Anda di halaman 1dari 4

Nama : Azzahra Soraya Bilhaq

NIM

: 14010413130081

PILPRES 2014 : Facebook Post War

Media merupakan suatu hal yang dipengaruhi dan mempengaruhi peristiwa pemilihan presiden
2014 lalu. Dengan adanya PILPRES ini media jadi banyak menayangkan berita berita mengenai peristiwa
politik, dan dari berita berita itu pemikiran dan pandangan masyarakat pun terpengaruh, memberikan efek
sesuai dari sisi mana mereka melihat informasi informasi itu. Salah satu media yang paling banyak dilihat
orang adalah media social di internet, ada twitter, facebook, berita online, path, dan sebagainya. Seperti
yang telah diketahui perang antar pendukung calon presiden saat itu berkicau di media social, di twitter
misalnya sampai menjadi trending topics, mereka saling menghujat dan memberikan link link yang
menurut mereka dapat menaikkan elektabilitas jagoannya.
Di twitter, tempat bagi para netizen ini sempit untuk menguraikan kata kata untuk mendukung
jagoannya dan memberikan persuasi bagi pembacanya untuk ikut turut mendukung jagoannya. Ada media
social lain yang tak kalah heboh saat PILPRES 2014, yakni facebook. Saya sebagai netizen, mengamati
dua grup facebook yang cukup banyak anggotanya dan sangat ramai, bahkan hamper setiap post nya
memiliki banyak komentar, baik komentar diskusi maupun perang.
Yang pertama adalah grup Kami Percaya Integritas Sri Mulyani atau yang biasa disingkat KPISMI ini, dari nama grup nya bisa ditebak grup ini berdiri pada saat masa masa kasus BOBC atau Bail Out
Bank Century naik dan menyeret nama Sri Mulyani Indrawati yang saat itu menjabat sebagai Mentri

Keuangan. Dengan beranggotakan 2,758 orang grup ini sangat luar biasa aktif, setiap post di kritisi oleh
banyak orang, setiap artikel berita di lihat dari berbagai sudut pandang, bahkan anggota anggota nya
sempat menemani Managing Director of World Bank itu di persidangan, lalu menerbitkan beberapa buku,
dan ada yang berkoalisi mendirikian Partai Sri, dengan harapan membawa Ibu Sri Mulyani Indrawati
menjadi calon presiden 2014. Namun sayangnya harapan itu tak tercapai, calon presiden dan wakil
presiden untuk PILPRES 2014 adalah Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Walaupun begitu grup ini masih
aktif mengamati dan mengomentari fenomena fenomena politik di Indonesia, tak terkecuali PILPRES
2014 ini. Tak jarang seseorang mem-post keluh kesahnya dan sekdar menyindir di wall grup, lalu
kemudian mendapat tanggapan dari para anggota lain dengan memberikan komentar yang entah
mendukung atau melawan, dan dilihat oleh para sider alias silent reader dengan mempertimbangkan dari
berbagai sisi yang ada dan berusaha mencerna kalimat kalimat dari para netizen pejuang yang kadang
terlihat emosi dari kata katanya membalas komen orang lain.
Selanjutnya adalah Grup Indonesia Bersatu dengan tulisan yang ada di kolom deskripsinya
sebagai berikut:
Grup yang merupakan sebuah wadah dan ajang silatuhrahmi untuk menyatukan pikiran, gerak,
dan langkah untuk INDONESIA YANG LEBIH BAIK.. Independen, Tanpa tekanan, dan hanya SATU
KEPENTINGAN "INDONESIA TERCINTA"..Kemerdekaan RI adalah sebuah hasil dari perjuangan
Sultan Hasanudin, Imam Bonjol, Teuku Umar dan sederetan nama PAHLAWAN bangsa ini. Mereka tidak
mewariskan kemerdekaan secara langsung, tapi ada SEMANGAT, CINTA, ASA yang diwariskan untuk
meraih KEMERDEKAAN..
Jelas ditulis bahwa grup ini merupakan media untuk menyalurkan pemikiran anggota anggotanya yang
berjumlah 7,419 member dan menyatukannya. Kalau KPI-SMI dengan hamper 3000 member mampu
melakukan hal hal yang sudah disebutkan tadi, grup ini lebih ramai lagi, dengan member yang lebih
banyak dan pemikiran yang bervariatif wall grup ini selalu ramai akan opini masyarakat dan link link
serta attachment yang mendukung opini mereka.

Kedua grup ini memanglah hanya sebuah grup di facebook, tapi kalau dilihat potingan postingan
yang ada disana, cukup berat isinya terlebih lagi isinya tidaklah orang orang biasa atau remaja seperti di
grup pada umumnya. Siapa yang tidak kenal Wimar Witoelar? Ia termasuk pejuang twitter pada saat
PILPRES 2014 dan ia juga merupakan netizen yang berpengaruh di KPI SMI dan turur berpartisipasi
saat Facebookers Kami Percaya Integritas Sri Mulyani Indrawati (KPI-SMI) meluncurkan buku berjudul
Mengapa Sri Mulyani guna menyibak tabir Bank Century.
Kembali ke pengaruh media social ini dalam partisipasi politik masyarakat, dengan adanya grup
ini semua orang mampu menyalurkan pemikirannya dan menyebarkan informasi informasi yang ia dapat
ke orang lain. Tak jarang anggota dengan peimikiran yang berbeda berdebat mengenai pemikiran siapa
yang paling benar, fenomena ini menunjukkan bahwa dengan adanya media sosial orang bisa langsung
berdiskusi dan membahas suatu informasi yang baru saja muncul, tapi di sisi lain penyebaran informasi di
media sosial ini juga sangat riskan karena tidak dapat di kontrol dan tak jarang di alter kan tau
dimodifikasi secara sengaja maupun tidak sengaja. Fenomena ini memiliki sisi baik dan sisi buruk,
baiknya dimana semua orang mampu mengutarakan dan mengekspresikan pikirannya juga berkeluh kesah
atas situasi politik yang ada, atau bahkan menghujat para pelaku politik di ibukota sana. Namun dengan
semakin leluasanya ini kadang mereka tidak kontrol diri, debat jusir di comment pun jadi lebih sering
terjadi, serta banyak informasi informasi yang menyesatkan yang dapat mempengaruhi pemikiran orang
orang. Mari kita prehatikan lebih dalam, di grup ini ada admin yang senantiasa memantau kata kata
SARA, dan postingan yang sekiranya tidak patut untuk menjadi konsumsi umum, jadi seharusnya grup ini
baik baik saja kan?
Namun ada beberapa hal yang tidak saya sukai dari grup semacam ini, ada banyak postingan dan
balasan yang berujung pertengkaran, walaupun bukan pertengkaran yang maki memaki apakah itu hal
yang bagus? Apalagi dilihat oleh banyak orang, terlebih lagi anggota disini berisi orang orang dewasa
yang tentu pemikirannya lebih luas dan pengamatannya tentang politik sudah lebih dalam. Memang ada
orang orang yang perang dengan argument argumen yang baik, tutur kata yang tersusun rapid an mudah
dipahami, bahkan tak jarang membuar para penyimaknya menjadi galau sendiri, karena kedua orang dari

kubu capres yang berbeda itu sama sama baik dan memiliki argumen kuat. Mulai dari postingan yang
ringan sampai yang berat, seperti yang diutarakan salah satu anggota KPI SMI setelah melihat berita
Presiden Jokowi yang membonceng motor tanpa mengenakan helm; Kalo pake helm pastinya media gak tau
kalo itu presiden yg katanya sederhana.. Cem macem aja netizen.. Ganden Doank. Tanggapan yang seperti itu

mampu menghadirkan berbagai komentar baik yang menyetujui atau memberikan pembelaan kepada
Presiden baru Indonesia tersebut, bahkan ada yang membandingkannya dengan Mantan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dengan perkataan; jd ingat waktu pak SBY naik motor utk acara di sentul. beliau
pakai helm. Dan helm itu sekarang jadi kenang-kenangan si tentara yang mboncengin pak SBY..-Maya
Asmayasari. Atau dengan berita SBY yang instruksikan kader di DPR dukung program jokowi yang pro
rakyat, dikomentari Salah satu partai yang paling membingungkan saya sampai saat ini adalah
kepribadian partai demokrat yang tidak punya konsistensi dalam berpolitik. Alih2 ingin mencari
popularitas lewat program pro rakyat, ujung2nya menjilat ludah sendiri. Ada yang bisa menjelaskan
kenapa ? -Ahmad Jufrie.
Dari dua grup ini dapat disaksikan pergulatan argumen dari masing masing kubu yang sepertinya
hanya membahas bentuk 9 atau 6 yang sebenarnya bentuknya sama namun tergantung dilihat dari sisi
mana bentuk tersebut. Tentu setiap capres memiliki keunggulan dan kelemahan masing masing, dan yang
berhasil adalah yang mampu membuat rakyat melihat lebih banyak ke keunggulannya daripada
kelemahannya, hal ini tidak lepas dari front pembelanya yang merupakan netizen yang senantiasa berbagi
informasi dan menyampaikan hal hal terbaru. Para sider netizen ini juga harus senantiasa berhati hati
dalam menerima informasi karena belum tentu semuanya benar dan bisa saja hanya sebuah provokasi
atau hoax belaka. Juga jangan sembarangan mem posting sesuatu karena sekarang aturan yang mengatur
tentang hal itu dimana kita bisa di tangkap karena memnyebarkan sesuatu yang dianggap tidak pantas.

Anda mungkin juga menyukai