Anda di halaman 1dari 7

BAB 6

Cacat Coran dan Pencegahannya

6.1

Pemeriksaan Coran

Pemeriksaan coran mempunyai tujuan sebagai berikut :


- Memelihara kualitas, kualitas dan baiknya produk coran harus dijamin dengan jalan memisahkan produk
yang cacat.
- Menekan biaya produksi dengan mengetahui lebih dulu cacat coran, produk yang cacat harus bisa
dideteksi sedini mungkin untuk menghemat biaya produksi.
- Penyempurnaan teknik, data hasil pemeriksaan dan percobaan, menyisihkan produk yang cacat dapat
dilakukan lebih awal dan selanjutnya tingkat kualitas dapat dipelihara dengan memeriksa data tersebut
secara kolektif, sehingga kualitas dan teknik pembuatan dapat disempurnakan.
Pemeriksaan produk coran biasanya digolongkan menjadi :
a. Pemeriksaan rupa, dalam pemeriksaan ini yang diteliti dimesi, ketidakteraturan, inklusi, retakan,
sebagainya yang terdapat pada permukaan. Pemeriksaan dilakukan dengan penglihatan (visual).
b. Pemeriksaan cacat dalam, dilakukan untuk mengetahui cacat rongga gas, lubang jarum, rongga
penyusutan, retakan, inklusi dan sebagainya yang berada di dalam produk, yaitu dilakukan dengan jalan :
- Pemeriksaan ketukan, dilakukan dengan jalan mendengarkan suara produk kalau dipukul. Tujuan
pemeriksaan ini untuk menimbang-nimbang adanya retakan dan kualitas bahan.
- Pemeriksaan penetrasi, digunakan untuk meneliti cacat seperti retak, rongga penyusutan, dan
sebagainya yang memberikan lubang kecil pada permukaan produk. Caranya ada dua yaitu penetrasi
pencelupan warna yang mempergunakan cairan pencelup warna dan penetrasi fluorescen yang
menggunakan cairan fluorescen.
- Pemeriksaan magnafluks, produk yang diperiksa diberi magnit dengan sebuah alat pemagnit, maka
dihasilkan fluks magnit
- Pemeriksaan supersonic, pengamatan dilakukan dengan mengarahkan gelombang supersonic kepada
bagian produk yang diuji dan menangkap ketidaknormalan gelombang yang dipantulkan.
- Pemeriksaan radiografi, pemeriksaan menggunakan cahaya radiasi seperti sinar X, gamma dan
sebaginya yang mempunyai daya untuk menembus logam.
- Pengujian hidrolik dan kedap udara, menurut beban pengujian dibagi menjadi jenis tekanan ciran,
tekanan udara, hampa udara, tetapi yang biasa dipakai adalah jenis tekanan air dan udara. Dalam
pengujian ini tekanan air, rongga bagian dalam disekat rapat, kemudian kebocoran diamati dengan
memberikan tekanan air.
6.2

Cacat Coran (Casting defect)

Pada coran dapat terjadi berbagai macam cacat tergantung pada bagimana keadaannya, sedangkan cacat-cacat
tersebut boleh dikatakan jarang berbeda menurut bahan dan macam coran. Secara umum cacat coran disebabkan
oleh :
1.
Desain
2.
Teknik produksi (metode)
3.
Operator
Menurut Komisi Pengecoran Internasional, penggolongan cacat coran dibagi menjadi :
1. Ekor tikus tak menentu atau kekeasaran yang meluas (Rat tile)
2. Lubang-lubang (Hole)
3. Retakan (Crack)
4. Permukaan kasar (Roughness)
5. Salah alir (Misrun)
6. Kesalahan ukuran (Over dimension)

Diktat Teknik Pengecoran, Teknik Mesin UNEJ - 2006

7.
8.
9.

6.3

Inklusi dan struktur yang tidak seragam (Inclusion)


Deformasi dan melintir (Deformation)
Cacat yang tak tampak

Cacat Coran pada Besi Cor

Rongga udara
Ciri-ciri
Rongga udara adalah cacat paling banyak terjadi dalam berbagai bentuk. Rongga udara dapat muncul sebagi
lubang pada permukaan atau di dalam coran, terutama sedikit di bawah permukaan yang merupakan ronggarongga bulat. Mereka mempunyai warna yang berbeda-beda sesuai dengan sebab terjadinya cacat, yaitu warna
karena oksidasi atau karena tidak oksidasi. Pada besi cor dan baja cor, berwarna hitam atau biru, pada paduan
tembaga, berwatna coklat atau kuning.

Gambar 6.1 Cacat Rongga Udara


Sebab-sebab
Sebab utama terjadi cacat rongga udara adalah :
- Logam cor yang teroksidasi
- Tidak cukup keringnya ladel. Sehingga logam cair membawa gas
- Temperatur penuangan (pouring) rendah
- Pouring speed rendah
- Permeabilitas pasir rendah (kemampuan alir)
- Saluran udara kurang baik
- Kandungan air pada pasir terlalu tinggi
- Tekanan di atas terlalu rendah
Pencegahan
-

Dalam peleburan kupola, perlu mendapat cairan yang bersih dengan menjaga tingginya alas kokas,
dengan menghindari tiupan yang belebihan, dengan menghilangkan kelembaban pada dasar dan dinding
pemanasan mula dan dengan mempergunakan zat penghilang oksid. Selanjutnya perlu mendapat logam
cair bertemperatur tinggi dengan mengatur jumlah kokas, secara sempurna. Saluran dan ladel harus
dikeringkan sampai kering sekali.
Rongga udara bisa terjadi dengan mudah terutama pada temperature penuangan (pouring) yang rendah.
Apabila letak saluran turun tidak baik dan waktu penuangan terlalu lama, maka rongga udara mudah
terjadi. Oleh karena itu perlu memasang saluran turun pada tempat yang benar dan menuangkan logam
cair bertemperatur cocok dengan kecepatan yang cukup tepat.
Rongga udara bisa disebabkan permeabilitas cetakan yang tidak baik, oleh uap air setempat, dan oleh
bahan-bahan yang membentuk gas. Oleh karena itu jumlah gas perlu diusahakan menjadi sekecil
mungkin.
Pada pengeluaran gas yang tidak sempurna, terutama untuk inti yang terselubungi logam cair, maka
rongga udara akan membentuk cacat yang tak dapat dihindarkan. Sesuai dengan ukuran inti, jalan untuk

Diktat Teknik Pengecoran, Teknik Mesin UNEJ - 2006

gas dibuat dengan membuat lubang udara atau dengan mencampur sinder kokas atau dengan
mengeluarkan ga melalui telapak inti.
Kalau tinggi penuangan terlalu rendah, tekanan logam cair menjadi lebih kecil daripada tekanan gas dalam
cetakan. Oleh karena itu, tinggi penuangan yang rendah dapat menyebabkan rongga udara. Dalam hal
tertentu tinggi logam cair harus di atas 200 mm untuk mencegah rongga udara, dalam hal ini tentu saja
kecepatan penuangan harus tinggi

Lubang Jarum (Pin hole)


Ciri-ciri
lLubang jarum adalah lubang dimana permukaan dalamnya halus dan berbentuk bola. Ukuran cacat lubang jarum
adalah di bawah 1 sampai 2 mm sangat kecil dan berbentuk seperti tusukan jarum. Dalam banyak hal, lubang
jarum tersebar pada permukaan, sedangkan permukaan dalamnya berwarna perak atau berwarna biru karena
oksidasi
Sebab-sebab dan pencegahan
Sebab-sebab dari cacat lubang jarum dan pencegahannya sama seperti pada rongga udara.

Gambar 6.2 Cacat Lubang Jarum

Penyusutan Dalam (Shrinkage)


Ciri-ciri
Penyusutan dalam adalah lubang cacat disebabkan karena pengecilan yang terjadi ketika logam membeku. Bagian
dalamnya biasanya dikelilingi oleh kristal-kristal dendrite dan cacat ini tidak tampak di permukaan. Pada coran
besi, warna permukaan dalamnya adalah berwarna biru.
Sebab-sebab
Penyusutan dalam (shrinkage), penyusutan luar dan rongga penyusutan dapat terjadi karena sebab-sebab yang
sama. Kalau logam membeku, tiap bagian coran yang berbeda bentuknya mempunyai kecepatan pembekuan yang
berlainan, sehingga cacat tersebut mudah terjadi pada bagian yang paling lambat membeku. Selama pembekuan
besi cor mengalami penyusutan rata-rata 20%. Tetapi besi cor mengembang sesuai dengan bertambahnya tebal
irisan dan berubah menjadi penysustan apabila tebal irisannya berkurang. Besi cor yang berkadar karbon 3,4%
mengalami pemuaian pada ketebalan 25 mm, tetapi kalau jumlah kadar karbon lebih kecil ia akan mengalami
penyusutan. Dalam penggunaan cetakan basah, besi cor dapat digolongkan pada jenis menyusut. Seba-sebab
rongga penyusutan adalah sebagai berikut :
- Temperatur penuangan (pouring) yang terlalu rendah, menyebabkan penambah membeku lebih dulu,
karena itu pengisian menjadi lebih sukar.
- Tinggi penambah yang terlalu rendah dan selanjutnya penuangan tambahan tidak dilakukan.

Diktat Teknik Pengecoran, Teknik Mesin UNEJ - 2006

Bahan/Material (Scrap) mengandung banyak kotoran atau karat.


Perencanaan dan pembuatan penambah yang kurang sempurna.
Logam cair yang dioksidasi menyebabkan perbandingan penyusutan yang besar.
Ukuran leher penambah yang tidak cukup.
Posisi penambah yang tidak tepat.
Cetakan membengkak karena tekanan dari logam cair di tempat yang kurang mampat.
Pengisian yang sukar dari penambah karena perubahan yang mendadak dari tebal irisan.

Pencegahan
-

Digunakan pembekuan mengarah sehingga penambah dapat bekerja secara efektif. Bagian pertama yang
terisi oleh logam cair adalah bagian yang bertemperatur terendah dan yang terakhir diisi adalah yang
bertemperatur tinggi. Oleh karena itu penting sekali menempatkan penambah di tempat yang
bertemperatur tinggi. Dalam hal ini lebih baik membuat logam cair mengalir ke dalam cetakan melalui
penambah, cara yang biasa secara ideal ditunjukkan dalam gambar 6.3.

Gambar 6.3 Posisi Saluran Penambah (Shrinkage)


-

Penggunaan cil; cil dipergunakan agar terjadi pembekuan mengarah dan pengaruh penambah meningkat.
Contoh seperti dalam gambar 6.3. Logam cair diisikan ke pirnggir roda dari penambah samping tetapi
tidak ke bagian tengah bos, pengaruh poenambah tidak sampai sama sekali karena bagian antara roda
dan bos terlalu tipis sehingga bos menjadi bebas dari penambah. Oleh karena itu sebaiknya cil dipasang
pada alas bos dan penambah dipsang di atas. Kekeroposan mungkin terjadi di bagian persilangan dinding
di mana logam cair tak mudah diisikan, sehingga dalam hal ini pembekuan dipercepat dengan cil.
Daerah pengisian yang efektif dari penambah berbeda menurut bahan coran, cara penuangan, dan
ketebalan irisan. Dalam pengecoran besi, daerah pengisian efektif harus delapan kali tebal coran

Diktat Teknik Pengecoran, Teknik Mesin UNEJ - 2006

Gambar 6.4 Penggunaan Cil dan Posisi Penambah Yang Efektif


Kekasaran Erosi (Roughness)
Ciri-ciri
Pasir yang terlepas karena erosi dari permukaan cetakan berbentuk pelat atau gumpalan, bergerak dalam rongga
cetakan terutama di permukaan kup yang mengakibatkan inklusi pasir. Di bagian di mana pasir telah kena erosi
terjadi kekasaran permukaan yang berbentuk pelat atau gumpalan.
Sebab-sebab
Permukaan cetakan yang memuai disebabkan logam cair, mungkin akan kena erosi sebagian. Pemgaruh ini
dinamakan kekasaran erosi. Pasir hasil erosi tercampur dalam coran oleh karena gerakan logam cair. Cacat lekukan
mungkin juga terjadi karena sebab-sebab yang serupa, terutama disebabkan jatuhnya pasir dari kup yang melemah
karena penyinaran panas yang lama dari logam cair. Adapun secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
- Kecepatan penuang (pouring) yang terlalu lambat
- Temperatur penuangan terlalu tinggi
- Ketahanan panas dari pasir rendah.
- Posisi saluran turun kurang tepat dan logam cair mengisi cetakan setelah terpanaskan setempat.
- Kekerasan cetakan rendah
- Saluran udara kurang
- Permeabilitas pasir rendah.
Pencegahan
Akibat dari temperatur pouring tinggi, perlu meningkatkan ketahanan panas pasir, meningkatkan kekerasan
cetakan, menurunkan kadar air dan menambah bahan pengikat dengan menggunakan pasir yang mempunyai
angka pemuaian kecil atau menambah bubuk kayu sebagai bahan yang empuk. Sistem saluran harus dibuat
sebagai beikut :
- Pouring time rendah
- Pouring harus dibuat seragam dalam cetakan tanpau penuangan setempat.
- Ujung saluran turun tidak boleh menyentuh cetakan inti. Karena itu logam cair harus diisikan dari bagian
bawah.
- Alternatif lain, lihat gambar 6.4; pertama logam cair dituang dari saluran turun 1 dan kemudian dari
saluran turun 2 kalau logam cair telah mencapai tinggi B. Cara ini juga efektif dipakai untuk pembekuan
mengarah.

Diktat Teknik Pengecoran, Teknik Mesin UNEJ - 2006

Gambar 6.5 Pengecoran dengan Dua Saluran Turun

Ekor Tikus (Rat Tile)


Ciri-ciri
Ekor tikus merupakan cacat permukaan pasir dari permukaan cetakan mengembang dan logam cair masik di
bawah permukaan bagian tersebut. Kalau pasir disingkirkan, terlihat rongga lurus seperti pembuluh. Karena
bentuknya seperti ekor tikus maka cacat ini disebut ekor tikus.
Sebab-sebab dan Pencegahan
Sebab-sebab dan pencegahan sama seperti pada inclusion.

Gambar 6.6 Cacat Ekor Tikus (Rat Tile)


Salah Alir (Misrun) dan Sumbat Dingin (Cold Shut)
Ciri-ciri
Salah alir adalah cacat yang disebabkan karena logam cair tidak cukup mengisi rongga cetakan. Sumbat dingin
adalah cacat yang menyebabkan ketidak-kontinyuan pada permukaan coran atau pada bagian atas dari suatu
coran disebabkan karena pencampuran yang tidak sempurna dari aliran logam cair.
Sebab-sebab
-

Coran terlalu tipis


Temperatur penuangan terlalu rendah
Kecepatan penuangan terlalu lambat
Logam cair tidak mengalir secara seragam karena system saluran yang tidak baik
Saluran udara tidak lancar
Penambah (Riser) yang tidak sempurna

Diktat Teknik Pengecoran, Teknik Mesin UNEJ - 2006

Pencegahan
-

6.4

Penuangan harus dilakukan pada temperatur tinggi


Kecepatan penuangan harus tinggi
Jumlah saluran harus ditambah/dibesarkan dan logam cair harus diisikan secara seragam dari beberapa
tempat pada cetakan
Saluran udara harus lancar.

Cacat Coran Pada Besi Bergrafit Bulat

Dros
Ciri-ciri
Dros semacam terak yang terutama terjadi di permukaan bagian kup atau dipermukaan bagian atas inti. Dros
warnanya hitam dan permukaan yang dikerjakan dengan mesin menjadi kasar karena dros. Dalam hal luar biasa
dros terjadi di seluruh bagian dan menyebabkan kurangnya sifat kedap air. Dros terutama terdiri dari grafit atau
oksid logam, tetapi dros juga sering terdapat adalah campuran dari grafit dan oksid logam.
Sebab-sebab
-

Oksidasi logam cair


Kadar karbon terlalu tinggi
Terlalu banyak magnesium
Kadar belerang terlalu tinggi
Aliran logam cair yang turbulen masuk ke dalam cetakan
Cetakan kurang kering

Pencegahan
-

Oksidasi logam cair sebelum proses inokulasi harus dihindarkan dan kadar belerang harus diturunkan
sampai sekecil mungkin.
Magnesium yang ditambahkan harus dikurangi
Kadar karbon dari logam cair sebelum inokulasi tidak boleh terlalu tinggi.
Penambahan silicon harus diusahakan kecil
Harus direncanakan system saluran yang tidak memberikan percikan atau goncangan pada logam yang
mengalir.
Kadar air pada cetakan harus sekecil mungkin
Perbandingan luas saluran turun pada pengalir pada saluran masuk lebih baik dibuat 1 : 3,5 : 2 untuk
coran besar, atau 1 : 2 : 2 untuk coran kecil.
Masuknya dros ke dalam cetakan dapat dihindarkan dengan menggunakan saringan atau dam (strainer).

Diktat Teknik Pengecoran, Teknik Mesin UNEJ - 2006

Anda mungkin juga menyukai