynting
dikembangkan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama John H. Poynting pada
awalnya adalah postulat pada tahun 1884. karena vektor intensitas medan magnetik dan
vektor intensitas medan listrik itu saling tegak lurus satu sam lainnya maka hasil kali
vektor dari E dan H menjadi
S=

E H

aS

Dimana aS menyatakan vektor satuan dari vektor S dan arahnya selalu tegak lurus arah
vektor E dan tegak lurus arah vektor H. Untuk gelombang yang terpolarisasi linier arah
sumbu x, merambat diudara pada arah sumbu z positif maka
Ex = Ex0 cos (t z ) ax V/m dan
Hy = Hy0 (t z ) ay =

E x 0 ay
cos (t z ) (V/m)
377

Maka harga sesaat dari vector poynting adalah


S(t) =

E 2 x0
cos2 (t z ) az J/s m2
377

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fina Supegina, ST. MT.

MEDAN ELEKTROMAGNETIK

Medan Elektromagnetik

Fina Supegina, ST, MT

Atau
S(t) =

E 2 x0 1 cos 2 (t z )

az W/m2
377
2

E 2 x0

754

Harga efektif vector poynting Seff =

Watt/m2, juga memenuhi harga rata-rata

vector pointing Srata-rata yang dapat dibuktikan dari


Srata-rata

2
T

2 2 E 2 x 0 t sin 2 (t z )

T T .377 2
4

T2

2 E 2 x0
S
(
t
)
dt

0
T .377

T2

(1 cos(t z ))
dt =
2

T /2
0

E 2 x0
W/m2
754

Srata-rata =

Jika laju energi diartikan daya (power), maka daya yang keluar dari suatu permukaan
tertutup S :
P=

S.ds

Watt

Didalam bentuk bilangan kompleks, vektor poynting kompleks adalah setengah dari
produk E kompleks dan H kompleks.
S=

1
ExH
2

Vektor poynting kompleks hanya bisa terjadi di medium konduktor karena medium
konduktor ini memiliki impedansi intrinsik kompleks sebagai akibat dari konduktivitas
listriknya yang cukup besar. Hal yang perlu diperhatikan juga sudut fase antara medan E
dan H berbeda.
Contoh Soal 14.9
Gelombang bidang dengan frekuensi f = 1 Ghz merambat diudara bebas dan jatuh
apada permukaan datar tembaga secara normal. Jika diketahui konduktivitas tembaga

= 5,8 x 107 Mho/m, permeabilitas

= 14,57 x 10-7 H/m dan permitivitas

0 8,854 10 12 F/m. Tentukan :


a. impedansi intrinsik tembaga,
b. kedalaman kulit

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fina Supegina, ST. MT.

MEDAN ELEKTROMAGNETIK

Medan Elektromagnetik

Fina Supegina, ST, MT

c. konstanta atenuasi
d. konstanta fase
e. jika amplitudo intensitas medan E yang jatuh dipermukaan tembaga E 0x =

2V
,
m

berapa amplitudo intensitas medan H yang jatuh dipermukaan tembaga, dan


f.

daya rata-rata yang diserap per meter persegi tembaga

Solusi
a. Impedansi Intrinsik
j

1/ 2

6,28 10 9 12,57 10 7
(0,707 + 0,707j ) Ohm

5,8 10 7

= (8,2 + 8,2j) m Ohm


b. Kedalaman kulit pada f = 109 Hz:

1
2,09 m
(f 0 )1 / 2

c. Konstanta atenuasi (f )1 / 2 = 47,846 x 104 rad/m


d. Konstanta fase adalah konstanta atenuasi = 47,846 x 104 rad/m
e. Amplitudo medan H =
f.

E0 x
2

A/ m
ud
377

Daya rata-rata yang diserap tembaga


=

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

1 2
1
2
H (riil impedansi intrinsik) =

2
2 377

Fina Supegina, ST. MT.

(8,2 x 10-3) = 116 nW

MEDAN ELEKTROMAGNETIK

Medan Elektromagnetik

Fina Supegina, ST, MT

PERSAMAAN-PERSAMAAN MAXWELL
Persamaan-persamaan Maxwell untuk medan listrik adalah persamaanpersamaan yang sesuai dengan hukum Gauss, hukum Ampere, teorema divergensi
Gauss, dan hukum Kirchoff. Untuk medan yang berubah-ubah dengan waktu medium
dielektrik, udara atau ruang vektor dapat diperoleh persamaan Helmholtz, yaitu
persamaan gelombang medan listrik dan persamaan gelombang medan listrik.
Solusi persamaan gelombang medan listrik dari gelombang medan magnetik ini
yaitu kuat medan listrik yang periodik fungsi waktu dan jarak dan kuat medan magnetik
yangg juga periodik. Fungsi waktu dan jarak dari suatu gelombang bidang. Dari suatu
persamaan gelombang medan E dan medan H ini, yang umumnya untuk gelombang
terpolarisasi linier dapat diperoleh harga vektor poynting gelombang dan kerapatan
energi gelombang.
Dari harga medan E dan medan H dapat diperoleh impedansi intrinsik
gelombang. Dari persamaan gelombang dapat diperoleh juga kecepatan merambat atau
kecepatan fase gelombang.
14.1 Medan Listrik Statik dan Medan Magnetik Stationer
Untuk Medan Listrik statik dan magnetik stationer (tunak), persamaan-persamaan
Maxwell bentuk diferensial adalah :

.D

xE

=0

xH

=J

. B= 0

Bentuk Integral dari persamaan Maxwell diatas adalah

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fina Supegina, ST. MT.

MEDAN ELEKTROMAGNETIK

Medan Elektromagnetik

D.dS

Fina Supegina, ST, MT

dv Q

E.dl 0

H .dl

J .dS

B.dS 0
S

Persamaan (14.5) adalah hukum Gauss untuk medan listrik statik dan persamaan (14.8)
adalah hukum Gauss untuk medan magnetik tunak. Hukum Gauss untuk medan listrik
statik : Q

D.dS pada persamaan (14.5) mengikuti teorema divergensi menjadi


S

D.dS .DdV
S

Sedangkan dari definisi tentang di muatan total Q disuatu ruang dengan kerapatan
muatan ruang v adalah
Q

dV

Dari persamaan (14.9) dan persamaan (14.10) diperoleh persamaan Maxwell bentuk
diferensial, persamaan (14.1). Menurut hukum tegangan Kirchhoff jumlah tegangan
pada suatu rangkaian tertutup adalah nol, maka

E.dl V

Sesuai dengan teorema Stokes, dimana

E.dl

E.dS

Dari persamaan (14.11) dan persamaan (14.12) diperoleh persamaan Maxwell bentuk
diferensial, persamaan (14.22). Persamaan (14.3) adalah hukum Ampere bentuk

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fina Supegina, ST. MT.

MEDAN ELEKTROMAGNETIK

Medan Elektromagnetik

Fina Supegina, ST, MT

diferensial dan persamaan (14.7) adalah hukum Ampere bentuk Integral. Persamaan
Maxwell bentuk diferensial yang ke-4 yaitu .B = 0 diperoleh dari hukmum Gauss
untuk medan magnetik tunak, yaitu B.dS 0 dan menurut teorema divergensi

B.dS

.BdV

sehingga diperoleh

.BdV

= 0 atau . B = 0 sesuai dengan

persamaan (14.4). jadi dapat disimpulkan bahwa keempat persamaan Maxwell untuk
medan listrik dan medan magnetik tunak dapat diturunkan dari hukum Gauss, hukum
tegangan Kirchhoff, dan hukum Ampere
1Persamaan-persamaan Maxwell untuk Medan Listrik dan Medan Magnetik yang
Berubah-Ubah dengan Waktu
Persamaan-persamaan Maxwell bentuk diferensial untuk medan listrik dan medan
magnetik yang berubah-ubah dengan waktu adalah
B
t

xE

xH

=J

.D

B
t

. B= 0

Bentuk integral dari keempat persamaan Maxwell diatas untuk medan listrik dan medan
magnetik yang berubah-ubah dengan waktu adalah

E.dL

B
.dS
t

H .dl 1

D
dS
t

D.dS

v dV

V Volume

B.dS 0
S

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fina Supegina, ST. MT.

MEDAN ELEKTROMAGNETIK

Medan Elektromagnetik

Fina Supegina, ST, MT

Diruang Hampa atau diudara bebas, dimana terdapat perambatan gelombang datar atau
gelombang bidang, persamaan Maxwell bentuk diferensialnya tanpa arus konduksi J,
tanpa muatan bebas ( v = 0 ) dengan permeabilitas = 0.
B
H
0
t
t

xE

xH

.D

= 0 E 0

D
E
0
t
t

. B = 0 H 0
Sisi kiri dari persamaan (14.21) menyatakan medan listrik yang diturunkan terhadap
jarak mempunyai produk yang tegak lurus terhadap medan magnetik yang turunkan
terhadap waktu. Sebaliknya pada persamaan (14.22), medan magnetik yang diturunkan
terhadap jarak mempunyai produk yang tegak lurus terhadap medan listrik yang
diturunkan terhadap waktu.

Analisis tiga dimensi dalam sistem koordinat kartesian adalah :


E z E y
E

z
y

= 0

E x E z

ay +
x
z

ax +

E y E x

y
x

az

H y
H x
H z
ax 0
ay 0
az
t
t
t

Untuk gelombang datar terpolarisasi linier atau terpolarisasi bidang dengan arah
polarisasi sumbu z (medan listrik E selalu bergerak kearah sumbu z ) dan arah
perambatan gelombang datar ditentukan searah dengan sumbu y positif, maka untuk
penerapan satu dimensi dari persamaan (14.25) adalah
H x
E z
0
y
t

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fina Supegina, ST. MT.

MEDAN ELEKTROMAGNETIK

Medan Elektromagnetik

Fina Supegina, ST, MT

Untuk medan E dan medan H yang berubah-ubah secara sinusoida terhadap waktu,
persamaan (14.26) menjadi
E z
j 0 H x
y

Atau

E = j

Hx

Persamaan (14.28) jika di rotasi menjadi

E z (.E z ) 2 E z j 0 H x
Tetapi dari persamaan (14.23)

= 0

= 0 dari persamaan (14.22) diperoleh

E z
j 0 E z
t

Maka persamaan (14.29) menjadi

2 Ez = 2 0 0 E z d
Atau

2 Ez Ez 2 Ez
2
+
= 0 0 E z
2 +
2
2

y
x
z
2

Untuk gelombang terpolarisasi linier arah z, persamaan (14.31) yang dikenal sebagai
persamaan Helmholtz menjadi

d 2 Ez
2
= 0 0 E z
dy 2
Solusi persamaan (14.32) dengan memasukkan faktor e jwt dan gelombang bergerak di
sepanjang sumbu y positif
y

Ez = E0z cos t
c

Dimana : c =

1
( 0 0 )1 / 2

= kecepatan perambatan gelombang di ruang vakum atau di udara bebas.


Contoh soal 14.1

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fina Supegina, ST. MT.

MEDAN ELEKTROMAGNETIK

Medan Elektromagnetik

Suatu

Fina Supegina, ST, MT

medium yang serba sama dengan permitivitas listrik

permeabilitas magnetik = 14,5 x 10-6 H/m. Konduktivitas

0,2 nF/m dan

= 0, memiliki vektor

intensitas medan listrik E = 800 cos (10 t-kz)ax V/m. Gunakan persamaan Maxwell
untuk mendapatkan (a). B, (b) H, (c) D, (d) k.
Solusi
E z E y

a. E
z
y

E x E z

ay +
x
z

ax +

E y E x

y
x

az

Untuk satu dimensi :

xE=

dE x
800k sin (109 t kz)ay
dz

Dari persamaan kita peroleh

Dan

k=

2
10 9 rad / s
T
2

Atau
k = ( )1 / 2 = 109 (14,5 x 10-6 x 0,2 x10-9)1/2 = 50 m-1
b. B =
c. H =

( E) dt

(800)(50) sin (109 t 50z) dt ay T = -4 x 10-5 cos (109t-50z)ayT

= -3,2 cos (109 t -50z)ax V/m, D =

d. konstanta fase k =

E C/m2 = 160 cos (109 t -50z) nC/m2

= 50 m-1

Contoh Soal 14.2


Intensitas medan magnetik diudara suatu gelombang datar adalah 50 A/m didalam arah
ax (sumbu x positif). Gelombang merambat disepanjang sumbu z positif dengan
frekuensi sudut

= 2 x 109 rad/s. Tentukan :

a. berapa meter panjang gelombang


b. periode T
c. frekuensi f
d. amplitudo intensitas medan listrik
Solusi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fina Supegina, ST. MT.

MEDAN ELEKTROMAGNETIK

Medan Elektromagnetik

a.

Fina Supegina, ST, MT

2
= 2 x 109 rad/s, T = 3,14 x 10-9 s = 3,1 nS
T

Panjang gelombang = T.C = 3,14 x 10-9 (3 x108) m = 0,942 m


b. Periode T =

c. Frekuensi f =

= 3,14 x 10-9 s = 3,14 nS

1
= 318,47 x 106 Hz = 318,47 Mhz
T


d. Impedansi intrinsic udara : 0
0

1/ 2

= 377 Ohm.

E
= 377 Ohm,
H

Jadi E = 377 H = 18850 V/M


Contoh Soal 14.3

Jika diketahui vektor intensitas medan listrik E = 1500e j 40 z ay + (200-600j)az x e-j0,4x


berada di udara bebas. Tentukan : (a) frekuensi sudut

dan (b) E di titik (2,3,1) m

pada t = 0
Solusi
a. k = konstanta fase =
jadi

0,4, 0,4

=0,4 (3 x 108) = 140 M rad/s

j 40 z
b. E = 1500e
ay + (200-600j)az j140x10

t + 0,4x

Erill = 1500 cos 40 ay + 200 az) cos (140 x 106t + 0,4x). Untuk t = 0 ; x = 2
Maka
E Rill (1500 cos 40 ) 2 200 2

1/ 2

cos(0,8rad ) 1230 cos 45,6 927,73 V

Ey = E cos ; Ez = E cos .
Untuk titik (2,3,1) :
Cos

3
1

. Jadi E = Eyay + Ezaz = 744,168 ay + 248,06 az V/m
1 / 2 dan cos
(14)
(14)1 / 2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Fina Supegina, ST. MT.

MEDAN ELEKTROMAGNETIK

10

Anda mungkin juga menyukai