Anda di halaman 1dari 8

Gerakan Disiplin Nasional

Gerakan Disiplin Nasional upaya penerapan di masyarakat. (Desember 2012).


Oleh : Agung Lintar Alfian
Pendahuluan
Sejarah menunjukkan bahwa kesadaran kebangsaan tidaklah timbul secara tiba-tiba. Bangsa
dan Negara Indonesia tidak tumbuh sekali jadi. Kehidupan kebangsaan yang maju adalah
karya bersama yang sangat panjang, dari genarasi demi generasi secara berkesinambungan.
Negara memilih 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, karena hari itu 104 tahun yang
lalu, Indonesia membentuk Organisasi Modern sebagai alat perjuangan untuk membangun
masa depan sebagai bangsa yang terhormat. Hari itu adalah cikal bakal lahirnya tekad untuk
membangun negara kebangsaan yang merdeka. Makna Hari Kebangkitan Nasional ini perlu
benar-benar kita dalami di tengah-tengah bangsa kita dalam suasana membangun. Untuk
memberikan daya dorong yang kuat kepada seluruh masyarakat/bangsa, maka mulai tanggal
20 Mei 1995 Pemerintah memancangkan Gerakan Disiplin Nasional. Maka dengan Gerakan
Disiplin Nasional ini, marilah kita tingkatkan kualitas sikap, dan perilaku untuk menjadi
masyarakat yang berbudaya maju.

Saat pencanangan gerakan itu pemerintah mengajak masyarakat untuk


melakukan tindakan berupa sikap dan perilaku sehari hari dalam bentuk sikap yang
berbudaya, yaitu seperti : mematuhi rambu-rambu lalu lintas , membuang sampah pada
tempatnya, antri, mematuhi jam kerja dan lain sebagainya. Suatu ajakan yang sangat
sederhana, tidak muluk-muluk dan mudah dilaksanakan oleh siapa saja, kapan saja dan
dimana saja.

Suatu ajakan yang apabila dilaksanakan bukan saja akan bermanfaat bagi anggota masyarakat
itu sendiri tetapi juga membawa dampak yang sangat positif bagi bangsa yang sedang
membangun ini.

Namun dalam perkembangannya motto itu tampaknya senasib dengan nasib program progam
yg lainnya, seperti : Program sawah pasang surut sejuta hektar di Kalimantan, atau
Dilarang merokok di tempat tempat tertentu. Gerakan Disiplin Nasional (GDN)
nampaknya kurang mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat, sikap hidup yang
terbiasa dilakukan ternyata tidak mudah diubah. Sikap hidup yang seenaknya saja atau
kumaha engke wae memang sudah membudaya bahkan menjadi budaya dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Bahkan pada beberapa daerah tertentu, bukan saja merokok disebarang
tempat, tetapi kebiasaan membuang puntung rokok dimana saja.
Kebiasaan yang merupakan sikap hidup masyarakat ternyata tidak dapat diubah hanya
dengan slogan, atau poster yang terpampang gede dibeberapa tempat. Kebiasaan tersebut
bahkan dikiaskan sudah hampir sama dengan seorang perokok dengan nikotin yang berada
didalam tubuhnya.
Peranan disiplin pada suatu bangsa
Dalam bahasa Indonesia sehari-hari kata disiplin sering dihubungkan dengan tindakan atau
perilaku yang mencerminkan ketaatan atau kepatuhan seseorang terhadap keteraturan,
misalnya bekerja tepat waktu, bekerja sesuai dengan prosedur, dan bekerja dengan semangat
dan konsistensi tinggi. Sosok perilaku disiplin ideal yang sering disebut adalah disiplin
militer yang sangat menjunjung tinggi prosedur pelaksanaan tugas yang dikombinasi dengan
hukuman yang berat jika terjadi pelanggaran. Jika dilacak menurut asal katanya, kata
disiplin berasal dari kata Latin discipulus (tunggal) atau discipuli (jamak) yang diadopsi
ke dalam bahasa Inggris menjadi disciple yang berarti murid. Dalam konteks pendidikan
Spartan seorang murid yang baik adalah mereka yang mengikuti peraturan secara sempurna,
jauh berbeda dengan gaya pendidikan Plato dan Socrates yang lebih demokratis dan
mengutamakan dialog dalam memahami kebenaran. Terlepas dari berbagai konotasi yang
terkandung di dalamnya, serta spekulasi etimologis yang menyertainya, kata disiplin sangat
erat berkaitan dengan ketaatan pada aturan yang telah ditetapkan, baik keteraturan waktu
maupun prosedur.
Wikipedia bahasa, Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek
memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah
pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman dimana hal ini bisa dilakukan pada
diri sendiri ataupun pada orang lain. Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan

seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku seseorang,
walaupun orang tersebut senang melakukan hal yang lain, disiplin yang artinya kepatuhan,
atau yang menyangkut tata tertib, disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudkan
keadaan.
Artinya bahwa kedisiplinan memerlukaan latihan, dan pembelajaran pada seseorang yang
belum mengenal perilaku yang harus dilakukannya. Meskipun demikian secara umum
kedisiplinan sebagai suatu norma yang berlaku secara umum, akan berkaitan erat dengan
mental dan perilaku kehidupan sehari hari. Dengan demikian bila memang disiplin
memerlukan latihan dan pembelajaran, maka hal itu dapat dilakukan kepada setiap orang
sejak berada dibangku sekolah.
Secara umum bangsa yang mencapai tingkat kemajuan yang pesat memiliki masyarakat yang
disiplin dalam pola kehidupan kesehariannya, karena dengan tingkah laku disiplin dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi termasuk dalam berproduksi. Meskipun demikian
masih banyak masyarakat beranggapan bahwa pola hidup disiplin adalah cara hidup robot,
dan tentunya anggapan ini tidak sepenuhnya benar.
Kebiasaan yang kita lakukan menentukan masa depan kita, kebiasaan yang baik dapat
menghasilkan sesuatu yang baik, begitu pula sebaliknya, namun untuk membiasakan
kebiasaan menjadi suatu sikap adalah sesuatu yang tidak mudah. Secara psikologis dapat
diungkapkan bahwa manusia memiliki sifat dasar sebagai berikut :
1. Manusia memiliki sifat sifat mendasar seperti : cenderung bermalas -malasan, ingin
hidup seenaknya mengikuti keinginan hatinya dan keinginan untuk melanggar
peraturan peraturan yang ada.
2. Kita selalu menganggap pekerjaan sebagai suatu kewajiban apapun beban yang harus
dilakukan, bukan sebagai kesenangan. Pepatah mengatakan kita akan lebih mudah
menerapkan disiplin diri jika kita mencintai apa yang kita kerjakan .
3. Manusia cenderung cepat bosan jika melakukan kegiatan yang sama dalam jangka
waktu lama.
Bagi suatu bangsa yang sedang dalam tahap membangun maka diperlukan sikap disiplin bagi
masyarakatnya, yang merupakan sikap dan perilaku yang diterapkan pada berbagai aktifitas
untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pekerjaannya. Dengan demikian sikap disiplin
diperlukan dalam rangka mencapai kemajuan suatu bangsa.
Gerakan Disiplin Nasional (GDN)
Gerakan Disiplin Nasional (selanjutnya disingkat GDN) adalah suatu usaha sadar yang
digagas oleh pemerintah Orde Baru waktu itu, untuk melembagakan budaya disiplin di dalam
masyarakat Indonesia termasuk kepatuhan di jalan raya. Ada tiga nilai disiplin yang ingin
dimasyarakatkan melalui GDN, yakni budaya tertib, budaya bersih dan budaya kerja.
1. Budaya Tertib.
Tertib merupakan suatu sikap yang sangat baik dalam sendi kehidupan kita. Tertib akan
menjadikan segalanya teratur dan menyenangkan. Tanpa adanya ketertiban, maka akan terjadi

kekacauan. Kita semua mengetahui bahwa keteraturan sesungguhnya diperlukan agar


lingkungan sekitar kita menjadi nyaman.

Contoh yag paling ringan, di perempatan atau pertigaan jalan biasanya dipasang lampu
pengatur lalu lintas (lampu APILL). Pemasangan lampu tersebut dimaksudkan agar lalu lintas
menjadi teratur dan tidak semrawut, sehinga kecelakaan dapat dihindari. Namun apabila hal
itu tidak dipatuhi maka jalan akan kacau yang akan memicu terjadinya kecelakaan. Kalau
kebetulan ada polisi yang sedang bertugas, semrawutnya jalan pasti tidak akan terjadi.
Tertib berlalu lintas memang harus ditegakkan. Banyak bentuk lain dalam hal ketertiban di
jalan raya, seperti memakai helm pengaman yang memenuh standar keselamatan, tidak
melebihi batas kecepatan maksimal, mematuhi rambu-rambu yang sudah ada serta aturan lalu
lintas yang lain, serta menjalan kendaraan di jalan dengan tidak melebihi beban..

Dalam hal ini mengemudi secara ugal-ugalan termasuk bentuk kategori ketidaktertiban
seorang pengendara di jalan raya, bahkan dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.
Demikian pula menerima telpon atau sms-an di dalam kendaraan yang sedang melaju, dapat
mengakibatkan kecelakaan.

Pedagang kaki lima pun banyak yang tidak berlaku tertib. Dengan alasan sebagai rakyat kecil
yang butuh makan, mereka seenaknya menempatkan lapak dagangannya di sepanjang trotoar
yang disediakan bagi pejalan kaki. Hal ini menyebabkan para pejalan kaki harus melalui
badan jalan yang jelas akan membahayakan dirinya. Itu pun kalau tepi jalan bersih, tidak
digunakan untuk parkir mobil atau motor.
Budaya tertib ternyata susah ditegakkan. Orang mungkin merasa enggan atau keberatan
melakukan budaya tertib yang seharusnya mudah dilakukan ini. Bahkan aparat pun terkadang
tidak berlaku tertib dalam melayani masyarakat. Jika ini sering terjadi, budaya tertib akan
sulit diwujudkan di lingkungan kita.
Bagaimana masyarakat mau tertib, bila aparat pemerintah yang seharusnya menjadi contoh
saja tidak dapat berlaku tertib. Itu bukan omong kosong adanya, namun sering terjadi. Sering
kita melihat pegawai pemerintah dengan seragam lengkap yang berangkat ke kantor di atas
jam 08.00. Tak jarang ada yang baru sampai kantor jam 09.00, pulangnya pun lebih cepat dari
waktu yang sudah ditentukan.
Terkadang ada juga yang sering keluyuran kesana kemari saat jam kerja. Entah itu di pusat
perbelanjaan, tempat wisata atau hanya sekedar dengan alasan ngopi di luar kantor. Saat
lebaran, ketika masuk kerja di hari pertama masih banyak yang mangkir dengan berbagai
macam alasan. Itu masih juga ditemukan adanya pungli (pungutan liar) di sejumlah instansi.
Yang satu ini, rasanya malah semakin membudaya dan sudah menjadi rahasia umum. Sangat
sulit sekali mengikis habis iuran tidak resmi semacam ini.
Tidak aparat pemerintah saja, masyarakatpun ternyata lebih banyak yang mengabaikan
budaya tertib, misalnya dalam hal membuang sampah. Pemerintah sudah sangat dipusingkan
oleh soal yang satu ini. Kira-kira akan terlihat bersih nggak ya kalau sampah masih
berserakan. Tentu tidak bukan? Terlebih di tengah kota, pasti akan membuat pemandangan
jadi jelek, kumuh dan menjijikkan. Walaupun sudah banyak tempat sampah tersedia, rasanya
itu tak lebih dari sekedar hiasan belaka.
Kesadaran masyarakat dalam membuang sampah masih perlu ditingkatkan agar kebersihan
dapat tercipta. Masyarakat perlu ditata ulang kesadarannya untuk membuang sampah pada
tempatnya, tidak sembarangan. Membuang sampah ke sungai pasti akan mencemari
lingkungan sungai itu sendiri.
Tak jarang, di berbagai sudut kota sering juga tercium aroma yang tidak sedap yang berasal
dari manusia. Siapa lagi kalau bukan orang kencing di sembarang tempat. Bau pesing pun
kadang tercium di pusat kota sehingga akan memperburuk citra kota yang bersangkutan.
Entah siapa yang berbuat seperti itu, yang jelas mereka bukanlah kategori binatang semacam
kuda penarik dokar atau andong.

Budaya tertib tak hanya bisa dilakukan di satu tempat saja. Di lingkungan sekolah, rumah
sakit, pertokoan, kantor-kantor, sarana transportasi, demikian juga di tempat-tempat umum
lainnya kita dapat berlaku tertib. Tertib pada diri sendiri, tertib pada orang lain, juga tertib
pada lingkungan. Masih banyak lagi contoh ketidaktertiban yang sering kita temui dalam
kehidupan sehari-hari.
Perwujudan budaya tertib menyangkut usaha menciptakan keteraturan berperilaku di tempat
umum seperti berkendaraan dan antri sebagai cerminan penghormatan yang dalam terhadap
hak-hak orang lain seperti penghargaan yang wajar terhadap hak-hak sendiri. Perwujudan
budaya bersih berhubungan dengan usaha untuk meningkatkan kebersihan diri dan
lingkungan, seperti kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Sedangkan upaya
mewujudkan budaya kerja berhubungan dengan usaha menciptakan keteraturan kerja yang
berorientasi pada prestasi dan hasil, salah satunya dengan memperhatikan uraian kerja dan
ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan. Dalam usaha mewujudkan kesemuanya itu, aparatur
negara ditempatkan di garda terdepan sebagai pelopor.
2. Budaya bersih.
Kita bangsa Indonesia memang harus mengakui bahwa belum menerapkan budaya bersih ini
dalam segala aspek, padahal sdiketahui pentingnya kebersihan ini dalam kehidupan kita,
bahkan dalam agama Islam bersih adalah sebagian daripada iman. Hidup bersih akan
berdampak pada jiwa kita, contohnya jika rumah kita bersih maka hati kita akan senang dan
terasa betah dirumah, demikian juga jika suasana kelas, lingkungan sekolah bersih
maka suasana belajar akan terasa lebih nyaman dan enak, sehingga hasil belajar akan lebih
maksimal
Orang bijak mengatakan bahwa, dirimu adalah apa yang kamu lakukan setiap hari, sesuatu
yang dilakukan berulang akan menjadi kebiasaan, kebiasaan yang diulang akan menjadi adat
atau budaya, adat yang diulang akan menjadi kepribadian, nah kalau sudah menjadi
kepribadian, maka akan menjadi landmark kita, apa yang selalu kita ulang tadi.
Ibarat kata pepatah yang sama kita mengetahuinya bahwa Rajin Pangkal Pandai, Hemat
Pangkal Karya, Bersih Pangkal Sehat. suatu ungkapan diketahui dan paham maksudnya.
Kaitan dengan Bersih Pangkal Sehat ini dan menjadi ungkapan budaya kita sejak dahulu
ternyata pada masa sekarang kurang diamalkan atau ditaati untuk dilaksanakan dalam
kehidupan sehari hari. Keadaan itu dapat kita jumpai dibeberapa penjuru kota di Indonesia,
banyak sampah yang tidak dibuang pada tempatnya, keadaan toilet dibeberapa tempat,

Budaya bersih belum menjadi tabiat bangsa kita, budaya bersih ini belum tertanam dalam

benak bangsa Indonesia, hal ini tercermin dalam sikap kehidupan kita sehari hari, seperti
cuci tangan sebelum makan atau setelah memegang barang kotor, cuci kaki sebelum tidur,
buang sampah sembarangan, menyiram toilet atau kebersihan kamar mandi, sampai dengan
kebersihan kamar. Ada taman dibangun dibiarkan terbengkelai, keadaan pasar tradisional
yang kumuh, coret coret disebarang tempat bahkan di jalan atau dipagar, dan masih banyak
situasi yang kita temukan disekeliling kita yang menunjukkan masyarakat belum menerapkan
budaya bersih. Tentu kesemua itu merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah untuk

diubah, dengan memasang pengumuman saja.


Karena semua
yang berkaitan dengan ketaatan hukum mengandung kepatuhan dan ganjaran, yaitu kita
memberikan penghargaan bila disiplin dan memberikan hukuman denda bila melanggar
aturan.Memberikan contoh merupakan pendidikan disiplin yang cukup efektif, misalnya
saja : sebenarnya anak akan bersih, jika dalam keluarga juga bersih, anak akan pengotor jika

dalam keluarga kotor, dan itu bisa dilihat disekitar


kita.
Mematenkan Budaya bersih sejak dini adalah kewajiban ORANG TUA, SEKOLAH,
LINGKUNGAN DAN NEGARA. untuk memberikan tuntunan terbaik tentang kebiasaan hidup
bersih ini sejak dini.3. Budaya KerjaBudaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari
pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang
dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita,
pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.
Dalam suatu organisasi Budaya Kerja mempunyai pengertian adalah nilai nilai yang
menjadi kebiasaan dan kekuatan, yang membudaya pada suatu organisasi, daan meliputi
kebiasaan dalam pengelolaan organisasi yang mencakup : pengembangan, perencanaan,
produksi, yang menghasilkan suatu pelayanan kepada pelanggan dalam bentuk pelayanan
yang berkualitas dan memuaskan. Kita bisa membayangkaan pada suatu organisasi yang
tidak mempunyai budaya kerja maka jelas organisasi tersebut tidak menghasilkan produksi
yang berkualitas, bahkan bisa jadi kuantitasnyapun rendah.
Indikator budaya kerja dapat segera dilihat dari penampilan dan cara bekerja, yaitu seperti :
rajin, ulet, disiplin, prodduktif, tanggung jawab, motivasi, bermanfaat, kreatifitas, dinamis,
konsekwen, konsisten, responsif, mandiri, dan masih banyak lagi kriteria yang bisa
diperlihatkan dari penampilan budaya kerja.
Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar
dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang
akan datang.

Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :


1. meningkatkan jiwa gotong royong
2. meningkatkan kebersamaan
3. saling terbuka satu sama lain
4. meningkatkan jiwa kekeluargaan
5. meningkatkan rasa kekeluargaan
6. membangun komunikasi yang lebih baik
7. meningkatkan produktivitas kerja
8. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.
Langkah Penerapan GDN di masyarakat.
Gambaran GDN tersebut diatas, sebagai program yang digulirkan pemerintah kepada
masyarakat, termasuk kepemerintahan sendiri, ternyata belum menghasilkan hasil atau
kemajuan yang dapat diacungkan jempol. Kesadaran pada disiplin belum sepenuhnya
dilaksanakan sebagai sikap dan perilaku yang menjadi budaya masyarakat Indonesia.
Meskipun diakui pada beberapa titik aktivitas menunjukkan perbaikan dan kemajuan seperti
di Bandara Internasional, dan beberapa Mall dan pusat perbelanjaan tingkat internasional,
tetapi sebetulnya itu didorong oleh tuntutan lingkungan, dan menjadi kebutuhan atau bila
tidak dapat menjadi bahan pembicaraan tingkat international.
Untuk membentuk karakter disiplin memang sebaiknya dimulai dari usia dini, disamping
lingkungan yang membawa kearah itu. Kita lihat dibeberapa negara yang lingkungannya dan
perilaku disiplin tinggi, ternyata kita orang Indonesia yang berkunjung ke negara tersebut ikut
terhadap aturan yang diterapkan, dan memang lingkungan membentuk kita untuk berlaku
disiplin.
Pada generasi muda mari kita mengajarkan dan memperkenalkan tentang membuang sampah
pada tempatnya. Ajaklah anak sejak dini mengunjungi tempat-tempat yang bersih dan penuh
pepohonan, ini akan merangsang otaknya tentang manfaat hidup bersih. Memperkenalkan
tentang tong sampah dan memberi pengertian bahwa membuang sampah itu membawa
kebaikan dan kesehatan serta beri contoh dengan cara anda membuang sampah pada
tempatnya didepan anak, serta mengajarkan anak mulai membersihkan kamar sendiri
sejak dini. Dengan demikian lingkungan dari keluarga menjadi penting dalam menerapkan
disiplin.
Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang ulang dan
terus menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan.
Disiplin diri dalam melakukan suatu tindakan yang dilakukan secara konsisten dan
berkesinambungan akan manjadi suatu kebiasaan yang mengarah pada tercapainya
keunggulan. Keunggulan membuat kita memiliki kelebihan yang dapat kita gunakan untuk
meraih tujuan hidup yang menentukan masa depan kita.
Selanjutnya perlu menyegarkan kembali ingatan kita tentang arti penting Gerakan Disipin
Nasional dan disiplin itu terlebih dahulu agar tidak terjadi pemahaman yang keliru sehingga
gerakan ini dapat diterima oleh masyarakat secara sadar dan ikhlas.
a

Anda mungkin juga menyukai