Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS ISI OPINI PUBLIK PADA VIDEO STATEMENT KETUA UMUM PARTAI
SOLIDARITAS INDONESIA MELALUI AKUN INSTAGRAM @PSI_ID

Oleh:

Nama Mahasiswa:
Ujang Samsul Falah
(NIM: 118106159)

Nama Pembimbing:
Kurniawaty Yusuf, M.Si
(NIP: 200020041)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS PARAMADINA
2024
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Penelitian dengan judul: Analisis Isi Opini Publik pada Video Statement Ketua Umum Partai
Solidaritas Indonesia melalui Akun Instagram @psi_id

Oleh:
1. Ujang Samsul Falah (……………………..)

2. Kurniawaty Yusuf, M.Si (…………………….. )

Telah disahkan oleh Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas
Paramadina dan diketahui oleh Dekan Fakultas Falsafah dan Peradaban, pada:

Hari/ Tanggal: tanggal bulan tahun

Yang mensahkan dan mengetahui:

Direktur Dekan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Fakultas Falsafah dan Peradaban

(Dr. Sunaryo) (Tia Rahmania, M.Psi, Psi)

2
ABSTRAK
Dewasa ini media sosial Instagram tidak hanya berfokus sebagai platform untuk mengunggah
berbagai macam kegiatan yang bersifat pribadi saja, akan tetapi melalui media sosial Instagram kini
seseorang dapat menuangkan ide, gagasan, kreativitas, bahkan opini sekalipun, terlebih dalam proses
demokratisasi. Seperti halnya yang dilakukan oleh salah satu partai di Indonesia yakni Partai
Solidaritas Indonesia (PSI), di mana pada tanggal 20 Maret 2021 akun Instagram resmi milik PSI
mengunggah video statement yang disampaikan oleh Giring Ganesha selaku Ketua Umum Partai
Solidaritas Indonesia dengan narasi berupa pesan kritik terhadap kinerja Anies Baswedan yang dinilai
sebagai seorang pembohong dan berpura-pura seolah peduli terhadap rakyat ditengah krisis akibat
pandemi Covid-19. Hal ini terkait dengan desakan rakyat yang meminta agar Anies Baswedan
membatalkan rencana balap mobil Formula E yang disinyalir memakan biaya sebesar 1 Trilyun rupiah
dan menggunakan uang APBD Jakarta. Namun, Anies Baswedan seolah mengabaikan suara
masyarakat dan tetap mengadakan acara itu di tengah krisis pandemi. Kebijakan Anies ibi dinilai
Giring tidak peka dengan situasi rakyatnya sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak opini publik yang terindikasi
mendukung, tidak mendukung, atau bahkan netral terhadap video statement yang disampaikan oleh
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia melalui akun Instagram @psi_id. Adapun metodologi dalam
penelitian ini yaitu menggunakan metodologi kuantitatif dengan metode berbasis analisis isi deskriptif.
Dari hasil operasional frekuensi terhadap dimensi opini publik, ditemukan data bahwasannya dimensi
Unfavourable atau opini tidak mendukung memperoleh suara terbanyak, dengan perolehan angka
sebanyak 61 komentar dari 100 dan dengan persentase sebesar 61%. Kemudian disusul oleh dimensi
Favourable atau opini mendukung dengan perolehan angka sebanyak 30 komentar dari 100 dan
dengan persentase sebesar 30%. Lalu opini publik dengan perolehan angka paling rendah yaitu opini
dengan dimensi Netral atau tidak memihak, dengan perolehan angka sebanyak 9 komentar dari 100
dan dengan persentase sebesar 9%.
Merujuk pada temuan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa opini publik dengan dimensi
Unfavourable merupakan opini dengan perolehan suara atau angka terbesar, yakni sebanyak 61
komentar dari 100, dan dengan persentase sebesar 61%. Artinya, dapat dikatakan bahwa sebagian besar
khalayak khususnya para pengguna Instagram yang turut serta memberikan pandangan atau opini pada
kolom komentar unggahan video statement tersebut, menyatakan tidak mendukung (mencela,
meremehkan, atau menolak) atas pernyataan yang disampaikan oleh Giring Ganesha selaku Ketua
Umum Partai Solidaritas Indonesia terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Kata Kunci: Analisis Isi, Opini Publik, Instagram, Ketua Umum PSI

3
PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan teknologi yang begitu pesat kian membentuk suatu
kebiasaan baru bagi masyarakat khususnya dalam bidang komunikasi. Para ahli menyebut
fenomena ini sebagai revolusi komunikasi yang ditandai dengan hadirnya media baru sebagai
platform dalam menyampaikan dan menerima suatu informasi. Berbicara mengenai media
baru, tentu erat kaitannya dengan munculnya media sosial yang didesain untuk mempermudah
proses interaksi sosial secara dua arah. Saat ini terdapat beberapa jenis media sosial yang
popular di Indonesia, antara lain yaitu Whatsapp, Instagram, Facebook, Youtube, Line, Twitter,
dan TikTok. Dari ketujuh platform media sosial tersebut, peneliti melihat bahwasannya untuk
saat ini Instagram masih tetap menjadi media sosial yang paling banyak diminati oleh
masyarakat, yaitu berada dalam posisi kedua setelah Whatsapp. Sejatinya Instagram sendiri
merupakan media sosial berbasis gambar yang memberikan layanan berupa foto dan juga
video. Pada aplikasi ini para pengguna dapat dengan mudah mengunggah kegiatan dalam
bentuk foto maupun video lalu kemudian membagikannya kepada pengguna lain. Namun
seiring berjalannya waktu, terlebih dalam proses demokratisasi, kini Instagram tidak hanya
berfokus sebagai media untuk menguunggah kegiatan yang bersifat pribadi saja, namun juga
menjadi wadah bagi seseroang untuk dapat menuangkan ide, gagasan, kreativitas, atau bahkan
aspirasi sekalipun.

Seperti halnya yang dilakukan oleh salah satu partai yang terbilamg cukup baru di
indonesia, yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dengan berlatar belakang ideologi
pancasila, PSI merupakan partai yang cenderung menjurus target partisipan dari kalangan anak
muda, perempuan, dan lintas agama. Sebagai partai dengan label “representasi anak muda”
dalam ranah politik di Indonesia, tidak ayal jika partai ini kian menggunakan media sosial
sebagai platform dalam berpolitik guna mejangkau khalayak dalam menyebarkan informasi
secara masif, terlebih kepada para pengikut dan pendukung dari partai tersebut. Sebagai salah
satu contoh media sosial yang digunakan oleh Partai Solidaritas Indonesia yaitu Instagram.
Selain sebagai media informasi, Instagram sendiri menjadi wadah bagi PSI dalam
menyuarakan aspirasi dan juga kritik terhadap kebijakan ataupun langkah-langkah yang
ditempuh oleh pemerintah.

Dapat peneliti sampaikan, bahwasannya PSI merupakan salah satu partai yang cukup
vokal dalam menyampaikan aspirasi maupun kritik melalui media sosial. Hal ini terlihat dari
salah satu unggahan yang dimuat pada tanggal 20 September 2021, di mana unggahan berupa
video pernyataan singkat yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia

4
melalui akun Instagram resmi @psi_id, berisikan kritik terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta
yakni Anies Baswedan, Giring selaku Ketua Umum menyatakan bahwasannya tidak rela jika
Anies Baswedan mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia 2024. Selain itu ia menuturkan
bahwa Anies Baswedan adalah seorang pembohong. Giring menilai Anies Baswedan sudah
berpura-pura peduli terhadap rakyat ditengah penderitaan akibat pandemi Covid-19. Menurut
Giring, Anies Baswedan tidak mendengarkan suara rakyat. Hal ini terkait dengan desakan
rakyat yang meminta agar Anies Baswedan membatalkan rencana balap mobil Formula E yang
disinyalir memakan biaya sebesar 1 Triliyun rupiah dan menggunakan uang APBD Jakarta.
Namun, Anies Baswedan seolah mengabaikan suara masyarakat dan tetap mengadakan acara
itu di tengah krisis pandemi. Hal ini sontak menjadi pemantik bagi para pengguna Instagram
untuk berbondong-bondong memberikan opini sebagai bentuk reaksi terhadap permasalahan
yang tengah terjadi.

Merujuk pada pokok permasalahan di atas, di mana sebuah fenomena ataupun isu yang
sedang berkembang kian memicu hadirnya pendapat ataupun opini yang beragam sebagai
bentuk rekasi terhadap suatu persoalan yang dianggap kontroversial. Tentunya hal ini menjadi
pemicu akan timbulnya opini-opini yang berbeda dengan sikap mendukung, menolak, atau
bahkan tidak memihak sama sekali. Sejalan dengan dengan pendapat Kriyantono (2016) yang
dikutip oleh Bin Muhammad Alkatiri et al., (2020:4) menyebutkan bahwa opini publik
memiliki tiga dimensi, antara lain:
1. Favourable, yaitu bilamana pernyataan pendapat atau opini secara eksplisit dan
implisit mendukung (memuji, menyanjung dan menyetujui).
2. Unfavourable, yaitu bilamana pernyataan pendapat atau opini secara eksplisit
atau implisit tidak mendukung (mencela, meremehkan, menolak).
3. Netral, yaitu bilamana pernyataan pendapat atau opini secara eksplisit dan
implisit tidak bersikap memihak.

Rumusan Masalah: Seberapa banyak opini publik yang mendukung, tidak mendukung, dan
netral pada video statement yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia
melalui akun Instagram @psi_id?

Identifikasi Masalah:
1. Seberapa banyak opini publik dengan dimensi Favourable pada video statement Ketua
Umum Partai Solidaritas Indonesia melalui akun Instagram @psi_id?

5
2. Seberapa banyak opini publik dengan dimensi Unfavourable pada video statement
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia melalui akun Instagram @psi_id?
3. Seberapa banyak opini publik dengan dimensi Netral pada video statement Ketua
Umum Partai Solidaritas Indonesia melalui akun Instagram @psi_id?

TINJAUAN TEORITIS
Komunikasi Politik
Secara sederhana komunikasi politik dapat diartikan sebagai suatu aktivitas
komunikasi, baik secara verbal maunpun non verbal, yang bermuatan politik. Prof. Miriam
Budiarjo (1982) dalam Tabroni, (2012:18) mendefinisikan komunikasi politik sebagai salah
satu fungsi partai politik, yaitu menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi dari
masyarakat serta mengaturnya sedemikian rupa, “penggabungan kepetingan” (interest
aggregation) dan “perumusan kepentingan” (interest articulation) yang diperjuangkan untuk
menjadi suatu kebijakan politik.
Dahlan (1999) dalam Cangara, (2016:30) mendefinisikan bahwa komunikasi politik
dapat diartikan sebagai suatu bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan
komunikasi yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap
perilaku politik.
Dan Nimmo dalam Wahid, (2016:16) menegaskan bahwa “Political Communication
(activity) consider political by virtue of its consequences (actual and potencial) which regulate
human conduct under conditions of conflict” (Kegiatan komunikasi yang dianggap komunikasi
politik didasarkan pada konsekuensinya (aktual maupun potensial) yang mengatur perbuatan
manusia dalam kondisi konflik).
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan, maka komunikasi politik dapat
diartikan sebagai suatu proses komunikasi yang mempunyai implikasi atau konsekuensi
terhadap aktivitas politik. Faktor inilah yang menjadi pembeda antara komunikasi politik
dengan disiplin ilmu komunikais lainnya, yaitu terletak pada isi pesan yang dimilikinya.
Artinya komunikasi politik memiliki pesan yang bermuatan politik.

Model Komunikasi Harold D. Lasswell


Komunikasi merupakan serangkaian proses tindakan atau peristiwa yang terjadi secara
bertahap dan saling berkesinambungan satu sama lain dalam kurun waktu tertentu. Laswell
(Ruben dan Stewart, 2006: 38) menyebutkan bahwasannya terdapat lima unsur komunikasi,
sebagaimana Model Komunikasi Laswell, yaitu:

6
1. Who (Siapa dan Sumber)
Sumber atau komunikator merupakan pelaku utama yang mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi atau memulai komunikasi. Sumber atau komunikator memiliki
beberapa level atau tingkatan, yakni individu, kelompok, organisasi, lembaga, atau
negara. Komunikator adalah pihak yang menciptakan pesan dan mempunyai kekuasaan
untuk melakukan penetrasi terhadap pesan yang disampaikan kepada khalayak.
2. Says What (Pesan)
Adalah konten dalam sebuah proses komunikasi, yaitu apa yang hendak disampaikan
kepada penerima atau komunikan dari sumber atau komunikator atas isi dari suatu
informasi, dapat berupa simbol secara verbal maupun nonverbal yang
merepresentasikan perasaan, nilai, atau gagasan.
3. In Which Channel (Saluran/Media)
Media berkedudukan sebagai alat penyampai pesan yang digunakan oleh komunikator
dalam menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempermudah dalam menjangkau
khalayak dengan jumlah banyak dan secara luas. Media yang sesuai dan tepat tentunya
dapat memperkuat pengaruh pesan sehingga memudahkan dalam proses pembentukan
opini publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
4. To Whom (Untuk Siapa atau Penerima)
Target sangat penting dalam suatu proses komunikasi. Orang, kelompok, organisasi,
lembaga, atau negara yang menerima pesan dari sumber, dapat disebutkan sebagai
tujuan (destination), pendengar (listener), khalayak (audience), komunikan, penafsir,
atau penyandi balik (decoder). Khalayak merupakan pihak yang menentukan apakah
pesan dapat diterima dengan baik atau tidak.
5. With What Effect (Dampak atau Efek)
Efek merupakan hasil dari proses komunikasi yang dilakukan oleh komunikator kepada
komunikan, seperti perubahan sikap, ataupun bertambahnya pengetahuan. Efek sangat
penting karena menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan proses komunikasi politik.

Media Sosial

Boyd (dalam Nasrullah, 2015: 11) mendefinisikan media sosial sebagai kumpulan
perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi,
berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial

7
memiliki kekuatan pada user-generated-content (UGC) di mana konten dihasilkan oleh
pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di institusi media massa.

Nasrullah, (2015:13) mengatakan bahwasannya:


Media sosial adalah “medium di internet yang memungkinkan pengguna
merepresentasikan dirinya maupun interaksi, bekerja sama, berbagi,
berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual”.

Sedangkan Paramitha (2011) yang dikutip oleh Zuhri, M. Abdul Malik dan Lydia
(2018:2) Christiani mengatakan bahwasannya media sosial adalah media yang didesain untuk
memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif atau dua arah. Media sosial ini berbasis
pada teknologi internet yang mengubah pola penyebaran informasi dari yang sebelumnya
bersifat satu ke banyak audience, menjadi banyak audience ke banyak audience.

Instagram
Instagram kerap kali kali disebut sebagai layanan photo sharing, akan tetapi sejatinya
Instagram sendiri merupakan jejaring sosial karena dengan adanya Instagram kita dapat
berinteraksi dengan pengguna lain. Atmoko (2012:10) mendefinisikan Instagram sebagai
sebuah aplikasi dari smartphone yang khusus untuk media sosial yang merupakan salah satu
dari media digital dan mempunyai fungsi yang hampir sama dengan Twitter. Hanya saja
memiliki perbedaan tentunya, dan perbedaan tersebut terletak pada pengambilan foto dalam
bentuk atau tempat untuk berbagi informasi terhadap penggunanya. Selain itu Instagram juga
dapat memberikan inspirasi kepada penggunanya untuk senantiasa dapat meningkatkan
kreativitas, karena Instagram mempunyai fitur yang dapat membuat foto menjadi lebih indah,
artistik, dan lebih bagus. Terdapat beberapa aktivitas yang dapat dilakukan ketika
menggunakan Instagram (Dwi Atmoko, 2012:59) yaitu sebagai berikut:

1. Follow
Dengan adanya fitur follow dapat memungkinkan para pengguna instagram untuk
saling mengikuti atau berteman dengan pengguna lain yang dianggap menarik untuk
diikuti.
2. Like
Pada awalnya fitur like ini hanya digunakan untuk sekedar memberi respon “suka”
terhadap setiap unggahan yang diunggah pengguna lain dalam bentuk foto maupun
video. Namun kini fitur like dapat digunakan untuk merespon sebuah unggahan, tidak

8
hanya foto dan juga video saja, namun dapat juga digunakan untuk merespon instagram
stories, instagram live, direct message, maupun komentar dalam sebuah unggahan.
3. Comment
Komentar merupakan bagian dari interaksi yang berlangsung dalam suatu unggahan,
namun terkesan lebih hidup dan personal. Para pengguna dapat dengan bebas
memberikan komentar terhadap sebuah unggahan, baik itu saran, kritik, atau pujian
sekalipun.
4. Mentions
Fitur ini biasa digunakan oleh seorang pengguna instagram untuk memanggil pengguna
lain secara tidak langsung dengan menggunakan tanda arroba (@) dan memasukan
nama akun dari pengguna yang hendak disebut.
Selain beberapa fitur aktivitas yang disuguhkan oleh Instagram, terdapat pula lima
menu utama dalam tampilan sebuah Instagram (Atmoko, 2012:28) yaitu:
1. Home Page
Merupakan halaman utama yang menampilkan foto-foto ataupun video terbaru dari
sesama pengguna aktif yang telah diikuti.
2. Explore
Adalah tampilan foto atau video populer yang banyak disukai oleh para pengguna
Instagram.
3. Share
Fitur ini berfungsi untuk membagikan sebuah konten baik itu foto maupun video
kepada pengguna Instagram yang lain.
4. News Feed
Merupakan fitur yang menampilkan notifikasi terhadap berbagai aktivitas yang
dilakukan oleh pengguna Instagram.
5. Profile
Pada fitur ini seorang pengguna dapat menambahkan informasi terkait identitas singkat
dirinya. Sehingga fitur ini berguna untuk para pengguna Instagram yang lain dapat
mengetahui secara detail mengenai pengawasan pengguna. Selain itu, fitur inipun
menampilkan secara keseluruhan foto ataupun video yang diunggah oleh pemilik akun
Instagram tersebut.
Terdapat beberapa fitur tambahan yang dapat dinikmati oleh para pengguna Instagram
(Atmoko, 2012:28) antara lain:

9
1. Comment
Pada fitur ini memungkinkan para pengguna untuk dapat memberi tanggapan satu sama
lain terhadap sebuah konten baik itu foto maupun video yang diunggah oleh pemilik
akun Instagram tersebut.
2. Direct Message
Direct Message kian membantu pengguna untuk dapat terhubung sesama pengguna
Instagram melalui pesan langsung.
3. Multiple Photos/Videos
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah foto lebih dari satu dan
maksimal sepuluh slide dalam sekali posting.
4. Private Account
Akun pribadi adalah salah satu fitur yang berfungsi untuk mengunci akun agar tidak
bersifat publik.
5. Snapgram
Snapgram berisikan fitur tambahan seperti live, boomerang, handsfree, dan lain-lain.
Semua fitur tersebut membantu menyiarkan Instagram stories agar lebih menarik.

Opini Publik
Dalam komunikasi politik, opini publik atau pendapat umum dibentuk oleh
komunikator politik. Sebagaimana ditegaskan oleh Karl Popper, di mana pemimpin politik
merupakan pihak yang mempunyai power untuk menciptakan opini publik karena mereka
berhasil membuat suatu gagasan. Gagasan tersebut awalnya ditolak, kemudian
dipertimbangkan, hingga akhirnya diterima.
Opini publik merupakan respon khalayak terhadap berbagai macam jenis pesan politik
yang diterima dari komunikator politik dan disampaikan melalui berbagai saluran media
komunikasi. Di era media baru dan media sosial seperti sekarang ini, khalayak mempunyai
kekuatan untuk menjadi penentu dalam proses pembentukan opini publik.
Opini publik merupakan tindakan dalam komunikasi politik untuk memenangkan
hati, pikiran, dan perilaku masyarakat sebagai publik politik. Setiap proses politik
meliputi pembentukan dan perubahan opini publik. Hal tersebut karena khalayak
politik mempunyai kekuatan untuk menentukan hasil tindakan komunikator
politik dalam proses politik dengan tindakan publikasi, sosialisasi, kampanye, dan

10
propaganda politik. Proses memenangkan opini publik dilakukan secara
sistematis, terstruktur, dan masif. Artinya, semua proses dan tindakan dalam
pembentukan opini adalah sebuah tindakan yang terencana serta terkendali
(Wahid, 2016: 143).
Dan Nimmo dalam Wahid, (2016:145) menyatakan bahwa opini publik adalah
penggabungan pikiran, perasaan, dan usul yang diungkapkan oleh warga negara secara pribadi
terhadap pilihan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang bertanggung jawab atas
ketertiban sosial dalam situasi yang mengandung konflik, perbantahan, dan perselisihan
pendapat tentang apa yang dilakukan serta bagaimana melakukannya.

Kriyantono (2016) yang dikutip oleh Bin Muhammad Alkatiri dkk (2020:19)
menerangkan bahwa setidaknya terdapat tiga kategorisasi opini publik berdasarkan unit
analisis refrensi, antara lain yaitu:

1. Favourable (mendukung/positif)
Yaitu bilamana pernyataan pendapat atau opini secara eksplisit dan implisit
mendukung (memuji, menyanjung dan menyetujui).
2. Unfavourable (tidak mendukung/negatif)
Yaitu bilamana pernyataan pendapat atau opini secara eksplisit atau implisit
tidak mendukung (mencela, meremehkan, menolak).
3. Netral
Yaitu bilamana pernyataan pendapat atau opini secara eksplisit dan implisit
tidak bersikap memihak.

PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan metode analisis isi bersifat
deskriptif. Adapun teknik pengambilan data dalam penelitian ini yaitu berupa dokumentasi dan
juga studi kepustakaan. Populasi pada penelitian ini yaitu opini secara keseluruhan dengan
jumlah sebanyak 593 komentar yang tertuang pada kolom komentar unggahan video statement
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia. Merujuk pada formula slovin dengan batas
kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10%, maka sampel pada penelitian ini yaitu 100 komentar
terakhir yang tertuang pada kolom komentar unggahan video statement Ketua Umum Partai
Solidaritas Indonesia melalui akun Instagram @psi_id.

11
HASIL PENELITIAN
Favourable. Opini publik dapat dikategorisasikan sebagai dimensi Favourable apabila
pesan yang terkandung dalam opini tersebut bernada menyetujui, mendukung, dan/atau
memberi sanjungan, baik secara eksplisit maupun implisit terhadap video statement yang
dilontarkan oleh Giring Ganesha selaku Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia kepada
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui akun Instagram resmi milik Partai Solidaritas
Indonesia @psi_id. Opini publik dengan dimensi Favourable ini memperoleh hasil sebanyak
30 komentar dari 100 yang berkembang pada unggahan video statement yang disampaikan oleh
Giring Ganesha selaku Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia terhadap Gubernur DKI
Jakarta Anies Baswedan dengan persentase sebesar 30%.
Unfavourable. Opini publik dapat dikategorisasikan sebagai dimensi Unfaavourable
apabila pesan yang terkandung dalam opini tersebut bersifat menolak, bernada penuh kekesalan
dan menyayangkan tindakan tersebut, serta mencela ataupun mencemooh, baik secara eksplisit
maupun implisit terhadap video statement yang disampaikan oleh Giring Ganesha selaku Ketua
Umum Partai Solidaritas Indonesia terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, melalui
akun Instagram resmi milik Partai Solidaritas Indonesia @psi-id. Opini publik dengan dimensi
Unfavourable ini memperoleh hasil sebanyak 61 komentar dari 100 yang berkembang pada
unggahan video statement yang disampaikan oleh Giring Ganesha selaku Ketua Umum Partai
Solidaritas Indonesia terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dengan persentase
sebesar 61%.
Netral. Opini publik dapat dikategorisasikan sebagai dimensi Netral apabila pesan yang
terkandung dalam opini tersebut tidak berkaitan terhadap konteks permasalahan yang sedang
dibicarakan, kemudian bersifat tidak memihak, dan terkesan ambigu atau keluar dari konteks
permasalahan, baik secara eksplisit maupun implisit terhadap video statement yang
disampaikan oleh Giring Ganesha selaku Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia terhadap
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, melalui akun Instagram resmi milik Partai Solidaritas
Indonesia @psi_id. Opini publik dengan dimensi Netral ini memperoleh hasil sebanyak 9
komentar dari 100 yang berkembang pada unggahan video statement yang disampaikan oleh
Giring Ganesha selaku Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia kepada Gubernur DKI
Jakarata Anies Baswedan, dengan persentase sebesar 9%.
Selaras dengan pemaparan di atas mengenai hasil penghitungan frekuensi terhadap
dimensi opini publik, maka dalam hal ini peneliti menarik sebuah kesimpulan bahwasannya
dimensi opini publik dengan perolehan komentar terbanyak yaitu dimensi Unfavourable, di
mana pernyataan pendapat atau opini secara eksplisit maupun implisit tidak mendukung

12
(mencela, meremehkan, menolak) dengan perolehan angka sebanyak 61 komentar dari 100 dan
dengan persentase sebesar 61%. Kemudian disusul oleh dimensi Favourable, di mana
pernyataan pendapat atau opini secara eksplisit maupun implisit mendukung (memuji,
menyanjung dan menyetujui) dengan perolehan angka sebanyak 30 komentar dari 100 dan
dengan persentase sebesar 30%. Lalu dimensi opini publik dengan perolehan angka terendah
yaitu dimensi Netral, di mana pernyataan pendapat atau opini yang disampaikan secara
eksplisit maupun implisit tidak bersikap memihak di antara keduanya, dengan perolehan angka
sebanyak 9 komentar dari 100 dan dengan persentase sebesar 9%.

KESIMPULAN
Berlandaskan pada tabel operasional kategorisasi serta hasil perhitungan frekuensi
terhadap opini publik yang berkembang pada unggahan video statement Giring Ganesha selaku
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia melalui akun Instagram resmi @psi_id, maka
diperoleh data sebagai berikut:

A. Opini publik dengan dimensi Favourable yaitu bilamana seseorang yang dalam
hal ini yaitu para pengguna Instagram, menyatakan pendapat ataupun opini baik
secara eksplisit maupun implisit dengan nada mendukung, dalam artian memuji,
menyanjung, atapun menyetujui, terhadap statement yang disampaikan oleh
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), memperoleh angka sebanyak
30 komentar dari 100, dengan persentase sebesar 30%.
B. Opini publik dengan dimensi Unfavourable yaitu bilamana seseorang yang
dalam hal ini yaitu para pengguna Instagram, menyampaikan pendapat ataupun
opini baik secara eksplisit maupun implisit bernada tidak mendukung, dalam
artian mencela, meremehkan, ataupun menolak, terhadap statement yang
disampaikan oleh Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), memperoleh
angka sebanyak 61 komentar dari 100, dengan persentase sebesar 61%.
C. Opini publik dengan dimensi Netral yaitu bilamana seseorang yang dalam hal
ini yaitu para pengguna Instagram, mengutarakan pendapat ataupun opini baik
secara eksplisit maupun implisit bernada tidak melakukan keberpihakan
diantara keduanya, memperoleh angka sebanyak 9 komentar dari 100, dengan
persentase sebesar 9%.

Sejalan dengan penjabaran data di atas mengenai hasil perhitungan terhadap dimensi
opini publik, maka dalam hal ini peneliti menarik sebuah kesimpulan bahwasannya opini

13
publik dengan dimensi Unfavourable merupakan opini dengan perolehan suara atau angka
terbesar, yakni sebanyak 61 komentar dari 100, dan dengan persentase sebesar 61%. Artinya,
dapat dikatakan bahwa sebagian besar khalayak khususnya para pengguna Instagram yang turut
serta memberikan pandangan atau opini pada kolom komentar unggahan video pernyataan
tersebut, menyatakan tidak mendukung (mencela, meremehkan, atau menolak) atas statement
yang disampaikan oleh Giring Ganesha selaku Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia
terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Cangara, Hafied. (2010). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

--------------------. (2016). Pengantar Ilmu Komunikasi, Ed. 2. Jakarta: Rajawali Pers

Dwi Atmoko, Bambang. (2012). Instagram Handbook Tips Fotografi Ponsel. Jakarta: Media
Kita

Effendy, Onong Uchjana. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

------------------------------. (2007). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Junaedi, Fajar. (2013). Komunikasi Politik Teori, Aplikasi dan Strategi di Indonesia.
Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta.

Kountour, Ronny. (2003). Metode Penelitian untuk penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM.

Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

--------------------------. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Pemasaran. Jakarta: Kencama Prenada Media Group.

--------------------------. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Cetakan ke-6) Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

M. Hikmat, Mahi. (2010). Komunikasi Politik Teori dan Praktik dalam Pilkada Langsung.

14
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Martono, Nanang. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis data
Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.

McQuil, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa, Ed. 1. Jakarta: Salemba.

Nasehudin Syatori, T dan Gozali Nanang. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: CV
Pustaka Setia.

Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sosial Prosedur, Trend, dan Etika. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Nasrullah, Rulli. (2016). Media Sosial. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Saebani, Beni Ahmad. (2008). Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Saeful Muhtadi, Asep. (2008). Komunikasi Politik Indonesia Dinamika Islam Politik Pasca-
Orde Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: Sumbersari


Indah.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

-----------. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

-----------. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

------------. (2015). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Tabroni, Roni. (2012). Komunikasi Politik pada Era Multimedia. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.

Wahid, Umaimah. (2016). Komunikasi Politik Teori, Konsep, dan Aplikasi pada Era Media
Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

JURNAL
Alkatiri, Bin Muhammad, A., Nadiah, Z., & Nasution, A. N. S. "Opini Publik Terhadap
Penerapan New Normal Di Media Sosial Twitter," CoverAge: Journal of Strategic

15
Communication, 11(1), (2020) hal. 19–26.

Cahyono A. S. (n.d.). "Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di


Indonesia," Jurnal Ilmu Sosial & Ilmu Politik, (2016) hal. 140–157.

Kurnia, Novi., "Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Media Baru: Implikasi terhadap
Teori Komunikasi," Jurnal Komunikasi, (2005) hal. 292-294.

Parsaorantua, P. H., Pasoreh, Y., & Rondonuwu, S. A. "Implementasi Teknologi Informasi


Dan Komunikasi," Acta Diurna, VI(3), (2017) hal. 1–14.

Ritonga, Elfi Yanti. “Teori Agenda Setting dalam Ilmu Komunikasi.” Jurnal Simbolika, Vol.
4(1), (2018) hal. 32.

Zulkifli, M. Abdul Malik., Lydia Christiani. "Pemanfaatan Media Sosial Instagram Sebagai
Media Promosi Library Based Community (Studi Kasus Komunitas Perpustakaan
Jalanan Solo @Koperjas)," Jurnal Ilmu Perpustakaan, Vol. 7(2), (2018) hal 1-9.

INTERNET
Dwi Riyanto, Andi. 2022. Data Digital Indonesia Tahun 2022.
Diakses dari:
https://www.kompasiana.com/andidwiriyanto/620fe14651d76471ad402f76/data-
digital-indonesia-tahun-2022?page=2&page_images=1/ (8 Maret 2022)
Kemp, Simon. 2022. Digital 2022: Indonesia.
Diakses dari: https://datareportal.com/reports/digital-2022-indonesia/ (8 Maret 2022)

16

Anda mungkin juga menyukai