Pada daerah telitian merupakan formasi Balikpapan, formasi ini tersusun
atas batupasir dan batulempung dengan sisipan lanau, serpih, batugamping, dan
batubara. Adapun umur dari formasi ini adalah Miosen Tengah bagian bawah –
Miosen Atas bagian bawah. Formasi ini merupakan endapan regresif perenggang
delta sampai daratan delta (delta plain). Ketebalannya diperkirakan sekitar 1000 –
1500 meter, yang mempunyai hubungan menjari dengan Formasi Bebulu dan
ditumpangi secara selaras oleh Formasi Kampung Baru. Formasi Balikpapan dibagi
menjadi tiga bagian yaitu Formasi Klandasan, Formasi Badak Bawah, dan Formasi
Badak Atas, yang merupakan hasil pengendapan di lingkungan delta plain. Formasi
–formasi ini banyak yang menjadi reservoar bagi lapangan minyak di cekungan
Kutai.
II.1.2. Struktur Geologi
Menurut Marshall, A. (1977) secara regional daerah Kalimantan Timur terdiri
dari struktur antiklin yang rapat dan sinklin yang lebar dengan arah umum Utara
Timur Laut – Selatan Barat Daya. Semakin ke arah timur struktur geologinya
semakin sederhana. Semua lapangan minyak di Cekungan Kutai terletak pada
sumbu antiklin dari barat timur.
Perlipatan regional ini terjadi pada Akhir Miosen Tengah dan berhubungan
dengan pergerakan lempeng tektonik selat Makasar ke arah Barat yang ditahan oleh
tinggian Kuching.
BAB III
DASAR TEORI
Akumulasi hidrokarbon di bawah permukaan dapat dideteksi melalui tahap – tahap
penyelidikan geologi dibawah permukaan yang telah banyak dilakukan oleh perusahaan -
perusahaan minyak di dunia.Tahap – tahap penyelidikan geologi bawah permukaan
merupakan salah satu metode yang penting dalam explorasi dan exploitasi minyak dan gas
bumi.
Produksi minyak dan gas bumi yang terus menerus dapat mengakibatkan cadangan
makin menciut, dan dengan harapan bahwa dengan dilakukannya eksplorasi disuatu daerah
yang diperkirakan terdapat akumulasi hidrokarbon maka dapat diadakan inventarisasi
mengenai jumlah cadangan dan sampai kapan minyak bumi ini akan habis.
Sebagian besar pekerjaan korelasi pada industri minyak dan gas bumi menggunakan
data log mekanik. Tipe – tipe log yang biasa digunkan antara lain log penafsiran litologi
(Gamma Ray,SP) yang dikombinasikan dengan log resistivitas atau log porositas
(densitas,netron,dan sonik). Pemilihan tipe log unutk korelasi tergantung pada kondisi
geologi yang bersangkutan. Kombinasi log SP dan resistivitas biasa digunakan pada
cekungan silisiklastik sementara untuk cekungan karbonat digunakan log GR plus
resistivitas atau GR plus netron.
Langkah – langkah dalam korelasi log mekanik :
1. Menentukan horison korelasi dengan cara membandingkan log mekanik dari suatu sumur
tertentu terhadap sumur yang lain dan mencari bentuk – bentuk atau pola yang sama atau
hampir sama.
2. Menentukan lapisan penunjuk (marker bed) untuk setiap log yang khas bentuknya yang
yakin akan kesamaan waktunya.
3. Menentukan rekaman log dengan lintasan yang telah ditentukan digantung pada bidang
datum (datum plane), dan korelasi dilakukan lapisan demi lapisan.
4. Pemilihan sumur – sumur yang akan digunakan dalam korelasi diusahakan agar bersifat
representatif terutama untuk mengetahui penyebaran batuan secara lateral.
Korelasi dibagi menjadi dua yaitu korelasi struktur dan korelasi stratigrafi. Korelasi
struktur dibuat dengan cara menempatkan lapisan pada keadaan yang sekarang, sehingga
akan memberikan gambaran posisi batuan setelah mengalami aktivitas tektonik (misalnya
struktur sesar, kekar, dan lipatan), sedangkan korelasi stratigrafi dibuat dengan cara
menempatkan atau menggunakan suatu lapisan penunjuk (marker bed) pada kedudukan
yang sama.
Pada metode grafis, luas masing – masing daerah yang dibatasi oleh kontur peta
isopach diplot versus ketebalan yang dinyatakan oleh kontur tersebut. VB reservoar adalah
luas areal dibawah kurva (acre feet)
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Studi geologi regional daerah penelitian, yaitu dengan melakukan kaji pustaka yang
menyangkut kondisi geologi daerah penelitian.
2. Pembagian tubuh batupasir serta korelasi pada zona C018B dan zona C020A berdasarkan
data – data log sumur pemboran di lapangan Badak..
3. Pembuatan peta facies zona C018B.
4. Pembuatan peta kontur struktur top sand zona C018B.
5. Pembuatan peta net sand zona C018B
6. Pembuatan peta net pay zona C018B.
7. Perhitungan cadangan (volumetrik), berhubung dengan keterbatasan waktu penelitian,
maka perhitungan ini hanya dilakukan perhitungan volume bulk dari zona C018B
berdasarakan dari peta reservoir yang dibuat.
Berikut ini akan dijelaskan lebih detail mengenai analisa dan hasil pembahasan untuk
setiap langkah penelitian .
Berdasarkan pola kontur yang diteliti diketahui bahwa struktur geologi yang
berkembang di zona penelitian adalah struktur perlipatan antiklin dengan arah relatif timur
laut – barat laut, yang didapat dari hasil korelasi antar sumur – sumur dilapangan badak.
Ketebalan batupasir disetiap sumur untuk zona batupasir C018B didaerah penelitian
menunjukkan bahwa :
1. Nilai ketebalan pasir pada rangkaian sumur – sumur dari arah timur ke barat daya semakin
menurun.
2. Pada sumur – sumur dibagian timur mempunyai ketebalan yang lebiht besar dibanding
ketebalan sumur- sumur disekitarnya.
Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa alur batupasir makin menipis ke arah barat
daya, yang mengindikasikan bahwa energi sedimentasi ke arah tersebut semakin berkurang
Hasil perhitungan VB ini selanjutnya akan digunakan untuk perhitungan volumetric
cadangan, baik untuk menghitung initial oil in place (IOIP) ataupun initial gas in place (IGIP)
pada tahap – tahap berikutnya.
BAB V. KESIMPULAN
Hasil analisa data log sumur di lapangan Badak yang menembus zona reservoar
C018B menghasilkan beberapa peta bawah permukaan yang meliputi peta fasies, peta
kontur struktur top sand, , net sand, dan net pay.
Pada peta fasies yang ada lingkungan pengendapan dari batupasir C018B adalah
channel, bar dan creavase splay. Diantara alur –alur utama atau channel sand terdapat
endapan limpahan banjir (creavase splay) yang dijumpai di beberapa tempat dengan lebar
bervariasi dan penyebaran lateral berbentuk lonjong.
Pada peta penampang kontur struktur daerah penelitian, menunjukkan bahwa untuk
zona C018B merupakan suatu struktur perlipatan yaitu perlipatan antiklin dengan sumbu
arah relatif timur laut – barat laut.
Sedangkan dari data korelasi stratigrafi secara keseluruhan menunjukkan semakin
berkurangnya kandungan pasir ke arah barat daya daerah penelitian dan semakin
bertambah kandungan lempung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa arah pengendapan
sedimen pada zona C018B adalah ke arah barat daya dengan energi semakin berkurang
Dari interpretasi petrofisik dan data lognya kandungan fluida pada batupasir zona
C018B sumur Bdk 191 adalah minyak dan air, sedangkan pada sumur lainnya yang
dikorelasi tidak terdapat adanya kandungan hidrokarbon.
Jadi dapat disimpulkan bahwa minyak yang terkandung pada zona C018B yang
terdapat pada sumur Bdk 191 menempati area seluas 20.9 acree dan VB (volume bulk)
sebesar 215.00 acree feet.
Volumetric Analysis Theory
Click to see Subtopics / Related Topics:
A comprehensive geologic study of the prospect is necessary to increase the confidence and
reliability of determined reservoir properties such as volume, porosity, and fluid saturations. In
calculating the volume of the reservoir, accurate determinations of the areal extent and thickness
must be made with respect to the geological structure and depositional environment. The use of
isopach maps in combination with planimetering is a commonly used method in the
determination of reservoir volume. Conclusions drawn concerning lithofacies and depositional
settings are used to provide an assessment of porosity, while wireline log and core data provide
the analyst with measurements of fluid saturations.
Metric Where:
Units A = square meters
[m3] h = meters
φ=%
Or, in expanded form: Soi = %
Boi = m3/m3
Metric Where:
Units A = square meters
[m3] h = meters
φ=%
Or, in expanded form: Sgi = %
Bgi = m3/m3
Metric Where:
Units A = square meters
[m3] h = meters
ρb = g/cm3
p = kPa(a)
VL$ = cm3/g
pL$ = kPa(a)
Note: For the theory of adsorption, see Shale Properties.
Field Where:
Original Adsorbed Gas-in-Place (OGIPA) Calculations
Units A = acres
[scf] h = feet
ρb = ton/ft3
Cgi = scf/ton
Ca = %
Cw = %
Metric Where:
Units A = square
[m3] meters
h = meters
ρb = g/cm3
Cgi = cm3/g
Ca = %
Cw = %