: SETYANINGTYAS
KELAS : 2A
NIM
: 1401100038
Reporter : Oki
Update : Dede Suryana
Sumber : Rimanews
Rimanews - Dua rumah elit di kawasan Cikini, Jakarta Pusat digerebek Jajaran Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya karena diduga melakukan
praktik aborsi terselubung.
Dua rumah tersebut terletak di Jalan Cimandiri No.7, dan di Jalan Cisadane No.19 Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.
Kepala Sub Direktorat Sumdaling Reskrimsus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Adi Vivid mengatakan, penggerebekan dilakukan
pada Jumat (19/2/2016) lalu. Penggerebekan berawal dari adanya laporan mengenai banyaknya tawaran aborsi yang disampaikan via
internet.
"Tercatat ada sembilan website yang menawarkan jasa aborsi," kata Adi di lokasi penggerebekan.
Dia mengaku sudah mencurigai praktik aborsi yang ditawarkan ilegal. Sebab, pengelola tidak mau menyebutkan secara jelas lokasi
kliniknya.
"Saat kami menanyakan lokasi, mereka langsung mengajak bertemu di KFC Cikini. Kalau yang memiliki izin tentu akan menyarankan
pasiennya untuk datang langsung ke kliniknya," ujar dia.
Adi menyebutkan, pihaknya juga menggerebek satu klinik lainnya yang berlokasi di Jalan Cisadane, masih di kawasan Cikini. "Kami
mensinyalir masih banyak klinik lain yang tidak berizin atau izinnya sudah mati," kata dia.
Khusus klinik aborsi ilegal yang berlokasi di Jalan Cimandiri, Adi menyebut mereka sudah beroperasi sekitar lima tahun. Ia memastikan,
pengacara yang tercantum di plang yang digunakan tidak terlibat. Pengacara yang namanya tercantum dalam plang itu dulunya berkantor di
lokasi tersebut.
"Dulunya memang sempat digunakan untuk kantor pengacara. Tetapi, setelah mereka pindah, plangnya ternyata dimanfaatkan oleh klinik
aborsi ini sebagai kamuflase," ujar Adi.
Dari penggerebekan di dua tempat itu, polisi menangkap sembilan tersangka yang punya peran berbeda, yaitu sebagai dokter, karyawan, dan
calo. Mereka terancam hukuman 10 tahun penjara dan denda maksimal Rp 1 miliar atas pelanggaran pasal berlapis. Pasal yang dilanggar
ialah Pasal 75 jo 194 UU RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; Pasal 73, 77, dan 78 UU RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran; Pasal 64 jo Pasal 83 UU RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, serta Pasal 55, 56, 299, 346, 348, dan 349 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Source : http://nasional.rimanews.com/kriminal/read/20160224/263735/Klinik-Aborsi-di-Raden-Saleh-Promosi-di-Internet (di akses pada
tanggal 18 Maret 2016)
No
.
1.
DIAGNOSA
TUJUAN
SASARAN
ISI
METODE
MEDIA
RENCANA EVALUASI
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
terutama
remaja putri
akan bahaya
sex bebas yang
mengacu pada
aborsi
Peningkatan
pengetahuan
atau sikap
masyarakat
Peningkatan
perilaku
masyarakat
Peningkatan
status kesehatan
masyarakat
Individu
dan
kelompok
1. Penyebaran
leaflet
mengenai
bahaya sex
bebas dan
aborsi
2. Pendidikan
mengenai
bahaya sex
bebas dan
aborsi dengan
melakukan
penyuluhan
pada sekolahsekolah
tingkat SMA
atau sederajad
supaya
menghindari
sex bebas
yang berujung
pada aborsi.
a. Metode
komunikasi:
Pemberdayaan
dapat dilakukan
dengan pilihan
metode:
ceramah &
tanya jawab,
dialog,
demonstrasi.
Menggunakan
lembar-balik
ukuran lebih
besar,
pertunjukan
slides (melalui
overhead
projector, slide
projector,
komputer &
LCD projector,
atau lainnya),
dan pertunjukan
filem (melalui
film projector)
a.Evaluasi Proses
b.Sarana
komunikasi:
menggunakan
media yang
telah disiapkan