Anda di halaman 1dari 2

12 Ribu Perawat Masih Menganggur

28 Mei 2012, 15:00 WIB Berita, Sosial Bappeda Jatim (Badan Perencanaan Pemb. Daerah
Jatim).

Kualitas lulusan perawat masih menjadi isu utama dalam hal keperawatan. Di Jawa Timur, dari
jumlah sekolah keperawatan yang ada menghasilkan 200 lulusan per angkatan. Setiap tahunnya,
12 ribu perawat fresh graduate menganggur.

Jawa Timur memiliki 55 sekolah perawat program D3 dan 53 sekolah perawat program S1.
Jumlah sekolah tersebut meluluskan 12 ribu perawat setiap tahunnya. Sayangnya, hampir
semuanya tidak terserap. Ahmad Yusuf Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
Jawa Timur mengatakan dari total lulusan itu yang mendapatkan pekerjaan kurang dari 10%.
Sedangkan yang terserap sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tidak sampai 1%.

Kalau dulu, sekolah perawat masih sedikit. Hanya ada 40 orang, per angkatan meluluskan 4
Mahasiswa. Jumlah itu semuanya bisa terserap. Kalau sekarang, karena sekolah banyak,
lulusannya bisa 12 ribu dan semua menganggur, kata Ahmad ditemui suarasurabaya. Net disela-
sela peringatan Hari Perawat Sedunia di RSU Haji Sukolilo Surabaya.

Sejak 2008, sekolah keperawatan mulai menjamur yang ternyata tidak diiringi dengan mutu
outputnya. Sekolah keperawatan baik S1 maupun D3 hanya 5 yang berstatus negeri. Sisanya
swasta. Menurut Ahamad pendidikan keperawatan sekarang lebih banyak berorientasi bisnis.
Mereka asal meluluskan tanpa mempertimbangkan kualitas lulusan. Namun, diakui Ahmad,
perawat kini terbantukan dengan adanya program Ponkesdes yang dicanangkan Gubernur Jawa
Timur. Mulai 2010 hingga 2014 nanti, ditargetkan ada 5 ribu perawat yang terserap melalui
program Ponkesdes. Inipun masih selisih banyak jika dibandingkan dengan perawat yang
menganggur.

Meski demikian, Ponkesdes juga masih meninggalkan masalah. Ini lantaran gaji yang diperoleh
hanya Rp 500 ribu per bulan hasil sharing antara pemerintah provinsi dan pemerintah daerah.
Belum lagi, pembayaran gaji yang sering kali menunggak dan potongan pajak 5%. Kesejahteraan
perawat terutama untuk mereka yang bekerja di rumah sakit swasta juga masih memprihatinkan.
Isu pendidikan keperawatan dan kesejahteraan perawat menjadi isu utama dalam peringatan Hari
Perawat Sedunia tahun ini. Peringatannya sendiri digelar di RSU Haji Sukolilo dengan
mengambil tema Clossing the Gap: From Evidence to Action to Achieve Quality of Nurse.

Misutarno S.Kep, Ns Ketua PPNI Surabaya mengatakan selain Hari Perawat Sedunia di
Surabaya diperingati dengan jalan sehat yang diikuti oleh ratusan perawat. Ini juga menjadi
apresiasi kepada perawat Surabaya dan Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai