Anda di halaman 1dari 14

http://nj.

gov/health/cd/documents/mumps/mumps_public_f
aq.pdf

http://www.cdc.gov/vaccines/vpd-

vac/mumps/downloads/dis-mumps-color-office.pdf

1. https://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://www.cdc.gov/vaccines/vpdvac/mumps/downloads/dis-mumps-coloroffice.pdf&prev=search
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam tubuh manusia terdapar banyak penyakit namun disini kami akan membahas mengenai
parotitis, dmna parotitis ini merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Infeksi ini
dapat menular

BAB II
PEMBAHASAN
Definissi
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana sesorang
terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara
telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi
bagian bawah. Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik
atau epidemic.
Parotitis ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang kelenjar ludah terutama kelenjar
parotis (sekitar 60% kasus). Gejala khas yaitu pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar
parotis. Pada saluran kelenjar ludah terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran
dan penyumbatan saluran. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar),

sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya. Adapun mereka yang beresiko
besar untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang menggunakan atau
mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormon kelenjar tiroid dan mereka yang
kekurangan zat Iodium dalam tubuh
) dapat ditularkan melalui:
1. Kontak langsung
2. Percikan ludah (droplet)
3. Muntahan
4. Bisa pula melalui air kencing

Anatomi Kelenjar Saliva


Berdasarkan ukurannya kelenjar saliva terdiri dari 2 jenis, yaitu kelenjar saliva mayor dan
kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis, kelenjar
submandibularis, dan kelenjar sublingualis (Dawes, 2008; Roth and Calmes, 1981).
Kelenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak secara bilateral di depan
telinga, antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus dengan bagian yang meluas ke muka
di bawah lengkung zigomatik. Kelenjar parotis terbungkus dalam selubung parotis (parotis
shealth). Saluran parotis melintas horizontal dari tepi kelenjar. Pada tepi anterior otot masseter,
saluran parotis berbelok ke arah medial, menembus otot buccinator, dan memasuki rongga mulut
di seberang gigi molar ke-2 permanen rahang atas (Leeson dkk., 1990; Moore dan Agur, 1995).
Kelenjar submandibularis yang merupakan kelenjar saliva terbesar kedua setelah parotis, terletak
pada dasar mulut di bawah korpus mandibula. Saluran submandibularis bermuara melalui satu
sampai tiga lubang yang terdapat pada satu papil kecil di samping frenulum lingualis. Muara ini
dapat dengan mudah terlihat, bahkan seringkali dapat terlihat saliva yang keluar (Rensburg,
Moore dan Agur, 1995).
Kelenjar sublingualis adalah kelenjar saliva mayor terkecil dan terletak paling dalam. Masingmasing kelenjar berbentuk badam (almond shape), terletak pada dasar mulut antara mandibula
dan otot genioglossus. Masing-masing kelenjar sublingualis sebelah kiri dan kanan bersatu untuk
membentuk massa kelenjar yang berbentuk ladam kuda di sekitar frenulum lingualis (Moore dan
Agur, 1995).
Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar lingualis, kelenjar bukalis, kelenjar labialis, kelenjar
palatinal, dan kelenjar glossopalatinal. Kelenjar lingualis terdapat bilateral dan terbagi menjadi
beberapa kelompok. Kelenjar lingualis anterior berada di permukaan inferior dari lidah, dekat
dengan ujungnya, dan terbagi menjadi kelenjar mukus anterior dan kelenjar campuran posterior.

Kelenjar lingualis posterior berhubungan dengan tonsil lidah dan margin lateral dari lidah.
Kelenjar ini bersifat murni mukus (Rensburg, 1995).
Kelenjar bukalis dan kelenjar labialis terletak pada pipi dan bibir. Kelenjar ini bersifat
mukus dan serus. Kelenjar palatinal bersifat murni mukus, terletak pada palatum lunak dan uvula
serta regio posterolateral dari palatum keras. Kelenjar glossopalatinal memiliki sifat sekresi yang
sama dengan kelenjar palatinal, yaitu murni mukus dan terletak di lipatan glossopalatinal
(Rensburg, 1995)

Mumps
CS233434D

DISEASES
and the

VACCINES
THAT PREVENT THEM

Updated February 2013

Mumps Symptoms
Mumps is an infectious disease caused by a virus. The most
common symptom is painful swelling of the salivary glands,
located between the ear and jaw. Along with swollen glands,
people with mumps often have fever, muscle aches, tiredness,
abdominal pain, and loss of appetite. About 1 out of 3 people
with mumps may have no symptoms, or symptoms may be
very mild. Symptoms usually appear about 16 to 18 days after
being exposed to someone who was contagious.

Complications from Mumps


Serious complications from mumps are rare. Complications
can depend on how old people are when they get mumps. It
is possible for a vaccinated person to get mumps, but if this
happens, serious complications are less likely.
In young children, mumps can cause permanent deafness
in about 1 out of 20,000 infected children. Mumps related
encephalitis (swelling of the brain) occurs in about 2 out of
100,000 infected children.
Male and female teens and adults have different
complications than children. Up to 4 out of 10 adolescent and
adult males infected with mumps may have swelling of the
testicles, which rarely results in decreased fertility. About 1
out of 20 women who get mumps may have swelling of the
ovaries, but this does not affect fertility.
Mumps can be the most severe in adulthood, causing
complications such as meningitis (infection of the covering

around the brain and spinal cord). About 15 out of 100 adults
with mumps develop meningitis. This can include headache
and stiff neck, but most infected adults get well within 3 to
10 days. Pancreatitis, swelling of the pancreas (an organ with
many functions including helping to digest food), is usually
mild and can occur in 5 out of 100 adults with mumps.
Mumps infection during the early months of pregnancy has
been linked to miscarriage. Death from mumps is rare, but
when it happens, it occurs most often in adults.

How Mumps Spreads


Like the common cold or flu, the mumps virus spreads in
the air from an infected persons cough or sneeze. A child
also can get infected with mumps by coming in contact with
an object, like a toy, that has mumps virus on it. An infected
person is most likely to spread mumps 1 to 2 days before
symptoms of swollen glands appear. Infected people can
spread mumps for up to 5 days after symptoms appear.

Measles, Mumps, and Rubella


Vaccine
The measles, mumps, and rubella vaccine (MMR) is the best
way to protect against getting mumps, as well as measles
and rubella.
Experts have learned from recent outbreaks that despite
having received the MMR vaccine, people can still get
infected with mumps. During these outbreaks, spread of
mumps usually happened in very crowded conditions, such as
in schools. It appears that people who get mumps vaccine and
later get mumps are less likely to have serious complications
than unvaccinated people.
The risk of MMR vaccine causing a serious side effect is rare.
Getting MMR vaccine is safer than getting mumps. In the
United States, the first dose of MMR vaccine is recommended
at age 12 through 15 months old in order to protect children
as early as possible. A second dose is recommended at age 4
through 6 years.
Thanks to widespread use of two doses of the MMR
vaccine, the number of mumps cases in the United States is
significantly lower than we saw in the years before mumps
vaccine was availableeven taking into account the recent
outbreaks, said Dr. Doug Campos-Outcalt of the American

Academy of Family Physicians. The vaccine is very safe


and provides important protection against disease and
serious complications, so we must continue to be vigilant,
and that means making sure that all children receive both
recommended doses of MMR vaccineon time.

All Reputable Studies Have Found No Link


Between MMR Vaccine and Autism
Some parents of children with autism believe the condition is linked
to vaccination because their childs diagnosis of autism came after
their child got MMR vaccine. According to Dr. Anne Schuchat,
director of the immunization program at the Centers for Disease
Control and Prevention (CDC), As you sort out risks and benefits of
the MMR vaccine for your child, you should know that the possibility
of a link between MMR vaccine and autism has been studied since
1998beginning immediately when the concern first came up. Dr.
Schuchat added that, Large studies of children done in the United
States, the United Kingdom, and Denmark found no link between
MMR vaccine and autism. CDC and its partners support continued
research to find the causes of autism. I encourage parents who are
concerned about autism to visit CDCs Learn the Signs, Act Early
web site at
www.cdc.gov/autism/actearly
to find out more about
child development. Most importantly, parents who have questions
about the MMR vaccine should talk to their childs doctor.

Recent Mumps Outbreak in the


United States
S
tarting in the early 1990s, when a second dose of MMR vaccine was
recommended for all children in the United States, mumps fell to
historically low rates. Using two doses of the mumps vaccine lowered
the number of cases to a few hundred each year. Before a mumps
vaccine was available in the United States, tens of thousands of
mumps cases occurred, almost all among children 5 through 14
years old.
However, beginning in 2006, a few large outbreaks of mumps have
occurred in the United States. Outbreaks in this country start when
people who have traveled internationally come into the United States
infected with the virus, which is much more common in many other
countries.

These outbreaks happen in settings like schools, where many people


share close quarters. As with any virus or bacteria, it is easier for
mumps to spread in such settings.
This was the case in 2006 in an outbreak that happened among college
students in Midwestern states. More than 6,500 people got mumps.
From 2009 through 2010, another outbreak occurred, this time in
the Northeast involving more than 3,500 people, most of them
male students. This outbreak involved younger children, mostly in
grades 6 through 12. After some boys got mumps at a summer camp,
the disease continued to circulate in their close-knit community.
When school started, mumps quickly spread in the all-boys school.
Conditions at the school were unique, including study halls with a
great deal of student interaction. It also was recognized that some
people got mumps in both the Midwest and the Northeast outbreaks
despite the fact they had received one or two doses of mumps vaccine.
There are several very important things to understand about the
recent mumps outbreaks, explained CDCs Dr. Greg Wallace. First,
although many of the people who got mumps had received two
doses of the MMR vaccine, the outbreaks were much smaller than
they could have been if people were not vaccinated. Only about 6 out
of 100 vaccinated people got mumps in the 2006 college outbreak.
Without vaccination, we would expect to see many more casesand
this would increase the chances of seeing serious complications too.
CDC continues to do research to improve our understanding of why
mumps outbreaks happen and how we can prevent them,.
If people get two doses of mumps vaccine, most of them are not likely
to get mumps, even in an outbreak.

Benefits of MMR Vaccine


In addition to protecting from
measles and rubella, getting MMR
vaccine as recommended to protect
against mumps

Saves
lives.

Prevents
hospitalizations.

Reduces
the
spread

of
mumps,
including during outbreaks.

Reduces
the
risk
of
serious
complications from mumps,
especially later in life when
the disease can cause the most
serious complications.

Risks of MMR Vaccine

Mild
side
effects
are
fever,
mild
rash, and, rarely, swelling of the
glands in the cheeks or neck.

Moderate
side
effects
are
rare.
For example, about 1 out of
3,000 vaccinated children gets
a fever that is high enough
to cause a seizure. About 1
out of 30,000 could develop a
temporary low platelet count,
which could cause bruising.

Severe
side
effects
are
very
rare.
For example, fewer than one in

1 million children have a serious


allergic reaction.
Selected References:
Barskey, AE, Glasser, JW, LeBaron, CW. Mumps resurgences in the
United States: A historical perspective on unexpected elements.
Vaccine 2009;27(44):61866195.
http://www.sciencedirect.com/
science/journal/0264410X
Centers for Disease Control and Prevention. Mumps. In: Atkinson
W, Hamborsky J, McIntyre L, Wolfe S, eds. Epidemiology and
Prevention of Vaccine-Preventable Diseases (The Pink Book). 11th
ed., Washington DC: Public Health Foundation, 2009. p. 189198.
http://www.cdc.gov/vaccines/Pubs/pinkbook/default.htm
CDC. Update: Mumps OutbreakNew York and New Jersey, June
2009January 2010. MMWR 2010;59(05):125129.
http://www.cdc.
gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5905a1.htm
Dayan, GH, Quinlisk, MP, Parker, AA, Barskey, AE, Harris, ML,
Hill Schwartz, JM, Hunt, et al. Recent Resurgence of Mumps in the
United States. NEJM 2008;358:15809.
http://content.nejm.org/cgi/
content/full/358/15/1580
Immunization Safety Review: Vaccines and Autism. Institute of
Medicine. The National Academies Press: 2004.
http://www.iom.
edu/?id=20155&redirect=0
Mrozek-Budzyn, D, Kieltyka, A, Majewska, R. Lack of association
between measles-mumps-rubella vaccination and autism in children:
A case-control study. Pediatric Infectious Disease Journal 2010;
29(5): 397-400. Abstract available at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
pubmed/19952979

The Centers for Disease Control and Prevention,


the American Academy of Family Physicians,
and the American Academy of Pediatrics
strongly recommend vaccines.
800-CDC-INFO
(800-232-4636)
http://www.cdc.gov/vaccines

Halaman 1
Penyakit gondok
CS233434D
PENYAKIT
dan
VAKSIN
YANG MENCEGAH MEREKA
Diperbarui Februari 2013
Gejala gondongan
Gondong adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Paling
Gejala umum adalah pembengkakan yang menyakitkan dari kelenjar ludah,
terletak antara telinga dan rahang. Seiring dengan pembengkakan kelenjar,
orang dengan gondok sering memiliki demam, nyeri otot, kelelahan,
sakit perut, dan hilangnya nafsu makan. Sekitar 1 dari 3 orang
dengan gondok mungkin tidak memiliki gejala, atau gejala mungkin
sangat ringan. Gejala biasanya muncul sekitar 16 sampai 18 hari setelah
sedang terkena seseorang yang menular.
Komplikasi dari Gondok
Komplikasi serius dari gondongan jarang terjadi. Komplikasi
dapat bergantung pada berapa lama orang-orang ketika mereka mendapatkan gondok. Saya t
adalah mungkin bagi seseorang yang divaksinasi untuk mendapatkan gondok, tetapi jika ini
terjadi, komplikasi serius cenderung.
Pada anak-anak muda, gondok bisa menyebabkan ketulian permanen
pada sekitar 1 dari 20.000 anak yang terinfeksi. Gondok terkait
ensefalitis (pembengkakan otak) terjadi pada sekitar 2 dari
100.000 anak yang terinfeksi.
Remaja dan dewasa pria dan wanita memiliki perbedaan
komplikasi dari anak-anak. Sampai 4 dari 10 remaja dan
laki-laki dewasa yang terinfeksi gondok mungkin memiliki pembengkakan
testis, yang jarang menyebabkan kesuburan menurun. Sekitar 1
dari 20 perempuan yang mendapatkan gondok mungkin memiliki pembengkakan
ovarium, tapi ini tidak mempengaruhi kesuburan.
Gondok bisa menjadi yang paling parah di masa dewasa, menyebabkan
komplikasi seperti meningitis (infeksi meliputi yang
sekitar otak dan sumsum tulang belakang). Sekitar 15 dari 100 orang dewasa
dengan gondok mengembangkan meningitis. Hal ini dapat mencakup sakit kepala
dan orang dewasa kaku leher, tetapi kebanyakan terinfeksi sembuh dalam waktu 3 sampai
10 hari. Pankreatitis, pembengkakan pankreas (organ dengan
banyak fungsi termasuk membantu untuk mencerna makanan), biasanya
ringan dan dapat terjadi pada 5 dari 100 orang dewasa dengan gondongan.
Infeksi gondok selama bulan-bulan awal kehamilan memiliki
dikaitkan dengan keguguran. Kematian dari gondok jarang terjadi, namun
ketika itu terjadi, itu terjadi paling sering pada orang dewasa.
Spread bagaimana Gondok

Seperti flu dingin atau umum, virus gondok menyebar di


udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi. Seorang anak
juga dapat terinfeksi dengan gondok dengan datang di kontak dengan
obyek, seperti mainan, yang memiliki virus gondok di atasnya. Sebuah terinfeksi
orang yang paling mungkin untuk menyebar gondok 1 sampai 2 hari sebelum
gejala kelenjar bengkak muncul. Orang yang terinfeksi bisa
menyebar gondok hingga 5 hari setelah gejala muncul.
Campak, Mumps, Rubella dan
Vaksin
Campak, gondok, dan rubella vaksin (MMR) adalah yang terbaik
cara untuk melindungi terhadap semakin gondok, serta campak
dan rubella.
Para ahli telah belajar dari wabah baru-baru ini bahwa meskipun
setelah menerima vaksin MMR, orang masih bisa mendapatkan
terinfeksi gondok. Selama wabah ini, penyebaran
gondok biasanya terjadi dalam kondisi sangat ramai, seperti
di sekolah-sekolah. Tampaknya orang-orang yang mendapatkan vaksin gondong dan
kemudian mendapatkan gondok cenderung memiliki komplikasi serius
daripada orang yang tidak divaksinasi.
Risiko vaksin MMR menyebabkan efek samping yang serius jarang terjadi.
Mendapatkan vaksin MMR lebih aman daripada mendapatkan gondok. Dalam
Amerika Serikat, dosis pertama vaksin MMR dianjurkan
tua pada usia 12 melalui 15 bulan untuk melindungi anak-anak
secepat mungkin. Dosis kedua dianjurkan pada usia 4
sampai 6 tahun.
"Berkat meluasnya penggunaan dua dosis MMR
vaksin, jumlah kasus gondok di Amerika Serikat adalah
signifikan lebih rendah daripada yang kita lihat di tahun-tahun sebelumnya gondok
Vaksin yang tersedia-bahkan memperhitungkan baru-baru ini
wabah, "kata Dr. Doug Campos-Outcalt dari Amerika
Academy of Family Physicians. "Vaksin ini sangat aman
dan memberikan perlindungan penting melawan penyakit dan
komplikasi serius, jadi kami harus terus waspada,
dan itu berarti memastikan bahwa semua anak menerima kedua
dosis yang dianjurkan dari MMR waktu vaksin-on. "
Halaman 2
Semua Studi Reputasi tidak menemukan hubungan
Antara vaksin MMR dan autisme
Beberapa orang tua dari anak autis percaya kondisi ini terkait
untuk vaksinasi karena diagnosis anak mereka autis datang setelah
anak mereka mendapat vaksin MMR. Menurut Dr Anne Schuchat,
direktur program imunisasi di Centers for Disease
Pengendalian dan Pencegahan (CDC), "Seperti yang Anda memilah risiko dan manfaat
vaksin MMR untuk anak Anda, Anda harus tahu bahwa kemungkinan
dari hubungan antara vaksin MMR dan autisme telah dipelajari sejak

Segera 1998-awal ketika perhatian pertama datang. "Dr.


Schuchat menambahkan bahwa, "penelitian besar anak-anak yang dilakukan di Amerika
Amerika, Inggris, dan Denmark menemukan hubungan antara
Vaksin MMR dan autisme. CDC dan mitranya mendukung terus
penelitian untuk menemukan penyebab autisme. Saya mendorong orang tua yang
prihatin tentang autisme untuk mengunjungi CDC 'Pelajari Tanda, UU Awal'
situs web di www.cdc.gov/autism/actearly untuk mengetahui lebih lanjut tentang
perkembangan anak. Yang paling penting, orang tua yang memiliki pertanyaan
tentang vaksin MMR harus berbicara dengan dokter anak mereka. "
Gondok Wabah baru-baru ini di
Amerika Serikat
S tartingdiawal1990an,ketikadosiskeduavaksinMMRadalah
direkomendasikan untuk semua anak di Amerika Serikat, gondok jatuh ke
dulu rendah. Menggunakan dua dosis vaksin gondok menurunkan
jumlah kasus untuk beberapa ratus setiap tahun. Sebelum gondok
Vaksin yang tersedia di Amerika Serikat, puluhan ribu
kasus gondok terjadi, hampir semua anak-anak 5 sampai 14
tahun.
Namun, mulai tahun 2006, wabah besar beberapa gondok memiliki
terjadi di Amerika Serikat. Wabah di negara ini mulai saat
orang-orang yang telah berwisata internasional datang ke Amerika Serikat
terinfeksi virus, yang jauh lebih umum di banyak lainnya
negara.
Wabah ini terjadi dalam pengaturan seperti sekolah, di mana banyak orang
berbagi jarak dekat. Seperti halnya virus atau bakteri, lebih mudah untuk
gondok untuk menyebarkan dalam pengaturan tersebut.
Hal ini terjadi pada tahun 2006 di sebuah wabah yang terjadi di antara perguruan tinggi
siswa di negara bagian Midwestern. Lebih dari 6.500 orang mendapat gondok.
Dari 2009 sampai 2010, wabah lain terjadi, kali ini di
Timur Laut yang melibatkan lebih dari 3.500 orang, sebagian besar dari mereka
siswa laki-laki. Wabah ini melibatkan anak-anak muda, terutama di
nilai 6 sampai 12. Setelah beberapa anak laki-laki mendapat gondok di sebuah kamp musim
panas,
penyakit terus beredar di masyarakat erat mereka.
Ketika sekolah dimulai, gondok dengan cepat menyebar di sekolah semua anak laki-laki.
Kondisi di sekolah yang unik, termasuk ruang studi dengan
banyak interaksi siswa. Hal ini juga diakui bahwa beberapa
orang mendapat gondok baik di Midwest dan Timur Laut wabah
meskipun fakta mereka telah menerima satu atau dua dosis vaksin gondong.
"Ada beberapa hal yang sangat penting untuk memahami tentang
gondok baru-baru ini wabah, "jelas CDC Dr. Greg Wallace. "Pertama,
meskipun banyak dari orang-orang yang mendapat gondok telah menerima dua
dosis vaksin MMR, wabah yang jauh lebih kecil dari
mereka bisa saja jika orang tidak divaksinasi. Hanya sekitar 6 keluar
dari 100 orang divaksinasi mendapat gondok di 2006 wabah perguruan tinggi.
Tanpa vaksinasi, kita akan berharap untuk melihat lebih banyak kasus-dan

ini akan meningkatkan kemungkinan melihat komplikasi serius juga.


CDC terus melakukan penelitian untuk meningkatkan pemahaman kita tentang mengapa
wabah gondok terjadi dan bagaimana kita bisa mencegah mereka, ".
Jika orang mendapatkan dua dosis vaksin mumps, kebanyakan dari mereka tidak mungkin
untuk mendapatkan gondok, bahkan dalam wabah.
Manfaat Vaksin MMR
Selain untuk melindungi dari
campak dan rubella, mendapatkan MMR
Vaksin seperti yang direkomendasikan untuk melindungi
terhadap mumps Menghemat hidup.
Mencegah rawat inap.
Mengurangi penyebaran gondok,
termasuk selama wabah.
Mengurangi risiko serius
komplikasi dari penyakit gondok,
terutama di kemudian hari ketika
penyakit ini dapat menyebabkan paling
komplikasi serius.
Risiko Vaksin MMR
efek samping ringan adalah demam, ringan
ruam, dan, jarang, pembengkakan
kelenjar di pipi atau leher.
efek samping Moderat jarang.
Sebagai contoh, sekitar 1 dari
3.000 anak divaksinasi mendapat
demam yang cukup tinggi
menyebabkan kejang. Sekitar 1
dari 30.000 bisa mengembangkan
jumlah trombosit yang rendah sementara,
yang dapat menyebabkan memar.
efek samping yang parah sangat jarang.
Misalnya, kurang dari satu
1 juta anak memiliki serius
reaksi alergi.
Referensi yang dipilih:
Barskey, AE, Glasser, JW, LeBaron, CW. Resurgences gondok di
Amerika Serikat: Sebuah perspektif sejarah pada elemen tak terduga.
Vaksin 2009; 27 (44): 6186-6195. http://www.sciencedirect.com/
ilmu / jurnal / 0264410X
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Penyakit gondok. Di: Atkinson
W, Hamborsky J, L McIntyre, Wolfe S, eds. Epidemiologi dan
Pencegahan Vaksin-Dicegah Penyakit (The Pink Book). 11
ed, Washington DC:. Yayasan Kesehatan Masyarakat, 2009. p. 189-198.
http://www.cdc.gov/vaccines/Pubs/pinkbook/default.htm
CDC. Update: Mumps Wabah-New York dan New Jersey, Juni

2009-Januari 2010. MMWR 2010; 59 (05): 125-129. http: //www.cdc.


gov / MMWR / preview / mmwrhtml / mm5905a1.htm
Dayan, GH, Quinlisk, MP, Parker, AA, Barskey, AE, Harris, ML,
Bukit Schwartz, JM, Hunt, dkk. Kebangkitan baru-baru Gondok di
Amerika Serikat. NEJM 2008; 358: 1580-9. http://content.nejm.org/cgi/
konten / penuh / 358/15/1580
Imunisasi Keselamatan Ulasan: Vaksin dan Autisme. Institut
Obat. Akademi Pers Nasional: 2004. http: //www.iom.
edu /? id = 20155 & redirect = 0
Mrozek-Budzyn, D, Kieltyka, A, Majewska, R. Kurangnya asosiasi
antara campak-gondong-rubela vaksinasi dan autisme pada anak-anak:
Sebuah studi kasus-kontrol. Pediatric Infectious Disease Journal 2010;
29 (5): 397-400. Abstrak tersedia di http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
PubMed / 19952979
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit,
American Academy of Family Physicians,
dan American Academy of Pediatrics
sangat merekomendasikan vaksin.
800-CDC-INFO (8002324636)
http://www.cdc.gov/vaccines

Anda mungkin juga menyukai