(512063012) Makalah Seminar PKP Dinda Aisyah
(512063012) Makalah Seminar PKP Dinda Aisyah
Makalah disampaikan dalam Seminar Praktik Kerja Profesi Departemen Silvikultur pada hari Rabu,
06 Mei 2015 pukul 08.00-10.00 WIB di Ruang Sidang ABT-2 Fahutan IPB
2
Mahasiswa Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB (E44110020)
3
Dosen Pembimbing Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB (Dr Ir MSc)
Isolasi Patogen
Isolat patogen diisolasi dari tanaman
yang terserang patogen bercak daun.
Isolasi dilakukan dengan cara membiakkan
jaringan tanaman sakit pada bagian daun
yang dipotong pada perbatasan jaringan
yang sehat dengan sakit. Kemudian
dibiakan pada media Potato Dextrose
Agar (PDA).
Identifikasi Patogen
Identifikasi patogen dilakukan secara
makroskopik melalui studi literatur
berdasarkan gejala yang timbul dan secara
mikroskopik melalui pengamatan di bawah
mikroskop optic lab yang kemudian
diidentifikasi melalui kunci identifikasi
Watanabe (2002) meliputi koloni dan
bentuk morfologi patogen.
KONDISI UMUM LOKASI
PRAKTIK
PT Aneka Tambang Unit Bisnis
Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor
terletak di salah satu kawasan yang dikenal
dengan Gunung Pongkor, Desa Nunggul,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat. Daerah ini memiliki
jarak sekitar 54 Kilometer kearah barat
daya dari Kota Bogor. Secara geografis,
PT Antam UBPE Pongkor terletak pada
6o3637.2
6o4811.0
LS
dan
106o3001.0106o3538.0 BT dengan
ketinggian antara 400 1 800 mdpl serta
memiliki suhu maksimum 33oC dan suhu
minimum 22oC dengan curah hujan
tahunnya yang mencapai rata-rata 3 000
3 500 mm. Ditinjau dari segi topografi,
wilayah PT Antam UBPE Pongkor berupa
daerah pegunungan di sebelah selatan dan
dataran rendah di sebelah barat.
Secara
keseluruhan,
terdapat
beberapa permasalahan pada kegiatan
reklamasi lahan pasca tambang dan
pengelolaan persemaian di PT Antam
UBPE Pongkor, di antaranya yaitu: (1)
kurang
diperhatikannya
faktor-faktor
keberhasilan revegetasi seperti: seleksi
tanaman, waktu penanaman antara jenis
fast growing dan slow growing, dan jarak
tanam, (2) belum tersedianya jadwal
khusus dalam pengelolaan persemaian, (3)
standar pengadaan bibit yang kurang
terpenuhi, seperti: anakan alam yang
diambil memiliki tinggi < 20 cm, (4)
persentase berakar stek yang rendah, (5)
tidak ada upaya pengendalian hama dan
penyakit, (6) pengakutan bibit yang tidak
menggunakan rak bibit, (7) persediaan
serasah yang relatif sedikit sehingga
menghambat proses pembuatan kompos,
(8) kualitas air yang berpeluang untuk
tercemar
sianida
akibat
adanya
Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI).
Praktik Khusus
Persemaian
merupakan
wajah
rehabilitasi secara keseluruhan. Jika
kondisi persemaian tidak dikelola dengan
baik, maka bisa dipastikan perusahaan
pertambangan tidak memiliki komitmen
tinggi dalam merehabilitasi lahan bekas
tambangnya (Mansur 2010). Oleh karena
itu perlu adanya evaluasi mutu bibit di
persemaian salah satunya melalui analisis
persentase kejadian serangan hama dan
penyakit. Penilaian adanya tidaknya hama
dan penyakit ini sangat penting karena jika
bibit mengandung hama dan penyakit
maka akan tersebar ke puluhan bahkan
ribuan hektar lahan. Menurut Indriyanto
(2013), hama dan penyakit merupakan
salah satu faktor yang memengaruhi
perkecambahan benih dan pertumbuhan
bibit di persemaian. Oleh karena itu, perlu
dipahami
karakteristik
organisme
penyebab serangan hama dan penyakit di
persemaian
agar
pencegahan
dan
penanggulangannya
dapat
dilakukan
secara efektif dan efesien sehingga tidak
Gejala/Tanda
Bercak-bercak
Bercak-bercak dan hama
Mati pucuk
Mati
Hama
Total
Persentase (%)
40.20
13.31
0.55
10.72
25.23
90.02
Gejala/Tanda
Bercak-bercak
Bercak-bercak dan
hama
Mati pucuk
Mati
Hama
Total
Persentase (%)
37.30
26.59
1.94
30.75
3.42
100.00
Sumber: suddenoakdeath.org
Gambar 6 Gejala bercak hitam pada daun
Camellia spp. yang terserang
patogen Phytophthora
ramorum.
G
Gambar 7 Koloni Cylindrocladium sp pada
media PDA (a) tampak depan
dan (b) tampak belakang.
Cylindrocladium sp.
Gejala hama dan akibat serangan
Hasil pengamatan memperlihatkan
bahwa gejala serangan tampak pada daun
bibit Quercus suber dan Schima wallichi
yang berasal dari persemaian permanen PT
Antam UBPE Pongkor. Pada umumnya
bibit Quercus suber dan Schima wallichii
yang terserang hama ulat hampir
semuanya mati. Ulat menyerang daun
dengan cara menggigit pada bagian pinggir
maupun tengah permukaan daun (Gambar
9), sehingga pada permukaan daunnya
bolong-bolong bahkan hampir habis. Hal
tersebut mengakibatkan proses fotosintesis
pada daun terhambat.
9
1. (Secara
10