Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia kelistrikan, kita mengenal suatu alat yang disebut motor
listrik dan generator listrik. Secara sederhana, generator listrik berfungsi
untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik sedangkan motor
listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Dri kedua fungsi masing-masing alat tersebut terdapat hubungan.
Sebuah generator akan bekerja dengan dibantu motor listrik untuk
menggerakkan generator tersebut. Namun pada skala besar, seperti
pada PLTA, generator akan dibantu turbin untuk menggerakkan
generator tersebut. Dari fungsi generator tersebut, menjadikan alat ini
sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Generator itu sendiri ada
dua macam, yaitu generator DC ( arus searah) dan generator AC (arus
bolak-balik). Perbedaan mendasar dari kedua generator ini adalah pada
sumber tegangan yang dihasilkan.
Dalam kehidupan sehari-hari, semakin banyak peralatan elektronika
yang menggunakan listrik sebagai sumber utama. Apabila terjadi listrik
padam dalam sehari saja, maka sebagian aktivitas manusia akan
terhambat. Oleh karena itu dalam makalah ini, kami mencoba untuk
menjelaskan tentang generator listrik khususnya generator searah (DC).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu generator DC ?
2. Bagaimana prinsip kerja dari henerator DC?

3.
4.
5.
6.
7.

Bagaimana konstruksi dari generator DC?


Apa maksud dari reaksi jangkar pada generator DC?
Apa saja jenis-jenis generator?
Apa saja rugi-rugi yang terjadi pada generator?
Apa saja karakteristik generator DC?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian generator DC
2. Mengetahui prinsip kerja generator DC
3. Mengetahui konstruksi generator DC
4. Mengetahui maksud dari reaksi jangkar generator DC
5. Mengetahui jenis-jenis generator
6. Mengetahui rugi-rugi yang terjadi pada generator
7. Mengetahui karakteristik generator DC

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Generator DC
Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah
tidak berbeda dengan motor DC kecuali pada arah aliran daya. Berdasarkan
cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah
(DC) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu generator berpenguatan bebas
dan generator berpenguatan sendiri. Generator DC berpenguatan bebas
merupakan generator yang mana arus medannya di suplai dari sumber DC
eksternal. Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang

mempunyai tahanan akan menghasilkan arus dan menimbulkan fluks pada


kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator.
Pada karakteristik berbeban sebuah generator DC menunjukkan
bagaimana hubungan antara tegangan terminal dan arus medan ketika
generator dibebani. Bila generator dibebani maka akan mengalir arus beban.
Pada generator DC penguatan shunt penurunan tegangan terminal akan
semakin besar bila terus-menerus dibebani, dan arus medan Ifpada mesin
ikut turun. Ini menyebabkan fluks pada mesin turun sehingga nilai Ea turun
yang menyebabkan penurunan tegangan terminal lebih besar. Sedangkan
pada generator DC penguatan bebas Tegangan terminal Vt akan berkurang
akibat efek demagnetisasi dari reaksi jangkar. Pengurangan ini dapat di atasi
dengan peningkatan arus medan yang sesuai. Tegangan terminal Vt akan
lebih

kecil

dari

pada

GGL

yang

dibangkitkan,

sebesar

Ia.Ra,

dimana Ra adalah resistansi rangkaian jangkar. Penurunan tegangan ini


dapat dengan suatu segitiga yang disebut segitiga portier, yang sisinya
sebanding Ia. karena Iakonstan maka segitiga ini konstan dalam batas-batas
belum jenuh. Menurunnya tegangan terminal ini akan menyebabkan arus
medan turun, dan Ea juga akan mengalami penurunan.
2.2 Prinsip Kerja Generator DC
Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday
:

Dimana :

= Jumlah Lilitan
= Fluksi Magnet

= Tegangan Imbas, GGL (Gaya Gerak Listrik)

Dengan lain perkataan, apabila suatu konduktor memotong garis-garis


fluksi magnetik yang berubah-ubah, maka GGL akan dibangkitkan dalam
konduktor itu. Jadi syarat untuk dapat dibangkitkan GGL adalah :

harus

( hantaran kawat )
harus ada medan magnetik
harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau

ada

konduktor

ada fluksi yang berubah yang memotong konduktor itu

Gambar 1. Prinsip kerja Generator DC

Keterangan gambar :

Pada gambar Generator DC Sederhana dengan sebuah penghantar


kutub tersebut, dengan memutar rotor ( penghantar ) maka pada

penghantar akan timbul EMF.


Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet sedemikian rupa

sehingga sisi A-B dan C-D terletak tegak lurus pada arah fluks magnet.
Kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap

sumbu putarnya yang sejajar dengan sisi A-B dan C-D.


GGL induksi yang terbentuk pada sisi A-B dan sisi C-D besarnya
sesuai dengan perubahan fluks magnet yang dipotong kumparan
ABCD tiap detik sebesar :

Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah
tangan kanan :

ibu jari
: gerak perputaran
jari telunjuk : medan magnetik kutub utara dan selatan
jari tengah : besaran galvanis tegangan U dan arus I

Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak-balik, meskipun


tujuan utamanya adalah pembangkitan tegangan searah, tampak
bahwa tegangan kecepatan yang dibangkitkan pada kumparan jangkar
merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk gelombang yang berubah-ubah
tersebut karenanya harus disearahkan.
Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik dengan
menggunakan

Saklar
Komutator
Dioda

Sistem Saklar
Saklar

berfungsi

untuk

menghubungsingkatkan

ujung-ujung

kumparan. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :


Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan
akan timbul tegangan yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan
positif saklar di hubungkan, maka tegangan menjadi nol. Dan bila saklar
dibuka lagi akan timbul lagi tegangan. Begitu seterusnya setiap setengah
periode tegangan saklar dihubungkan, maka akan di hasilkan tegangan
searah gelombang penuh.
Sistem Komutator
Komutator

berfungsi

sebagai

singkatkan kumparan jangkar.


dipasang

pada

ujung

saklar,

Komutator

kumparan

yaitu

untuk

menghubung

berupa

cincin

belah

jangkar.Bila

kumparan

yang
jangkar

berputar, maka cincin belah ikut berputar. Karena kumparan berada


dalam medan magnet, akan timbul tegangan bolak balik sinusoidal. Bila
kumparan telah berputar setengah putaran, sikat akan menutup celah
cincin sehingga tegangan menjadi nol. Karena cincin berputar terus, maka
celah akan terbuka lagi dan timbul tegangan lagi. Bila perioda tegangan
sama dengan perioda perputaran cincin, tegangan yang timbul adalah
tegangan arus searah gelombang penuh.

Gambar 2. Efek Komutasi


Sistem Dioda
Dioda adalah komponen pasif yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Bila diberi prasikap maju (forward bias) bisa dialiri arus.
Bila diberi prasikap balik (reverse bias) dioda tidak akan dialiri arus.

Berdasarkan bentuk gelombang yang dihasilkan, dioda dibagi dalam:

Half Wave Rectifier (penyearah setengah gelombang)


Full Wave Rectifier (penyearah satu gelombang penuh)

2.3 Konstruksi Generator DC


Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet
permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi
terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah
generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar 3 menunjuk-kan
gambar potongan melintang konstruksi generator DC.

Gambar 3. Konstruksi Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC


yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar.
Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang,
bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator,
belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

Gambar 4. Struktur Generator DC


Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin
adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara
periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat
arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah
komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat
arang.

2.4 Reaksi Jangkar Generator DC

Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder


beralur. Belitan tersebut merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi.
Pada umumnya jangkar terbuat dari bahan yang kuat mempunyai sifat
feromagnetik dengan permiabilitas yang cukup besar. Permiabilitas yang
besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang induksi
magnetnya besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar.
Belitan jangkar terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur
jangkar. Tiap-tiap kumparan terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang.

Gambar 5. Jangkar Generator DC.


Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah
generator saat tanpa beban disebut Fluks Medan Utama (Gambar 6). Fluks
ini memotong lilitan jangkar sehingga timbul tegangan induksi.

Gambar 6. Medan Eksitasi Generator DC


Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus
jangkar. Arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar
jangkar tersebut dan biasa disebut FIuks Medan Jangkar (Gambar 7).

Gambar 7. Medan Jangkar dari Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar


(b).
Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang
terletak disebelah kiri kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang
terletak di sebelah kanan kutub utara. Pengaruh adanya interaksi antara

medan utama dan medan jangkar ini disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar
ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus pada garis netral n, tetapi
bergeser sebesar sudut . Dengan kata lain, garis netral akan bergeser.
Pergeseran garis netral akan melemahkan tegangan nominal generator.
Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal, dipasangkan medan
magnet bantu (interpole atau kutub bantu), seperti ditunjukkan pada Gambar
8.(a).

Gambar 8. Generator dengan Kutub Bantu (a) dan Generator Kutub


Utama, Kutub Bantu, Belitan Kompensasi (b).
Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih
kecil dari kutub utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang
diletakkan pada permukaan komutator dan tepat terletak pada garis netral n
juga akan bergeser. Jika sikat dipertahankan pada posisi semula (garis
netral), maka akan timbul percikan bunga api, dan ini sangat berpotensi
menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya. Oleh karena itu, sikat juga
harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral. Bila sikat tidak digeser
maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan penghantar yang
mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi dengan

kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada lilitan kutub
utara maupun kutub selatan, seperti ditunjukkan pada gambar 7 (a) dan (b),
generator dengan komutator dan lilitan kompensasinya.

Kini dalam rangkaian generator DC memiliki tiga lilitan magnet, yaitu:


1. lilitan magnet utama
2. lilitan magnet bantu (interpole)
3. lilitan magnet kompensasi

2.5 Jenis-Jenis Generator


Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator DC berdasarkan dari
rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker)
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu generator penguat terpisah, generator shunt,
dan generator kompon.
1. Generator Penguat Terpisah
Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak
terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat
terpisah, yaitu:
1. Penguat elektromagnetik (Gambar 9.a)
2. Magnet permanent / magnet tetap (Gambar 9.b)

Gambar 9. Generator Penguat Terpisah


Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur
melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara
elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC
dari

luar

yang

dimasukkan

melalui

belitan

F1-F2. Penguat dengan

magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan


dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan
tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati
harga nominalnya.

Karakteristik Generator Penguat Terpisah

Gambar 10. Karakteristik Generator Penguat Terpisah

karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie


100%) dan saat eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie
adalah arus eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan output

generator akan sedikit turun jika arus beban semakin besar.


Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.
Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan reaksi
jangkar, selanjutnya mengakibatkan turunnya pasokan arus
penguat ke medan magnet,

sehingga tegangan induksi

menjadi kecil.

2. Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel
dengan rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet
sisa yang terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam
medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat
medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan
arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan

geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat
shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai
tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada
Gambar 11.

Gambar 11. Diagram Rangkaian Generator Shunt


Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa
megnetisasi tidak akan ada,atau jika belitan eksitasi salah sambung atau
jika arah putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan
ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.

Karakteristik Generator Shunt

Gambar 12. Karakteristik Generator Shunt.


Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada
Gambar 12. Tegangan output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus
beban yang sama, dibandingkan dengan tegangan output pada generator
penguat terpisah. Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator
penguat

terpisah

dan

generator

shunt tentu

kurang

baik,

karena

seharusnya sebuah generator mempunyai tegangan output yang konstan,


namun hal ini dapat diperbaiki pada generator kompon.

3. Generator Kompon
Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub
utama yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan
lainnya merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon
ditunjukkan pada Gambar 12. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di
depan belitan shunt.

Gambar 13. Diagram Rangkaian Generator Kompon

Karakteristik Generator Kompon

Gambar 14. Karakteristik Generator Kompon


Gambar 14 menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan
output generator terlihat konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada
arus eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya
penguatan lilitan seri, yang cenderung naik tegangannya jika arus beban

bertambah besar. Jadi ini merupakan kompensasi dari generator shunt,


yang cenderung tegangannya akan turun jika arus bebannya naik.
2.6 Rugi-Rugi pada Generator DC
Rugirugi yang ada pada generator DC antara lain rugi tembaga, rugi
besi, dan rugi mekanik. Rugi-rugi ini sangat penting untuk diketahui dan
diperlukan untuk menghitungbesarnya effisiensi dari generator. Untuk
menentukan besarnya rugi mekanikdan rugi besi dapat dilakukan dengan
cara pengujian motor penggerak dan pengujian pada generatornya sendiri.
1. Rugi Tembaga
Rugi daya akibat panas dalam belitan akibat arus yang melalui
kumparan jangkar atau medan. Rugi tembaga ini biasanya terjadi
pada kumparan medan shunt, kontak singkat, jangkar, kumparan
medan seri, dan pada lilitan lilitan medan tambahan misalnya
belitan dan kompensasi

2. Rugi Mekanik
Rugi ini disebabkan oleh bagian-bagian yang berputar dari
mesin. Besarnya rugi mekanik ini dianggap tetap dalam kondisi
beban penuh maupun beban nol. Hanya mesin dengan kapasistas
besar yang ada perubahan apabila beban berubah. Rugi ini terdiri
dari rugi sikat, rugi bearing, dan rugi angin. Rugi sikat ini timbul
karena adanya gesekan komutator dengan sikat. Rugi bearing
timbul karena adanya gesekan bearing dengan rotor. Rugi angin
timbul karena adanya gesekan rotor dengan angin.

3. RUGI BESI
Rugi ini disebabkan adanya fluk bolak-balik pada inti besi yang
mengakibatkan rugi histerisis dan arus eddy. Besarnya rugi ini sangat
tergantung dari kualitas bahan magnet yang digunakan. Pada operasi
konsdisi jenuh besarnya rugi besi
2.7 Karakteristik Generator DC
Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara
yaitu :

dengan magnet permanen


dengan magnet remanen

Generator listrik dengan magnet permanen sering juga disebut magneto


dynamo. Karena banyak kekurangannya, maka sekarang jarang digunakan.
Sedangkan generator dengan magnet remanen menggunakan medan
magnet listrik, mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu :

Medan magnet yang dibangkitkan dapat diatur

Pada generator arus searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :


Dimana :
Ea = GGL yang dibangkitkan pada jangkar generator
= Fluks per kutub
z

= Jumlah penghantar total

= Kecepatan putar

= Jumlah hubungan paralel


Bila(Konstanta), maka :

Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator


arus searah
dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Generator berpenguatan bebas
Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator
yang lilitan medannya dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara
listrik

tidak

tergantung

dari

mesin.

Tegangan

searah

yang

dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf


akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub.
Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator.

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah


tahanan dalam
generator, maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah:

Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator :

Tegangan jepit (V)

Arus eksitasi (penguatan)


Arus jangkar (Ia)
Kecepatan putar (n)

2. Generator berpenguatan sendiri


a. Generator searah seri

b. Generator Shunt

Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri


diperlukan :

Adanya sisa magnetik pada sistem penguat


Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus

sedemikian, hingga arah medan yang terjadi, memperkuat


medan yang sudah ada.
Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya kalau:

Sisa magnetik tidak ada


Misal: Pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan
sisa magnetik adalah
menjadi

generator

generator

dipasang

dijalankan

sebagai

pada

generator

shunt

berpenguatan bebas
pada

sumber

motor

arus

shunt

dirubah

atau

pada

searah,

dan

dengan

polaritas

sikat-sikat dan perputaran nominal.

Hubungan medan terbalik,


Karena generator diputar oleh arah yang salah dan
dijalankan,

sehingga

arus

medan

tidak

memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya


denganhubungan-hubungan
diberi

kembali

perlu

diubah

dan

sisa magnetik, seperti carauntuk

memberikan sisa magnetik.

Tahanan rangkaian penguat terlalu besar


Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam
rangkaian medan, hingga Rf tidak berhingga atau
tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator
kotor.

c. Generator Kompon
dari

Generator

kompon

generator

shunt

merupakan

gabungan

dan generator seri, yang

dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan


sifat

yangdimiliki

keduanya.
sebagai

Generator

kompon

panjang.

merupakan

gabungan

kompon

pendek

Perbedaandari

dari

bisadihubungkan

atau

dalam

kedua

kompon

hubungan

ini

hampir tidak ada, karena tahanan kumparan seri


kecil, sehingga tegangan drop pada kumparan ini
ditinjau

daritegangan

terminal

kecil

sekali

dan

terpengaruh.
Biasanya
sedemikian
membantu

kumparan

rupa,

seri

dihubungkan

sehingga kumparan

kumparan

shunt,

yakni

seri

MMF

ini
nya

searah. Bila generator ini dihubungkan seperti itu,


maka

dikatakan

generator

itu

mempunyai

kumparankompon bantu. Mesin yang mempunyai


kumparan

seri

melawan

medan

shunt

disebut

kompon lawan dan ini biasanya digunakan untuk


motor atau generator-generator khusus seperti untuk
mesin las. Dalam hubungan kompon bantu yang
mempunyai peranan utama ialah kumparan shunt
dan kumparan seri dirancang

untuk

kompensasi

MMF akibat reaksi jangkar dan juga tegangan


drop di jangkar pada range beban tertentu. Ini
mengakibatkan tegangan

generator

akan

diatur

secara otomatis pasa satu range beban tertentu.

d. Kompon Panjang

e.

Kompon Pendek

Pembangkitan Tegangan Induksi Pada Generator Berpenguatan Sendiri


Disini

akan

diterangkan

pembangkitan

tegangan

induksi

generator shunt dalam keadaan tanpa beban. Pada saat mesin


dihidupkan (S tutup), timbul suatu fluks residu yang memang sudah
terdapat pada kutub. Dengan memutarkan rotor, akan dibangkitkan
tegangan induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya tegangan
induksi ini mengalirlah arus pada kumparan medan. Arus ini akan

menimbulkan

fluks

yang

memperkuat

fluks

yang

telah

ada

sebelumnya. Proses terus berlangsung hingga dicapai tegangan


yang stabil. Jika tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang
dibangkitkan

menjadi

lebih kecil. Berarti makin besar tahanan

kumparan medan, makin buruk generator tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip Kerja
Generator DC itu sendiri di hasilkan pembangkit listrik melalui
induksi dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan cincin-seret
yang menghasilkan tegangan induksi bolak-balik dan dengan

menggunakan komutator yang menghasilkan tegangan DC. Rugi


rugi yang ada pada generator DC antara lain rugi tembaga, rugi
besi, dan rugi mekanik. Rugi-rugi ini sangat penting untuk diketahui
dan diperlukan untuk menghitungbesarnya effisiensi dari generator.

Daftar Pustaka
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/generator-dc.html
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/09/animasi-generator-dc-dangenerator-ac.html
http://www.docstoc.com/docs/17291496/Generator-DC
http://www.youtube.com/watch?v=1FaWGXz7sxQ

Anda mungkin juga menyukai