Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum

Respirasi Hewan

XI-IPA
Nama :

Andrew Wangsa P.
Desi V.
Jhony Prabowo
Jonathan Sebastian M.
Vania Amadea Soeprajitno

SMA Kristen Petra Kediri


2014/2015

Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, sebab berkat kasih dan rahmatNya
kami sekelompok dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan ini dengan tepat.

Laporan ini dibuat melalui praktikum serta acuanacuan yang didapat dari berbagai sumber serta pihakpihak lain yang membantu menyelesaikan laporan ini.

Laporan ini mengenai praktikum menggunakan


hewan berupa jangkrik dan belalang. Tujuan dari
praktikum ini yaitu mengetahui banyaknya oksigen
yang diperlukan serangga dalam melakukan respirasi.
Laporan penelitian ini pula bukanlah laporan yang
sempurna serta masih banyak kekurangan-kekurangan
dalam laporan ini. Sehingga bila terdapat kata-kata
yang kurang berkenan, penyusunan laporan yang
kurang tepat, mohon untuk dimaafkan. Terimakasih.

Daftar Isi
Halaman Judul

____________________________ 1

Kata Pengantar

____________________________ 2

Daftar Isi

____________________________ 3

Daftar Tabel

____________________________ 4

Daftar Gambar dan Foto ____________________________ 4


Pendahuluan
o Latar Belakang

____________________________ 6

o Rumusan Masalah

____________________________ 7

o Tujuan Penelitian

____________________________ 7

o Hipotesis

____________________________ 7

Dasar Teori
8

____________________________

Metode Penelitian
o Alat dan Bahan

____________________________ 11

o Langkah kerja

____________________________ 12

Hasil dan Pembahasan


o Hasil

____________________________ 13

o Pembahasan

____________________________ 14

Kesimpulan dan Saran


o Kesimpulan
15

____________________________

o Saran
15
Daftar pustaka

____________________________
____________________________ 16

Daftar Tabel

Tabel pengamatan oksigen pada serangga

_____________

12
Tabel pengamatan oksigen jangkrik
Tabel pengamatan oksigen belalang
13

Daftar Gambar

_____________ 13
_____________

Pendahuluan

Latar Belakang

Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi


yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa
berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan
fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari,
respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun, istilah
respirasi mencakup prosesproses yang juga tidak tercakup
pada istilah pernapasan.
Respirasi terjadi pada semua
tingkatan organisme hidup,
mulai dari individu hingga satuan
terkecil, sel. Apabila pernapasan
biasanya diasosiasikan dengan
penggunaan oksigen sebagai
senyawa pemecah, respirasi
tidak melulu melibatkan oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang
dialami SET sebagai unit penyimpan energi kimia pada
organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam
lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa
molekul sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm
(melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP
atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya,
berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi)
dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa
terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia
memerlukan oksigen sebagai oksidatornya. Reaksi yang
demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun, banyak
proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut
respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah
dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces

cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang


(atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator.

Rumusan Masalah

Berapa banyak oksigen yang diperlukan oleh serangga?


Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pernafasan pada
serangga?

Tujuan Penelitian
:
Mengetahui banyaknya oksigen yang diperlukan oleh serangga
untuk respirasi.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi pada
serangga.

Hipotesis

Dugaan pertama kali dari kelompok kami adalah kecepatan bernafas


kedua serangga adalah sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan bernafas serangga
mungkin hanya memberi sedikit selisih dari kedua serangga ini.

Dasar Teori

Sistem pernapasan atau sistem respirasi


adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran
gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan
umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk
membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi
pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga
mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan
ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahka n
pohon pun memiliki sistem pernapasan.

Corong hawa
(trakea) adalah alat
pernapasan yang dimiliki
oleh serangga dan
arthropoda lainnya.
Pembuluh trakea
bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar
(eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk
pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak
berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel
mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga
membuka dan
menutupnya spirakel
terjadi secara teratur.
Pada umumnya
spirakel terbuka
selama serangga
terbang, dan tertutup
saat serangga
beristirahat.

Oksigen dari luar masuk lewat spirakel.


Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh
trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi
menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga
dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian
dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan
dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas
terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini
mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem
pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.


Sistem pernafasan pada serangga mengenal
dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.
Digunakan alat/organ yang disebut spirakulum (spiracle),
juga tabung-tabung trakhea dan trakheola. Tekanan total
dari udara sebenarnya merupakan jumlah tekanan gas N2,
O2, CO2 dan gas-gas lain. O2 sendiri masuk ke dalam
jaringan dengan satu proses tunggal: adanya tekanan
udara dalam jaringan. Tekanan O2 dengan demikian harus
lebih besar daripada tekanan udara dalam jaringan,
sebaliknya tekanan CO2 dalam jaringan harus lebih besar
dibanding yang ada di udara.(lihat gambar sel respirasi).
Laju diffusi diukur dengan rumus 1/d (sebagai suatu
peristiwa diffusi pasif).

Pada umumnya serangga akuatik kecil luas


permukaan tubuhnya lebih
besar daripada volumenya,
sehingga diffusi O2 dapat
berjalan dengan baik
berhubung luas permukaan
yang cukup untuk
akomodasi aliran O2 dari
luar tubuh. Sebaliknya
pada serangga yang
ukurannya lebih besar,
harus dibantu dengan
menggunakan kantung
udara (air-sacs), yang
mengumpulkan udara dengan mekanisme kontraksi, yang
harus didukung oleh suatu sistem pemanfaatan energi.
Contohnya pada beberapa jenis belalang yang mampu
hidup di dalam air.

Sistem respirasi terbuka banyak digunakan oleh


serangga-serangga darat dan beberapa jenis serangga air,
sedang sistem tertutup digunakan oleh serangga air, yang
tidak menggunakan spirakulum, antara lain untuk
mencegah supaya jangan terjadi evapotranspirasi.

Mekanisme Pernapasan Pada Serangga


Jika otot perut belalang berkontraksi maka
trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar.
Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka
trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan
udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar
sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke
trakea.

Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan


mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya
mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari
tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya
berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk
mengangkut gas pernapasan.

Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan


sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada
serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh
dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan
air untuk mengambil udara. Serangga air tertentu
mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam
di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp.
mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai
rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2
dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke
sel-sel pernapasan.

Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai


insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air,
atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus
serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen
diedarkan melalui
pembuluh trakea.

Metode Penelitian

Alat dan Bahan


:
Respirometer sederhana dengan pipa berskala
Stopwatch
Pipet tetes
Kapas
Vaselin
Cairan pewarna merah
Seekor jangkrik
2 ekor belalang kecil
Kristal NaOH
Penjepit

Langkah Kerja
:

Bungkus Krisal NaOH dengan kapas, kemudian masukkan ke


dalam tabung respirometer.
Kemudian masukkan jangkrik yang sudah ditimbang kedalam

respirometer.
Tutup tabung respirometer kemudian sambungan pentutupnya
diberi vaselin agar tidak ada udara yang masuk dan keluar.
Tetesi cairan pewarna merah pada ujung pipa respire meter
dengan menggunakan pipet tetes secukupnya.
Ukur pergerakan cairan pewarna merah dengan menggunakan
stopwatch secara berkala (2 menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit, 10
menit).

Tabel Data

Na
ma
Org
anis
me

Jangk

B
e
r
a
t

Oksigen yang dibutuhkan


(dalam menit)
2
4
6
8
1

0,
1
4

0,
3
1

0,
4
4

0,
5
1

0,
5
8

0,
2
3

0,
4
6

0,
5
9

0,
6
8

0,
7
5

rik

0,
5
gr
a

2
Ekor
belal
ang
kecil

m
0,
3
gr
a
m

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Jangkrik

: Hasil dari pencatatan oksigen yang dibutuhkan

oleh jangkrik dalam waktu 10 menit adalah

Na
ma
Org
anis
me

Jangk

B
e
r
a
t

Oksigen yang dibutuhkan


(dalam menit)
2
4
6
8
1

rik

0,
5
gr
a

0,
1
4
m
l

0,
3
1
m
l

0,
4
4
m
l

0,
5
1
m
l

0,
5
8
m
l

m
0,31 ml

Belalang

: Hasil dari pencatatan oksigen yang dibutuhkan

oleh 2 ekor belalang dalam waktu 10 menit adalah

Na
ma
Org
anis
me

2
ekor
belal
ang
kecil

B
e
r
a
t

0,
7
g
ra
m

Oksigen yang dibutuhkan


(dalam menit)
2

1
0

0
,
2
3
m
l

0
,
4
6
m
l

0
,
5
9
m
l

0
,
6
8
m
l

0
,
7
5
m
l

Pembahasan :
Pertanyaan dan Jawaban :
1. Apakah fungsi Eosin?

Pada praktikum kami eosin diganti dengan cairan


pewarna merah, Fungsi eosin sama dengan cairan
pewarna merah yaitu sebagai indikator oksigen yang
dihirup oleh organisme percobaan (jangkrik) pada
respirometer. Saat jangkrik menghirup oksigen maka
terjadi penurunan tekanan gas dalam respirometer
sehingga eosin/cairan perwana merah bergerak masuk
ke arah respirometer.

1. Bagaimana cara mengukur volume udara yang dihirup


jangkrik?

Dengan melihat skala pada pipa respirometer. Volume


dihitung berdasarkan selisih posisi awal eosin dengan
dengan posisi terakhir eosin pada pipa berskala, dan
dihitung per satuan waktu (menit).

1. Apakah fungsi dari Kristal NaOH?

Fungsi dari Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu


sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer
menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial gas
dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa
bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup
serangga tidak bisa diukur.

1. Pada percobaan ini faktor-faktor apa saja yang


mempengaruhi respirasi pada serangga?

Berat tubuh, Semakin berat tubuh suatu


organisme, maka semakin banyak oksigen yang
dibutuhkan dan semakin cepat proses
respirasinya.
Ukuran tubuh, Makin besar
ukuran tubuh maka
keperluan oksigen makin
0,235 ml
banyak.
Kadar O2, Bila kadar
oksigen rendah maka
frekuensi respirasi akan meningkat sebagai

kompensasi untuk meningkatkan pengambilan


oksigen.
Aktivitas, Makhluk hidup yang melakukan aktivitas
memerlukan energi. Jadi semakin tinggi
aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan
energinya, sehingga pernafasannya semakin
cepat.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Kesimpulan Praktikum Respirasi Hewan :

Kesimpulan yang kami dapat yaitu kecepatan respirasi

serangga berbeda-beda tergantung dari beberapa faktor tersebut. Dalam


10 menit jangkrik membutuhkan oksigen sebanyak 0,58 ml. Sedangkan 2
ekor belalang selama 10 menit membutuhkan oksigen sebanyak 0,75 ml.

Saran:

Pada saat penutupan dengan Vaseline sempat terjadi

kebocoran dimana carian perwarna merah tidak bisa berjalan


kedalam melainkan menetes keluar. Sehingga saran dari kelompok
kami untuk penutupan dengan vaselin usahakan tidak terlalu tebal
namun merata.

Daftar Pustaka

http://2.bp.blogspot.com/_w5_xsRx5vPw/Sf5hpK1N2MI/AAAAAAAAACo/EjB_
6hwLOY4/s1600-h/serangga+2.gif

http://3.bp.blogspot.com/-2rH7E7CmoM/UoQRhL1fJOI/AAAAAAAAAY4/gxUarxUl3yY/s1600/Bagian+Pernafasa
n.png

http://ginapodia.blogspot.com/2009/05/sistem-respirasi-serangga.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Respirasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan

http://image.slidesharecdn.com/bab7sistempernafasan-131004094501phpapp01/95/bab-7-sistem-pernafasan-15-638.jpg?cb=1380899230

http://opensource.telkomspeedy.com/repo/abba/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/Image/2-8a-2.jpg

Anda mungkin juga menyukai