Anda di halaman 1dari 75

RANCANG BANGUN SISTEM VAKUM UDARA

MENGGUNAKAN POMPA AIR

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Diploma
Tiga pada Politeknik Negeri Ujung Pandang

OLEH
FITRA DELITA RANGGA
342 09 058

I K M A L
342 09 069

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya yang diberikan selama ini kapadakami sehingga kami dapat
menyelesaikan satu tugas berat dalam rangka penyelesaian studi di Politeknik
Negeri Ujung Pandang.
Sebagai manusia biasa, kami sangat menyadari bahwa tugas akhir yang
sederhana ini masih banyak terdapat kekeliruan dan masih memerlukan perbaikan
secara menyeluruh, hal ini tidak lain karena keterbatasan ilmu dan kemampuan
yang dimiliki oleh kami dalam menyelasaikan tugas yang kami rasa kan cukup
berat, karenanya berbagai masukan dan saran yang sifatnya membangun sangatlah
diharapkan demi sempurnanya Tugas Akhir ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses awal hingga selesainya Tugas Akhir
ini, banyak sekali pihak yang telah terlibat dan berperan serta untuk mewujudkan
selesainya Tugas Akhir ini, karena itu pada tempatnyalah kami ingin
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada mereka secara moril maupun materil telah banyak membantu kami
merampungkan Tugas Akhir ini hingga akhir.
Pertama-tama ucapan terima kasih kami hanturkan secara khusus kapada
edua orang tua

yang kami hormati dan cintai yang telah membesarkan kami

dengan penuh kesabaran hingga kami dapat menyelesaikan studi pada jenjang
yang lebih tinggi juga kepada seluruh saudara kami, yang semangat serta
dorongannya selama ini.

Selanjutnya ucapan terima kasih kami hanturkan kepada Bapak Dr.


Pirman, M.Si, selaku Direktur Politeknik dan Bapak Muh. Tekad, S.T., M.T,
selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin, serta Bapak Sukma Abadi, S.T., M.T, selaku
Ketua Program Studi, yang selama ini membantu kami hingga dapat
menyelesaikan studi di Politeknik.
Selanjutnya ucapan terima kasih kami hanturkan kepada kedua
pembimbing kami Bapak Ir. Candra Buana,M.T., selaku pembimbing I dan Bapak
Ir. Herman Nauwir, M.T. selaku pembimbing II dimana keduanya dengan penuh
kesabaran memberikan bimbingannya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Juga kepada kawan stambuk 09 dan rekan satu tim saya yang senantiasa
memberikan dorongan agar cepat selesai dan ikut membantu Tugas Akhir ini.
Akhir kata bantuan dan budi baik yang telah penulis dapatkan,
menghaturkan terima kasih dan hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat
memberikan limpahan berkat yang setimpal. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
kita semua dan bagi penulis sendiri tentunya.
Makassar,

Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR JUDUL .........................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ........ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...................iii
KATA PENGANTAR ............iv
DAFTAR ISI .......vi
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ....x
DAFTAR GAMBAR ...xi
ABSTRAK ..xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Rumusan Masalah ....2
1.3 Tujuan Penelitian .3
1.4 Manfaat Penelitian ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Peralatan Pemindah Fluida ........4

2.2 Pompa ....6


2.3 Kompresor .9
2.4 Pompa Vakum .13
2.5 Vakum Udara .15
2.6 Pompa Pancar .16
2.7 Tekanan ..17
2.8 Nosel ....21
BAB III METODE PENELITIAN/DESAIN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...23
3.2 Alat dan bahan ..23
3.3 Prosedur Perancangan ...24
3.4 Metode Pengujian .27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil rancang bangun ..29
4.2 Tabel data hasil penelitian ....33
4.3 Analisa data pengujian ...34
4.4 Hasil analisa data 36

4.5 Grafik hasil analisa data .37


BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....41
5.2 Saran ..41
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

Desain rancang bangun

Lampiran

Tabel data hasil pengamatan

Lampiran

Tabel data hasil perhitungan

Lampiran

Grafik hasil analisa

Lampiran

Foto kegiatan

DAFTAR TABEL
halaman

Tabel 4.2

Data hasil penelitian .33

Tabel 4.4

Hasil analisa data ..36

DAFTAR GAMBAR
halaman

Gambar 2.1 Pompa putar minyak ..14


Gambar 2.2 Hubungan antar tekanan absolute, atmosfer, gage, dan vakum .19
Gambar 2.3 Contoh pengukuran tekanan dengan manometer ...20
Gambar 2.4 Contoh alat ukur tekanan dengan tabung Bourdon 21
Gambar 2.5 Konstruksi nosel .21
Gambar 4.1 Hasil rancang bangun 29
Gambar 4.5.1 Hubungan antara waktu dengan tekanan 37
Gambar 4.5.2 Hubungan antara waktu dengan daya 38
Gambar 4.5.3 Hubungan antara waktu dengan efisiensi ..39
Gambar 4.5.4 Hubungan efisiensi terhadap tekanan vakum ..40

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Desain rancang bangun

10

Lampiran

Tabel data hasil pengamatan

Lampiran

Tabel data hasil perhitungan

Lampiran

Grafik hasil analisa

Lampiran

Foto kegiatan

ABSTRAK

11

FITRA DELITA RANGGA (34209058), I K M A L (34209069). Rancang


Bangun Sistem Vakum menggunakan Pompa Air. Makassar. Pembimbing I;
Ir. Candra Bhuana M.T. Pembimbing II; Ir. Herman Nauwir M.T.
Sistem vakum merupakan suatu sistem untuk menghampakan suatu
ruangan atau suatu kemutlakan di bawah nol tekanan. Sistem ruang hampa
dikepung oleh atmosfir bumi. Untuk menciptakan ruang hampa pada penelitian ini
diperlukan pompa untuk mengeluarkan udara dari sistem. Kebutuhan ini
merupakan arti pekerjaan dasar dari vakum.
Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pompa air yang
mengalirkan air dengan tekanan aliran sebesar 20.000 N/m2 yang melalui nossel
sebagai pemisah antara air yang mengalir dan udara yang terhisap pada ruang
yang akan divakumkan. Aliran air yang didorong oleh pompa ini terus bersirkulasi
dan melalui nossel yang disambungkan pada ruang vakum hingga alat ukur pada
ruang yang ingin divakumkan menunjukkan angka dibawah nol.
Ketika penelitian diuji sebagai pengambilan data untuk mendapatkan hasil
pada hitungan waktu setiap 5 menit dapat dilihat pada alat ukur pada ruang yang
ingin divakumkan menunjukkan angka dibawah nol berarti udara yang pada ruang
tersebut ikut terhisap oleh aliran air sehingga ruang tersebut mengalami
punurunan daya tekanan udara.

12

BAB 1
PENDAHULUAN
1

Latar Belakang Masalah


Pemvakuman merupakan suatu proses untuk menghampakan udara pada

suatu ruang tertentu. Dimana untuk melakukan proses pemvakuman memiliki


banyak cara salah satunya ialah dengan menggunakan sistem tekanan air.
Pompa vakum merupakan suatu alat yang menjadi salah satu kebutuhan
dari beberapa industri begitu pun oleh khalayak umum. Hal tersebut dikarenakan
pompa vakum

memiliki banyak fungsi, yaitu sebagai sumber utama vakum

dipabrik susu kemasan sebelum dikemas dalam botol hal ini diperlukan agar susu
dapat bertahan lebih lama, begitupun pada pemvakuman botol kecap sebelum
dilakukan pengisian. Walaupun pompa vakum sangat dibutuhkan, pompa tersebut
belum banyak digunakan. Hal tersebut disebabkan karena pompa vakum
memerlukan biaya yang relatife tinggi dalam pengadaan maupun penggunaannya.
Agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi maka muncullah suatu gagasan
untuk membuat suatu

pompa vakum dengan menggunakan pompa air yang

prinsip kerjanya dipadukan dengan beberapa jenis pompa.


Pompa merupakan suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga
mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat
ketempat lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terjadi perbedaan
tekanan. Seperti yang telah kita ketahui pompa memiliki beberapa jenis
diantaranya pompa air dan pompa vakum.
Pompa vakum merupakan suatu alat atau mesin yang berfungsi untuk
memindahkan fluida atau udara dari suatu tempat yang terisolasi dari udara bebas

ke tempat yang lain. Tujuannya adalah untuk mendapatkan tekanan udara yang
lebih rendah dari tekanan atmosfir.
Dalam hal ini pompa vakum yang akan dibuat menggunakan pompa air
dimana daya penggerak yang dialirkan masuk ke dalam tabung pancar melalui
nossel dengan kecepatan yang tinggi, saat terjadi pemvakuman dalam tabung
pompa pancar, maka akibatnya fluida akan terisap dan bercampur dengan fluida
penggerak (pompa suplai).
Dalam perancangan system vakum ini harus dapat diketahui karakteristik
pompa yang digunakan dan disesuaikan dengan volume ruang vakum yang akan
divakumkan untuk mendapatkan system yang optimum.
2 Rumusan Masalah
1 Bagaimana merancang sistem vakum udara menggunakan pompa air?
2 Bagaimanakah cara kerja atau prinsip kerja alat vakum udara
3

menggunakan pompa air?


Bagaimana cara menghitung daya

dan efisiensi pompa

vakum

menggunakan pompa air?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah :
1 Merancang dan membuat suatu alat vakum udara menggunakan pompa
2

air.
Mengetahui cara kerja atau prinsip kerja alat vakum udara

menggunakan pompa air.


3 Mengetahui daya dan efisiensi pompa vakum yang menggunakan
4

pompa air.
Manfaat Penelitian
1
Bagi Mahasiswa/i :
1. Untuk menambah dan mendalami ilmu tentang sistem pemvakuman.

2. Sebagai sarana untuk melaksanakan salah satu praktikum dalam


2
1

laboratorium.
Bagi Program Studi :
Sebagai penerapan disiplin ilmu, untuk menyesuaikan relevansi dengan
keadaan lapangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peralatan Pemindah Fluida
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka didalam
fluida tersebut akan berbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan
mengalir diatas lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama
perubahan bentuk tersebut, terdapat tegangan geser, yang besarnya tergantung
pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu. Bila fluida
telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan hilang

sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada temperatur dan


tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu. Jika densitas hanya
sedikit terpengaruh oleh perubahan suhu dan tekanan yang relative besar, fluida
tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan
variabel temperature dan tekanan, fluida tersebut digolongkan compressible. Zat
cair biasanya dianggap zat yang incompressible, sedangkan gas umumnya dikenal
sebagai zat yang compressible.
Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah
fluida ini berada dibawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Di daerah yang
pengaruh gesekan dinding kecil, tegangan geser dapat diabaikan dan periakunya
mendekati fluida ideal, yaitu incompressible dan mempunyai viskositas 0. Aliran
fluida ideal yang demikian disebut airan potensial. Aliran potensial mempunyai 2
ciri pokok :
1. Tidak terdapat sirkulasi ataupun pusaran sehingga aliran potensial itu
disebut aliran irasional
2. Tidak terjadi gesekan sehingga tidak ada disipasi (pelepasan) dari energy
mekanik menjadi kalor
Prinsip-prinsip dasar yang paling berguna dalam penerapan mekanika fluida
adalah persamaan-persamaan neraca momentum linear dan momentum angular
(sudut), dan neraca energy mekanik. Persamaan-persamaan itu dapat dituliskan
dalam bentuk diferensial yang menunjukkan kondisi pada suatu titik didalam
elemen volume fluida, atau dapat pula dalam bentuk integral yang berlaku untuk
contoh volume tertentu atau massa tertentu.

Pemindahan fluida melalui pipa, peralatan, atau udara terbuka dilakukan


dengan pompa, kipas, blower, dan kompresor. Alat-alat tersebut berfungsi
meningkatkan energy mekanika fluida. Tembahan energy itu lalu di gunakan
untuk meningkatkan kecepatan, tekanan, atau elevasi fluida.
2.1.1

Pengukuran Aliran Fluida


Untuk melakukan pengendalian pada proses-proses industry, kuantitas
bahan yang masuk dan keluar perlu diketahui. Karena itu perlu diukur laju
aliran fluida pada pipa atau saluran. Berbagai jenis alat ukur dilakukan
unntuk itu, diantaranya :

2.1.2

1. Alat ukur yang didasarkan pada pengukuran volume langsung


2. Alat ukur dengan tangki tekanan variabel
3. Alat ukur penampung aliran
Perhitungan Laju Aliran Fluida
Persamaan yang digunakan :

q=

Dimana :

V
t

V = Volume air yang di tampung (m3)


t = Waktu yang dibutuhkan untuk aliran air (s)
q = Debit alir air (m3 / s)

2.2 Pompa
Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin
yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat
lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan.

Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan energi dari pemutar
atau penggerak ke cairan ke bejana yang bertekanan yang lebih tinggi. Selain
dapat memindahkan cairan pompa juga berfungsi untuk meningkatkan kecepatan,
tekanan dan ketinggian cairan.
Prinsip kerja pompa adalah mengisapdan melakukan penekanan terhadap
fluida. Pada sisi isap (suction) elemen pompa akan menurunkan tekanan dalam
ruang pompa sehingga akan terjadi perbedaan tekana antara ruang pompa dengan
permukaan fluida yang dihisap. Akibatnya fluida akan mengalir ke ruang pompa.
Oleh elemen pompa fluida ini akan didorong atau diberikan tekanan sehingga
fluida akan mengalir kedalam saluran tekan (discharge) melalui lubang tekan.
Proses kerja ini akan berlangsung terus selama pompa beroperasi.
Ada 2 kelompok utama pompa :
1. Positive Displacement Pump
Pada pompa jenis ini, volume tertentu zat cair tertangkap di dalam satu
ruang yang berganti-ganti diisi melalui pemasukan dan dikosongkan
pada tekanan yang lebih tinggi melalui pembuang.
2. Pompa sentrifugal
Pada jenis pompa ini energi mekanik zat cair ditingkatkan dengan aksi
sentrifugal. Pompa ini paling banyak digunakan di pabrik.
Pada pompa, densitas fluida konstan dan besar. Perbedaan tekanan
biasanya cukup besar dan konstruksinya harus kuat. Pompa dipasang untuk
memberikan energi yang diperlukan untuk menarik zat cair dari sumber dan
membuatnya mengalir dengan laju alir volumetric yang konstan pada waktu
keluar pada ketinggian tertentu diatas pompa.

2.2.1

Kerja yang dihasilkan oleh pompa


Dalam menentukan performa pompa, salah satu variabel yang perlu

dihitung adalah output daya, yang merupakan fungsi dari total total dynamic head
dan massa cairan yang dipompa pada rentang waktu tertentu. Daya tersebut
dinyatakan dalam kilowatt (kW) untuk satuan SI, dan horsepower (hp) untuk
satuan US.
Dalam satuan SI,
kW = HQ / 3.670 105
dimana : kW = Daya keluaran pompa (kW)
H = Head total pompa (m)
Q = Kapasitas (m3/s)
= Densitas cairan, kg / m3
dalam satuan US,
kW = HQs / 3.960 x 105
dimana : kW = Daya keluaran pompa (kW)
H = Head total pompa
Q = Kapasitas, gal/mnt
s = specific gravity, kg/m3.
Fraksi atau kebocoran menyebabkan adanya daya yang hilang di dalam pompa,
akibatnya input daya ke dalam pompa lebih besar dari daya keluarannya. Efisiensi
kerja pompa dinyatakan sebagai berikut :

Efisiensi pompa = (daya output) / (daya input)


2.3

Kompresor
Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor

udara biasanya mengisap udara dari atmosfir. Namun ada pula yang mengisap
udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Dikatakan
kompresor bekerja sebagai penguat. Sebaliknya ada kompresor yang mengisap
gas yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini kompresor
disebut pompa vakum.
2.3.1 Jenis-jenis kompresor
Kompresor terdapat dalam berbagai jenis dan model tergantung pada volume
dan tekanannya. Klasifikasi kompresor tergantung tekanannya adalah :
1. Kompresor (pemampat) dipakai untuk tekanan tinggi
2. Blower (peniup) digunakan untuk tekanan lebuh rendah
3. Fan (kipas) dipakai untuk tekanan sangat rendah
Atas dasar cara pemampatannya, kompresor dibagi atas jenis :
1. Jenis turbo (aliran)
Jenis ini menaikkan tekanan dari kecepatan gas dengan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan oleh kipas (impeler) atau engan gaya angkat
yang ditimbulkan oleh sudu-sudu.
2. Jenis perpindahan (displacement)
Jenis ini menaikkan tekanan dengan memperkecil atau
memampatkan volume gas yang diisap ke dalam silinder atau

stator oleh sudu. Jenis perpindahan terdiri dari jenis putar


(piston putar) dan jenis bolak balik (torak).
Beberapa jenis kompresor tersebut antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kompresor piston satu tahap


Kompresor piston dua tahap bentuk V
Kompresor piston dua tahap kerja ganda
Kompresor membran (diaphragma)
Kompresor sudu geser
Kompresor sekrup
Kompresor rppts blower
Kompresor aliran (turbin)
Kompresor piston banyak dipakai karena cocok untuk bidang tekanan

yang luas. Daerah takanan optimal untuk kompresor piston adalah :


a. Satu tahap sampai 400 kPa (4 bar)
b. Dua tahap sampai 1500 kPa (15 bar)
c. Multi-tahap diatas 1500 kPa (15 bar)
Daerah yang mungkin dicapai, tidak selamanya ekonomis dalam
pemakaiannya adalah :
a. Satu tahap sampai 1200 kPa (12 bar)
b. Dua tahap sampai 3000 kPa (30 bar)
c. Multi-tahap di atas 22000 kPa (220 bar)
2.3.2

Kriteria pemilihan kompresor


Karakteristik kompresor yang terpenting adalah :
a. Volume gas yang dikeluarkan dengan satuan m3 / min
b. Tekanan kerja dengan satuan bar.
kriteria yang lain adalah :
a. Desain
b. Tenaga : tipe penggerak

2.3.3

c. Kapasitas penyimpanan
d. Pendinginan
e. Kondisi dan lingkungan instalasi
f. Perawatan
g. Biaya
Instalasi kompresor
Unit kompresor portabel hanya dibutuhkan jika digunakan untuk tujuan

percobaan/pemeliharaan. Untuk pemakaian tyeang tetap, kompresor dipasang


permanen lebih disukai. Kompresor dan alat bantu harus selalu dipasang,
tergantung instruksi pabrik pembuatnya. Biasanya untuk mendapatkan anti
getaran dilakukan hal sebagai berikut :
a. Di pasang di tempat yang jauh,
b. Menggunakan fondasi terpisah
Kecuali kompresor kecil, kompresor dipasang diruangan tersendiri.
Pemeliharaan khusus yang harus dilakukan untuk menjaga agar kompresor
mendapatkan dingin, kering dan bebas debu. Bila lokasi pengambilan udara bersih
tidak tersedia, instalasi menggunakan filter yang dipasang pada ujung pipa
pengambilan udara. Pipa dari filter ke kompresor harus dibuat besar. Langkah ini
memungkinkan udara isap bersih disalurkan ke beberapa kompresor melalui kanal
isap bersama. Kondisi udara isap yang besih adalah satu faktuor yang menentukan
umur kompresor.
Ukuran bervariasi tergantung kebutuhan udara peralatan pneumatic yang
dihubungkan kesistem dan harus ditambah kapasitas cadangan untuk keperluan
peralatan pneumatic tambahan yang dihubungkkan dalam waktu pendek serta 1030 % untuk kebocoran-kebocorn yang terjadi. Kebutuhan udara dan ukuran

10

pembangkit udara bertekanan merupakan kegiatan perencanan yang sangat


penting dan bukan perkara yang sederhana. Biaya yang tidak diperlukan dalam
pembangkit udara bertekanan dapat dihindari oleh perencanaan yang matang.
Jika udara yang diperlukan besar, dapat memasang dua atau tiga kompresor
lebih baik dari pda satu unit kompresor. Kegagalan satu unit kompresor akan
menghasilkan seluruh peralatan komponen pneumatik gagal beroperasi atau
bekerja dalam waktu singkat karena kapasitas udara yang tersedia didalam tangki
hanya cukup bekerja dalam waktu beberapa menit. Pembangkit udara bertekanan
yang berisi beberapa unit, system pneumatik beroperasi secara kontinyu,
meskipun ada kegagalan satu mesin.
2.4

Pompa Vakum
Pompa vakum adalah suatu alat atau mesin yang berfungsi memindahkan

fluida dari suatu ruangan atau tempat yang terisolasi dari udara bebas ke tempat
yang lain. Tujuannya adalah untuk mendapatkan tekanan udara yang lebih rendah.
Prinsip kerjanya adalah memanaskan produk pada suhu yang bisa diatur,
disertai dengan penyedotan (pemvakuman) uap air dari produk yang dipanaskan
tersebut.
Seperti halnya pompa putar pada gambar 2.2, bejana yang akan dihampakan
disambungkan pada pipa A, yang menghubungkan langsung dengan ruang B. Bila
silinder eksetrik C berputar menurut arah yang ditunjukkan, titik kontak antara
silinder ini dengan dinding silinder sebelah dalam stasioner, bergerak keliling

11

menurut arah putaran jarum jam, seraya menjebak sejumlah udara didalam ruang
E.
Pelat peluncur D tetap kontak dengan silinder yang berputar itu berkar
tekanan batang F. Bila udara di dalam E sudah demikian cukup mampat sehingga
memperbesar tekanan sedikit diatas tekanan udara luar, katup G akan membuka
dan udara udara akan menggelembung melalui air lalu keluar melalui lubang H.
Silinder itu digerakkan oleh sebuah motor listrik kecil.

Gambar 2.1 Pompa Putar Minyak.


Seiring dengan berkembangnnya teknologi, pompa vakum dapat dimodivikasi
dalam bentuk yang beraneka ragam. Akan tetapi, pada dasarnya prinsip kerja
dari pompa vakum yang berabeka ragam itu tidaklah jauh berbeda yaitu dengan
membuata tekanan pada suatu lokasi jauh lebih rendah dari tekanan atmosfer.
Dengan adanya perbedaan tekanan ini maka akan terjadi aliran dari daerah
yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekana rendah. Dalam mekanisme
kerjanya unit pengisapan sering menggunakan prinsip-prinsip dinamika fluida

12

sehingga perhitungan debit maupun kecepatan suatu aliran fluida dapat


dihubungkan dengan unit pengisap. Debit, kecepatan, penampang, dan tekanan
merupakan dimensi yang saling berhubungan.
Hubungan antara luas penampang, tekanan dan kecepatan adalah bahwa
semakin besar luas penampangnya maka tekanannya semakin kecil sehingga
kecepatan aliran yang melewatinya juga semakin kecil.hal ini berlaku sebaliknya
yaitu jika luas penampangnya kecil atau menciut maka pada sisi penciutan akan
terjaditekanan yang lebih tinggi sehingga kecepatan alirannya menjadi besar.
2.5

Vakum Udara
Vakum berasal dari bahasa latin, vacuss yang artinya kosong. Jadi vakum

udara artinya menghampakan suatu ruangan atau suatu kemutlakan di bawah nol
tekanan. Sistem ruang hampa dikepung oleh atmospir bumi. Untuk menciptakan
ruang hampa diperlikan pompa untuk mengeluarkan udara dari sistem. Kebutuhan
ini merupakan arti pekerjaan dasar dari vakum.Vakum juga dapat diartikan
sebagai ruangan yang berisi gas bertekanan rendah atau dibawah tekanan
atmosfer. Keadaan vakum sebenarnya tidak berisi materi, tetapi dalam
penggunaan praktis, keadaan vakum dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Soft vacuum, bila ruangan bertekanan 10-2 Pa
2. Hard vacuum, bila tekanan di bawah 10-2 Pa
3. Ultrahigh vacuum, bila tekanan di bawah 10-7 Pa
Prinsip dasar sistem vakum, dimana proses tetap pada ruang hampa, aliran
cairan dan uap air sangat diperlukan pada langkah langkah untuk mencapai

13

keseimbangan dimana pada proses tersebut untuk menguapkan komponen yang


mudah menguap dan uap air diperkaya pada destilasi dalam vakum, dan tabung
tidak terhubung pada atmosfir atau udara.

2.6

Pompa Pancar
Pompa pancar (Jet Pump) atau ejektor adalah suatu pompa yang terdiri dari

sebuah tabung pancar dan venturi yang berbentuk konvergen divergen (diffuser).
Pada bagian konvergen dihubungkan dengan sebuah pipa yang berfungsi sebagai
pipa isap (suction fluid).
Prinsip kerja pompa jet adalah pada ejektor, fluida dialirkan melalui nossel
dimana arus mengecil karena perubahan penampang nossel, difuser yang
membesar secara perlahan ditempatkan didekat mulut nossel dalam ruang isap,
karena kecepatan arus yang meninggalkan mulut nossel bertambah besar maka
tekanan dalam arus akan turun, demikian pula didalam ruangan isap. Pada
difuser kecepatan berkurang sehingga tekanan naik kira-kira mendekati tekanan
atmosfer. Akibat kejadian tersebut maka tekanan dalam ruang hisap juga
menurun dibawah tekanan atmosfer, istilahnya terbentuk sedikit vakum yang
menyebabkan zat cair dari bejana bawah tersedot naik kedalam ruang hisap dan
terjebak oleh arus fluida yang menyemprot dari mulut nossel.
2.7

Tekanan

14

Tekanan (p) adalah gaya normal (tegak lurus) dalam satuan Newton (N)
yang terjadi pada suatu permukaan bidang dalam satuan luas (m2), secara
matematis ditulis:

Fnormal
A

dengan p adalah tekanan yang bersatuan Pascal (Pa) atau [N/m2] dalam satuan SI.
Tekanan dalam satuan Inggris adalah lbf/ft2 atau lbf/in2. Satuan turunan dari Pascal
(Pa) yaitu kilopascal (kPa), megapascal (Mpa), atau bar (1 bar = 105 Pa). Bentuk
lain satuan tekanan ialah tekanan berdasarkan tekanan atmosfer di permukaan
bumi. Nilai referensi standar untuk atmosfer dan dibandingkan dengan satuan
tekanan yang lain adalah:
1standar atmosfer (atm) 1,01325 x 10 5 Pa 14,696 lbf

in 2

Untuk suatu fluida dalam keadaan diam, tekanan dapat berbeda dari suatu
titik ke titik yang lain, misalnya perubahan tekanan atmosfer terhadap ketinggian
dan perubahan tekanan air terhadap kedalaman laut, danau, atau benda lain yang
berisi air. Selanjutnya untuk suatu fluida yang mengalir, gaya yang bekerja pada
bidang yang melintasi suatu titik dalam fluida dapat diuraikan menjadi tiga
komponen yang saling tegak lurus, yaitu satu komponen tegak lurus terhadap
bidang dan dua komponen sejajar bidang. Jika diberikan dalam basis luas bidang,
komponen yang tegak lurus (normal) terhadap bidang disebut tegangan normal

15

(normal stress), sedangkan dua komponen yang sejajar bidang disebut tegangan
geser (shear stress).
Tekanan yang dimiliki oleh suatu sistem disebut tekanan absolut dengan
simbol p(absolut), sedangkan tekanan absolut disekitar/setempat sistem disebut
tekanan atmosfer absolut dengan simbol patm(absolut). Perbedaan antara
tekanan absolut dengan tekanan atmosfer absolut disebut sebagai tekanan
gage/pengukuran (gage pressure) dengan simbol p(gage) atau tekanan vakum
(vacuum pressure) dengan simbol p(vakum). Istilah tekanan gage digunakan jika
tekanan sistem lebih tinggi dari tekanan atmosfer setempat,
p(gage) = p(absolut) patm(absolut)
Jika tekanan atmosfer setempat lebih tinggi dari tekanan sistem, maka digunakan
istilah tekanan vakum,
p(vakum) = patm(absolut) p(absolut)
Hubungan antara berbagai istilah pengukuran tekanan ditunjukkan pada
gambar 2.2 berikut ini.

16

Gambar 2.2 Hubungan antara tekanan: absolute, atmosfer, gage, dan vakum

Alat ukur yang sering/umum digunakan pada pengukuran tekanan ialah


manometer dan pipa Bourdon (Bourdon tube). Manometer seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.2 memiliki memiliki satu ujung terbuka ke atmosfer
dan satu ujung yang lain terhubung dengan bejana tertutup yang berisi gas dengan
tekanan yang seragam. Dengan perbedaan tekanan antara tekanan gas dan
atmosfer ialah

p p atm g L

17

yang mana adalah densitas cairan manometer, g adalah percepatan gravitasi, dan
L adalah perbedaan tinggi muka cairan manometer. Dalam berbagai aplikasi
cairan manometer dapat berupa air raksa (mmHg), air (mH2O), dll.

Gambar 2.3 Contoh pengukur tekanan dengan manometer

Untuk pipa Bourdon, diperlihatkan pada gambar 2.4, yang memperlihatkan


pipa melengkung dengan penampang elips di mana satu ujung terhubung dengan
tekanan yang diukur dan ujung yang lain terhubung ke penunjuk melalui sebuah
mekanisme. Jika fluida bertekanan memenuhi pipa, penampang pipa berbentuk
elips akan berubah menjadi lingkaran, dan pipa cenderung melurus. Pergerakan
semacam ini diteruskan dengan sebuah mekanisme ke jarum penunjuk.
Pergerakan jarum penunjuk dikalibrasi dengan tekanan yang diketahui, sehingga
dapat dibuat sebuah skala tekanan dengan satuan yang diinginkan. Pipa Bourdon
ini mengukur tekanan relatif terhadap tekanan lingkungannya, sehingga jarum

18

penunjuk akan menunjukkan angka nol (defleksi minimum) jika tekanan di dalam
sama dengan tekanan di luar pipa.

Gambar 2.4 Contoh alat ukur tekanan dengan tabung Bourdon

2.8

Nosel
Nosel adalah alat ukur mekanis yang dirancang untuk mengontrol arah atau

karakteristik dari suatu fluida mengalir saat keluar (atau masuk) suatu ruang
tertutup atau pipa melalui lubang. secara prinsip merupakan komponen yang
diperlukan untuk meningkatkan kecepatan dengan cara penyempitan penampang.
Pada gambar 2.5 diperlihatkan konstruksi nosel dimana penampang 1-1 adalah
diameter masuk dan pemampang 2-2 adalah diameter keluar.

19

Gambar 2.5 Konstruksi nosel


Rumus peningkatan kecepatan pada sabuah nosel adalah :
Q1=Q2
A1V1 = A2V2
(d1 2 /4)V1=(d22 /4)V2
V2= (d1/d2)2 V1
Keterangan :
V1 : Kecepatan aliran pada sisi masuk (m/s)
V2 : Kecepatan aliran pada sisi keluara (m/s)
d1 : Diameter sisi masuk (m)
d2 : Diameter sisi luar (m)
BAB III
METODE PENELITIAN / DESAIN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Perancangan alat sistem vakum dengan pompa air ini dilakukan di Bengkel
Listrik Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung
Pandang dan dilakukan mulai dari bulan Juni Oktober 2012.
3.2 Alat dan bahan

20

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk merancang bangun sistem
vakum dengan pompa air ini, yaitu :
1. Alat rancang bangun
a. Gergaji besi
b. Elektroda dan Las listrik
c. Bor besi
d. Pemotong pipa
e. baut
f. Cat
g. Lem
2. Alat pengujian
a. Alat ukur tekanan
b. Gelas ukur tekanan
c. Stopwatch
d. Termokopel

3. Bahan :
a. Bak penampungan air
b. Ruang vakum
c. Pompa air
d. Pompa jet
e. Pipa
f. Alat ukur

21

g. Katup

3.3 Prosedur perancangan


Rancang bangun sistem vacum ini terdiri dari beberapa bagian utama
antara lain:
1. Bak penampungan air
2. Pompa air
2
3. pipa saluran
air

4. pompa jet
5. pipa saluran vakum
1

6. Ruangan vakum
7. Katup
8. Alat ukur tekanan
9. Prinsip kerja alat

Gambar rancang bangun

22

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bak penampungan air


Pompa air
Katup
Alat ukur tekanan laju air
Nossel
Alat ukur kevakuman
Ruang vakum

Arah aliran air


arah aliran udara
arah aliran air dan udara

Prinsip Kerja :
Pada gambar satu menjukkan bak penampungan yang dimana bak
penampungan ini berfungsi sebagai penampungan air. Pada pompa berfungsi

23

mengjsap air dari bak penampungan yang dialirkan ke nossel, maka pada ujung
nossel terjadi perubahan tekanan tinggi, yang mengakibatkan terjadi perubahan
tekanan pada ujung nossel sehingga udara pada ruang vakum terhisap keluar
melalui pipa kapiler, sehingga udara bercampur dengan air mengalir melalui
saluran pipa buang selanjutnya bersirkulasi .

Mulai

Perancangan Desain

Persiapan Alat dan Bahan

Pembuatan dan perakitan


Diagram Alir Rancang Bangun sistem vakum udara menggunakan pompa
air

Pengujian

Tidak

Nilai keluaran
Ya
Kinerja alat

Selesai

24

3.4 Metode pengujian


3.4.1

Pengujian alat vakum udara dengan pompa air


Tahap selanjutnya yaitu melakukan proses pengujian pada alat yang
telah dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

25

Peralatan dan bahan disusun sesuai dengan susunan percobaan

Pompa air dihidupkan, katup aliran air dibuka penuh, dan


menyalakan alat ukur waktu (stopwatch)

Diadakan pengukuran bila aliran sudah stabil (manometer


stabil)

Membuka katup ruangan vakum

Diukur volume air, waktu bersamaan dengan pengukuran


tekanan aliran air dan ruangan vakum.

Diulangi hingga 14 kali dalam selang waktu 5 menit.

Hasil-hasil pengamatan dan pengukuran disajikan dalam lampiran


tabel data hasil pengamatan.

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil rancang bagun

7
Gambar 4.1. Hasil rancang
6 bangun

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

4.1.1

Bak penampungan air


5
Pompa air
Katup
Alat ukur tekanan laju air
Nossel
Alat ukur kevakuman
Ruang vakum

Pembuatan pipa saluran air 4

27

Konstruksi rangka saluran pipa air terbuat dari bahan pipa paralon.
Konstruksinya terdiri dari 2 bagian utama yaitu :

Saluran isap

Untuk pembuatan saluran hisap, pipa air yang digunakan adalah


pipa paralon yang berukuran inci. Dimana diperlukan 3 batang
pipa PVC, yaitu 1 pipa PVC berukuran panjang 40 cm untuk
konstruksi saluran pipa bagian pengisapan dari bak penampungan
air ke pompa, 2 pipa PVC berukuran panjang 50 cm, 100 cm
dan sebuah elbo berukuran 90 yang dihubungkan ke jetpump.

Saluran buang

Air yang telah mengalir dari jetpump untuk mengisap udara


dalam ruang vakum di alirkan ke saluran buang ke bak
penampungan.
Untuk pembuatan saluran buang pipa air yang digunakan pipa
PVC berukuran inci . Dimana diperlukan 5 batang pipa PVC
dan 4 buah elbo 90 , yaitu 1 pipa PVC berukuran 100 cm untuk
konstruksi saluran buang pipa air yang dari pompa jet. 4 batang
pipa PVC yang berukuran 50 cm,240 cm,30 cm,10 cm dan elbo
berukuran 90 untuk konstruksi sambungan pipa dari jetpump ke
bak penampungan air.

4.1.2

Pompa jet

28

Konstruksi pompa jet yang terbuat dari bahan besi yang dimana
dibuat nossel untuk meningkatkan tekanan pada laju aliran air dan
diujung nossel yang disambungkan pipa kapiler yang dimana pipa
kapiler dihubungkan ke ruang vakum untuk mengisap udara. Dengan
tinggi tekanan air pada ujung nossel megakibatkan udara dalam
ruangan vakum terhisap keluar dari ruang vakum dan ikut mengalir
bersama air.
4.1.3

Pembuatan pipa saluran vakum


Konstruksi rangka dari saluran pipa vakum terbuat dari bahan besi.
Untuk pembuatan saluran pipa vakum menggunakan pipa tembaga,
yang dimana diperlukan 1 batang pipa berukuran panjang 30 cm.
Yang dimana pipa tersebut dihubungkan ke ruangan vakum dan
pompa jet.

4.1.4

Ruangan vakum
Ruangan vakum terbuat dari besi plate ST-37 dengan ketebalan 2 mm.
dibuat

dengan

bentuk

persegi

empat,

disambung

dengan

menggunakan sistem pengelasan. Yang memiliki pipa saluran udara


yang terhubung dengan pipa saluran air.
4.1.5

Katup
Katup ini akan dipasang di dua saluran, saluran aliran masuk nossel
dan di saluran aliran udara vakum. Yang dimana katup yang berada
pada saluran aliran masuk bertujuan untuk menagatur laju aliran air,

29

sedangkan pada katup aliran udara pada ruang vakum bertujuan untuk
mengatur laju aliran pemvakuman.
4.1.6

Alat ukut tekanan


Alat ukur tekanan akan di pasang di dua tempat,di pipa saluran air
dan diruang vakum,bertujuan untuk melihat tekanan yang terjadi pada
saat pengujian.

30

4.2 Tabel Data Hasil Penelitian


Tabel 4.2.1 Data hasil penelitian dimana nilai Volumerata-rata dan wakturata-rata nya
konstan.

Waktu Pengujian

Tekanan Air

Tekanan Udara Vakum

No

( detik )

(N/m2)

( N/m2 )

300

20000

1693.19

600

20000

2539.79

900

20000

3386.39

1200

20000

5079.58

1500

20000

6772.78

1800

20000

8465.97

2100

20000

10159.16

2400

20000

11005.76

2700

20000

13545.55

10

3000

20000

15238.75

11

3300

20000

16085.34

12

3600

20000

16931.94

13

3900

20000

20318.33

14

4200

20000

23704.72

Volume air
(m3)

Waktu
Pengukuran
Volume (detik)

0.005

31,04

0.005

30,82

0.005

29,84

0.005

30,27

0.005

29,00

0.005

28,68

0.005

28,57

0.005

29,61

0.005

27,04

0.005

27,37

0.005

27,65

0.005

27,45

0.005

27,66

0.005

27,41

4.3 Analisa Data Pengujian

31

Untuk analisa data diambil data nomor 4 pada lampiran A1. Parameter yang
diketahui adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Waktu pengujian ( Tout )


Waktu rata-rata ( Tin )
Volume rata-rata ( Vin )
Volume ruang vakum ( Vout )
Tekanan air ( Pin )
Tekanan udara vakum ( Pout )
Tekanan absolut (Pabs)

:
:
:
:
:
:
:

1200 s
28.74 s
0.005 m3
0.012167 m3
20000 N / m2
5079.58 N / m2
1,013x105 N/m2

Sehingga diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :


a. Debit aliran air
q

V
T

0.005m3
28.74 s

=
b. Tekanan absolut :
Pinabs =
=
=
Poutabs =
=

0.000174 m3 / s
Pin + 1,013 x 105 N/m2
20000 N/m2 + 101300 N/m2
121300 N/m2
1,013 x 105 N/m2 - Pout
101300 N/m2 - 5079.58 N / m2

=
96220.42 N/m2
c. Daya yang digunakan :
Qin
=
Pinabs x q
=
211030 N / m2 x 0.000174 m3 / s
=
21.1030 J / s
d. Daya yang dihasilkan :

Qout

Pout||x V
T out

out

32

96220.42 N /m x 0.012167 m
1200 s

0.9756 J / s

e. Efisiensi vakum :

Q out
Q

0.9756 J /s
21.1030 J / s

x 100 %

x 100 %

4.6230 %

4.4 Hasil Analisa Data


N

qin

Pin

Pin abs

Qin

Pout

Pout abs

Vout

Tout

Qout

( m3/s )
0.00017

( N/m2)

(N/m2)

( J/s )
21.103

( N/m2 )

( N/m2 )

( m2)
0.0121

(s)

( J/s )

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

1693.19

99606.81

7
0.0121

300

4.0397

19.1

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

2539.79

98760.21

7
0.0121

600

2.0027

9.49

20000

121300

3386.39

97913.61

900

1.3237

6.27

33

Efis

i (%

0.00017

21.103

0.0121

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

5079.58

96220.42

7
0.0121

1200

0.9756

4.62

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

6772.78

94527.22

7
0.0121

1500

0.7667

3.63

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

8465.97

92834.03

7
0.0121

1800

0.6275

2.97

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

10159.16 91140.84

7
0.0121

2100

0.5281

2.50

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

11005.76 90294.24

7
0.0121

2400

0.4578

2.16

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

13545.55 87754.45

7
0.0121

2700

0.3954

1.87

10

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

15238.75 86061.25

7
0.0121

3000

0.3490

1.65

11

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

16085.34 85214.66

7
0.0121

3300

0.3142

1.48

12

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

16931.94 84368.06

7
0.0121

3600

0.2851

1.35

13

4
0.00017

20000

121300

0
21.103

20318.33 80981.67

7
0.0121

3900

0.2526

1.19

14

20000

121300

23704.72 77595.28

4200

0.2248

1.06

4.5 Grafik Hasil Analisa Data

34

Hubungan Waktu terhadap Tekanan Absolut


110000.00
100000.00
Pout abs (N/m2)

90000.00
80000.00
70000.00
0

1000

2000 3000

4000 5000

Waktu (detik)

Gambar 4.5.1 Hubungan antara waktu dengan tekanan


Untuk mencapai hasil tekanan vakum dimana pengujian yang dilakukan
setiap 5 menit sebanyak 14 kali, hasil pengujian dari gambar 4.5.1. ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi waktu yang digunakan maka semakin kecil
tekanan atau kemampuan untuk memvakumkan ruangan. Jumlah peningkatan
kevakuman pada 5 menit pertama sebesar 99606.81 N/m2 menit kelima sebesar
94537.22 N/m2, 5 menit keduabelas sebesar 84368.06 N/m2.

35

hubungan waktu terhadap daya yang dihasilkan


4.0000
3.5000
3.0000
2.5000
Qout ( J/s ) 2.0000
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
0

500 10001500200025003000350040004500
Waktu (detik)

Gambar 4.5.2 hubungan antara waktu dengan daya


Pada grafik gambar 4.5.2 dapat dilihat bahwa hubungan waktu terhadap
daya yang dihasilkan pada 5 menit pertama dengan nilai 4,0397 J/s ke 5 menit
kedua dengan nilai 2,0027 J/s mengalami penurunan daya hingga 5 menit ketiga
dengan nilai 1,3237 J/s. Dan pada 5 menit keempat dengan nilai 0,9756 J/s. Dari
beberapa hitungan waktu terhadap daya yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa
daya yang dihasilkan pada pemvakuman disetiap detiknya mengalami penurunan.

36

Hubungan Waktu terhadap Efisiensi


20.0000
15.0000
( % ) 10.0000
5.0000
0.0000
0

500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500


Waktu (detik)

Gambar 4.5.3 hubungan antara waktu dengan efisiensi


Hubungan waktu terhadap efisiensi yang terlihat pada grafik gambar 4.5.3
pada 5 menit pertama dengan nilai 19,1429 ke 5 menit kedua dengan nilai 9,4901
mengalami penurunan efisiensi hingga pada 5 menit ketiga dengan nilai 6,2725 .
Dan pada 5 menit keempat dengan nilai 4,6230 ke 5 menit kelima dengan nilai
3,6333. Dari beberapa hitungan waktu dan nilai efisiensi yang didapatkan pada
pengujian kevakuman yang digambarkan pada grafik gambar 4.5.2 dapat
disimpulkan bahwa hubungan waktu terhadap efisiensi pada pemvakuman udara
bertolak belakang karena apabila waktu yang digunakan semakin naik maka
efisiensinya semakin turun.

37

Hubungan Tekanan Vakum terhadap Efisiensi


20.0000
15.0000
(% ) 10.0000
5.0000
0.0000
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
P (inHg)

Gambar 4.5.4 Hubungan Tekanan Vakum terhadap Efisiensi


Terlihat gambar 4.5.4 pada hubungan tekanan vakum terhadap efisiensi
menggambarkan bahwa pada awal menit ke 5 nilai tekanan vakum menunjukkan
0.5 inHg dan efisiensi yang di dapat mencapai 19.1429 %. Kemudian pada menit
ke 10 tekanan vakum menunjukkan

0.75 inHg dan efisiensi yang didapat

mencapai 9.4901 %, dari menit ke 5 dan menit ke 10 dapat dilihat penurunan


efisiensi yang sangat jauh. Dan kemudian pada menit ke 15 tekanan vakum
menunjukkan 1 inHg dan efisiensi didapat mencapai 6.2725 %. Pada menit ke 20
tekanan vakum menunjukkan 1.5 inHg dan efisiensi yang didapat mencapai
4.6230 %. Dari hasil yang didapat untuk efisiensi terhadap tekanan vakum dapat
dilihat bahwa semakin tinggi tekanan vakum maka efisiensi semakin menurun.

38

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan, pengujian, perhitungan, dan pembahasan
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil rancang bangun yang diperoleh berupa system pompa vakum
menggunakan pompa air yang memiliki fungsi sama dengan pompa
vakum.
2. Prinsip kerja alat vakum udara menggunakan pompa air ialah dengan
mengatur tekanan aliran air yang melalui nossel sehingga dengan tekanan
aliran yang sesuai, udara pada ruang vakum dapat terhisap.
3. Berdasarkan data pengujian dan perhitungan yang diperoleh menunjukkan
bahwa daya dan efisiensi tidak konstan atau berubah-ubah pada tingkat
kevakuman ruang tersebut.
5.2. Saran
Dari hasil perancangan dan penelitian dapat disarankan sebagai berikut :
1. Untuk memperlancar daya hisap pada ruang vakum yang dipengaruhi oleh
laju aliran air maka perlu digunakan pompa air dengan kapasitas yang
lebih besar.
2. Untuk pembuatan perlu dipertimbangkan kesesuaian antara pompa air dan
ruang vakum yang digunakan.

39

DAFTAR PUSTAKA

Parapat, Donal Hendrik. 2009. Rancang Bangun Konstruksi Alat


Pengering Vakum. Universitas Sumatera Utara : Medan
Makhsud, Abdul. 2008. Desain dan Pengujian Prestasi Pompa Pancar
(Jet Pump). Universitas Muslim Indonesia : Makassar
Musa, La Ode. 2008. Mesin Fluida Teknik Konversi Energi. Politeknik
Negeri Ujung Pandang : Makassar
Wahyupurwito, Arief. 2008. Jenis-jenis kompresor. Universitas Sumatera
Utara:Medan.(Online)
(http://ariefwahyupurwito.files.wordpress.com/2008/09/kom
pres or/
pdf, 12 Okteber 2012)
Rudianto, Rohmad. 2012. Aliran Fluida. Universitas Brawijaya : Malang
(Online),(http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wpcontent/uploads/2012/05/alf-aliran-fluida.pdf,
18
Oktober 2012)

40

LAMPIRAN A
( desain rancang bangun )

41

42

43

44

45

46

47

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bak penampungan air


Pompa air
Katup
Alat ukur tekanan laju air
Nossel
Alat ukur kevakuman
Ruang vakum

Arah aliran air


arah aliran udara
arah aliran air dan udara

48

LAMPIRAN B
( tabel data hasil pengamatan
)

49

Waktu Pengujian

Tekanan Air

Tekanan Udara Vakum

No

( detik )

(N/m2)

( N/m2 )

300

20000

1693.19

600

20000

2539.79

900

20000

3386.39

1200

20000

5079.58

1500

20000

6772.78

1800

20000

8465.97

2100

20000

10159.16

2400

20000

11005.76

2700

20000

13545.55

10

3000

20000

15238.75

11

3300

20000

16085.34

12

3600

20000

16931.94

13

3900

20000

20318.33

14

4200

20000

23704.72

Volume air
(m3)

Waktu
Pengukuran
Volume (detik)

0.005

31,04

0.005

30,82

0.005

29,84

0.005

30,27

0.005

29,00

0.005

28,68

0.005

28,57

0.005

29,61

0.005

27,04

0.005

27,37

0.005

27,65

0.005

27,45

0.005

27,66

0.005

27,41

50

LAMPIRAN C
( tabel data hasil
perhitungan )

Pin
N

qin

(N/m2

Pin abs

Qin

Pout

Pout abs

Vout

Tout

Qin

Efisiens

( m3/s )
0.00017

(N/m2)
12130

( J/s )
21.103

( N/m2 )

( N/m2 )
99606.8

( m3 )
0.0121

(s)

( J/s )
4.039

i (%)

20000

1693.19

300

19.1429

51

0.00017

12130

21.103

98760.2

0.0121

2.002

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

2539.79

1
97913.6

7
0.0121

600

7
1.323

9.4901

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

3386.39

1
96220.4

7
0.0121

900

7
0.975

6.2725

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

5079.58

2
94527.2

7
0.0121

1200

6
0.766

4.6230

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

6772.78

2
92834.0

7
0.0121

1500

7
0.627

3.6333

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

8465.97
10159.1

3
91140.8

7
0.0121

1800

5
0.528

2.9735

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

6
11005.7

4
90294.2

7
0.0121

2100

1
0.457

2.5023

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

6
13545.5

4
87754.4

7
0.0121

2400

8
0.395

2.1691

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

5
15238.7

5
86061.2

7
0.0121

2700

4
0.349

1.8739

10

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

5
16085.3

5
85214.6

7
0.0121

3000

0
0.314

1.6540

11

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

4
16931.9

6
84368.0

7
0.0121

3300

2
0.285

1.4888

12

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

4
20318.3

6
80981.6

7
0.0121

3600

1
0.252

1.3512

13

4
0.00017

20000

0
12130

0
21.103

3
23704.7

7
77595.2

7
0.0121

3900

6
0.224

1.1972

14

20000

4200

1.0652

52

LAMPIRAN D
(grafik hasil analisa)

53

Hubungan Waktu terhadap Tekanan Absolut


110000.00

100000.00

Pout abs (N/m2)

90000.00

80000.00

70000.00
0

500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500


Waktu (detik)

54

hubungan waktu terhadap daya yang dihasilkan


4.0000
3.5000
3.0000
2.5000
Qout ( J/s )

2.0000
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
0

500

1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500


Waktu (detik)

55

Hubungan Waktu terhadap Efisiensi


20.0000

15.0000

(%)

10.0000

5.0000

0.0000
0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

Waktu (detik)

56

4500

Hubungan Tekanan Vakum terhadap Efisiensi


20.0000

15.0000

(% )

10.0000

5.0000

0.0000
0

0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

5.5

6.5

P (inHg)

57

LAMPIRAN E
( foto kegiatan )

58

Gambar pemasangan pipa

59

Gambar pegeleman katup pada pipa kapiler

60

Gambar pemasangan alat ukur

61

Gambar Pengujian

62

Gambar alat ukur tekanan

63

Anda mungkin juga menyukai