Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS PERILAKU PENONTON MOLA TERHADAP TAYANGAN


OLAHRAGA

Oleh:

Nama Mahasiswa:
Radiga Tyaditama Mulyono
(NIM: 119106141)

Nama Pembimbing:
Faris Budiman Annas, M.Si

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKATUNIVERSITAS


PARAMADINA
2024
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Penelitian dengan judul: ANALISIS PERILAKU PENONTON MOLA TERHADAP


TAYANGAN OLAHRAGA

Oleh:
1. Radiga Tyaditama Mulyono ( ............................... )

2. Faris Budiman Annas, M.Si ( ............................... )

Telah disahkan oleh Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Universitas Paramadina dan diketahui oleh Dekan Fakultas Falsafah dan Peradaban, pada:

Hari/ Tanggal: …..

Yang mensahkan dan mengetahui:

Direktur Dekan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Fakultas Falsafah dan Peradaban
Masyarakat (LPPM)

(Dr. Sunaryo) (Tia Rahmania, M.Psi, Psi)


ABSTRAK

Latar Belakang: Dalam era digital yang terus berkembang, Mola sebagai platform streaming
terdepan di Indonesia berinovasi dengan tayangan 'Road to UFC', yang menarik perhatian
pengguna. Studi kualitatif ini bertujuan untuk memahami motif, respons dan persepsi pengguna
Mola terhadap tayangan tersebut, melibatkan analisis terhadap interaksi dan interpretasi audiens
terhadap konten tersebut. Seiring dengan meningkatnya konsumsi konten digital, terutama di
kalangan milenial dan Gen Z, penelitian ini diharapkan memberikan wawasan mendalam
tentang bagaimana platform Mola memenuhi harapan dan kebutuhan mereka dalam hal
aksesibilitas dan promosi tayangan olahraga UFC. Temuan penelitian diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif dalam memahami dinamika interaksi antara konten media dan
audiens, khususnya dalam konteks digital yang terus berkembang.
Rumusan Masalah: Bagaimana analisis perilaku penonton mola terhadap tayangan olahraga?
Hasil dan Pembahasan: Dalam menonton tayangan Road To Ufc motif yang digunakan oleh
informan adalah motif hiburan dan informasi. Persepsi pengguna terhadap 'Road to UFC' di
Mola cenderung positif. Pengguna mengapresiasi kontennya yang informatif dan visual
menarik, serta momen-momen berkesan dalam perjalanan atlet menuju UFC. Beberapa
pengguna juga menyoroti bahwa tayangan ini memberikan perspektif mendalam tentang dunia
UFC.

Kata Kunci : Motif, Prilaku, Mola, Olahraga

1
PENDAHULUAN
Dalam era digital yang berkembang, pertelevisian dan media streaming mengalami
transformasi signifikan. Pengguna tidak lagi hanya penonton pasif, melainkan berperan aktif
dalam mengonsumsi dan merespons konten (Alimi 2018). Mola, sebagai platform streaming
terdepan di Indonesia, terus berinovasi dengan tayangan unggulan seperti 'Road to UFC', yang
memperkenalkan petarung dan perjalanan mereka menuju UFC. Studi ini menggali respon
pengguna terhadap tayangan tersebut, menyoroti bagaimana interaksi mereka mencerminkan
persepsi terhadap program. Sebelum era streaming, televisi dominan sebagai sumber hiburan
utama, tetapi munculnya platform seperti Netflix dan Mola memperkenalkan model
berlangganan tanpa batasan waktu. Mola menonjol dengan fokus pada konten lokal dan
internasional. Studi kualitatif ini mencoba memahami dunia persepsi dan interaksi pengguna
Mola terhadap 'Road to UFC', melibatkan pemahaman mendalam terhadap pengalaman,
pandangan, dan reaksi pengguna dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka.
Pertandingan olahraga telah menjadi bagian integral kehidupan masyarakat Indonesia
sejak lama, dengan animo meningkat seiring waktu. Berbagai olahraga, termasuk bela diri,
memiliki sejarah panjang di Indonesia (Hidayat 2019). Sejak zaman kuno, olahraga telah
menjadi ritual keagamaan dan hiburan, terus berkembang hingga era modern. Studi ini juga
menyoroti olahraga bela diri, khususnya tinju dan MMA, yang telah memperoleh popularitas
pesat. Popularitas ini didukung oleh perkembangan teknologi, memungkinkan tayangan
olahraga bela diri dari negara lain diakses dengan mudah di Indonesia. Meskipun minat
terhadap olahraga ini meningkat, tantangan dan kontroversi seputar kesejahteraan atlet, cedera,
dan etika pertarungan tetap menjadi fokus perdebatan.
Dalam era digital, media streaming, seperti Mola, mendominasi hiburan masyarakat.
"Road to UFC" menarik perhatian pengguna Mola, dan studi ini bertujuan untukmengeksplorasi
respon mereka terhadap tayangan tersebut. Melalui pendekatan kualitatifdengan menggunakan
teori resepsi, penelitian ini mencoba memahami bagaimana audiens menginterpretasi,
menerima, dan memberikan makna terhadap tayangan ini (Puspitasari 2022).Fenomena global
streaming dan media sosial memperluas jangkauan pertandingan olahraga, termasuk MMA,
menciptakan peluang besar untuk menjangkau audiens global. Namun, tanggung jawab untuk
mempromosikan nilai-nilai positif, integritas, dan keselamatan dalam olahraga juga menjadi
perhatian. Pengguna milenial dan Gen Z memiliki pengaruh besar dalamsetiap aspek kehidupan,
termasuk industri komunikasi dan hiburan (Setiawan 2022). Penelitian tentang respons dan
respon milenial terhadap tayangan "Road to UFC" di Mola diharapkan

2
memberikan wawasan yang mendalam. Seiring dengan meningkatnya konsumsi konten digital,
penelitian ini ingin memahami bagaimana Mola memenuhi harapan dan kebutuhan mereka
dalam aspek akses dan promosi tayangan. Harapannya, temuan penelitian dapat memberikan
kontribusi positif dalam memahami interaksi antara konten media dan audiens, khususnya
dalam konteks digital yang terus berkembang.
Rumusan masalah : Bagaimana analisis perilaku penonton mola terhadap tayangan
olahraga?
Identifikasi masalah
1. Bagaimana motif pengguna Mola dalam menonton tayangan olahraga Road To
UFC?
2. Bagaimana respon pengguna Mola dalam dalam menonton tayangan olahraga Road
To UFC?
3. Bagaimana interaksi audien dengan konten 'Road to UFC' di Mola?
4. Bagaimana Faktor yang mempengaruhi pengguna berkeinginan menonton tayangan
'Road to UFC' di Mola?
5. Bagaimana tayangan 'Road to UFC' mempengaruhi citra dan loyalitas pengguna
terhadap Mola?

TINJAUAN TEORITIS
Komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication mempunyai banyak arti.
Menurut asal katanya (etimologi), istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis,
yang berarti sama (common). Dari kata communis berubah menjadi kata kerja communicare,
yang berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna
mendapatkan pengertian yang sama.(Rustan and Hakki 2017). Dalam kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) “komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan dan berita antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami”.(Balai Pustaka 2001)

Jadi, komunikasi itu melibatkan dua orang atau lebih yang mana diantara orang tersebut
masih ada kesamaan bahasa yang digunakan untuk adanya kesesuaian makna. Bahasa yang
sama dalam percakapan belum tentu menunjukkan kesesuaian arti dengan kata lain bahasa saja
belum bisa dikatakan dengan berkomunikasi, jadi maksud dari komunikasi ialah adanya
kesesuaian dari bahasa maupun makna antara komunikator dan komunikan.

3
Komunikasi Massa
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai
kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media
massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications
diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media
of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus
berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi,
yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan
komunikasi yang sama. Cassandra menyebutkan bahwa jika konteks komunikasi massa
dibandingkan dengan konteks komunikasi lainnya maka dapat dijelaskan bahwa komunikasi
massa merupakan sebuah bentuk komunikasi yang memiliki jumlah komunikator yang paling
banyak, derajat kedekatan fisik yang paling rendah, saluran indrawi yang tersedia sangat
minimal dan umpan balik yang tertunda. Para ahli komunikasi memberikan pengertian
komunikasi massa secara beragam. Walaupun demikian, secara umum. pengertian para ahli
komunikasi lebih menunjukkan pada karakteristik dari komunikasi massa itu sendiri. Beberapa
definisi diantaranya adalah : 115 Bitner (Rakhmat, 1997) mendefinisikan komunikasi massa
sebagai : “Mass communication is messlahage communicated through a mass medium to a large
number of people.” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang). Definisi yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner.
Teori Use and gratifications
Definisi: Teori Uses and Gratifications (TUG) adalah pendekatan teoretis dalam bidang
komunikasi yang meneliti alasan-alasan mengapa individu memilih, mengonsumsi, dan berinteraksi
dengan media tertentu berdasarkan kebutuhan, motivasi, dan harapan mereka. Pendekatan Berbasis
Pengguna: TUG menawarkan pendekatan yang berfokus pada konsumen atau pengguna media, bukan
hanya pada produsen konten. Ini berarti bahwa media tidak hanya dilihat sebagai penyampai pesan,
tetapi sebagai alat yang memenuhi kebutuhan dan keinginan spesifik dari pengguna.
Motif Konsumsi Media: TUG mengidentifikasi berbagai alasan mengapa orang memilih jenis
media atau konten tertentu. Beberapa motif konsumsi media yang sering diidentifikasi meliputi:
1. Hiburan: Individu mencari relaksasi, kesenangan, atau pelarian dari rutinitas sehari-hari.
2. Informasi: Kebutuhan untuk mendapatkan berita, informasi, atau pengetahuan tentang
topik tertentu.
3. Interaksi Sosial: Menggunakan media sebagai alat untuk berkomunikasi, berinteraksi, atau
terhubung dengan orang lain.
4. Konfirmasi Diri: Menggunakan media untuk memvalidasi atau mengkonfirmasi

4
pandangan, nilai, atau identitas pribadi.
“Teori penggunaan dan kepuasan” atau uses and gratification theory disebut-sebut
sebagai salah satu teori paling populer dalam studi komunikasi massa (Karunia, Ashri, and
Irwansyah 2021). Teori ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan
audiensi mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-
beda yang disebabkan berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda di antara individu
audiensi. Teori penggunaan dan kepuasan memfokuskan perhatian pada audiensi sebagai
konsumen media massa, dan bukan pada pesan yang disampaikan (Katz, Blumler, and
Gurevitch 1973). Teori ini menilai bahwa audiensi dalam menggunakan media berorientasi
pada tujuan, bersifat aktif sekaligus diskriminatif. Audiensi dinilai mengetahui kebutuhan
mereka dan mengetahui serta bertanggung jawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi
kebutuhan mereka tersebut.(Muskanan, Tjahyana, and Aritonang 2019)

Dalam konteks penelitian atau analisis media, Teori Uses and Gratifications sering
digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis perilaku konsumsi media, memahami
preferensi audiens, dan merancang strategi komunikasi yang lebih efektif. Teori ini telah
menjadi salah satu pendekatan kunci dalam studi komunikasi dan media selama beberapa
dekade terakhir. Menggunakan Teori Uses and Gratification dalam konteks penelitian ini dapat
memberikan perspektif yang mendalam mengenai bagaimana audiens memilih,
menginterpretasi, dan merespons media., penulis dapat menyajikan analisis yang komprehensif
mengenai interaksi antara media dan audiens, serta bagaimana faktor-faktor intrinsik dan
ekstrinsik mempengaruhi cara audiens merespons dan memberikan makna terhadap pesan
media.

Mola
Mola adalah sebuah platform streaming digital yang beroperasi di Indonesia. Sebagai
bagian dari evolusi media digital, Mola memanfaatkan teknologi over-the-top (OTT) untuk
menyediakan konten hiburan dan olahraga kepada penggunanya melalui internet, tanpa
memerlukan infrastruktur kabel tradisional atau satelit.(Setiawan 2022) Di Indonesia, di mana
olahraga memiliki basis penggemar yang besar, Mola telah menjadi salah satu destinasi utama
bagi para pecinta olahraga. Platform ini menawarkan akses eksklusif ke pertandingan sepak
bola, termasuk liga-liga top dunia, turnamen internasional, dan kompetisi lokal. Selain sepak
bola, Mola juga menampilkan berbagai pertandingan olahraga lainnya, seperti basket, bulu
tangkis, dan lebih banyak lagi. Selain konten olahraga, Mola juga menyediakan berbagai
program hiburan lainnya, seperti film, seri TV, dan konten orisinal yang diproduksi secara
5
eksklusif untuk platform tersebut. Melalui berbagai lisensi dan kerja sama dengan produsen
konten, Mola berupaya memenuhi berbagai selera hiburan pengguna, mulai dari drama,
komedi, hingga dokumenter.

Keunggulan lain dari Mola adalah kemudahannya dalam akses.(Poterico et al. 2012)
Pengguna dapat menonton konten favorit mereka kapan saja dan di mana saja, baik melalui
aplikasi mobile di ponsel cerdas atau tablet, maupun melalui komputer atau TV pintar. Selain
itu, Mola juga seringkali memberikan fitur interaktif, seperti highlight pertandingan, statistik
real-time, dan komentar langsung, untuk meningkatkan pengalaman menonton. Secara
keseluruhan, Mola mewakili pergeseran signifikan dalam cara konsumen di Indonesia
mengakses dan menikmati konten hiburan dan olahraga. Dengan kombinasi antara teknologi
canggih, konten berkualitas, dan pengalaman pengguna yang mendalam, Mola terus menjadi
salah satu pemimpin di industri streaming digital di Indonesia.

UFC
Ultimate Fighting Championship (UFC) adalah organisasi promosi pertarungan bela diri
campuran (mixed martial arts, MMA) terbesar dan paling terkenal di dunia. Didirikan pada
tahun 1993 di Amerika Serikat, UFC awalnya dirancang sebagai kompetisi untuk menentukan
gaya bela diri mana yang paling efektif dalam pertarungan nyata tanpa batas. Seiring waktu,
UFC berkembang menjadi olahraga profesional yang diakui secara global dengan aturan dan
regulasi yang ketat.(Tainsky, Salaga, and Santos 2013)

Dalam pertarungannya, UFC menggabungkan berbagai gaya bela diri, termasuk tinju,
karate, jujitsu Brasil, taekwondo, judo, wrestling, dan berbagai gaya bela diri lainnya. Aturan-
aturan pertandingan telah diubah dan disempurnakan sepanjang tahun untuk meningkatkan
keselamatan para petarung dan memberikan pengalaman yang lebih menarik bagi penonton.
UFC mengadakan acara-acara besar yang dikenal sebagai "pay-per-view" (PPV) yang
menampilkan pertarungan antara petarung terbaik di dunia dari berbagai divisi berat dan kelas
berat ringan.(Watanabe 2015) Sejumlah petarung UFC telah mencapai ketenaran internasional
dan menjadi ikon olahraga, membantu memperluas popularitas MMA di seluruh dunia.

Selain acara PPV, UFC juga menyelenggarakan serangkaian pertandingan reguler, acara
spesial, dan kompetisi seperti "The Ultimate Fighter," sebuah realitas show yang mencari bakat
baru di dunia MMA. Sebagai salah satu organisasi olahraga paling sukses di dunia, UFC telah
memainkan peran penting dalam mengangkat profil MMA dan memperkenalkannya kepada

6
audiens global, membuatnya menjadi salah satu fenomena olahraga terbesar dan paling
menghibur di abad ke-21.

PROSEDUR PENELITIAN
Dalam rangka menjalankan penelitian yang sistematis dan efektif, langkah pertama yang
perlu diambil adalah menentukan masalah yang akan diteliti dan mencari solusinya. Proses ini
melibatkan identifikasi permasalahan yang relevan dan memiliki dampak signifikan,sehingga
hasil penelitian dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam pemecahan atau pemahaman
lebih mendalam terkait dengan masalah tersebut. Setelah masalah ditentukan, langkah
berikutnya adalah menyusun persiapan penelitian dan melakukan kajian literatur. Melalui kajian
literatur, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap konteks
masalah, mengevaluasi penelitian sebelumnya, dan membangun landasan teoritis yang kuat.
Dalam upaya mengumpulkan data yang relevan dan berkualitas, peneliti perlu menentukan dan
mengembangkan instrumen penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Instrumen
penelitian ini dapat mencakup survei, wawancara, atau observasi, tergantung pada metode
penelitian yang dipilih. Pengembangan instrumen harus memastikan bahwa data yang diperoleh
akan dapat menjawab pertanyaan penelitian dengan akurat dan komprehensif. Dalampenelitian
ini metode yang digunakan adalah wawancara.

Setelah instrumen penelitian siap, langkah selanjutnya adalah menghubungi informan


yang akan menjadi subjek penelitian. Informan pada penelitian ini adalah milenial yang terpilih
secara kategori yang telah ditentukan. Setelah data terkumpul, tahap berikutnya adalah
melakukan analisis data. Analisis ini dapat melibatkan berbagai teknik statistik atau metode
interpretatif yaitu dijelaskan dengan kualitatif deskriptif dengan teori use and gratification.
Hasil analisis data akan membantu dalam menyusun temuan penelitian dan menyajikannya
dengan cara yang dapat dipahami dan diinterpretasikan oleh pembaca atau pemangku
kepentingan terkait. Secara keseluruhan, tahapan ini mewakili rangkaian proses yang sistematis
dan logis dalam menjalankan penelitian, dimulai dari penetapan masalah hingga analisis data.
Keseluruhan proses ini diarahkan untuk menghasilkan pengetahuan baru atau solusi yang dapat
memberikan kontribusi positif dalam pemahaman atau penyelesaian suatu masalah yang
dihadapi.

Metode penelitian akan dijelaskan dibagian ini, pada dasarnya metode penelitian terbagi
menjadi dua bagian, yaitu metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan penelitian yang mengikuti proses verifikasi melalui pengukuran dan analisis yang

7
dikuantifikasikan dengan menggunakan data statistik. Penelitian kualitatif tidak mengutamakan
angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep
yang sedang dikaji secara empiris.(Linarwati, Fathoni, and Minarsih 2016) Lebih lanjut,
Sukmadinata(Sukmadinata 2005) mengatakan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dari fenomena yang
terjadi.(Moleong 2007)

Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitiannya dengan metode


deskriptif. Pendekatan ini memungkinkan penulis untuk mendapatkan pemahaman mendalam
tentang subjek penelitian. Untuk mengumpulkan informasi dan data, penulis memperoleh dari
wawancara mendalam kepada pengguna Mola yang menyukai tayangan MMA, dan juga dari
berbagai jurnal serta karya-karya ilmiah yang terpercaya untuk mendapatkan informasi dan
evaluasi yang diperlukan dalam penelitian.

HASIL PENELITIAN
Motif Menonton
Motif diartikan sebagai suatu pengertian, yang melingkupi semua alasan-alasan atau
dorongan dalam diri manusia yang membuat manusia melakukan sesuatu. Dalam penelitian ini,
peneliti ingin mengetahui motif menonton informan, 8ntegr guna mengetahui motif apa yang
digunakan informan untuk menonton film online. Motif yang dilihat dalam penelitian ini
mengacu pada motif menonton menurut McQuail yang memiliki empat jenis yaitu motif
informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motif hiburan
Deskripsi hasil wawancara uji motif menonton film online pada penelitian ini dibagi
menjadi empat yakni informasi, identitas personal, integritas dan interaksi sosial, serta hiburan.

Motif I.1 I.2 I.3

Informasi ✓ ✓ ✓

Identitas Pribadi - - ✓

Integrasi Sosial - ✓ -

Hiburan ✓ ✓ ✓

8
Motif Menonton dalam Perspektif Teori Use and Gratification
Teori Uses and Gratification mengatakan bahwa khalayak pada dasarnya menggunakan
media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif
khalayak tidak kerkecuali Tayangan UFC. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak
akan terpenuhi. Uses and Gratification digunakan untuk mengukur motif dan kepuasan, dengan
kata lain dalam penelitian ini, khalayak menggunakan aplikasi Mola yang menurutnya berguna
untuk memenuhi kebutuhan bagi dirinya. Sehingga penelitian ini memusatkan perhatiannya
pada penggunan (uses) aplikasi Mola untuk menonton Tayangan UFC guna mendapatkan
kepuasan (gratification) atas kebutuhan akan dirinya. Adapun pembahasan terkait penelitian ini,
dijelaskan sebagai berikut:

1. Kebutuhan Kognitif

Kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan memberikan informasi


pengetahuan atau pemahaman tentang lingkungan disekitarnya. Dalam artian lain keperluan
yang terlibat untuk memperkukuh informasi, pengetahuan dan pemahaman sekitar yang
terbentuk berdasarkan pada keinginan untuk mengetahui dan memahami lingkungannya, juga
memuaskan tentang rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Tidak terkecuali dengan tayangan Road
to UFC ini, namun setiap induvidu memiliki hal yang sama dalam pandangan kognitif ini,
memunihi atau tidak nya kebutuhan kagnitif.

Hasul wawancara menunjukan bahwa semua informan (I.1, I.2, I.3) mengatakan bahwa
kebutuhanya akan informasi terpenuhi. Semua informan menyebutkan setidaknya kebutuhan
akan informasi terpenuhi, dengan tayangan tersebut informan mengetahui hal-hal yang terjadi
dalam tayangan Road To UFC, baik informasi mengenai culture atlet, Bahasa daerah yang
digunakan saat akan bertanding melalui interview, persiapan atlet sebelun bertanding, serta
informasi menjauh seputar dunia pertandingan olahraga bela diri campuran lainya.hal tersebut
disampaikan oleh semua informan.

“Program lain mungkin lebih fokus pada pertandingan, tetapi “Road to UFC”
memberikan wawasan tentang perjalanan menuju pertandingan.” (I.3)

Bagi Informan kedua I.2 menonton Tayangan UFC menuhi kebutuhan informasi berupa
pandangan ahli seputar tayangan ini dan strategi setoap atlet

9
“Seneng sih, bisa tau juga pandangan ahli dalam menjelaskan strategi gtuu sebelum
bertanding.. kan kalau di Mola kadang ada riview nya tuh sebelum para atletnya bertanding..
Analisis dan wawasan dari para ahli tentang pertandingan dan strategi.” (I.2)

Dan bagi Informan 1 (I.1) Informasi yang dibutuhkan terpenuhi, dan menjadikan
tambahan mendam dalam memahami hal-hal terkait dengan dunia olahraga bela diri campuran.
Baginya pertunjukan mendalam tentang perjuangan atlet adalah hal yang sangat informatif.

“Saya tertarik melihat perjalanan atlet sebelum mereka masuk ke dalam pertandingan
besar. Saya mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang perjuangan dan dedikasi di
balik layar” (I.1)

2. Kebutuhan afektif
Kebutuhan afektif merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan hal-hal yang
menyenangkan, emosional, serta pengalaman yang estetik. Keindahan dan hiburan merupakan
motivasi dan dapat dipenuhi melalui media. Dalam hasil wawancara, tergambar jelas bahwa
informan merasa terpenuhi secara afektif melalui pengalaman menonton “Road to UFC”. Saat
dia berbicara mengenai alasan menonton, ekspresinya penuh semangat dan antusias. Terlihat
bahwa tayangan tersebut tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menciptakan koneksi
emosional yang positif. Informan (1,2,3) mengekspresikan kegembiraan dan kepuasan
emosional saat menyampaikan alasan-alasan sederhana seperti “buat hilangin bosen” dan “biar
ada yang bikin tegang dikit”. Bahasa santai dan nada suaranya yang ceria menggambarkan
bahwa Informan merasa nyaman dan senang ketika berbicara tentang pengalaman
menontonnya. Dalam narasinya, informan juga menekankan momen-momen berkesan yang
membuatnya tertawa dan merasakan keterlibatan emosional. Ini menunjukkan bahwa “Road to
UFC” tidak hanya memenuhi kebutuhan hiburan, tetapi juga memberikan pengalaman afektif
yang memuaskan.

“kalau liat perjuanganyan tuh kayak saya ada disana gitu lho, ngerasa terhubung dan
kayaknya aku bissa banget kaya mereka. Saya merasa terhubung dengan atlet dan cerita yang
mereka bawa.” (I.3)

“kan kita juga pilih-pilih kalau mau nonton.. disana gak cuman atlet Indonesia aja yang
bertanding, dan juga atlet dari daerahnya mamah papa, kayak jawa, atau sumatra gitu-gitu,
jadi ya nunggu banget sih kalau ada atlet dari sana lagi main, bisa gak ya bawa indonesia
tampil di MMA.. gitu sih,” (I.1)
10
Secara keseluruhan, hasil wawancara mencerminkan bahwa tayangan “Road to UFC”
memberikan dampak positif terhadap kebutuhan afektif informan, menciptakan suasana yang
menyenangkan dan memuaskan secara emosional.

3. Kebutuhan Integrasi Personal


Kebutuhan pribadi secara tegrative yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan status
individu seperti kredibilitas, stabilitas dan kepercayaan terhadap individul. Yang bermula dari
keinginan individu untuk mencapai self-esteem.

Dari ketiga Informan, hanya satu informan yang lebih bisa menghargai dirinya sendiri
setelah saat atau saat menonton tayangan olahraga bela diri campuran ini. Yaitu informan ketiga
(I.3)

“Saya kalau ada yang mirip-mirip sama diri saya gitu perjuangan hidup dan
perjuangan menuju puncak, saya lebih tertarik hehhe, berasa lebih ngeliat dan menghargai diri
sendiri kan, jadi semangat aja nontonya.. Saya sekarang lebih menghargai perjalanan dan
upaya atlet untuk mencapai puncak sih” (I.3)

Sedangkan untuk I.1 dan I.2 tidak menyebutkan bahwa kebutuhan integritas personal
mereka terpenuhi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hanya I.3 yang merasa kebutuhan
akan integritasnya terpenuhi, sdangkan informan yang lain tidak..

4. Kebutuhan Integrasi Sosial

Kebutuhan ini dikatakan sebagai kebutuhan yang berhubungan dengan teman, keluarga,
atau orang lain agar terjalin hubungan yang lebih erat. Diartikan dengan bentuk interaksi atau
komunikasi dengan pengguna lain.

Wawancara yang dilakukan oleh ketiga infoman menjelaskan bahwa hanya satu
informan yaitu infoman kedua (I.2) yang merasa kebutuhan Integritas sosialnya terpenuhi, hal
ini dijelaskan karena saat awal menonton I.2 tahu dari teman-temanya, juga setelah menonton
dilakukan atau biasa menonton dengan teman-teman informan kedua, I.2.

“Teman-teman saya suka kasih tau jugaa, kalau ada tayangan Roa To UFC sekarang,
jadi bisa lebih tau kan kira-kira ada ga nih atlet Indonesia yang bisa tembus ke kancah MMA,
jadi pingin tau juga karena temen-teman tuh ceritanya seru gitu.. Saya mendengar banyak
ulasan positif tentang tayangan ini dari teman-teman saya.” (I.2)

11
“Sekarang jadi keterusan kalau mau nonton, ya bar kabar dulu sama temen-temen yang
lain.. kek kapan nih sih Jeka Siregah main (?).. kapan nih si petarung papua ini main, hayoklahh
nonton, kita taruhan ahhahaha… tapi bercanda yaa, gak taruhan beneran…!.” (I.2)

Sedangkan untuk Informan satu dan informan dua (I.1, I.2) kebutuhan integritas
sosialnya tidak terpenuhi karena memang motif awal yang menguasai pikiran mereka adalah
sekedar hiburan sambil mencari informasi tentang tayangan olahraga tersebut.

5. Kebutuhan Pelepasan

Kebutuhan pelepasan ini merupakan kebutuhan yang berhubungan untuk menghindari


tekanan, ketegangan dan keinginan yang bermacam-macam yang dapat dikatakan sama halnya
dengan kebutuhan untuk mencari hiburan.

Data yang telah terkumpul dari wawancara dengan ketiga informan menyebutkan salah
satu alasan dan bahkan dapat dikatakan sebagai alasan utama mereka menonton tayangan Road
To UFC merupakan sebuah kebutuhan akan hiburan untuk mengisi waktu senggang mereka
ketika tidak memiliki kesibukan ataupun kegiatan lain, hingga menghilangkan rasa bosan.

I.1 menyebutkan dan menjelaskan saat wawancara misalnya :

“saya nonton “Road to UFC” buat hiburan aja sih, biar gak bosen. Lagi gabut, ya
udah, nonton aja. Seru liat persiapan petarungnya, ada drama-dramanya sendiri. Jadi ya,
buat saya, ini jadi alternatif yang oke buat ngilangin kegabutan” (I.1)

Tak lepas disebutkan juga oleh I.2 bahwa menghibur diri supaya tidak penat
dijelaskanya :

“ Hiburan sihh pasti, gak nyangka juga yaa ternyata seru aja gitu jadi langsung
berkelanjutan dan penasaran, awalnya gabut, bosen mau ngapain dan cari hiburan sih!!” (I.2)

Informan ketiga (I.3) juga menjelaskan kebingungan akan aktivitasnya, sehingga


mencari hiburan untuk melepaskan penat

“Nonton “Road to UFC”? saya sih karena bingung. Gak ada kerjaan, jadi nyoba
nonton ini buat hiburan. Seru juga liat para petarung, ada kasianya juga pukul-pukulan. Jadi
ya, biar ada yang bikin tegang dikit, lah. Gak nyangka sih, seru juga ternyata!” (I.3)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebutuhan pelepasan akan hal ini terpenuhi, semua
informan mengatakan dan menyebutkan bahwa mengisi kegabutan, melpaskan penat, dan
hiuran adalah hal yang sangat erat dalam motif menonton tayangan Road to UFC di Mola.

12
Analisis Persepsi Pengguna Mola
Menggunakan pendekatan teori Uses and Gratifications, penggunaan "Road to UFC"
oleh pengguna Mola dapat diinterpretasikan sebagai upaya individu untuk memenuhi
kebutuhan spesifik mereka, khususnya informasi mendalam tentang proses atlet menuju UFC.
Dalam konteks teori resepsi, tayangan ini dapat dilihat sebagai pesan yang diinterpretasikan dan
diberikan makna oleh audiensnya sesuai dengan latar belakang, nilai-nilai, dan pengalaman
mereka sendiri. Jadi, bagaimana seorang pengguna menafsirkan konten ini dapat dipengaruhi
oleh bagaimana mereka melihat dan mengalami dunia UFC. Berdasarkan teori Uses and
Gratifications, persepsi pengguna terhadap tayangan "Road to UFC" dapat dijelaskan sebagai
upaya individu untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka. Sebagaimana hasil wawancara
menunjukkan, banyak pengguna Mola yang tertarik dengan konten ini karena keinginan
mendalam untuk memahami proses atlet dalam mencapai UFC. Ini mencerminkan salah satu
aspek dari teori tersebut, di mana pengguna mencari pemenuhan informasi yang relevan dan
mendalam.

Interaksi Audien Dengan Konten 'Road To UFC' Di Mola


Interaksi antara audiens dan "Road to UFC" di Mola menggambarkan bagaimana
audiens aktif dalam menerima, menginterpretasi, dan memberikan makna pada konten.
Berdasarkan teori resepsi, audiens bukanlah penerima pasif tetapi memiliki peran aktif dalam
proses komunikasi. Mereka membawa pemahaman, pengalaman, dan interpretasi pribadi
mereka ke dalam tayangan, yang dapat mempengaruhi bagaimana mereka merespons dan
terkoneksi dengan konten tersebut. Interaksi antara audiens dengan konten "Road to UFC" di
Mola tampaknya sangat positif. Sebagai bagian dari teori interaksi media, tayangan ini mampu
menciptakan ikatan emosional dengan audiensnya, mengingat banyak momen berkesan yang
disajikan. Hal ini menunjukkan bahwa tayangan tersebut berhasil menarik perhatian dan emosi
pengguna, memperkuat ikatan mereka dengan platform Mola

Determinan Respons Pengguna

Respons pengguna terhadap "Road to UFC" dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk
kualitas produksi, narasi, dan eksklusivitas konten. Dengan pendekatan teori resepsi, respons
pengguna ini tidak hanya ditentukan oleh isi tayangan itu sendiri tetapi juga oleh interpretasi
dan makna yang diberikan oleh pengguna. Bagaimana tayangan ini direspon oleh pengguna
dapat mencerminkan bagaimana mereka mengartikulasikan dan menafsirkan pesan yang
diterima berdasarkan latar belakang dan perspektif mereka sendiri. Respons pengguna terhadap

13
tayangan "Road to UFC" didasarkan pada beberapa faktor determinan. Berdasarkan teori,
elemen-elemen seperti kualitas produksi, narasi, dan eksklusivitas konten memainkan peran
krusial dalam menentukan bagaimana pengguna merespons tayangan tersebut. Hasilwawancara
menunjukkan bahwa aspek-aspek ini memiliki pengaruh signifikan terhadap bagaimana
pengguna menilai dan merespons tayangan

Kontribusi Tayangan UFC Dalam Meningkatkan Loyalitas Pengguna Mola

Dengan pendekatan teori loyalitas konsumen, tayangan "Road to UFC" di Mola dapat
dilihat sebagai salah satu faktor yang meningkatkan loyalitas pengguna. Namun, jika kita
memasukkan elemen teori resepsi, kita dapat memahami bahwa loyalitas ini juga dipengaruhi
oleh bagaimana pengguna menginterpretasikan dan memberikan makna pada tayangan tersebut.
Keseluruhan pengalaman menonton, dari interpretasi personal hingga hubungan emosional
yang dibangun dengan konten, berkontribusi pada bagaimana pengguna merasa terhubung dan
setia terhadap platform Mola. Salah satu kontribusi utama tayangan "Road to UFC" bagi Mola
adalah meningkatkan loyalitas pengguna. Menurut teori loyalitas konsumen, ketika pengguna
merasa puas dengan suatu konten atau layanan, mereka cenderung menjadi lebih setia dan
berkomitmen terhadap platform tersebut. Dengan demikian, kesuksesan dan kualitas tayangan
ini tidak hanya meningkatkan reputasi Mola dalam industri, tetapi juga memperkuat hubungan
antara platform dan pengguna, mendorong mereka untuk tetap setia dan aktif menggunakan
layanan yang ditawarkan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan, dapat ditarik
beberapa kesimpulan signifikan terkait dengan preferensi dan persepsi pengguna terhadap
Tayangan 'Road To UFC' di platform Mola. Pertama, motif hiburan dan informasi menjadi
pilihan utama bagi informan dalam menonton tayangan tersebut. Hal ini mengindikasikan
bahwa Road To UFC berhasil menyajikan konten yang tidak hanya menghibur namun juga
memberikan informasi yang substansial, memperkuat keterkaitan erat antara hiburan dan
informasi dalam konteks tayangan ini.
Selanjutnya, meskipun integrasi sosial dan personal menjadi motif yang kurang dipilih,
kesimpulan ini dapat dijelaskan oleh keragaman personal dan preferensi individu yang
memengaruhi pilihan motif. Di sisi lain, persepsi positif pengguna terhadap tayangan ini
mencerminkan keberhasilan kontennya dalam memberikan informasi yang mendalam dan
momen-momen berkesan seputar perjalanan atlet menuju UFC. Penghargaan terhadap konten

14
eksklusif dan fitur interaktif yang ditawarkan oleh Mola juga menunjukkan bahwa inovasi
dalam penyajian konten dapat memberikan dampak positif pada pengalaman pengguna,
sehingga dapat dianggap sebagai faktor yang meningkatkan penerimaan dan kepuasan
pengguna terhadap tayangan 'Road To UFC' di Mola.

15
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Alimi, Moh Yasir. 2018. Mediatisasi Agama, Post Truth Dan Ketahanan Nasional: Sosiologi
Agama Era Digital. Moh Yasir Alimi.
Balai Pustaka, P N. 2001. “Kamus Besar Bahasa Indonesia.” (No Title).
Katz, Elihu, Jay G Blumler, and Michael Gurevitch. 1973. “Uses and Gratifications Research.”
The Public Opinion Quarterly 37 (4): 509–23.
Moleong, Lexy J. 2007. “Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.”
Poterico, Julio A, Antonio Bernabé-Ortiz, Christian Loret de Mola, and J Jaime Miranda. 2012.
“Association between Television Viewing and Obesity in Peruvian Women.” Revista de
Saúde Pública 46: 610–16.
Puspitasari, Ratna. 2022. Perkembangan Masyarakat Global-Damera Press. Damera Press.
Rustan, Ahmad Sultra, and Nurhakki Hakki. 2017. Pengantar Ilmu Komunikasi. Deepublish.
Sukmadinata, S N. 2005. “Metode Penelitia.” Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

JURNAL:
Hidayat, Mukti. 2019. “Kerjasama Indonesia-Kuba Dalam Pembinaan Olahraga Tinju Untuk
Meningkatkan Prestasi Indonesia Di Sea Games 2013.” Journal Ilmu Hubungan
Internasional 7 (4): 1629–40.
Karunia, Hans, Nauvaliana Ashri, and Irwansyah Irwansyah. 2021. “Fenomena Penggunaan
Media Sosial: Studi Pada Teori Uses and Gratification.” Jurnal Teknologi Dan Sistem
Informasi Bisnis 3 (1): 92–104.
Linarwati, Mega, Aziz Fathoni, and Maria Magdalena Minarsih. 2016. “Studi Deskriptif
Pelatihan Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Serta Penggunaan Metode Behavioral
Event Interview Dalam Merekrut Karyawan Baru Di Bank Mega Cabang Kudus.” Journal
of Management 2 (2).
Muskanan, Anno Domini, Lady Joanne Tjahyana, and Agusly Irawan Aritonang. 2019. “Motif
Dan Kepuasan Followers Dalam Mengikuti Akun@ Ayutingting92 Di Instagram.” Jurnal
E-Komunikasi 7 (2).
Setiawan, Deddy. 2022. “Cara Berlangganan Mola TV, Mudah Dan Banyak Keuntungan!”
2022. https://www.viva.co.id/digital/digilife/1522106-cara-berlangganan-mola-tv.
Tainsky, Scott, Steven Salaga, and Carla Almeida Santos. 2013. “Determinants of Pay-per-
View Broadcast Viewership in Sports: The Case of the Ultimate Fighting Championship.”

16
Journal of Sport Management 27 (1): 43–58.
Watanabe, Nicholas M. 2015. “Sources of Direct Demand: An Examination of Demand for the
Ultimate Fighting Championship.” International Journal of Sport Finance 10 (1).

17

Anda mungkin juga menyukai