Anda di halaman 1dari 7

NORMA KEBIASAAN

Di susun Oleh :

IQBAL

&

RIZKY

Kelas : VII. 7

SMP NEGERI 1 TAMBELANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


Norma Kebiasaan

Norma Kebiasaan adalah suatu bentuk perbuatan yang dilakukan secara terus menerus
dengan bentuk yang sama, seacara sadar dengan tujuan yang jelas dan dianggap baik dan
benar. Norma kebiasaan disebut juga dengan folkways yang merupakan macam-macam
norma berdasarkan tingkatan norma sosial. Norma adat juga dapat didefinisikan sebagai
norma yang keberadaannya di masyarakat dapat diterima sebagai bentuk peraturan yang
mengikat meski tidak ditetapkan oleh pemerintah. Umumnya kebiasaan itu sering disamakan
dengan adat istiadat. Bea cukai adalah kebiasaan sosial yang sudah lama ada di masyarakat.

Contoh-Contoh Norma Kebiasaan 


Untuk memahami lebih jelas norma adat, kita bisa melihat contoh norma adat seperti di
bawah ini.

 Memberikan ucapan selamat dan hadiah kepada orang yang berprestasi, ulang tahun
atau yang sedang mengalami sesuatu yang bahagia,
 Gunakan pakaian bagus pada waktu pesta
 Berperilaku sopan santun
 Hormatilah sesepuh/yang lebih tua
 Syukuran kelahiran bayi 

 Upacara adat

Contoh Norma Kebiasaan – Manusia hakikatnya merupakan makhluk sosial dan tidak dapat
hidup tanpa adanya orang lain. Manusia memerlukan bantuan orang lain dalam menjalankan
kehidupannya agar berjalan dengan baik. Dalam menjalankan kehidupannya di tengah
masyarakat, manusia akan mendapatkan penilaian dari orang lain. Perilaku yang mereka
lakukan dapat dikatan baik atau buruk sesuai dengan penilaian mereka. Agar kehidupan
masyarakat dapat berjalan dengan seimbang, mereka memerlukan peraturan yang dapat
mengikat tindak-tanduk masyarakat. Peraturan yang ada di masyarakat dikenal sebagai
norma. Norma sendiri memiliki jenis yang beragam dan memiliki kaitan yang berbeda-beda.
Norma yang berada di tengah masyarakat menjadi landasan mereka dalam bertindak. Dengan
adanya norma, masyarakat tahu batasan dalam bertindak. Salah satu norma yang berlaku di
masyarakat adalah norma kebiasaan.
Berdasarkan namanya, norma kebiasaan terbentuk akibat kebiasan masyarakat yang
dilakukan secara terus-menerus di dalam kehidupannya.
Norma kebiasaan ini bahkan dilakukan secara turun-temurun tanpa adanya keseharusan
dalam melakukannya. Tidak ada peraturan ketat yang mengharuskan norma kebiasaan harus
selalu dilakukan setiap waktu.
Norma yang lahir dari kebiasaan ini dianggap baik karena mendatangkan keuntungan bagi
kelompok tertentu yang menjalankannya. Dalam menjalankan kebiasaan tersebut, masyarakat
tidak sadar bahwa kebiasaan yang mereka lakukan menjadi hal yang selalu dilakukan setiap
waktu dan dilakukan secara berulang. Kebiasaan yang lahir di tengah masyarakat inilah yang
membentuk norma kebiasaan di kehidupan bermasyarakat.

 Memberikan sebuah kado kepada seseorang yang sedang berulang tahun.


 Memilih jalur kiri saat berjalan dan berkendara.
 Mengadakan pengajian saat ada bayi yang terlahir di tengah keluarga.
 Pengajian saat ada orang yang meninggal.
 Melakukan upacara Ngaben.
Seperti acara pertukaran kado di hari kasih sayang. Dahulunya, masyarakat tidak mengenal
apa itu hari kasih sayang. Kini, masyarakat mengenal hari kasih sayang dengan baik dan
selalu melakukan pertukaran kado kepada orang terdekat dan kebiasaan memberikan coklat
kepada seseorang yang dianggap spesial. Dari kebiasaan itulah, kini hari kasih sayang selalu
diperingati setiap tahunnya. Jika kebiasaan yang membentuk norma kebiasaan masih
dianggap baik, kebiasaan tersebut akan terus lestari dan akan selalu dilakukan oleh
masyarakat. Hal tersebut tentunya tidak akan merugikan pihak manapun selama kebiasaan
tersebut melahirkan pemikiran yang baik.

Ciri-Ciri Norma Kebiasaan 

 Dilakukan secara terus menerus/berulang-ulang


 Bersifat adat istiadat
 Dilakukan secara sadar dan tujuan yang jelas 
 Mengikat walau tidak ditetapkan pemerintah. 

perilaku dan sanksi dari norma cara,kebiasaan,tata kelakuan,adat istiadat

1. Cara (Usage) adalah norma yang paling lemah daya mengikatnya. Cara atau usage
lebih menonjol dalam hubungan antar individu. Orang-orang yang melanggarnya paling-
paling akan mendapat cemoohan atau ejekan saja. Contoh: ketika selesai makan seseorang
bersendawa atau mengeluarkan bunyi sebagai tanda kekenyangan. Tindakan tersebut
dianggap tidak sopan, dan oleh karena orang tersebut akan mendapat ejekan/cemoohan.

2. Kebiasaan, adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama karena
orang banyak menyukai dan menganggap penting dan karenanya juga terus dipertahankan.
Daya mengikatnya lebih tinggi dibandingkan cara atau usage. Selain hanya merupakan soal
rasa atau selera belaka, kebiasaan merupakan tindakan yang berkadar moral kurang penting.
Bila orang tidak melakukannya, maka akan dianggap sebagai suatu penyimpangan terhadap
kebiasaan umum dalam masyarakat. Setiap perilaku yang menyimpang (berlainan) dari yang
umum selalu mengundang gosip atau tertawaan orang lain, namun tidak dihukum atau
dipenjara. Contoh, Jika mau masuk ke rumah orang harus permisi dulu dengan mengetuk
pintu, menghormati orang yang lebih tua, kebiasaan menggunakan tangan kanan ketika
hendak memberikan sesuatu kepada orang lain, dan sebagainya.

3. Tata Kelakuan, merupakan kebiasaan tertentu yang tidak sekedar dianggap sebagai
cara berperi laku, melainkan diterima sebagai norma pengatur. Tata kelakuan mencerminkan
sifat-sifat yang hidup dalam kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai alat kontrol oleh
masyarakat terhadap anggotanya. Tata kelakuan memaksakan suatu perbuatan sekaligus
melarang perbuatan tertentu. Pelanggaran terhadap tata kelakuan adalah sanksi yang agak
berat, seperti dikucilkan secara diam-diam dari pergaulan. Contoh: berciuman di depan
umum, berpakaian sangat minim dan sebagainya.

Adat Istiadat merupakan aturan yang sudah menjadi tata kelakuan dalam masyarakat
yang sifat kekal serta memiliki keterpaduan (integritas) yang tinggi dengan pola perilaku
masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menerima sanksi yang
keras yang kadang-kadang secara tidak langsung diperlukan. Contoh hukum adat yang
melarang terjadinya perceraian antara suami isteri yang berlaku di daerah Lampung. Suatu
perkawinan dinilai sebagai kehidupan bersama yang sifatnya abadi dan hanya dapat terputus
apabila salah satu meninggal dunia. Apabila terjadi perceraian, maka tidak hanya yang
bersangkutan yang tercemar namanya, tetapi seluruh keluarga dan bahkan seluruh suku.
Untuk menghilangkan kecemaran tersebut diperlukan suatu upacara adat khusus dan
membutuhkan biaya besar. Biasanya orang yang melakukan pelanggaran tersebut dikeluarkan
dari masyarakat itu. Juga keturunannya sampai dia dapat mengembalikan keadaan yang
semula

Adat-istiadat(Coustom) Adalah pola-pola prilaku yang diakui sebagai hal yang baik dan
dijadikan sebagai hukuman tidak tertulis dengan sanksi yang berat. Yang memberikan sanksi
orang yang mengerti seluk-beluk tentang adat, seperti pimpinan adat, pemangku adat, atau
kepala suku. Misalnya, dalam masyarakat dikenal dengan istilah “tabu” atau pantangan.
Sesuatu yang ditabukan berarti sesuatu yang tidak boleh dilanggar. Seandainya tabu/
pantangan itu dilanggar, bencana akan menimpa seluruh warga dan si pelaku akan dikenakan
sanksi yang berat.
Peraturan dapat diartikan sebagai suatu tatanan yang berisi petunjuk, kaidah atau
ketentuan yang dibuat untuk mengatur. Peraturan dibuat agar ditaati untuk menciptakan
suasana yang tertib. Bentuk-bentuk peraturan ada bermacam-macam mulai dari peraturan
yang sederhana sampai peraturan yang kompleks. Di lingkungan keluarga ada peraturan yang
harus kita taaati. Misalnya menonton televisi tidak sampai larut malam maupun rajin
membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah. Jika kita melanggar peraturan tersebut,
kita akan ditegur hingga mendapat sanksi dari orang tua kita. Begitu juga di lingkungan
sekolah ada peraturan-peraturan yang harus dipatuhi. Misalnya datang tidak boleh terlambat,
harus mengikuti upacara, harus memakai baju seragam, dan lain-lain.
Di tingkat yang lebih tinggi ada peraturan pemerintah daerah dan peraturan
pemerintah pusat yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat warga masyarakat. Jika
kita melanggarnya, maka sanksi yang akan kita terima bukan saja sanksi moral, melainkan
sanksi hukum.
Dalam lingkungan apa saja penerapan itu kita lakukan? Penerapan itu bisa kita
lakukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penerapan norma-norma,
kebiasaan, adat istiadat, dan peraturan yang berlaku itu pada dasarnya berkaitan dengan
penggunaan hak dan pemenuhan kewajiban. Marilah kita mulai dari lingkup yang paling
dekat, mulai dari hak dan kewajiban di rumah. Selanjutnya lebih luas dalam kehidupan di
sekolah, dalam kebidupan masyarakat, dan dalam kehidupan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai