Anda di halaman 1dari 74

BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

(BPMIGAS)

PEDOMAN TATA KERJA


PENGELOLAAN RANTAI SUPLAI
KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA

Nomor : 007 REVISI-1/PTK/IX/2009

BUKU KETIGA
PEDOMAN PENGELOLAAN ASET
KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

DAFTAR ISI
BAB
I.

II.

III.

IV.

V.

ISI

HALAMAN

PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN

2. KETENTUAN UMUM

3. MAKSUD DAN TUJUAN

4. RUANG LINGKUP

5. PENGELOMPOKAN ASET

6. REFERENSI

STANDARISASI DAN KODEFIKASI

1. UMUM

10

2. STANDARISASI HBM

10

3. KODEFIKASI

11

4. PEMELIHARAAN KODEFIKASI ASET

13

PERENCANAAN KEBUTUHAN ASET

15

1. UMUM

16

2. TUJUAN

16

3. PERENCANAAN

16

PENGELOLAAN ASET

21

1. UMUM

22

2. PENERIMAAN ASET

22

3. PENYIMPANAN DAN PERAWATAN

23

4. PENGELUARAN DAN PENGIRIMAN

24

5. PENCATATAN DAN PELAPORAN

25

PEMANFAATAN ASET

27

1. UMUM

28

2. SUBTITUSI

28

3. TRANSFER ASET

28

4. PINJAM PAKAI ASET

30

5. PEMAKAIAN ASET BERSAMA

30
i

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BAB
VI.

ISI

HALAMAN

PENGHAPUSAN DAN PELEPASAN ASET

33

1. UMUM

34

2. JUSTIFIKASI PENGHAPUSAN ASET

34

3. ALASAN PENGHAPUSAN ASET BERDASARKAN


KATAGORI ASET
4. PELEPASAN

35

5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BPMIGAS DAN


KONTRAKTOR KKS

VII

34

35

6. TATA CARA PENGHAPUSAN

37

7. PENGGANTIAN SUKU CADANG ASET (EXCHANGE)

39

8. PEMBELIAN BALIK (BUY BACK)

40

9. PENGELOLAAN FISIK

40

10. PENYERAHAN FISIK DAN PELAPORAN

41

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN ASET

43

1. UMUM

44

2. MAKSUD DAN TUJUAN

44

3. RUANG LINGKUP

44

4. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MATERIAL


PERSEDIAAN

45

5. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN HBM DAN HBI

47

6. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN TANAH

47

LAMPIRAN

ii

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BAB I
PENDAHULUAN

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


1. PENGERTIAN
1.1. Aset adalah sebagaimana disebutkan dalam Buku Kesatu tentang
Ketentuan Umum.
1.2. Aset Scrap adalah unit HBM/HBI bekas / rusak yang tidak layak dijual
sebagai unit / fungsi semula.
1.3. Aset Non Scrap adalah barang bekas / rongsokan / rucatan bangunan
yang bukan merupakan unit HBM atau HBI.
1.4. Aset Terminasi adalah aset yang timbul akibat terminasi atau
pengembalian sebagian atau seluruh wilayah kerja sebelum jangka waktu
Kontrak Kerja Sama berakhir atau jangka waktu Kontrak Kerja Sama
berakhir.
1.5. Formulir Usulan Penghapusan dan Pelepasan (FUPP) adalah formulir
yang digunakan untuk pengajuan usulan penghapusan dan pelepasan
Aset.
1.6. Harta Benda Inventaris (HBI) adalah Harta Benda yang memiliki umur
teknis lebih dari 1 (satu) tahun, bukan merupakan material pakai habis,
memiliki nilai perolehan dari Rp. 1.700.000 sampai dengan
Rp. 5.000.000 atau mata uang asing yang setara serta dicatat dalam
buku HBI Kontraktor KKS yang dikelola BPMIGAS.
1.7. Harta Benda Modal (HBM) adalah Harta Benda yang memiliki umur teknis
lebih dari 1 (satu) tahun, bukan merupakan material pakai habis, memiliki
nilai perolehan lebih besar dari Rp. 5.000.000 atau mata uang asing yang
setara serta dicatat dalam buku HBM Kontraktor KKS yang dikelola
BPMIGAS.
1.8. Harta Benda Modal Bergerak (HBMB) dan Harta Benda Inventaris
Bergerak (HBIB) adalah Harta Benda yang secara fisik dapat dipindahkan
dari satu lokasi ke lokasi lainnya dan bukan merupakan kesatuan dari
Harta Benda Modal/Inventaris Tetap.
1.9. Harta Benda Modal Tetap (HBMT) dan Harta Benda Inventaris Tetap
(HBIT) adalah Harta Benda yang secara fisik tidak dapat dipindahkan
atau tidak dimaksudkan untuk dipindahkan, termasuk HBM/HBI Bergerak
yang telah dipasang dan dikokohkan di tempatnya.
1.10. Kanibalisasi adalah tindakan mengambil komponen atau bagian-bagian
tertentu yang masih baik dan dapat dimanfaatkan dari suatu unit
peralatan yang sudah tidak berfungsi untuk mengganti dan/atau
melengkapi unit peralatan lain sehingga peralatan tersebut dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

1.11. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses kegiatan
produksi dengan kriteria sebagai berikut:
1.11.1. Padat, cair, gas dan partikel;
1.11.2. Tidak tercatat dan tidak mempunyai nilai dalam pembukuan
KKKS; dan
1.11.3. Berbahaya / tidak berbahaya.
1.12. Material Persediaan adalah barang/peralatan yang diadakan untuk
disimpan, dirawat dan dicatat menurut aturan pergudangan sebelum
digunakan untuk kegiatan operasi Kontraktor KKS.
1.13. Material Persediaan Berlebih (exces) adalah sejumlah Material
Persediaan yang telah melampaui batas persediaan maksimum.
1.14. Material Proyek (Project Materials / Program Materials) adalah Material
Persediaan yang diperlukan untuk menunjang suatu proyek dimana
pembebanannya akan diperhitungkan setelah material tersebut
dipergunakan (Placed Into Service-PIS).
1.15. Material Maintenance, Repair & Operation (MRO) adalah Material
Persediaan yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pemeliharaan,
perbaikan dan operasi.
1.16. Nilai Buku Material Persediaan adalah nilai material pada suatu waktu
tertentu yang diperoleh berdasarkan metode pencatatan yang dilakukan
secara konsisten oleh Kontraktor KKS (misal: Average Price, First In First
Out-FIFO, Last In First Out-LIFO).
1.17. Nilai Buku HBM adalah nilai HBM pada suatu waktu tertentu yang
diperoleh dari selisih harga perolehan dengan jumlah depresiasi yang
telah dibebankan.
1.18. Nilai Perolehan Aset adalah nilai Aset pada saat Aset diperoleh.
1.19. Pengawas Aset adalah Fungsi Pengelola Aset Kontraktor KKS yang
secara langsung bertanggungjawab mengawasi Aset secara fisik.
1.20. Penghapusan adalah tindakan menghapus Aset dari sistem pencatatan
Aset untuk membebaskan Kontraktor KKS yang bersangkutan dari
tanggung jawab administrasi maupun fisik atas Aset tersebut.
1.21. Pinjam Pakai Aset adalah pemakaian Aset Kontraktor KKS pengguna
awal dalam jangka waktu tertentu oleh Kontraktor KKS pengguna
berikutnya dengan jaminan pengembalian Aset dengan spesifikasi yang
sama.
1.22. Substitusi adalah pemanfaatan Aset dengan spesifikasi yang berbeda
sebagai Aset pengganti sepanjang memiliki fungsi dan tujuan yang sama.

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

1.23. Suku Cadang (spare parts) adalah Material Persediaan yang merupakan
komponen pengganti dari suatu peralatan yang dapat dikelompokan
sebagai berikut :
1.23.1. Suku Cadang Pakai Habis (Consumable Parts) merupakan suku
cadang yang selalu diperlukan untuk pemakaian rutin karena aus
dan/atau rusak, misalnya: catridge, belt, busi, ban, breakshoe.
1.23.2. Suku Cadang Pengganti (Replacement Parts) merupakan suku
cadang dalam bentuk tunggal ataupun rakitan lengkap yang
disediakan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan reparasi
besar (overhaul), misalnya: torak pompa, camshaft.
1.24. Tinggal Guna (obsolete) adalah kondisi dimana Material Persediaan
sudah melampaui masa guna pakainya (kadaluarsa) atau komponen
utamanya (parent unit) sudah tidak diproduksi lagi oleh pabrikan.
1.25. Transfer Aset adalah pemindahan Aset dari Kontraktor KKS pengguna
awal kepada Kontraktor KKS pengguna berikutnya secara administrasi
dan fisik.

2. KETENTUAN UMUM
2.1. Aset yang dipergunakan Kontraktor KKS merupakan Kekayaan Negara
(KN) dan hanya dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
usaha hulu minyak dan gas bumi di wilayah Negara Republik Indonesia.
2.2. Dalam merencanakan kebutuhan Aset, Kontraktor
mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri.

KKS

harus

2.3. Kontraktor KKS bertanggung jawab atas perolehan, pemanfaatan,


penyimpanan dan keberadaan Aset.
2.4. Aset yang tersedia harus dimanfaatkan secara maksimal oleh Kontraktor
KKS untuk kepentingan sendiri atau dimanfaatkan bersama antar
Kontraktor KKS.
2.5. Kontraktor KKS harus melakukan kodefikasi, standarisasi dan pencatatan
Aset secara sistematik sesuai dengan standar pencatatan yang
ditetapkan oleh BPMIGAS.
2.6. Dalam melakukan pengelolaan Aset, Kontraktor KKS wajib membuat
dan menyampaikan pelaporan Aset dengan benar dan dapat
dipertanggunjawabkan
kepada BPMIGAS. Pelaporan dilakukan
mengikuti tatacara yang ditetapkan dalam Pedoman ini, termasuk
menggunakan sistem informasi yang aplikasikan oleh BPMIGAS.
2.7. Kontraktor KKS harus melakukan pemeriksaan fisik secara berkala
terhadap Aset yang dipergunakan dan dikelolanya.

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

2.8. Kontraktor KKS wajib membatasi jumlah dan nilai Material Persediaan
yang disediakan berdasarkan metode pengisian Material Persediaan
yang menjamin terpenuhinya prinsip efektif dan efisien.
2.9. Untuk aset tanah, selain mengikuti ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, Kontraktor KKS harus mengikuti ketentuan dalam pedoman ini
terkait dengan pencatatan, pemanfaatan dan proses penghapusan.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan suatu pola pikir, pengertian dan
petunjuk pelaksanaan teknis serta administratif yang terintegrasi dan jelas bagi
seluruh pengelola Aset dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi.
Tujuan pengelolaan Aset adalah mengelola Aset-aset dari kegiatan usaha hulu
minyak dan gas bumi secara efektif, efisien dan transparan berdasarkan prinsipprinsip akuntabilitas, sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi
negara dengan mengutamakan keamanan, keselamatan serta berwawasan
lingkungan.
4. RUANG LINGKUP
Pedoman ini berlaku untuk kegiatan standarisasi dan kodefikasi, perencanaan
kebutuhan Aset, pengelolaan Aset, pemanfaatan Aset, penghapusan dan
pelepasan Aset serta pengendalian dan pengawasan Aset yang dipergunakan
oleh Kontraktor KKS untuk mendukung kegiatan usaha hulu minyak dan gas
bumi.
5. PENGELOMPOKAN ASET
5.1. Aset dapat dikelompokan atas Harta Benda Modal, Harta Benda
Inventaris, Material Persediaan dan Tanah
5.2. Harta Benda Modal, menurut tingkat kepentingan dikelompokkan menjadi:
5.2.1. Peralatan Vital (Vital Equipment)
Peralatan Vital (Vital Equipment) adalah peralatan yang digunakan
dalam kegiatan utama operasi KKKS yang apabila rusak akan
menyebabkan kegiatan operasi berhenti (shut down).
5.2.2. Peralatan Penting (Essential Equipment)
Peralatan penting (Essential Equipment) adalah peralatan yang
digunakan dalam kegiatan operasi KKKS, yang apabila rusak akan
menyebabkan penurunan jumlah dan/atau mutu hasil produksi.

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


5.2.3. Peralatan Pendukung (Supporting/Auxiliary Equipment)
Peralatan Pendukung (Supporting/Auxiliary Equipment) adalah
peralatan yang digunakan dalam kegiatan operasi Kontraktor KKS
yang apabila rusak tidak akan menimbulkan gangguan operasi.
5.3. Perencanaan persediaan suku cadang HBM untuk jenis peralatan
sebagaimana dimaksud pada butir 5.2. ditetapkan oleh masing-masing
Kontraktor KKS setelah mendapatkan persetujuan fungsi teknis
BPMIGAS.
5.4. Jenis HBM dan HBI berdasarkan mobilitasnya dapat dilihat pada
Lampiran pedoman ini.
5.5. Kontraktor KKS harus mengklasifikasikan Material
berdasarkan frekuensi pemakaiannya sebagai berikut :

Persediaan

5.5.1. Fast Moving Item (sering digunakan) yaitu apabila pemakaian /


pengeluarannya dalam 1 (satu) tahun minimum 2 (dua) kali pada
bulan yang berlainan.
5.5.2. Slow Moving Item (jarang digunakan) yaitu apabila pemakaian /
pengeluarannya dalam 1 (satu) tahun maksimal 1 (satu) kali.
5.5.3. Surplus Material yaitu apabila selama 2 (dua) sampai dengan
5 (lima) tahun tidak ada pemakaian / pengeluaran.
5.5.4. Tidak Bergerak (dead stock) yaitu apabila selama lebih dari
5 (lima) tahun tidak ada pemakaian / pengeluaran.

6. REFERENSI
6.1. Undang Undang Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
6.2. Undang Undang Nomor: 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.3. Peraturan Pemerintah Nomor: 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah.
6.4. Peraturan Pemerintah Nomor: 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi.
6.5. Peraturan Pemerintah Nomor: 42 Tahun 2002 tentang Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
6.6. Peraturan Menteri ESDM Nomor: 037 Tahun 2006 tentang Tatacara
Pengajuan Rencana Impor dan Penyelesaian Barang yang Dipergunakan
untuk Operasi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

6.7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 97/PMK.06/2007


Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.

tentang

6.8. Peraturan Menteri ESDM Nomor: 22 Tahun 2008 tentang Jenis-Jenis


Biaya Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang Tidak Dapat
Dikembalikan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
6.9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.06/2009 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Kontraktor Kontrak
Kerja Sama.

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BAB II
STANDARISASI DAN KODEFIKASI

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


1. UMUM
Dalam rangka pengawasan dan pengendalian untuk optimalisasi pemanfaatan
aset, Kontraktor KKS harus melakukan standarisasi dan kodefikasi atas aset
yang dikelolanya sesuai dengan persyaratan dan ketentuan pada Pedoman ini.

2. STANDARISASI HBM
2.1. Tujuan Standarisasi
2.1.1. Meningkatkan efisiensi dengan mengurangi jumlah dan ragam
peralatan induk dan material persediaan berdasarkan kesamaan
jenis, fungsi dan spesifikasi.
2.1.2. Memudahkan
pencatatan,
pemeliharaan dan pelaporan.

pemeriksaan,

inventarisasi,

2.2. Dalam melaksanakan Standarisasi terhadap HBM baru yang akan


dijadikan standar, Kontraktor KKS harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
2.2.1. Melakukan identifikasi kemampuan dan kehandalan pabrikan/
manufacturer;
2.2.2. Melakukan perbandingan dan analisa barang/peralatan yang
ditawarkan oleh pabrikan/manufacturer dengan Aset standar yang
telah ada.
2.2.3. Mempertimbangkan pengalaman penggunaan di Kontraktor KKS
lainnya.
2.3. Dalam melaksanakan Standarisasi untuk HBM yang telah tercatat,
Kontraktor KKS harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
2.3.1. Menentukan spesifikasi yang dibutuhkan;
2.3.2. Melakukan identifikasi spesifikasi atau merek HBM yang akan
distandarisasi;
2.3.3. Melakukan evaluasi dan penentuan spesifikasi standar;
2.3.4. Melakukan seleksi dengan cara melakukan uji coba/pemakaian,
uji kinerja dan uji kelayakan terhadap Aset.
2.4. Dalam merencanakan pembelian HBM baru, Kontraktor KKS wajib
memperhatikan standarisasi yang telah ada. Bagi Kontraktor KKS yang
belum memiliki standar, wajib mempertimbangkan untuk melakukan
standarisasi terhadap HBM tersebut.

10

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

2.5. Dalam melakukan standarisasi, Kontraktor KKS melakukan identifikasi


spesifikasi yang diinginkan dalam bentuk Company Selected Standard
(CSS) sampai dengan Company Selected Approved Brand (CSAB)
dengan mempertimbangkan:
2.5.1. Kebutuhan teknis minimum dengan tetap mengutamakan
penggunaan produksi dalam negeri dan memperhatikan
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L).
2.5.2. Keekonomian berdasarkan metode Total Cost of Ownership
(TCO) untuk menguji kelayakan terhadap HBM baru maupun HBM
yang sudah ada, dengan cara menghitung seluruh biaya
sepanjang umur teknis dan umur ekonomis HBM tersebut.
Parameter yang dapat dipertimbangkan dalam menghitung TCO
antara lain: harga perolehan, biaya pemeliharaan, biaya operasi,
biaya pemesanan dan penyimpanan, biaya penyusutan dan
penghapusan, rekomendasi dari Badan Standar Nasional maupun
Internasional dan referensi dari Kontraktor KKS lain.
2.6. CSAB dibukukan dan menjadi standar bagi Kontraktor KKS yang
bersangkutan. Kontraktor KKS menyampaikan buku standar tersebut
termasuk perubahannya dalam bentuk hard copy maupun soft copy
kepada BPMIGAS.
2.7. Untuk peralatan tertentu, Kontraktor KKS yang mempunyai populasi
merek/brand terlalu banyak harus melakukan rasionalisasi merek dengan
melakukan seleksi merek.
HBM yang tidak termasuk dalam standarisasi harus tetap dimanfaatkan
oleh Kontraktor KKS yang bersangkutan sampai dengan HBM tersebut
tidak ekonomis lagi untuk dimanfaatkan.

3. KODEFIKASI
3.1. Tujuan Kodefikasi
3.1.1. Menyeragamkan penggolongan dan klasifikasi Aset guna
mewujudkan tertib administrasi dan tertib pengelolaan Aset.
3.1.2. Sebagai pedoman dalam memberikan nomor identifikasi Aset.
3.1.3. Sebagai pedoman bagi Kontraktor KKS dalam menyusun
/menyimpan Material Persediaan di lokasi penyimpanan
Kontraktor KKS yang bersangkutan.
3.1.4. Sebagai pedoman pencatatan Aset secara sistematis.

11

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

3.2. Pelaksanaan Kodefikasi


3.2.1. Dalam rangka pelaksanaan kodefikasi, Kontraktor KKS harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
3.2.1.1.

Membuat kodefikasi setiap Aset yang digunakan dalam


kegiatan operasi sesuai dengan kodefikasi yang
ditentukan BPMIGAS

3.2.1.2.

Kodefikasi dilakukan sejak Aset diterima/PIS sesuai


dengan jenis Aset.

3.2.1.3.

Melakukan pemutakhiran kodefikasi Aset ke dalam


sistem BPMIGAS (SINAS/SIPM).

3.2.1.4.

Untuk Aset baru yang belum terdaftar dalam kodefikasi


standar BPMIGAS, Kontraktor KKS harus melakukan
pemetaan dengan kodefikasi standar BPMIGAS melalui
sistem (SINAS dan SIPM). Kodefikasi Kontraktor KKS
harus
disesuaikan
dengan
standar
kodefikasi
BPMIGAS.

3.2.1.5.

Selama penyesuaian standar kodefikasi BPMIGAS


belum selesai dilakukan, Kontraktor KKS menuangkan
kodefikasinya dalam buku kodefikasi Aset.

3.2.1.6.

Kodefikasi suku cadang mengacu kepada peralatan


induk.

3.2.2. Kodefikasi material persediaan standar BPMIGAS terdiri dari 13


digit dengan sistimatika penomoran sebagai berikut:

Gambar 1
Kodefikasi Material Persediaan BPMIGAS

12

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

3.2.3. Kodefikasi HBM standar BPMIGAS terdiri dari 11 digit dengan


sistimatika penomoran sebagai berikut:

Gambar 2
Kodefikasi HBM BPMIGAS
3.2.4. Kodefikasi HBM bersifat unik, dimana HBM tersebut dapat
bekerja sebagai unit yang berdiri sendiri atau sebagai unit yang
terdiri dari beberapa rangkaian komponen Aset sehingga dapat
bekerja sebagai satu kesatuan.
Masing-masing unit rangkaian komponen Aset harus memiliki
nomor pengenal obyek sendiri.

4. PEMELIHARAAN KODEFIKASI ASET


4.1. Kontraktor KKS bertanggung jawab untuk mengelola dan memelihara
kodefikasi Aset yang dimilikinya dan wajib mengkonversikannya ke dalam
kodefikasi BPMIGAS.
Kodefikasi Kontraktor KKS harus disesuaikan dengan standar kodefikasi
BPMIGAS.
4.2. Dalam hal pemberian kodefikasi Aset baru, penghapusan, pemindahan
atau perubahan deskripsi yang mempengaruhi kodefikasi BPMIGAS,
maka Kontraktor KKS harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
BPMIGAS.

13

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BAB III
PERENCANAAN KEBUTUHAN ASET

15

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


1. UMUM
1.1. Rencana kebutuhan Aset Kontraktor KKS dituangkan dalam rencana
kerja dan anggaran (WP&B) dengan mempertimbangkan ketersediaan
Aset yang sudah ada pada Kontraktor KKS tersebut atau pada Kontraktor
KKS lainnya.
1.2. Kontraktor KKS harus melaporkan terlebih dahulu rencana pengadaan
Aset kepada BPMIGAS.

2. TUJUAN
2.1. Mengoptimalkan pemanfaatan Aset secara efektif dan efisien.
2.2. Mengurangi surplus material.

3. PERENCANAAN
Perencanaan HBM, HBI dan Material Persediaan yang digunakan dalam
mendukung kegiatan operasi hulu minyak dan gas harus mempertimbangkan
Aset yang telah ada, waktu proses penyediaan yang diperlukan, proses
pengadaan yang sedang berjalan serta persediaan pengaman yang ditetapkan.
3.1. Strategi Perencanaan Kebutuhan Aset
Dalam rangka menetapkan strategi perencanaan kebutuhan Aset
Kontraktor KKS harus mengutamakan prinsip-prinsip keekonomian,
efisiensi dan akuntabilitas yang dalam perolehan atau pemanfaatannya
dapat dilakukan dengan cara :
3.1.1. Membeli
Keputusan untuk membeli harus didasarkan pada hasil
perhitungan/kajian keekonomian dan efisiensi bahwa membeli
lebih menguntungkan dari pada membangun sendiri atau
menyewa.
3.1.2. Memperbaiki atau merekondisi
Keputusan memperbaiki atau merekondisi Aset lama atau bekas
pakai harus didasarkan pada hasil perhitungan/kajian dimana
dengan
memperbaiki
atau
merekondisi
akan
lebih
menguntungkan dari pada membeli baru atau membuat sendiri.

16

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

3.1.3. Mengubah bentuk/modifikasi


Keputusan untuk mengubah bentuk/modifikasi peruntukan dan
tujuan dari bentuk semula dapat dipertimbangkan dalam rangka
mengoptimalkan Aset yang ada.
3.1.4. Kanibalisasi
Keputusan untuk melakukan kanibalisasi Aset harus didasarkan
pada kajian teknis dan keekonomian dengan tetap memastikan
kelengkapan bagian Aset yang dikanibal.
3.1.5. Pembangunan HBM secara bersama oleh beberapa Kontraktor
KKS
Keputusan untuk melakukan pembangunan HBM secara
bersama harus didasarkan pada hasil perhitungan/kajian teknis,
keekonomian dan efisiensi, bahwa membangun bersama
lebih menguntungkan daripada membangun sendiri dengan
memperhatikan, sebagai berikut:
3.1.5.1. Para Kontraktor KKS harus membuat perjanjian/perikatan
yang di dalamnya minimal mengatur secara jelas hak dan
kewajiban masing-masing pihak, meliputi: pengadaan,
pengelolaan, pemanfaatan dan penghapusan serta
Kontraktor KKS yang bertanggung jawab atas
administrasi, pencatatan, pembukuan Aset, pengelolaan
fisik dan pembebanan biayanya.
3.1.5.2. Kontraktor KKS tidak dapat menambahkan/mengambil
keuntungan.
3.1.6. Transfer Antar Kontraktor KKS
Transfer Aset antar Kontraktor KKS bertujuan untuk optimalisasi
pemanfaatan Aset, efisiensi biaya dan waktu.
3.1.7. Penggantian suku cadang (Exchange)
Dalam hal dilakukan penggantian suku cadang, baik sebagian
atau seluruhnya dari unit Aset sejenis dengan pihak
pemasok/vendor/pabrikan, Kontraktor KKS harus berusaha
mendapatkan penggantian barang yang baru dari segi teknologi,
umur teknis dan kemampuan kerja/manfaat.

17

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

3.2. Perencanaan Material Persediaan


Perencanan Material Persediaan harus dilakukan dengan cermat untuk
mencegah terjadinya surplus.
Surplus material yang berlebihan tidak dapat dibebankan sebagai cost
recovery.
Surplus material yang berlebihan adalah:
3.2.1. Untuk Material MRO, disebut berlebihan apabila persentase jumlah
Dead Stock dan Surplus Material lebih besar dari 8% (delapan
persen) dari total Material Persediaan pada akhir tahun berjalan.
3.2.2. Untuk material proyek/program, disebut berlebihan apabila sudah
tidak terdapat potensi untuk dimanfaatkan sendiri atau oleh
Kontraktor KKS lainnya.
3.3. Pengisian Kembali Material Persediaan
Pengisian kembali Material Persediaan dilakukan oleh Kontraktor KKS
mengunakan metode pengisian Material Persediaan yang sesuai dengan
kebutuhannya.

18

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BAB IV
PENGELOLAAN ASET

21

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


1. UMUM
1.1. Pengelolaan Aset meliputi kegiatan fisik maupun administratif mulai dari
kegiatan
penerimaan,
penyimpanan,
perawatan,
pengeluaran,
pengiriman, termasuk pencatatan dan pelaporan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan untuk menjamin kelancaran kegiatan operasi Kontraktor
KKS.
1.2. Pengelolaan Aset harus mempertimbangkan faktor-faktor, antara lain:
1.2.1. Risiko terhadap hambatan operasi.
1.2.2. Produk yang sudah distandarisasi
1.2.3. Efisiensi pengoperasian dan perawatan
1.2.4. Keselamatan, kesehatan, pencemaran dan dampak lingkungan.
1.3. Untuk Material Persediaan:
1.3.1. Pengelolaannya dapat dilakukan sendiri oleh Kontraktor KKS atau
pihak ketiga.
1.3.2. Apabila dilakukan oleh Kontraktor KKS dapat berbentuk antara lain
Call Off Order, Blanked Order (harga satuan telah ditentukan /
disepakati), Konsinyasi (harga satuan telah disepakati dalam
perjanjian dan pembayarannya sesuai dengan material yang
digunakan) dan Vendor Stocking (harga satuan telah disepakati
dalam perjanjian).
1.3.3. Bahan peledak dan bahan kimia, pengelolaannya mengacu
kepada ketentuan dan peraturan Instansi Pemerintah yang
berlaku.
1.4. Kontraktor KKS wajib memelihara dan menjaga dokumen-dokumen yang
terkait dengan perolehan, perawatan, penggantian, modifikasi dan
kepemilikan Aset.
Pemusnahan dokumen-dokumen yang terkait Aset hanya dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan BPMIGAS.
1.5. Dalam melakukan pelaporan Aset, Kontraktor KKS wajib menggunakan
sistem informasi dan metode pelaporan yang ditentukan BPMIGAS.

2. PENERIMAAN ASET
2.1. Pada dasarnya penerimaan Aset di Kontraktor KKS menjadi tanggung
jawab fungsi yang menangani pergudangan, kecuali untuk Aset tertentu
penerimaannya dilakukan oleh fungsi lain yang diberi wewenang.

22

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

2.2. Dalam melakukan penerimaan Aset, Kontraktor KKS harus melakukan


hal-hal, sebagai berikut:
2.2.1. Memastikan dokumen pendukung, antara lain: salinan PO/Kontrak,
MoA (material eks transfer antar Kontraktor KKS), salinan proforma
invoice, packing list, salinan Bill of Loading (B/L) / Air Way Bill
(AWB) (khusus barang impor), Delivery Ticket (DT), Material Safety
Data Sheet (MSDS) dan Inspection Report.
2.2.2. Melakukan verifikasi kesesuaian fisik aset yang diterima dengan
dokumen pendukungnya.
2.2.3. Melakukan Quality Control dan Quality Assurance (QA / QC).
2.2.4. Membuat Berita Acara Penerimaan Aset.
2.2.5. Dalam hal Aset yang diterima tidak sesuai dengan dokumen
maupun spesifikasi yang disepakati, Kontraktor KKS dilarang
menerima Aset tersebut. Apabila Kontraktor KKS tetap menerima
Aset tersebut, segala akibat yang timbul karena penerimaan
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor KKS.
2.3. Persyaratan penerimaan Aset tersebut di atas juga berlaku untuk Aset
yang berasal dari kontrak EPC/lumpsum dimana Aset tersebut tidak
diterima langsung oleh Kontraktor KKS, misalnya oleh penyedia
barang/jasa atau sub kontraktor.

3. PENYIMPANAN DAN PERAWATAN


3.1. Penyimpanan Aset harus dilakukan sesuai dengan jenis dan sifatnya.
3.2. Setiap Aset yang disimpan wajib dilengkapi dengan catatan informasi
minimum yang berisi antara lain informasi mengenai kodefikasi, deskripsi,
satuan, ukuran, catatan mengenai pergerakan peralatan/material dan
riwayat perawatan dengan membuat kartu gudang atau media lain.
3.3. Penyimpanan Aset dapat dikelompokan antara lain berdasarkan:
3.3.1. Jenis dan sifat Material Persediaan, misalnya (persediaan suku
cadang, persediaan umum, material proyek, chemical, bahan
peledak, perkakas / peralatan kerja (small tools), zat beracun, zat
radioaktif, bahan bakar minyak, minyak pelumas).
3.3.2. Bentuk dan ukuran Material Persediaan (besar, kecil, berat, ringan,
curah, sak dan drum).
3.3.3. Penomoran kodefikasi Material Persediaan.

23

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

3.4. Penyimpanan bahan kimia harus memperhatikan aspek keamanan,


keselamatan serta dampak lingkungan.
3.5. Penyimpanan Material Persediaan kebutuhan proyek dan/atau sisa
proyek disimpan terpisah dari tempat penyimpanan Material MRO.
3.6. Tempat penyimpanan Material Persediaan dilengkapi dengan sarana dan
prasarana, antara lain:
3.6.1. Peralatan keselamatan kerja
3.6.2. Alat angkut dan alat angkat.
3.6.3. Rak penyimpanan material.
3.6.4. Label atau tanda pengenal Aset
3.6.5. Landasan, alas, pallet.
3.6.6. Bin.
3.6.7. Alat timbang, alat ukur dan perlengkapan kerja.
3.7. Perawatan Material Persediaan dilakukan oleh fungsi pergudangan
secara teratur atau sesuai dengan kebutuhan, bertujuan untuk melindungi
Material Persediaan dari kerusakan dan/atau keausan, agar tidak turun
mutu dan tetap siap pakai.
Biaya yang timbul karena kerusakan Material Persediaan akibat
kelalaian/kesalahan Kontraktor KKKS dalam melakukan perawatan
menjadi tanggung jawab Kontraktor KKS yang bersangkutan.

4. PENGELUARAN DAN PENGIRIMAN


4.1. Pengeluaran Material Persediaan adalah kegiatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan fungsi pengguna/pemakai, permintaan Kontraktor
KKS lain atau proses penghapusan.
4.2. Pengeluaran Material Persediaan dari tempat penyimpanan harus
didukung dengan dokumen pengeluaran yang lengkap dan sah, yang
ditandatangani oleh fungsi pergudangan dan pihak penerima.
4.3. Pengiriman beberapa jenis Material Persediaan yang bersifat khusus
misalnya bahan peledak, radio aktif atau bahan baku kimia harus
memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku khusus untuk
Material Persediaan tersebut.
4.4. Pihak penerima wajib mengembalikan Material Persediaan yang berlebih
dan/atau tidak digunakan kepada fungsi pergudangan. Fungsi
pergudangan wajib melakukan penyesuaian pada pembukuan atas Aset
yang dikembalikan.

24

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


5. PENCATATAN DAN PELAPORAN
5.1. Kegiatan pencatatan dan pelaporan bertujuan untuk mencapai tertib
administrasi serta pengelolaan Aset yang efisien dan efektif.
5.2. Fungsi pengguna Kontraktor KKS bertanggung jawab atas Aset yang
berada di bawah pengelolaannya dan menyampaikan pemuktahiran
status Aset kepada fungsi Akuntansi.
5.3. Dalam melakukan pencatatan untuk HBM/HBI (termasuk bangunan)
Kontraktor KKS wajib membuat :
5.3.1. Kartu Riwayat (History Card) sebagaimana tercantum dalam
manual sistem informasi administrasi dan pencatatan HBM dan
HBI yang ditetapkan BPMIGAS.
5.3.2. Kartu Pengguna (User Card) yang menunjukan fungsi atau
pengguna yang bertanggung jawab terhadap HBM/HBI.
5.3.3. Kartu Lokasi (Location Card) yang menunjukan lokasi dan
departemen/unit pengguna dari HBM/HBI dan disimpan di setiap
lokasi Aset.
5.3.4. Nomor identitas setiap HBM/HBI dengan mengikuti standar
BPMIGAS dan harus dipasang/ditempatkan pada tempat yang
mudah dilihat dan tidak mudah terhapus pada HBM/HBI.
5.3.5. Tanda Pengenal Nomor Aset HBM/HBI dibuat dengan cara Steel
Figure Stamp, Welding, Plate Stamp, Paint atau Label (disesuaikan
dengan media dan ukuran Aset yang bersangkutan).
5.3.6. Setiap pemindahan HBM dan HBI dari satu daerah operasi ke
daerah operasi lain dalam satu Wilayah Kerja KKS, harus diikuti
dengan pemutakhiran data dalam sistem informasi dan daftar
pelaporan HBM dan HBI.
5.4. Kontraktor KKS harus membuat pencatatan mengenai Aset tanah dan
dalam pembukuan tersendiri.
5.5. Kontraktor KKS harus melakukan pencatatan terhadap surplus
proyek/program dan dilaporkan bersamaan dengan Laporan Material
Persediaan.
5.6. Pelaporan dilakukan dengan menggunakan
ditentukan BPMIGAS (terlampir), terdiri dari:

format

standar

yang

5.6.1. Laporan Material Persediaan, dilaporkan setiap bulan dan


diserahkan paling lambat pada minggu kedua bulan berikutnya
kepada fungsi yang bertanggung jawab atas pengelolaan Material
Persediaan.
5.6.2. Laporan HBM, HBI dan Tanah, dilaporkan setiap triwulan dan
diserahkan paling lambat tanggal 20 (dua puluh) pada bulan
pertama triwulan berikutnya kepada fungsi yang bertanggung
jawab atas pengelolaan HBM, HBI dan tanah.
25

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BAB V
PEMANFAATAN ASET

27

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


1. UMUM
1.1. Pemanfaatan Aset merupakan kewajiban Kontraktor
mengoptimalkan pemanfaatan Aset yang dikelolanya.

KKS

untuk

1.2. Pemanfaatan Aset antar Kontraktor KKS dapat dilakukan setelah


mendapatkan persetujuan dari BPMIGAS dan realisasinya dilaporkan
kepada BPMIGAS dalam waktu 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan
pemindahannya.
1.3. Pemanfaatan Aset antar Kontraktor KKS yang dilaksanakan tanpa
persetujuan dari BPMIGAS, maka segala biaya yang timbul tidak dapat
dimasukkan sebagai biaya operasi (non cost recovery).
1.4. Pemanfaatan Aset Kontraktor KKS melalui metode subtitusi, transfer,
pinjam pakai Aset atau pemakaian bersama.
1.5. Dalam hal dilakukan kanibalisasi, komponen atau bagian-bagian yang
diganti harus dikembalikan ke dalam unit peralatan yang komponen atau
bagian-bagiannya diambil untuk menjaga keutuhan Aset.

2. SUBTITUSI
2.1. Fungsi pergudangan membuat daftar Material Persediaan Subtitusi
untuk digunakan sebagai rujukan pemanfaatan Aset dan dilakukan
pemuktahiran data secara berkala bersama Fungsi Pemakai.
2.2. Dengan pertimbangan faktor teknis dan ekonomis, fungsi pergudangan
harus berperan aktif menawarkan Material Persediaan Subtitusi, apabila
material yang dikehendaki oleh Fungsi Pemakai tidak tersedia di dalam
persediaan.

3. TRANSFER ASET
3.1. Dalam melaksanakan transfer
memperhatikan, antara lain:

Aset,

Kontraktor

KKS

harus

3.1.1. Transfer Aset hanya dapat dilaksanakan antar Kontraktor KKS


di dalam wilayah Indonesia.
3.1.2. Nilai pembebanan transfer Aset hanya menggunakan nilai buku
atau nilai perolehan Aset.
3.2. Kesepakatan mengenai spesifikasi teknis dan ekonomis sebagaimana
ditentukan dalam perjanjian/kesepakatan antara Kontraktor KKS
pengguna awal dengan Kontraktor KKS pengguna berikutnya.
Kesepakatan paling sedikit memuat hak dan kewajiban masing-masing
pihak serta ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di Kontraktor
KKS.

28

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

3.3. Untuk mendapatkan persetujuan transfer Aset, Kontraktor KKS pengguna


berikutnya mengajukan surat permohonan persetujuan transfer Aset
(Assistance Requisition Sheet - ARS) kepada BPMIGAS Cq. Divisi
Pengadaan dan Manajemen Aset KKKS (PMA KKKS) dengan
melampirkan dokumen:
3.3.1. Perjanjian/perikatan mengenai transfer Aset antara Kontraktor KKS
pengguna awal dengan Kontraktor KKS pengguna berikutnya.
3.3.2. Salinan nilai perolehan atau nilai buku.
3.3.3. Penjelasan mengenai peruntukkan Aset yang akan digunakan oleh
Kontraktor KKS pengguna berikutnya.
3.3.4. Khusus untuk HBM dan HBI, dokumen tambahan yang perlu
dilampirkan antara lain:
3.3.4.1. Identitas nomor HBM/HBI
3.3.4.2. Status Depresiasi
3.3.4.3. Laporan Riwayat Aset (Historical Report)
3.3.4.4. Dokumen kepemilikan, bukti
sertifikasi dan garansi.

sertifikat dari lembaga

3.4. Kontraktor KKS pengguna berikutnya membuat berita acara transfer Aset
dan menandatangani surat jalan yang disampaikan oleh Kontraktor KKS
pengguna awal. Berita acara dan surat jalan tersebut berlaku sebagai
tanda terima transfer Aset.
3.5. Seluruh biaya yang timbul dari proses transfer, termasuk biaya
transportasi, handling cost dan biaya terkait lainnya menjadi beban
Kontraktor KKS pengguna berikutnya.
3.6. Dalam rangka optimalisasi proses transfer, dapat dibuat perjanjian
bersama transfer Aset antara lebih dari 2 (dua) Kontraktor KKS.
Perjanjian tersebut berlaku paling lama 1 (satu) tahun.
3.7. Pembayaran Transfer Aset
Kontraktor KKS pengguna berikutnya memberikan pembayaran tunai atas
Aset yang diterima berdasarkan nilai perolehan atau nilai buku.
Jika Kontraktor KKS pengguna awal merupakan Kontraktor KKS
tahap eksplorasi, maka Kontraktor KKS pengguna berikutnya harus
menyetorkan pembayaran ke rekening yang ditentukan oleh Kementerian
Keuangan.
Jika Kontraktor KKS pengguna awal merupakan Kontraktor KKS tahap
produksi, maka Kontraktor KKS pengguna berikutnya harus menyetorkan
pembayaran ke rekening Kontraktor KKS pengguna awal pada bank
umum nasional dan dibukukan sebagai pengurang biaya operasi
Kontraktor KKS pengguna awal.

29

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


4. PINJAM PAKAI ASET
4.1. Untuk dapat melakukan pinjam pakai Aset, Kontraktor KKS pengguna
berikutnya harus sudah memiliki PO/Kontrak pembelian Aset yang sama.
4.2. Tata cara dan persyaratan pinjam pakai Aset mengikuti tata cara dan
persyaratan yang berlaku pada transfer Aset.
4.3. Dalam hal Kontraktor KKS pengguna berikutnya tidak mampu
mengembalikan Aset yang sama maka dapat diberlakukan ketentuan dan
persyaratan mengenai pembayaran sesuai tata cara transfer Aset.

5. PEMAKAIAN ASET BERSAMA


5.1. Pemakaian Aset bersama oleh beberapa Kontraktor KKS harus
didasarkan pada hasil kajian teknis dan keekonomian dalam rangka
optimalisasi penggunaan Aset.
5.2. Pelaksanaan pemakaian Aset bersama
mendapatkan persetujuan BPMIGAS.

harus

terlebih

dahulu

5.3. Tata cara memperoleh persetujuan BPMIGAS untuk Pemakaian Aset


bersama sebagai berikut:
5.3.1. Para Kontraktor KKS harus membuat perjanjian yang mengatur
antara lain hak dan kewajiban para pihak, jangka waktu, biaya dan
Kontraktor KKS pengguna awal sebagai Kontraktor KKS pengelola.
5.3.2. Administrasi (termasuk pencatatan dan pelaporan)
pengelolaan fisik dilakukan oleh Kontraktor KKS pengelola.

dan

5.3.3. Pembebanan biaya operasi kepada masing-masing pihak harus


dilakukan secara proporsional sesuai dengan porsi pemanfaatan
Aset.
5.3.4. Tidak diperkenankan mengambil keuntungan.

30

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BAB VI
PENGHAPUSAN DAN/ATAU PELEPASAN ASET

33

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


1. UMUM
1.1. Penghapusan Aset Kontraktor KKS merupakan tahap akhir yang
dilakukan oleh Kontraktor KKS terhadap Aset yang rusak atau kadaluarsa
dan/atau tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh seluruh Kontraktor KKS.
1.2. Kontraktor KKS dapat menghapuskan Aset dari sistem pencatatan setelah
mendapatkan persetujuan BPMIGAS sesuai dengan Izin Prinsip
Penghapusan dari Menteri Keuangan dan Surat Keputusan Penghapusan
dari Menteri ESDM.
1.3. Penghapusan Aset akan membebaskan Kontraktor KKS dari biaya-biaya
yang timbul atas pengelolaan Aset yang tidak bermanfaat / tidak akan
dipergunakan.

2. JUSTIFIKASI PENGHAPUSAN ASET


Hal-hal yang dapat menjadi justifikasi usulan penghapusan, antara lain:
2.1. Rusak & tidak ekonomis untuk diperbaiki,
2.2. Hilang/Musnah,
2.3. Tinggal Guna (obsolete),
2.4. Turun Mutu atau Kadaluarsa,
2.5. Susut Alami,
2.6. Persediaan Mati (dead stock),
2.7. Selisih Persediaan,
2.8. Akibat Peraturan,
2.9. Akibat Keadaan Kahar.

3. ALASAN PENGHAPUSAN ASET BERDASARKAN KATAGORI ASET


3.1. HBM dan HBI
3.1.1. Rusak dan tidak ekonomis untuk diperbaiki dan/atau secara teknis
sudah tidak dapat dipergunakan.
3.1.2. Secara teknis sudah tidak dapat dipergunakan dan/atau tidak
ekonomis bagi operasional Kontraktor KKS.
3.1.3. Hilang, terbakar, tenggelam.
3.1.4. Tidak
dapat
dimanfaatkan
KKS.ertentudihapuskan.

34

oleh

seluruh

Kontraktor

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


3.2. Material Persediaan
3.2.1. Rusak dan tidak ekonomis untuk diperbaiki dan/atau secara teknis
sudah tidak dapat dipergunakan.
3.2.2. Secara teknis sudah tidak dapat dipergunakan dan/atau tidak
ekonomis bagi operasional Kontraktor KKS.
3.2.3. Tinggal guna (obsolete)
3.2.4. Musnah atau secara fisik barangnya sudah tidak ada.
3.2.5. Susut alami selama dalam penyimpanan.
3.2.6. Hilang, terbakar, tenggelam
3.2.7. Persediaan mati (dead stock), Dalam hal unit induknya sudah tidak
ada dan tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh seluruh Kontraktor
KKS.
3.2.8. Material sisa proyek/program pemboran yang sudah tidak dapat
dimanfaatkan lagi oleh seluruh Kontraktor KKS.
3.2.9. Bahan Peledak (Handak) yang sudah rusak atau kadaluarsa atau
turun mutu.

4. PELEPASAN
Pelepasan Aset dilakukan sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur mengenai pengelolaan Aset yang berasal dari Kontraktor KKS.
Pelepasan Aset hanya dapat dilakukan dengan tujuan:
4.1. Diserahkan kepada negara
4.2. Dimusnahkan

5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BPMIGAS DAN KONTRAKTOR KKS


5.1. BPMIGAS
Dalam kegiatan pelepasan dan/atau penghapusan Aset yang berasal dari
Kontraktor KKS, BPMIGAS memiliki tugas dan tanggung jawab antara
lain:
5.1.1. Mengkonsolidasikan data Aset Kontraktor KKS baik yang sedang
diajukan usul penghapusannya maupun yang telah dilaksanakan
pelepasannya.

35

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

5.1.2. Melakukan evaluasi adminstrasi dan pemeriksaan fisik atas


usulanan penghapusan Aset Kontraktor KKS.
5.1.3. Menyampaikan rekomendasi tertulis atas usulan Penghapusan
Aset Kontraktor KKS kepada Menteri Keuangan melalui Menteri
ESDM.
5.1.4. Mengkoordinasikan dan menyerahkan Aset Terminasi kepada
Menteri ESDM.
5.1.5. Mengajukan surat usulan pemusnahan limbah bahan kimia dan
limbah sisa produksi Kontraktor KKS dalam batasan tertentu
secara periodik kepada Menteri Keuangan melalui Menteri ESDM.
5.1.6. Melaksanakan pemindahtanganan Aset setelah mendapat
persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor: 135/PMK.06/2009 termasuk perubahannya.
5.1.7. Mengeluarkan surat perintah penghapusan kepada Kontraktor
KKS termasuk memutakhirkan pencatatan Asetnya setelah
pelaksanaan
pemindahtanganan
atau
setelah
adanya
pemberitahuan pelaksanaan Surat Keputusan Penghapusan
dan/atau Pelepasan dari Direktorat Jendral Migas.
5.1.8. Melaporkan pelaksanaan pemindahtanganan kepada Menteri
Keuangan dan Menteri ESDM.
5.2. Kontraktor KKS
Dalam kegiatan pelepasan dan/atau penghapusan Aset, Kontraktor KKS
memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:
5.2.1. Melakukan kajian teknis dan ekonomis dalam merencanakan
penghapusan dan/atau pelepasan Aset yang digunakan.
5.2.2. Menginformasikan kepada seluruh Kontraktor KKS terhadap aset
yang akan dilepaskan dan/atau dihapuskan yang mungkin masih
dapat dimanfaatkan oleh Kontraktor KKS lain.
5.2.3. Melakukan pengamanan dan penyimpanan atas Aset selama
proses persetujuan pelepasan dan/atau penghapusan.
5.2.4. Menyerahkan Aset kepada Direktorat Jenderal Migas untuk
dilakukan pelepasan setelah mendapatkan Surat Keputusan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan izin prinsip
dari Menteri Keuangan.
5.2.5. Melakukan penghapusan sesuai persetujuan BPMIGAS dan
melakukan pemutakhiran pencatatan Aset.

36

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


6. TATA CARA PENGHAPUSAN
6.1. Persiapan Penghapusan
6.1.1. Kontraktor KKS mengelompokkan Aset berdasarkan kategori
sebagai berikut :
6.1.1.1. HBM
6.1.1.2. HBI
6.1.1.3. Material Persediaan, antara lain: Drilling, Spare Part,
MRO, Bahan Kimia dan Bahan Peledak
6.1.1.4. Scrap / limbah padat
6.1.1.5. Limbah bahan kimia yang telah digunakan, limbah
produk ikutan serta limbah sisa produksi
6.1.2. Kontraktor KKS melakukan verifikasi awal sebelum mengajukan
usulan penghapusan kepada BPMIGAS (pra penghapusan) untuk
memastikan secara adminstrasi dan fisik Aset.
Verifikasi awal dilakukan terhadap antara lain:
6.1.2.1. Kesesuaian spesifikasi, jumlah, kondisi, lokasi dan
kelengkapan Aset
6.1.2.2. Dokumen/data pendukung, antara lain:
6.1.2.2.1.

Kajian teknis dan keekonomian

6.1.2.2.2.

Data berat Aset (Kilogram atau Ton)

6.1.2.2.3.

Nilai dan tahun perolehan

6.1.2.2.4.

Bukti kepemilikan/perizinan (antara lain


komunikasi, kendaraan, tanah, bangunan)

6.1.2.2.5.

Ketentuan Pemerintah yang mendasari alasan


penghapusan

6.1.2.2.6.

Surat keterangan hilang dari Kepolisian/Keputusan


Pengadilan untuk Aset yang dinyatakan hilang.

6.1.2.2.7.

Khusus untuk HBM / HBI diperlukan klarifikasi


kesesuaian nomor Aset dengan fungsi keuangan
BPMIGAS.

6.1.2.2.8.

Khusus untuk Material Persediaan berupa bahan


kimia diperlukan keterangan masa kadaluarsa
atau hasil uji laboratorium atas meterial tersebut.

37

alat

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

6.2.2.1.9.

Khusus untuk Material Persediaan berupa bahan


peledak diperlukan:

6.2.2.1.9.1.

Berita acara pemeriksaan atas jumlah dan


kondisi yang diterbitkan Kepolisian dan/atau
pihak yang berwenang.

6.2.2.1.9.2.

Surat izin penyimpanan yang masih berlaku


dari Kepolisian.

6.1.3. Kontraktor KKS harus melakukan pemisahan fisik Aset yang akan
diusulkan penghapusannya, termasuk lokasi penyimpanannya.
6.2. Pengajuan dokumen pra penghapusan kepada BPMIGAS
6.2.2. Mengajukan dokumen pra penghapusan yang ditandatangani
pimpinan tertinggi pada fungsi yang menangani pengelolaan
Aset dengan melampirkan:
6.2.2.1. Formulir 1 (satu) tentang Ringkasan Usul Penghapusan
(hanya ditandatangani user, Logistik & Finance).
6.2.2.2. Formulir 2 (dua) tentang Rincian Usul Penghapusan
(detail data material/aset HBM/HBI).
6.2.2.3. Hasil verifikasi awal dan dokumen pendukung.
6.2.3. BPMIGAS melakukan penelitian dan pemeriksaan dokumen
pendukung serta melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan
kesesuaian dan kondisi Aset bersama-sama Kontraktor KKS.
6.3. Kontraktor KKS mengajukan usulan penghapusan dan/atau pelepasan
Aset dengan melampirkan:
6.3.1. Surat pengantar yang ditandatangani pimpinan tertinggi pada
fungsi yang menangani pengelolaan Aset.
6.3.2. Formulir 1 (satu) yang ditandatangani Pimpinan Tertinggi dan
fungsi terkait.
6.3.3. Formulir 2 (dua) berupa detail Aset.
6.3.4. Dokumen cek fisik Kontraktor KKS dan BPMIGAS.
6.3.5. Dokumen pendukung
dihapuskan.

lainnya

terkait

dengan

Aset

akan

6.3.6. Khusus usulan pemusnahan dilengkapi surat pernyataan tanggung


jawab penuh yang ditandatangani pimpinan tertinggi/pejabat yang
diberi kewenangan di Kontraktor KKS.
6.4. BPMIGAS menyampaikan rekomendasi tertulis atas usulan penghapusan
dan/atau pelepasan kepada Menteri Keuangan melalui Menteri ESDM.

38

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

6.5. BPMIGAS mengeluarkan surat perintah penghapusan kepada Kontraktor


KKS termasuk memutakhirkan pencatatan Asetnya setelah pelaksanaan
pemindahtanganan atau setelah adanya pemberitahuan pelaksanaan
Surat Keputusan Penghapusan dan/atau Pelepasan dari Direktorat
Jendral Migas.

7. PENGGANTIAN SUKU CADANG ASET (EXCHANGE)


7.1. Penggantian Suku Cadang Aset (exchange) dapat dilakukan dalam
rangka optimalisasi pemanfaatan Aset yang ada berdasarkan kajian
teknis dan ekonomis.
7.2. Exchange Aset dapat dilakukan berdasarkan antara lain:
7.2.1. Adanya kebutuhan perawatan besar (overhaul) sesuai dengan
masa umur teknis dari Aset yang telah terencana.
7.2.2. Adanya kerusakan teknis Aset di luar jadwal overhaul.
7.2.3. Adanya kesalahan pengiriman (Aset masih dalam masa jaminan)
dari penyedia barang dan jasa.
7.3. Dalam pelaksanaan exchange Aset, Kontraktor KKS harus melakukan
hal-hal sebagai berikut:
7.3.1. Mengajukan ARS untuk exchange Aset dengan melampirkan
antara lain:
7.3.1.1. Persetujuan fungsi terkait di BPMIGAS terhadap kajian
teknis dan keekonomian.
7.3.1.2. Anggaran yang telah disetujui BPMIGAS
melaksanakan kegiatan exchange Aset tersebut.

untuk

7.3.1.3. Dokumen riwayat


BPMIGAS.

HBM

Aset

termasuk

pencatatan

7.3.1.4. Dokumen pendukung termasuk antara lain salinan


PO/Kontrak pengadaan, salinan MoA (Aset eks transfer
antar Kontraktor KKS), salinan proforma invoice, salinan
packing list, salinan Bill of Lading (B/L) / Air Way Bill
(AWB) (khusus barang impor), salinan Delivery Ticket
(DT), salinan Material Safety Data Sheet (MSDS) dan
Inspection Report termasuk dukumen garansi dari
penyedia.
7.3.1.5. Untuk exchange Aset akibat kesalahan pengiriman harus
melampirkan pernyataan dari penyedia barang dan jasa
bahwa hal ini akibat kesalahan pengiriman. Biaya terkait
dengan hal ini tidak dapat dibebankan sebagai biaya
operasi (cost recovery).

39

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

7.3.2. Melaporkan realisasi atas pelaksanaan exchange Aset kepada


BPMIGAS paling lambat 1 (satu) bulan setelah pelaksanaannya
termasuk melakukan proses pemutakhiran data terkait.

8. PEMBELIAN BALIK (BUY BACK)

8.1. Pembelian balik hanya dapat dilakukan terhadap Aset yang sudah tidak
dapat dimanfaatkan lagi di lingkungan Kontraktor KKS dengan
persetujuan BPMIGAS.
8.2. Dalam melaksanakan Pembelian Balik, Kontraktor KKS harus
menyampaikan ARS yang dilengkapi dokumen pendukung, antara lain:
dokumen perolehan (PO / Invoice / Average Price), justifikasi kajian
secara teknis dan ekonomis yang telah disepakati fungsi di BPMIGAS,
penawaran/permintaan dari penyedia barang/vendor/pabrikan.
8.3. Hasil dari Pembelian Balik disetorkan ke rekening kas umum negara.
8.4. Kontraktor KKS harus melaporkan realisasi pelaksanaan beli balik dan
melakukan pemutahiran data terkait di BPMIGAS.

9. PENGELOLAAN FISIK
Sejak usul penghapusan dan/atau pelepasan Kontraktor KKS diteruskan
BPMIGAS kepada Departemen ESDM hingga pelaksanaan penghapusan
catatan Aset oleh BPMIGAS, Aset dimaksud tetap berada dan menjadi
tanggung jawab Kontraktor KKS yang bersangkutan dengan ketentuan sebagai
berikut:
9.1. Aset yang rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi, diserahkan ke Fungsi
Logistik / Manajemen Aset untuk disimpan di tempat yang telah
ditentukan dengan memperhatikan katagori Aset.
9.2. Aset dengan pertimbangan tertentu tidak bisa dipindahkan, maka
tanggung jawab pengelolaan fisiknya tetap pada pengawas Aset tersebut.
9.3. Tidak dibenarkan terjadi pengeluaran biaya untuk perawatan/
pemeliharaan, kecuali untuk biaya penyimpanan dan pengamanan.
9.4. Khusus untuk kapal dan bahan peledak, masih diperbolehkan timbul
biaya perpanjangan izin, biaya pengamanan dan pemeliharaan minimum
sesuai ketentuan Pemerintah yang berlaku.

40

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


10. PENYERAHAN FISIK DAN PELAPORAN
10.1. Penyerahan fisik Aset Kontraktor KKS sebagai bagian dari proses
pelepasan yang dilakukan Direktorat Jenderal Migas berdasarkan Surat
Keputusan Menteri ESDM, dengan tindak lajut:
10.1.1. Pemusnahan
Kontraktor KKS menyerahkan Aset yang akan dimusnahkan
kepada pihak pelaksana pemusnahan yang ditunjuk dan membuat
berita acara serah terima serta memastikan pihak pelaksana
pemusnahan menyampaikan laporan/berita acara pemusnahan.
10.1.2. Hibah dan penetapan status pengguna
10.1.3. Pelelangan
10.1.3.1. Kegiatan pasca pelelangan BMN berupa pengangkatan
(pengambilan dan pengangkutan).
10.1.3.2. Pengangkatan awal dan akhir wajib dihadiri oleh wakil
dari Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM untuk
membuat berita acara awal dan akhir pelaksanaan
pengangkatan sebagai tanda dimulai dan selesainya
pengangkatan, terkait batas waktu pengangkatan yang
diberikan kepada pihak pemenang lelang.
10.1.3.3. Kontraktor KKS dan Direktorat Jenderal Migas
memastikan pengangkatan dilakukan dengan pola yang
disebutkan dalam surat yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Migas.
10.1.3.4. Kontraktor KKS pada prinsipnya hanya membantu
kelancaran jalannya pengangkatan Aset dengan tetap
mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) yang
berlaku dan tidak menandatangani berita acara
pengangkatan.
10.2. Kontraktor KKS menyerahkan Aset kepada Direktorat Jenderal Migas dan
membuat berita acara serah terima.
10.3. Kontraktor KKS menyampaikan laporan penyerahan fisik dengan
dilengkapi berita acara serah terima dan dokumen pendukung lainnya.

41

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BAB VII
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN ASET

43

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


1. UMUM
1.1. Kontraktor KKS bertanggung jawab
atas pengelolaan
Aset
di lingkungannya sebagaimana dimaksud dalam pedoman ini sejak
perencanaan sampai dengan proses penghapusan.
1.2. BPMIGAS berwenang untuk melakukan pengendalian dan pengawasan
terhadap pelaksanaan pengelolan Aset yang dilakukan oleh Kontraktor
KKS.
1.3. BPMIGAS dapat mewajibkan Kontraktor KKS untuk menggunakan Aset
yang tersedia di lingkungan Kontraktor KKS lain.
1.4. Dalam hal akan dilakukan peralihan operator Wilayah Kerja, para
Kontraktor KKS yang akan melakukan peralihan wajib melakukan
pemeriksaan administrasi dan fisik Aset secara menyeluruh (due
diligence) dan melaporkan hasilnya kepada BPMIGAS. Apabila dari hasil
due diligence diketahui ada Aset yang hilang/tidak ditemukan, maka
BPMIGAS akan meminta pertanggung jawaban kepada Kontraktor KKS
operator yang baru.
1.5. Setiap pelaksanaan audit Aset di Kontraktor KKS harus dilaporkan terlebih
dahulu secara tertulis kepada BPMIGAS dan Kontraktor KKS yang
bersangkutan menyampaikan salinan hasil audit tersebut kepada
BPMIGAS.
1.6. Kehilangan Aset yang diakibatkan karena kelalaian, penyalahgunaan atau
karena perbuatan pidana menjadi tanggung jawab Kontraktor KKS
bersangkutan.
Pada prinsipnya Kontraktor KKS harus mengganti setiap Aset yang
hilang dengan Aset yang memiliki spesifikasi sama, kecuali berdasarkan
pertimbangan teknis keekonomian, BPMIGAS memutuskan bahwa
Kontraktor KKS dapat mengganti dengan uang sebesar nilai perolehan.
Penggantian Aset yang hilang tersebut tidak dapat diperhitungkan
sebagai biaya operasi berdasarkan Kontrak Kerja Sama.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Membangun tertib pengelolaan dan tertib administrasi terhadap Aset yang
digunakan Kontraktor KKS.

3. RUANG LINGKUP
Pengendalian dan pengawasan Aset Kontraktor KKS terkait dengan
perencanaan, pengelolaan, pemanfaatan sampai dengan proses penghapusan.

44

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


4. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MATERIAL PERSEDIAAN
4.1. Dalam hal Pengawasan Material Persediaan Kontraktor KKS harus
melakukan :
4.1.1. Pemeriksaan fisik keseluruhan Material Persediaan minimal
1 (satu) tahun sekali dengan cara membandingkan catatan
pembukuan terhadap jumlah fisik material. Hasil pemeriksaan
fisik berupa:
4.1.1.1. Ditemukan lengkap
Jumlah Material Persediaan yang ada di tempat
penyimpanan dengan jumlah yang ada dalam pembukuan
tidak terjadi selisih, sehingga catatan nilai pembukuan
Kontraktor KKS mencerminkan keadaan yang nyata.
4.1.1.2. Ditemukan kurang
Jumlah Material Persediaan yang ada di tempat
penyimpanan dengan jumlah yang ada dalam pembukuan
terdapat selisih yaitu jumlah Material Persediaan yang ada
di tempat penyimpanan kurang dari jumlah yang ada di
dalam pembukuan. Selisih ini harus segera diselesaikan
maksimal dalam waktu 1 (satu) bulan.
4.1.1.3. Ditemukan lebih
Jumlah Material Persediaan yang ada di tempat
penyimpanan dengan jumlah yang ada dalam pembukuan
terdapat selisih yaitu jumlah Material Persediaan yang ada
di tempat penyimpanan lebih dari jumlah yang ada
di dalam pembukuan. Selisih ini harus segera
diselesaikan maksimal dalam waktu 1 (satu) bulan.
4.1.1.4. Hilang / Tidak ditemukan
Jumlah Material Persediaan yang ada di tempat
penyimpanan dengan jumlah yang ada dalam pembukuan
terdapat selisih. Setelah dilakukan penelitian ulang dan
verifikasi terhadap catatan pada Kartu Gudang / cara lain
dan catatan di dalam pembukuan hasilnya tetap tidak
diketemukan, maka penyelesaiannya dilakukan sesuai
dengan angka 1.6 di atas.

45

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

4.1.2. Kontraktor KKS harus mengawasi Material Persediaan agar


selalu dalam kondisi siap pakai dengan melakukan penelitian fisik
terhadap material. Hasil penelitian fisik dapat berupa:
4.1.2.1. Material baru dengan kondisi baik
Material Persediaan pada kondisi baru dan siap pakai.
4.1.2.2. Material baru dan telah diperbaiki
Aset pada kondisi baru namun karena sesuatu hal
mengalami kerusakan dan telah diperbaiki.
4.1.2.3. Material bukan baru dan telah diperbaiki
Aset yang sudah dipakai dan kondisinya rusak kemudian
kemampuannya ditingkatkan kembali mendekati kondisi
awal dengan melakukan perbaikan.
4.1.2.4. Salvaged
Aset pada kondisi bukan baru yang masih bisa dipakai
kembali.
4.1.2.5. Scrap
Material atau peralatan yang sudah aus atau rusak dan
tidak dapat digunakan sesuai fungsi semula.
4.2. Dalam hal pengendalian Material Persediaan Kontraktor KKS harus
melakukan pengawasan terhadap:
4.2.1. Optimalisasi pemanfaatan material di lingkungan
Kontraktor KKS dan Kontraktor KKS lainnya.

internal

4.2.2. Perputaran Material Persediaan / Turn Over Ratio (TOR), yang


merupakan perbandingan antara jumlah / nilai pemakaian Material
Persediaan selama 1 tahun dengan jumlah / nilai Material
Persediaan selama 1 (satu) bulan terakhir.
4.2.3. Tingkat Layanan / Service Level Ratio, adalah perbandingan
antara jumlah / nilai pemakaian Material Persediaan yang dapat
dipenuhi dengan jumlah / nilai seluruh permintaan Material
Persediaan dalam 1 (satu) bulan terakhir.
4.2.4. Surplus ditambah Dead Stock Ratio, merupakan perbandingan
antara penjumlahan nilai surplus ditambah nilai dead stock dengan
total nilai Material Persediaan.

46

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


5. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN HBM DAN HBI
Dalam melakukan Pengendalian terhadap HBM dan HBI Kontraktor KKS wajib
melakukan:
5.2. Pemeriksaan fisik keseluruhan HBM dan HBI minimal 3 (tiga) tahun
sekali dengan cara membandingkan catatan pembukuan HBM dan HBI.
5.3. Pemeriksaan fisik terhadap HBM dan HBI yang dilakukan minimal 1 (satu)
tahun sekali mencakup:
5.3.1. Keseluruhan HBM dan HBI yang telah placed into service pada
tahun berjalan.
5.3.2. Sampling HBM dan HBI yang placed into service pada tahun-tahun
sebelumnya.
5.4. Hasil pemeriksaan fisik terhadap HBM dan HBI dilaporkan kepada
BPMIGAS Cq. Divisi Akuntansi, yang hasilnya berupa:
5.4.1. Ditemukan, jumlah item fisik HBM dan HBI sesuai dengan yang ada
dalam pencatatan.
5.4.2. Hilang / Tidak ditemukan.

6. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN TANAH


6.1. Kontraktor KKKS wajib melakukan pengawasan terhadap tanah yang
telah dibebaskan baik secara fisik maupun administrasi.
6.2. Kontraktor KKS secara rutin melakukan inventarisasi dan verifikasi
terhadap Aset tanah yang dikuasai minimal 1 (satu) tahun sekali dan
melaporkan kepada fungsi terkait di BPMIGAS Cq. Divisi Akuntansi
dengan tembusan kepada Divisi PMA KKKS.
6.3. Kontraktor KKS harus melaporkan kepada BPMIGAS Cq. Divisi
Pertimbangan Hukum dengan tembusan kepada Divisi Akuntansi dan
Divisi PMA KKKS dalam hal terjadi konflik penguasaan/kepemilikan
dengan pihak ketiga.

47

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

LAMPIRAN

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN - 1
HBM DAN HBI BERDASARKAN MOBILITASNYA

1. Harta Benda Modal Tetap (HBMT) yang dikelompokkan menjadi :

1.1. Sumur, yang terdiri dari :


1.1.1. Minyak
1.1.2. Gas Bumi
1.1.3. Gas Methan
1.1.4. Air
1.2. Tanah, yang terdiri dari:
1.2.1. Tanah untuk lokasi/sumur/jalan lokasi/jalur pipa (Right of Way).
1.2.2. Tanah untuk bangunan
1.2.3. Tanah untuk fasilitas produksi
1.2.4. Tanah untuk fasilitas umum
1.3. Bangunan, yang terdiri dari:
1.3.1. Bangunan fasilitas produksi, pabrik/kilang dan jaringan pipa.
1.3.2. Bangunan gedung perkantoran, perumahan dan pergudangan.
1.3.3. Bangunan sarana telekomunikasi
1.3.4. Bangunan fasilitas umum
1.3.5. Bangunan pelabuhan laut dan udara.
1.4. Kapal, yang terdiri dari:
1.4.1. Tongkang
1.4.2. Tanker
1.4.3. Kapal Tunda
1.4.4. Kapal pemasok (supply boat)
1.4.5. Kapal penumpang

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

2. Harta Benda Modal Bergerak dikelompokan sebagai berikut:


2.1. Drilling & Production Equipment:
2.1.1. Drilling tools, subsurface and surface.
2.1.2. Production tools
2.1.3. Drilling barges.
2.2. Geological and Geophysical Equipment
2.3. Transportasi
2.3.1. Floating craft.
2.3.2. Automotive Equipment
2.3.3. Railway Equipment.
2.3.4. Aircraft
2.4. Construction Equipment
2.4.1. Winches
2.4.2. Lifting Equipment
2.4.3. Road Making Equipment.
2.4.4. Earth Making Equipment.
2.4.5. Pipe Line Construction Equipment.
2.4.6. Portable Welding Generator.
2.5. Heavy Equipments
2.6. Engines
2.7. Office & House Equipment
2.8. IT Equipment
2.9. Miscellaneous Equipment.
3. Harta Benda Inventaris (HBI), dapat dikelompokkan sebagai berikut:
3.1. Mebel untuk:
3.1.1. Kantor
3.1.2. Rumah
3.1.3. Fasilitas umum

ii

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS

3.2. Perlengkapan untuk:


3.2.1. Kantor
3.2.2. Rumah
3.2.3. Fasilitas umum
3.3. Elektronik dan komputer

iii

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 2
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM. No. : MP-01
LAPORAN DETAIL MATERIAL PERSEDIAAN (MA-01)
STATUS BULAN ..

NO

Kode Material
KKKS
1

Full Desc.
2

Quantity
3

Satuan
4

Movement

Harga
Satuan
US$

Total Nilai
Persediaan
US$

Lokasi

6=3x5

Kondisi
8

10

11

12

Received
US$
Quantity
13
14

US$
15

Klasifikasi Material
Issued
Quantity
16

MRO

Project

17

18

1
2
3
4
5
dst

Manager Logostic/SCM/Material Management

Nama Jelas
Keterangan :
1 adalah Kode Material KKKS adalah kode material yang secara konsisten digunakan untuk mengidentifikasikan suatu material
2 adalah Full desc. Merupakan deskripsi teknis terkait dengan material
3 adalah Quantity adalah jumlah material persediaan berdasarkan closing bulan berjalan
4 adalah Satuan adalah satuan pengukuran dari material bersangkutan
5 adalah Harga Satuan adalah harga dari material yang bersangkutan berdasarkan PO/Average (dlm US$)
6 adalah Total Nilai Persediaan adalah perkalian dari C dan E (dalam US$)
7 adalah Lokasi adalah posisi penyimpanan material persedian yang medeskripsikan nama wilayah dan lokasi penyimpanan (bin / yard)
8 adalah Kondisi Aset Baru dan baik
9 adalah Kondisi Aset Baru, diperbaiki
10 adalah Kondisi Aset Rusak, diperbaiki
11 adalah Kondisi Aset Salvaged
12 adalah Kondisi Aset Scrap
13 adalah Received adalah penambahan quantity material disebabkan oleh pembelian, transfer dan pengembalian (dalam US$)
14 adalah Received adalah penambahan quantity material disebabkan oleh pembelian, transfer dan pengembalian (dalam quantity)
15 adalah Issued adalah pengurangan quantity material disebabkan pemakaian, transfer dan penghapusan (dalam US$)
16 adalah Issued adalah pengurangan quantity material disebabkan pemakaian, transfer dan penghapusan (dalam Quantity)
17 adalah MRO adalah klasifikasi material persediaan yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan operasi.
18 adalah Project adalah klasifikasi material persediaan yang diperlukan untuk menunjang suatu proyek

iv

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 3
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM. NO. : MP-02

MOVEMENT MATERIAL BERDASARKAN FREKUENSI PEMAKAIAN (MA-02)


STATUS BULAN ..

NO

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L

FREKUENSI PEMAKAIAN
US$

KLASIFIKASI MATERIAL
1
DRILLING AND PRODUCTION
PLANT AND MACHINERY
TRANSPORTATION
MACHINERY ACCESSORIES AND INSTRUMENTS
BUILDINGS, TANKS AND SHOP EQUIPMENT
ELECTRICAL
TUBULAR GOODS, VALVES and FITTINGS
BUILDING MATERIAL, METALS AND HARDWARE
TOOLS AND PACKING
PAINTS, OILS, CHEMICALS and LABORATORY
MEDICAL
HOUSEHOLD, OFFICE and SAFETY
TOTAL

FAST MOVING
2

SLOW MOVING
3

TOTAL
US$

SURPLUS DEAD STOCK


4
5

6=2+3+4+5

Manager Logostic/SCM/Material Management

Nama Jelas
Keterangan :
1 adalah klasifikasi material berdasarkan kodefikasi BPMIGAS
2 adalah klasifikasi material yang pemakaian / pengeluarannya dalam 1 (satu) tahun minimum 2 (dua) kali pada bulan yang berlainan
3 adalah klasifikasi material yang pemakaian / pengeluarannya dalam 1 (satu) tahun maksimal 1 (satu) kali
4 adalah klasifikasi material yang selama 2 (dua) sampai dengan 5 (lima) tahun tidak ada pemakaian / pengeluaran
5 adalah klasifikasi material selama lebih dari 5 (lima) tahun tidak ada pemakaian / pengeluaran
6 adalah total nilai (dalam US$) untuk masing-masing klasifikasi material

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 4
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM. NO. : MP-03
LAPORAN DETAIL SURPLUS MATERIAL PERSEDIAAN EKS PROJECT (MA-03)
STATUS BULAN ..

NO

Kode Material
KKKS

Full Desc.

Quantity

Satuan

Harga
Satuan
US$
5

Total Nilai
Persediaan
US$
6=3x5

Lokasi
7

1
2
3
4
5
dst
TOTAL

Manager Logostic/SCM/Material Management

Nama Jelas
Keterangan :
1 adalah kodefikasi material Kontraktor KKS
2 adalah deskripsi lengkap dari material persedian
3 adalah Quantity adalah jumlah material persediaan berdasarkan closing bulan berjalan
4 adalah Satuan adalah satuan pengukuran dari material bersangkutan
5 adalah Harga Satuan adalah harga dari material yang bersangkutan berdasarkan PO/Average (dlm US$)
6 adalah Total Nilai Persediaan adalah perkalian dari C dan E (dalam US$)
7 adalah Lokasi adalah posisi penyimpanan material persedian yang medeskripsikan nama wilayah dan lokasi penyimpanan (bin / yard)

vi

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 5
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM. NO.: MP-04

LAPORAN KEUANGAN MATERIAL PERSEDIAAN


KUARTAL
(TAHUN)
KKKS :
Block :

US$

NO

DESKRIPSI

PREVIOUS YEAR

(1)

(2)

(3)

10

11

12

New
(4)

ADDITIONAL
Return
Transfer
(5)
(6)

Total
(7)

DRILLING AND PRODUCTION


CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
PLANT AND MACHINERY
CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
TRANSPORTATION
CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
MACHINERY ACCESSORIES AND INSTRUMENTS
CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
BUILDINGS, TANKS AND SHOP EQUIPMENT
CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
ELECTRICAL
CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
TUBULAR GOODS, VALVES and FITTINGS
CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
BUILDING MATERIAL, METALS AND HARDWARE
CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
TOOLS AND PACKING
CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
PAINTS, OILS, CHEMICALS and LABORATORY
CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
MEDICAL
CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
HOUSEHOLD, OFFICE and SAFETY
CAPITAL
NON CAPITAL
EKS. PROJECT
TOTAL

(Nama & tanda tangan)


General Manager / VP Finance/ Finance Manager

Keterangan:
(3) Previous Year , saldo tahun sebelumnya.
Current Year Additional Penambahan selama tahun berjalan
(4) New adalah penambahan selama tahun berjalan yang diperoleh dari kegiatan pengadaan baru (new purchase)
(5) Return adalah pengembalian barang/material kembali ke gudang yang sebelumnya telah di isued dari gudang.
(6) Transfer adalah penambahan material persediaan yang diperoleh dari kegiatan transfer antar KKKS
(7) Total adalah penjumlahan Current Year Additional (4)+(5)+(6)=(7)
Reduction Pengurangan atau penggunaan selama tahun berjalan
(8) Usage adalah jumlah material yang digunakan/dikeluarkan dari gudang untuk kegiatan operasional
(9) Transfer adalah pengeluaran/pengurangan material persediaan yang akibat kegiatan transfer antar KKKS
(10) Write off adalah pengurangan material persediaan yang telah mendapat persetujuan dihapusbukukan
(11) Total adalah penjumlahan Current Year Reduction (8)+(9)+(10)=(11)
(12) Year to Date adalah saldo pada akhir tahun berjalan (3)+(7)-(11) = (12)

vii

Usage
(8)

REDUCTION
Transfer Write off
(9)
(10)

Total
(11)

YEAR
TO
(12)

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 6
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM No.:HBM-01

(MENGGUNAKAN KOP SURAT MASING-MASING KKKS)

Executive Summary Laporan Aset Harta Benda Modal


Bersama ini kami sampaikan Laporan Aset Kapital yang tercatat dalam pembukuan aset yang digunakan dalam Kontrak Kerja Sama
(SEBUTKAN NAMA PSC) wilayah kerja blok (SEBUTKAN NAMA BLOK / WILAYAH KERJA PERMINYAKAN) dengan ringkasan
(executive summary) sebagai berikut:

I. Jumlah dan nilai aset sampai dengan Quarter (since inception s.d. quarter berjalan)
1. Jumlah aset
2. Nilai perolehan aset
3. Nilai akumulasi penyusutan

=
=
=

item
US$
US$

II. Mutasi item aset Quarter (berjalan)


1. Pertambahan aset
1.1. Jumlah pertambahan aset
1.2. Total Nilai perolehan atas pertambahan aset
1.3. Akumulasi Nilai penyusutan atas pertambahan aset

=
=
=

item
US$
US$

Riwayat perolehan pertambahan aset


1.4. Aset Pengadaan / Pembelian Langsung yang telah Placed Into Service (PIS)
1.5. Berasal dari Proyek/Working In Progress (WIP) yang telah PIS
1.6. Tranfer atau pembelian dari KKKS lain
1.7. Alokasi Biaya atas Pembuatan/Pemanfaatan Aset Bersama Kontraktor KKS lain
1.8. Koreksi Positif atas pencatatan aset - berasal dari modul/tabel koreksi (CA120)
1.9. Lain - lain (sebutkan)
Jumlah

=
=
=
=
=
=
=

2. Pengurangan aset
2.1. Jumlah aset berkurang
2.2. Pengurangan atas Nilai Perolehan Aset
2.3. Nilai Penyusutan Pengurangan penyusutan

=
=
=

Riwayat Pengurangan aset


2.4. Penghapusan (write off)
2.5. Tranfer atau dijual ke KKKS lain
2.6. Koreksi Negatif atas pencatatan aset - berasal dari modul/tabel koreksi (CA120)
2.7. Lain-lain (sebutkan)
Jumlah

=
=
=
=
=

Tabel Mutasi Saldo Point 1.8. Terlampir

Tabel Mutasi Saldo Point 2.3. Terlampir

item

US$

item
US$
US$

item

US$

Report 14

Harmoni III

Report 14

Harmoni III

III. Rekonsiliasi antara Laporan Harmoni III dan FQR Report 14


1. Periode Quarter berjalan

1.a. Total Nilai Perolehan Aset


2.b. Akumulasi Penyusutan
Penjelasan selisih: (jika ada)

2. Periode Sejak Produksi sampai Quarter berjalan (Lembar Rekonsiliasi terlampir)


2.a. Nilai Aset
2.b. Akumulasi Penyusutan
Penjelasan selisih: (jika ada)

Demikian disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

(Nama & tanda tangan)


General Manager / VP Finance/ Finance Manager

viii

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 7
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM No.: HBM-02

Kertas Kerja
Pergerakan Nilai Akuisisi Aset per 31 Desember Tahun X -1, X-n (dan tahun-tahun sebelumnya)
Untuk Periode Pelaporan per 31 Desember Tahun X
Movement / Difference

Beginning Balance
No

Asset No.

Description

Merk

No. Seri

Tipe

Asset Category

Month Acq Date

Year Acq date

Dollar cost

Addition

Accm Dollar Depr

Acquition

Daftar Aset Posisi per 31/12/THN X - 1


10
11

12

Ending Balance

Deduction

Dollar Cost

Correction

Disposal

Correction

13

14

15

Notes / Justifiication

Daftar Aset Posisi per 31/12/THN X


16

17

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

GRAND TOTAL

Keterangan:
1. Export semua file dari sistem pencatatan aset ke dalam excel baik pelaporan tahun berjalan dan pelaporan tahun lalu.
2. Data di Kolom 2 s/d 11 didapat dari hasil poin 1 yang dilaporkan ke BPMIGAS pada untuk pelaporan tanggal 31 Desember Tahun berlalu
3.

Kolom 10 dan 11 merupakan nilai Akuisisi dan Akumulasi Depresiasi cut off 31 Desember tahun lalu yang berasal / diambil dari data aset yang terlapor di tahun
lalu

4.

Jika ada penambahan Aset baru di tahun 2008, akan tetapi disebabkan oleh Akuisisi/PIS di tahun 2007 dan sebelumnya, maka bisa ditambahkan line baru dan
mengisi mulai di kolom 2 s/d 11, dan kolom 12.

5. Jika ada koreksi penambahan biaya terhadap aset tertentu di tahun 2008, silahkan mengisi mulai di kolom 2 s/d 11, dan kolom 13.
Jika ada pengurangan Aset baru di tahun 2008 yang disebabkan oleh pengurangan nilai Akuisisi/PIS di tahun 2007 dan sebelumnya, silahkan
ditambahkan line baru dan mengisi mulai di kolom 2 s/d 11, dan kolom 14.
7. Jika ada koreksi pengurang biaya terhadap aset tertentu di tahun 2008, silahkan mengisi mulai di kolom 2 s/d 11, dan kolom 15.
8 Untuk sementara yang akan kami monitoring adalah Nilai Dollar Akuisisi saja.
Kolom 16 merupakan jumlah antara nilai pada kolom 10 dengan salah satu kolom di antara kolom 12, 13, 14 dan 15. Kolom ini menggambarkan penyebab dan
9
besaran mutasi nilai akuisisi suatu aset
6.

Kolom 17 diisi dengan Keterangan atas Alasan/Penyebab Koreksi sesuai dengan Dokumen Pendukung yang ada. Misalnya : AJE Audit, Penyesuaian akibat
10 Rekonsiliasi dengan Report 14, Koreksi pembebanan, AFE Close Out, dll dengan menuliskan GL No / No Dokumen Revisi atas Pembukuan Aset ataupun Journal
voucher/ Nota Memorial No yang digunakan masing-masing KKKS.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

(Nama & tanda tangan)


General Manager / VP Finance/ Finance Manager

ix

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 8
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM No.: HBM-03

LIST ASET HARMONI III (Nilai perolehan mulai dari Rp.5.000.000)


(KHUSUS KKKS YANG BELUM MENGGUNAKAN SISTEM TERPADU / SISTEM INFORMASI BPMIGAS)
No Nomor Inventori aset Deskripsi Aset Merk Type Nomor Seri Harga Perolehan Rp Harga Perolehan US$ Tanggal Akuisisi Aset (PIS) User Dept User/Holder Person Lokasi No. AFE No. PO Keterangan

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 9
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM No.: HBM-04
PSC/KKKS: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
RECONCILIATION HARMONI III vs FQR R.14
AS OF DECEMBER 31, 20xx
ACCUITION COST
Tax Cat
Desc
FQR SCH 14
A
Harmoni III
Housing
Difference
FQR SCH 14
B
Harmoni III
Wate r T
Difference
FQR SCH 14
C
Harmoni III
Railroad
Difference
FQR SCH 14
D
Harmoni III
Utilitie s
Difference
FQR SCH 14
E
Harmoni III
Drilling
Difference
FQR SCH 14
F
Harmoni III
Prod Fac
Difference
FQR SCH 14
G
Harmoni III
O ff Equip
Difference
FQR SCH 14
H
Harmoni III
Buse s
Difference
FQR SCH 14
I
Harmoni III
Aircraft
Difference
FQR SCH 14
J
Harmoni III
Cons Equi
Difference
FQR SCH 14
K
Harmoni III
H. Truck
Difference
FQR SCH 14
L
Harmoni III
L.Truck
Difference
FQR SCH 14
M
Harmoni III
Automobile
Difference
FQR SCH 14
Total
Harmoni III
Difference

Inception year (n)


common
oil
gas

n+1
oil

common

gas

n+2
oil

common

gas

n+3
oil

common

gas

n+4
oil

common

gas

n+xx
oil

common

C= Railroad Cars & Locomotive


D= Contruction Utilities + Auxiliaries

COMMON

GRAND TOTAL
OIL

GAS

A= Contruction Housing & Welfare


B= Water Tranportation Equipment

gas

Keterangan :
1. Atas perbedaan yang timbul dalam kolom Grand Total harus dijelaskan terdiri dari perbedaan atas no Harmoni mana sajakah yang menimbulkan perbedaan tersebut disertai dengan penjelasan penyebab perbedaan tersebut
2. Inception Year adalah tahun dimana Aset pertama kali dicatat dalam KKKS bersangkutan.

E= Drilling Production
F= Production Facilities
G= Furniture & Office Equipment
H= Buses
I= Aircraft
J= Contruction Equipment
K= Heavy Trucks & Trailers
L= Light Trucks & Tracktor Units
M= Automobiles

xi

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 10
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM No.: HBM-04
PSC/KKKS: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
RECONCILIATION HARMONI III vs FQR R.14
AS OF DECEMBER 31, 20xx
ACCUMULATION DEPRECIATION
Tax Cat
Desc
FQR SCH 14
A
Harmoni III
Housing
Difference
FQR SCH 14
B
Harmoni III
Water T
Difference
FQR SCH 14
C
Harmoni III
Railroad
Difference
FQR SCH 14
D
Harmoni III
Utilities
Difference
FQR SCH 14
E
Harmoni III
Drilling
Difference
FQR SCH 14
F
Harmoni III
Prod Fac
Difference
FQR SCH 14
G
Harmoni III
O ff Equip
Difference
FQR SCH 14
H
Harmoni III
Buses
Difference
FQR SCH 14
I
Harmoni III
Aircraft
Difference
FQR SCH 14
J
Harmoni III
Cons Equi
Difference
FQR SCH 14
K
Harmoni III
H. Truck
Difference
FQR SCH 14
L
Harmoni III
L.Truck
Difference
FQR SCH 14
M
Harmoni III
Automobile
Difference
FQR SCH 14
Total
Harmoni III
Difference

Inception date (n)


common
oil
gas

n+1
oil

common

gas

n+2
oil

common

gas

n+3
oil

common

gas

n+4
oil

common

gas

n+xx
oil

common

gas

COMMON

GRAND TOTAL
OIL
GAS

xii

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 11
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM No.: HBI-01

(MENGGUNAKAN KOP SURAT MASING-MASING KKKS)

Executive Summary Laporan Aset Harta Benda Inventaris


Bersama ini kami sampaikan Laporan Aset Inventaris yang tercatat dalam pembukuan aset yang digunakan dalam Kontrak Kerja Sama
(SEBUTKAN NAMA PSC) wilayah kerja blok (SEBUTKAN NAMA BLOK / WILAYAH KERJA PERMINYAKAN) dengan ringkasan
(executive summary) sebagai berikut:

I. Jumlah dan nilai aset sampai dengan Quarter (since inception s.d. quarter berjalan)
1. Jumlah aset
2. Nilai perolehan aset

=
=

item
US$

II. Mutasi item aset Quarter (berjalan)


1. Pertambahan aset
1.1. Jumlah pertambahan aset
1.2. Total Nilai perolehan atas pertambahan aset

=
=

item
US$

Riwayat perolehan pertambahan aset


1.3. Aset Pengadaan / Pembelian Langsung yang telah Placed Into Service (PIS)
1.4. Berasal dari Proyek/Working In Progress (WIP) yang telah PIS
1.5. Tranfer atau pembelian dari KKKS lain
1.6. Koreksi Positif atas pencatatan aset - berasal dari modul/tabel koreksi (CA120)
1.7. Lain - lain (sebutkan)
Jumlah
Tabel Mutasi Saldo (FORM HBI-02)Terlampir
2. Pengurangan aset
2.1. Jumlah aset berkurang
2.2. Pengurangan atas Nilai Perolehan Aset

item

=
=

Riwayat Pengurangan aset


2.3. Penghapusan (write off)
2.4. Tranfer atau dijual ke KKKS lain
2.5. Koreksi Negatif atas pencatatan aset - berasal dari modul/tabel koreksi (CA120)
2.6. Lain-lain (sebutkan)
Jumlah
Tabel Mutasi Saldo (FORM HBI-02)Terlampir

Demikian disampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

(Nama & tanda tangan)


General Manager / VP Finance/ Finance Manager

xiii

US$

=
=
=
=
=
=

item
US$

item
=
=
=
=
=

US$

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 12

Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS


FORM No.: HBI-02
LIST ASET BARANG INVENTARIS DAN LOW VALUE (Antara Rp 1.700.000 dan Rp 5.000.000)
No Nomor Inventori aset

Deskripsi Aset

Merk

Type

Nomor Seri

Harga Perolehan Rp Harga Perolehan US$ Tanggal Akuisisi Aset (PIS) User Dept User/Holder Person Lokasi No. AFE No. PO Keterangan

xiv

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 13
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM No.: Tanah-01

BPMIGAS
DAFTAR INVENTARISASI TANAH
Kontraktor: .
No

Nomor SINT A

Lokasi

Capital atau
Noncapital

Nomor Harmoni III

Luas ( M2 )

Harga Perolehan

Data

Status

Dasar

Jika nilai/biaya perolehannya


melekat pada suatu
project/aset

Tanah

Tanah

Perolehan

( Rupiah )
7

Pembukuan

10

Peruntukan

Kondisi

Keterangan/

11

Sekarang
12

Permasalahan
13

Tahun 19xx
1
2
dst
Tahun 19x1
1
2
dst
Tahun 19x2
1
2
dst
Tahun 2009
1
2
dst

(Nama & tanda tangan)


General Manager / VP Finance/ Finance Manager

Untuk aset tanah yang telah dibukukan atau dicatatkan nilai perolehannya melalui project atau aset di Harmoni III, harus mengisi kolom 4 dan 5, agar secara sistem dapat
dilakukan pemisahan pembebanan biaya aset tanah, sehingga pada akhirnya tidak terjadi duplikasi pencatatan (double accounting).
Petunjuk Pengisian Kolom:
1 Cukup Jelas
2 Nomor berdasarkan pencatatan dalam Sistem Informasi Tanah (SINTA)
3 Lokasi tanah, alamat lengkap nama Desa/Kelurahan, dan nama Kabupaten.
4 Isi huruf C jika tanah dikapitalisasi dan NC jika tanah tersebut tidak dikapitalisasi
5 Nomor Harmoni III, jika tanah di kapitalisasi, diisi dengan nomer Harmoni III aset utamanya (misal: bangunan,pipa,warehouse,yard,dll)
6 Luas Tanah berdasarkan persil dan sertifikat
7 Total nilai perolehan, jika kolom lima terisi (ada hubungannya dengan Harmoni III), maka yang diisi hanyalah porsi nominal nilai perolehan aset tanah saja
8 Dokumen perolehan (seritikat, surat pelepasan hak, ARS, AFE)
9 Status tanah: Sertifikat Hak Milik, Serttifikat Hak Guna, Akta Jual Beli, Girik
10 Nomor dokumen yang tertera dalam kolom 8
11 Peruntukkan tanah: bangunan perkantoran, bangunan tempat tinggal, bangunan gudang, penyimpanan terbuka, sumur, bandara, pelabuhan / dermaga, fasilitas produksi, ROW.
12 digunakan, tidak digunakan
13 Terjaga, Sengketa, diduduki, dikuasai pihak ketiga,

xv

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 14
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM No.: Formulir-01
FORMULIR USUL PENGHAPUSAN DAN/ATAU PELEPASAN ASET
KONTRAKTOR KKS
Nomor
Tanggal

I.

:
:

Data Barang Milik Negara


Katagori BMN

Tanah
Bangunan
Harta Benda Modal (HBM)
Harta Benda Inventaris (HBI)
Material Persediaan
Material Sisa Proyek

Lokasi Penyimpanan

Asal Perolehan

Harga Perolehan

: Rp.
: USD $

Limbah B3/Sisa Produksi


Scrap non Aset

Nilai Buku

: Rp.
: USD $

Perkiraan Berat (ton)

: s/d .
( Detail pada Lampiran)

Tahun Perolehan

Fungsi Pengguna/Penanggung Jawab :


Uraian Singkat BMN

II. Bahwa harta kekayaan tersebut di atas telah diteliti secara fisik dan dilaksanakan evaluasi secara teknis dan ekonomis
Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi dimaksud maka diusulkan :
Untuk dihapuskan, karena :

Tindak Lanjut Pelepasan:

Rusak dan/atau Tidak

Diserahkan ke Negara

Ekonomis diperbaiki

Dimusnahkan

Hilang/Musnah/Susut alami/Kahar
Tidak bermanfaat
Parent Unit Tidak ada
Tinggal Guna/Turun Mutu
Selisih Persediaan
Dead Stock
Peraturan atau kepentingan Pemerintah
III. DATA INISIATOR
Nama
:
No. Pegawai
:
Jabatan
:

User/fungsi Pengguna

Pengawas Aset
Nama
No. Pegawai
Jabatan

:
:
:

IV. PEMERIKSAAN BMN OLEH KKKS


Bahwa Barang Milik Negara tersebut di atas telah diteliti secara fisik dan administratif dan dipastikan Jumlah, Nilai serta data pendukungnya benar.
Berdasarkan hasil penelitian dimaksud maka diusulkan sebagaimana tersebut dibawah ini :
Diserahkan ke Negara

NAMA

NO. PEGAWAI

JABATAN

TANDA TANGAN

Dimusnahkan
(Fungsi Pengguna)
(Fungsi SCM/Logistik)
(Fungsi Finance)

(Fungsi Terkait)

Catatan : Khusus untuk aset hilang harus didukung dengan Berita Acara yang ditanda tangani oleh Security dan laporan ke Kepolisian
V. Harta Kekayaan yang diusul hapus :
Belum Cost Recovery
Pimpinan Fungsi Finance
Sudah Cost Recovery
Sisa Nilai Buku
(..)
VI. PENANGGUNG JAWAB HARTA KEKAYAAN/PIMPINAN TERTINGGI
Nama
No. Pegawai
Jabatan

:
:
:

Pimpinan Tertinggi KKKS

(..)
KETERANGAN
Data diisi dengan lengkap
Harga Perolehan dan Nilai Buku harus dilengkapi dengan nilai satuan Rupiah
Formulir ini dapat dipakai untuk beberapa item harta kekayaan yang sejenis dan mempunyai usul hapus serta tujuan pelepasan yang sama.

xvi

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 15
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM No.: Formulir-02
DETAIL DATA USUL PENGHAPUSAN DAN PELEPASAN
KKKS
:
No FUPP/WOP :
Tanggal
:
Lokasi
:
KETERANGAN
NO
1

Kode mate rial/


No. HBM / No. HBI
2

DESKRIPSI
3

JUM LAH SATUAN


4

Pe rkiraan
Be rat
(Ton)
6

Baru /
Use d

KATAGORI

Cost
Re cov e ry

Thn
Pe role han

10

Harga Be li
US $
11

Rp
12

Harga Buku
US $
13

Rp
14

Alasan
Pe nghapusan
15

Tujuan
Pe le pasan
16

TOTAL NILAI

Pejabat Berwenang
KKKS :

(.)
Tata cara Pengisisan :
1. Data material dan aset yang dimasukkan sesuai data WOP yang telah disetujui BPMIGAS untuk diteruskan ke Departemen.
2. Tiap FUPP/WOP dibuat dalam form terpisah dan form harus diisi lengkap per line item.
3. Kolom nomor 6 (kondisi) :

Stock, jika peralatan/material belum digunakan (material stock)


Used, jika peralatan/material sudah digunakan (PIS)
4. Kolom nomor 7 (katagori) :
Tanah / Bangunan
Harta Benda Modal (HBM) / Harta Benda Inventaris (HBI)
Material Persediaan / Material Sisa Proyek
Limbah B3 / Scrap non Aset
5. Kolom nomor 8 (Status)
Sudah Cost Recovery (SCR)
Belum Cost Recovery (BCR)
6. Kolom 10 wajib diisi dengan kurs rupiah terhadap dolar menyesuaikan pada tahun pembelian.
7. Kolom nomor 16 (Status Proses WOP), dilengkapi referensi dokumen terakhir ( No. surat & Tgl )
Proses Persetujuan DESDM / DepKeu
Penilaian
Proses lelang
Proses Pelepasan / Penetapan status pengguna
Selesai Pelepasan (Penyerahan, hibah, pemusnahan)

xvii

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 16
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM No.: Formulir-03
Lembar Pemeriksaan Fisik
No FUPP/WOP :

KKKS :
Keterangan Pemeriksaan
(BPMIGAS)

Pemeriksaan Fisik KKKS


No

Kode material/ No. HBM


/ No. HBI

Deskripsi

Tahun
Perolehan

Lokasi

Jumlah

Satuan
Ada

Tidak
Ditemukan

Baik

Rusak

Tanggal Pemeriksaan
Fungsi Finance KKKS

Fungsi Logistik KKKS

Fungsi User KKKS

(Tanda Tangan)

(Tanda Tangan)

(Tanda Tangan)

Nama Pemeriksa
Jabatan Pemeriksa

Nama Pemeriksa
Jabatan Pemeriksa

Nama Pemeriksa
Jabatan Pemeriksa

xviii

Perkiraan
Berat
(ton)

Dilanjutkan

Tidak
dilanjutkan

BUKU KETIGA PENGELOLAAN ASET KONTRAKTOR KKS


LAMPIRAN 17
Pedoman Pengelolaan Aset Kontraktor KKS
FORM No.: Handak-01
LAPORAN
Wilayah
PERIODE
KKKS

BULANAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN PELEDAK (HANDAK)


: (Natuna / Sumatra Bagian Utara / Sumatera Bagian Selatan / Jawa / Papua dan Maluku / Kalimantan dan Sulawesi*)
:
:

NOMOR IZIN GUDANG PERMANEN :


NOMOR IZIN GUDANG SEMENTARA :

A. Status HANDAK : MILIK KKKS


Persediaan Awal Bulan
No.

Kodefikasi

1
I
1
2
3

Deskripsi Bahan
Peledak

2
Shape Charge

Unit
Satuan

Seismik

Well Service

Pemasukan
Lokasi
Gudang
Penyimpanan

Impor Luar
Negeri

Jumlah (4+5+7+8)

Alih
Guna/Transfer Seismik
dari KKKS Lain
8

Pengeluaran

Jumlah Akhir Bulan

Well
Service

Pemanfaatan
Operasi

Alih
Guna/Transfer
ke KKKS Lain

Dimusnahkan

Re-Ekspor

Seismik

Well
Service

SI Polisi

Masa Berlaku
SI

10

11

12

13

14

14

15

16

17

Well
Service

Pemanfaatan
Operasi

Alih
Guna/Transfer
ke KKKS Lain

Dimusnahkan

Re-Ekspor

10

11

12

13

EA
S U B T O T A L (I)

II
1
2
3

Detonator
EA
S U B T O T A L (II)

III

Blasting Cord-Prima Cord


FT

1
2
3
S U B T O T A L (III)

B. Status HANDAK : BUKAN MILIK KKKS (Kontrak Konsinyasi atau Jasa Terintegrasi)
Persediaan Awal Bulan
No.

Kodefikasi

1
I
1
2
3

Deskripsi Bahan
Peledak

2
Shape Charge

Unit
Satuan

Seismik

Well Service

Gudang
Penyimpanan

Pemasukan
Impor Luar
Negeri
7

Jumlah (4+5+7+8)

Alih
Guna/Transfer Seismik
dari KKKS Lain
8

Pengeluaran

Jumlah Akhir Bulan


Seismik

Well
Service

SI Polisi

Masa Berlaku
SI

14

15

16

17

EA
S U B T O T A L (I)

II
1
2
3

Detonator
EA
S U B T O T A L (II)

III

Blasting Cord-Prima Cord


FT

1
2
3
S U B T O T A L (III)

I
II
III

T O TA L
Shape Charge
Detonator
Blasting Cord(A+B)
Prima Cord
(A+B)
(A+B)

EA
EA
FT
SCM Manager/Logistik

Kepala Teknik Tambang

Pimpinan KKKS

()

(..)

(..)

xix

Anda mungkin juga menyukai