Nama
Rachmadhana Allifa Maulana
Muhammad Ulul Albab
Faisal Fadlurrahman
Etsa buyung Sri Putra
Khoir Muhammad Nadjib
Azwar Fadillah Zulham
NIM
352014510777
352014510802
352014510803
352014511082
352014510805
352014510782
Daerah
Nganjuk
Surabaya
Bengkulu
Ciamis
Banten
Bekasi
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berbicara tentang konflik yang terjadi di Filipina merupakan suatu
permasalahan yang melibatkan beberapa faktor penyebab konflik. Menurut
sejarah yang ada, Filipina merupakan negara yang memiliki berbagai macam
etnis, bahasa dan agama. Mayoritas penduduk Filipina merupakan penganut
agama Katolik, sedangkan agama lainnya termasuk dikalangan minoritas
seperti halnya agama Islam.
Adanya
perbedaan
latar
belakang
kebudayaan,
perbedaan
MNLF.
terdapat
juga
beberapa
pertanyaan
terkait
dengan
tersebut ?
6. Opsi dan Saran untuk menyelesaikan konflik di Filipina Selatan?
BAB 2
PEMBAHASAN
Sejarah Konflik di Filipina beserta aktor yang berperan dalam
penyelesaian konflik
Bermula pada masa kekuasaan Spanyol di Filipina pada akhir abad ke
enam belas. Spanyol banyak mempengaruhi sebagian besar warga Filipina
dengan menyebarkan ajaran Katolik, akan tetapi terdapat pengecualian pada
daerah selatan Filipina yang dimana mayoritas warganya masih berpegang
teguh pada ajaran agama Islam, adanya intervensi oleh bangsa Spanyol
membuat warga Filipina bagian selatan melakukan perlawanan. Pada tahun
1898 setelah terjadinya perang antara Spanyol dengan Amerika Serikat yang
berakhir dengan penyerahan kekuasaan Filipina dari tangan Spanyol ke
Amerika Serikat, akan tetapi Muslim Filipina selatan tetap bersikeras untuk
netral dan tidak memihak pada Amerika Serikat maupun pada Spanyol, hal
itu di realisasikan dengan diadakannya perjanjian pada tahun 1898 yang
ditandatangani
oleh
Jamal
Al-Kiram
II
(Sultan
Sulu)
yang
mewakili
Amerika Serikat, beberapa kebijakan yang dibuat oleh Amerika Serikat hanya
menguntungkan sebelah pihak, hingga pada tahun 1920 terbentuklah
rencana kemerdekaan Filipina. Pembesar Muslim Moro mengajukan proposal
kepada pemerintahan Amerika Serikat mengenai masa depan Muslim Moro
agar diberi izin untuk membentuk negara merdeka mereka sendiri atau
dengan kata lain memisahkan diri dari Filipina. Namun, para pejabat
pemerintah Amerika Serikat, sebagian dipengaruhi oleh pemimpin Kristen
Filipina, menetang akan pemisahan diri yang diajukan oleh Moro.
Setelah Filipina merdeka pada tahun 1946, sejumlah pemimpin Moro
diberi jabatan politik dan beberapa dari mereka menjadi gubernur di daerah
Moro. Ketenangan yang terjadi antara pemerintah dan Muslim Moro tidak
berlangsung lama, pada tahun 1950 terdapat fakta bahwa penurunan
ekonomi pada wilayah selatan Filipina disebabkan oleh kurang kompetennya
Muslim Moro dibandingkan dengan rekan-rekan Kristen mereka yang tinggal
di bagian selatan. Adanya migrasi warga Kristen ke wilyah selatan yang terus
berjalan, dan adanya diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
Muslim Moro menimbulkan ketegangan yang berkelanjutan hingga tahun
1960.
Pada tahun 1972, munculah Moro National Liberal Federation (MNLF)
yang didirikan oleh Nur Misouri dengan tujuan untuk menciptakan negara
Moro merdeka melalui konflik bersenjata. Konflik yang terjadi di Filipina tidak
lain adalah konflik antara MNLF sebagai gerakan yang yang menuntut akan
kemerdekaan bagi pemeluk agama Islam dengan pemerintah Filipina. MNLF
(Moro National Liberal Federation) merupakan sebuah gerakan yang dimotori
orang-orang atau kelompok Islam yang mempunyai pemikiran politik dan
ideologi yang berbeda dengan negara kesatuannya.
Keterlibatan aktor eksternal yang berperan dalam proses perdamaian
konflik yang terjadi di Filipina dari tahun 1970 hingga 1990, beberapa aktor
eksternal yang terlibat dalam konflik antara pemerintah Filipina dengan
merupakan
kepanjangan
dari
(Moro
Islamic
Liberation
terlihat
bahwa
konflik
moro
merupakan
konflik
yang
Isu-isu
agama
yang
terus
menerus
ditemukan
akan
selatan
yang
ditengarai
mendapatkan
tekanan-tekanan
dari
masyarakat
Mindanano
mempunyai
kepercayaan
terhadap
Dr
Hamid
dalam
bukunya
Islam
Sebagai
Kekuatan
membuat bangsa moro malas untuk belajar disekolah yang dibuat oleh
pemerintah. Ketiga, bangsa moro masih trauma dan kebencian yang
mendalam terhadap program perpindahan penduduk yang dilakukan oleh
pemerintah philipina kewilayah mereka di Mindanao, yang menyebabkan
berubahnya posisi mereka dari mayoritas menjadi minoritas dalam segala
bidang.
Penyebab dari pada terjadinya konflik di Mindanao adalah karena di
Mindanao terdapat dua kerajaan yang berdiri setelah masuknya Islam pada
abad ke 12 yang memisahkan antara dua kesultanan besar yaitu kesultanan
mangundanau dan juga sulu. Terjadinya kompetisi atau persaingan antara
dua
kasultanan
besar
ini
menyebabkan
timbulnya
konflik
yang
selama
kepemimipinan Nur
Murusari,
dan
sampai
akhirnya
Filipina
pada
November
2001
namun
pemberontakan
Selain kedua contoh berikut masih banyak program kerja serta hasil
usaha yang telah dilakukan oleh kelompok ini.
Content
Berdasarkan analisa segitiga kita dapat mengetahui bahwa konflik itu tidak
simetris, kontradiksi ditentukan oleh pihakpihak yang bertikai, hubungan
mereka,
dan
benturan
kepentingan
inheren
antara
mereka
dalam
dibandingkan
dengan
rekan-rekan
Kristen
mereka,
yang
menerima
keterlibatan
eksternal
dari
OKI
dalam
negosiasi
damai
atas
konflik.
Sebelum
pemilu,
Corazon
Aquino
Third Party
Arbitration
Party A
Party B
NEGOTIATION
Mediation
Third Party
Pihak ketiga, Indonesia sebagai mediasi yang pada saat itu juga
menjadi ketua dari Organisasi Komunitas Islam (OKI) sangat berperan
penting dalam perdamaian antara pihak pertama dan kedua yang saling
berkonflik pada saat itu.Indonesia dan OKI menyebabkan kedua bela pihak
mengadakan perjanjian damai sehingga pihak pertama tidak bisa selamanya
mengintervensi pihak kedua dengan danya perjanjian tersebut.
nuklir tidak pernah di pergunakan dalam perang setelah perang dunia kedua.
Menurutnya, sejumlah tabu yang diyakini blok Barat dan Timur encegah
penggunaan senjata mematikan itu, walau kedua blok telah mengumpulan
banyak senjata nuklir. (Situmorang, 2015)
Sebagaimana pemaparan yang diatas maka kami akan memberikan
solusi atau opsi dengan menggunaka theory ini. Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jjelas tentang penyelesaian konflik ini maka akan kami
berikan gambar sebagai berikut:
Refrensi
Situmorang, J. R. (2015). penggunaan Game theory dalam ilmu sosial. Jurnal
Administrasi Bisnis, 161-162.
C Drucw, Stephen. Not The "ASEAN Way": The Southern Phillipines Confllict and its
internationalization