Anda di halaman 1dari 2

Ada 6 posisi kardinal tatapan: (1) dextroversi, akibat aksi m.

rektus lateral dextra dan


m.rektus medial sinistra; (2) levoversi, akibat aksi m.rektus lateral sinistra dan m.rektus
medial dextra; (3) dextroelevasi, akibat aksi m.rektus superior dextra dan m.oblik inferior
sinistra; (4) levoelevasi, akibat aksi m.rektus superior sinistra dan m.oblik inferior dextra;
(5) dextrodepresi akibat aksi m.rektus inferior dextra dan m.oblik superior sinistra; serta
(6) levodepresi, akibat aksi m.rektus inferior sinistra dan m.oblik superior dextra.
Pemeriksaan versi dan duksi juga bisa dilakukan untuk menilai gerakan. Duksi adalah
rotasi monokular pada mata (adduksi, abduksi, elevasi, depresi, intorsi, dan extorsi). Versi
adalah konjugasi gerakan mata binokular (kedua mata melirik bersamaan).

2.5 Pemeriksaan Refraksi Pada Bayi


Kelainan refraksi dapat dicurigai dari kebiasaan cara melihat televisi (suka nonton dalam
jarak dekat), saat belajar di sekolah (biasanya anak suka duduk di depan, karena tidak
jelas kalau duduk di belakang), membaca terlalu dekat, dan posisi agak miring (kelainan
makula atau strabismus). Anak yang mempunyai pusat fiksasi penglihatan di luar fovea
sentralis akan selalu berusaha mensejajarkan posisi aksis visual atau menjatuhkan fokus
sinar di bagian retina yang berfungsi sebagai fovea dengan cara memiringkan kepalanya.
Fiksasi eksentrik timbul karena mata secara terus-menerus menggunakan area
ekstrafovea untuk memfiksasi suatu objek. Fiksasi jenis ini dapat diperiksa dengan
visuskop atau refleks pada kornea. Pemeriksaan tajam penglihatan dengan metode lubang
jarum (pinhole) cukup sederhana dan bermanfaat. Bila ditemukan perbaikan dengan
pemeriksaan ini, berarti ada kelainan refraksi. Untuk mengetahui status refraksi secara
pasti bisa dilakukan dengan pemeriksaan streak retinoscopy.

2.6 Pemeriksaan Refraksi Objektif


Refraksionometer
Refraksionometer

merupakan

alat

pengukur

anomali

refraksi

mata.

Refraksionometer juga disebut sebagai refraktor automatik yang dikenal masyarakat

sebagai alat komputer pemeriksaan kelainan refraksi.


Alat yang diharapkan dapat mengukur dengan tepat dan cepat kelainan refraksi
mata, namun alat ini kurang bermanfaat pada anak atau pada orang dewasa dengan
penyakit segmen anterior yang cukup berat.
Retinoskopi
Pemeriksaan yang sangat diperlukan pada pasien yang tidak kooperatif untuk
pemeriksaan refraksi biasa. Retinoskop merupakan alat untuk melakukan retinoskopi,
guna menentukan kelainan refraksi seseorang secar obyektif.
Retinoskop sinarnya dimasukkan ke dalam mata atau pupil pasien. Pada keadaan ini
terlihat pantulan sinar dari dalam mata. Dilakukan netralisasi seperti mata kucing ini
dengan penambahan lensa di depan mata pasien.
Dengan lensa S +2.00, pemeriksa mengamati refleksi fundus, bila berlawanan dengan
gerakan retinoskop (against movement) dikoreksi dengan lensa sferis negatif, sedangkan
bila searah dengan gerakan retinoskop (with movement) dikoreksi dengan lensa sferis
positif. Meridian yang netral lebih dulu adalah komponen sferisnya. Meridian yang
belum netral dikoreksi dengan lensa silinder positif sampai tercapai netralisasi. Hasil
akhirnya dilakukan transposisi.
Dikenal 2 cara retinoskopi :
Spot retinoscopy, retinoskopi dengan memakai berkas sinar yang dapat difokuskan.
Streak retinoscopy, retinoskopi dengan memakai berkas sinar dengan bentuk celah atau
slit.
Terdapat teknik retinoscopy untuk mendapatkan hasil obyektif, seperti :
Retinoskopi Dinamik (dynamic retinoscopy)
Retinoskopi dilakukan sementara pasien berakomodasi dan berfiksasi pada benda dekat.
Pemeriksaan ini terutama untuk nilai akomodasi dekat.
Retinoskopi Statik (static retinoscopy)
Retinoskopi yang dilakukan dengan melumpuhkan terlebih dahulu akomodasi.

Anda mungkin juga menyukai