Gunung Lewotobi adalah gunung berapi kembar yang terletak di bagian tenggara Pulau
Flores, Indonesia. Gunung Lewotobi tersusun dari Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung
Lewotobi Perempuan.
Gunung Lewotobi yang terletak di timur Pulau Flores sebenarnya merupakan gunung
kembar. Gunung ini dikenal sebagai pasangan suami dan istri. Sang suami disebut dengan
nama Gunung Lewotobi Laki-laki, dan sang istri disebut dengan nama Gunung
Lewotobi Perempuan. Keduanya hanya dipisahkan jarak sejauh dua kilometer. Kawah di puncak
Lewotobi Laki-laki berdiameter 400meter, sedangkan kawah di puncak Lewotobi Perempuan
berdiameter 700 meter. Menurut laman volcano.si.edu, Lewotobi Laki-laki yang ketinggiannya
sekitar 1.548 meter tercatat beberapa kali aktif pada abad 19 dan 20, sedangkan Lewotobi
Perempuan yang ketinggiannya mencapai 1.703 meter hanya pernah meletus dua kali sepanjang
sejarah. Berikut sejarah letusan Gunung Lewotobi seperti dirangkum John Seach, ilmuwan dan
ahli vulkanologi terkemuka di dunia, dalam situs volcanolive.com:
sebelumnya.
Tahun 1991: Terjadi letusan di puncak kawah pada Mei dan Juni 1991.
Tahun 1999: Gemuruh dan abu keluar dari perut Lewotobi mulai 31 Maret 1999, disusul
dengan letusan kuat pada tanggal 1 Juli 1999. Lava pijar tersembur hingga radius 500
meter. Letusan dan semburan lava itu menagkibatkan kebakaran hutan sampai lebih dari
Tahun 2003: Terjadi letusan pada tanggal 30 Mei 2003. Material abu mencapai ketinggian
lebih dari 200 meter dari puncak gunung. Letusan dan hujan abu itu berlanjut sampai
bulan Juni dan Juli 2003. Aktivitas seismik itu berakhir pada bulan September 2003.
Gunung
Lewotobi
Perempuan adalah
sebuah
Gunung
yang
terletak
di
negara
Indonesia, Pulau Flores, Kepulauan Nusa Tenggara atau Kepulauan Sunda Kecil, yang memiliki
ketinggian 1703 meter, atau setara dengan 5587 kaki. Dataran tinggi berbentuk Gunung yang
bernama Gunung Lewotobi Perempuan ini berada di wilayah Asia.
masuk ke dalam wilayah Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa
Tenggara Timur pada posisi geografis 8o3306 LS 122o4654 BT.
Apabila anda memiliki uang serta keberanian yang cukup anda bisa mengunjungi
Gunung Lewotobi Perempuan di Indonesia, Asia untuk melakukan pendakian maupun sekedar
menikmati pemandangan alamnya (selama diijinkan oleh pemerintah setempat). Gunung
Lewotobi Perempuan merupakan ciptaan Tuhan yang sempurna, kokoh dan indah yang harus
kita syukuri dan kita pelihara.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, minta masyarakat yang
bermukim di sekitar Gunung Api Lewotobi untuk selalu waspada. Imbauan ini menyusul
peningkatan status gunung Lewotobi ke level waspada (Level II).
radius 500 meter. Letusan dan semburan lava itu menagkibatkan kebakaran hutan sampai lebih
dari 2,5 km. Abu beterbangan sampai radius 8 km.
Setelah itu, terjadi letusan pada tanggal 12 Oktober 2002 dan tahun 2003, juga terjadi
letusan pada tanggal 30 Mei 2003. Material abu mencapai ketinggian lebih dari 200 meter dari
puncak gunung. Letusan dan hujan abu itu berlanjut sampai bulan Juni dan Juli 2003.
Aktivitas seismik itu berakhir pada bulan September 2003.
Setelah itu, status kegiatan Gunung Lewotobi Perempuan dinaikkan dari Normal (Level
I) menjadi Waspada (Level II) pada 31 Agustus 2011. Kemudian pada 29 Maret 2012 diturunkan
kembali menjadi Normal (Level I).
Pada tanggal 31 Agustus 2011 pukul 00 06:00 WITA, terekam 5 kali gempa Tektonik
Jauh (TJ), 9 kali gempa Vulkanik Dangkal (VB), getaran Tremor masih menerus dengan
amplitudo maksimum berkisar 0.5 5 mm. Ancaman bahaya pada saat itu adalah terjadinya
letusan magmatik disertai dengan lontaran material pijar, pasir dan hujan abu. Kawasan rawan
bencana terhadap material jatuhan (hujan abu) dan lontaran batu (pijar) terutama di Kawasan
Rawan Bencana III yang meliputi Desa Nobo dan Nurebeleng. Masyarakat dan wisatawan saat
itu dihimbau untuk tidak mendekati dan melakukan aktivitas pada radius 1 km dari kawah
Lewotobi Perempuan. Untuk desa yang berada di sekitar Gunung Lewotobi Perempuan agar
mewaspadai terjadinya hujan abu, pasir,dan lontaran batu. Gunung Rokatenda berstatus siaga
sejak 13 Oktober 2012 dan Gunung Lewotobi Perempuan berstatus waspada sejak 30 September
2013. Status dua gunung belum diturunkan sampai saat ini. Naiknya status gunung Lewotobi
Perempuan menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Tini
Thadeus, adalah karena terjadi peningkatan aktivitas vulkanik. Gunung menyemburkan asap
putih. Sesuai rekomendasi PVMBG, masyarakat yang bermukim di lereng Gunung Lewotobi
Perempuan sudah diperingatkan untuk tetap waspada karena sewaktu-waktu gunung tersebut bisa
meletus. Jika terjadi erupsi Gunung Api Lewotobi Perempuan, lahar yang menyembur akan
mengarah ke bagian selatan Kabupaten Flores Timur atau ke arah lautan.
Berikut ini adalah kondisi kegempaan terkini Gunung Lewotobi Perempuan.
Tanggal 29 September 2013: terekam 2 kali gempa Hembusan, 159 kali gempa Vulkanik
Dangkal (VB), 44 kali gempa Vulkanik Dalam (VA), dan 4 kali gempa Tektonik Lokal
(TL).
Tanggal 30 September 2013 dari pukul 00:00 06:00 WITA, terekam 1 kali gempa
Hembusan, 60 kali gempa Vulkanik Dangkal (VB), 21 kali gempa Vulkanik Dalam (VA),
dan 5 kali gempa Tektonik Lokal (TL).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan kegempaan maka tingkat kegiatan Gunung
Lewotobi
Perempuan
dinaikkan
dari
status Normal
(Level II) terhitung mulai tanggal 30 September 2013 pukul 13:00 WITA.
Tanggal 9 April 1909-21 Mei 1910 berupa letusan abu dan aliran lava.
Tanggal 29 Juni 1914 berupa letusan abu dan aliran lava
Tanggal 21 Mei 1932-Desember 1933 berupa letusan abu, aliran lava dan guguran lava.
Tanggal 17 Desember 1939-21 April 1940 berupa letusan abu dan aliran lava.
Tahun 1969 dan 1970 berupa letusan abu
Tanggal 2 april 1990 berupa letusan abu
Tanggal 28 Juli 1992 berupa letusan abu
Tanggal 21 Maret-1 Juli 1999 berupa letusan abu
Tanggal 31 Mei 31 Agustus 2003 berupa letusan abu