Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GASTRITIS

Disusun oleh :
Lovendah Dahlia W.
1401100041

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN MALANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MALANG
September 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik

: Gastritis dan Penanganannya

Penyuluh

: Lovendah D.W.

Kelompok Sasaran

: Semua warga masyarakat yang hadir pada penyuluhan

Tanggal/Bln/Th

: September 2016

Waktu

: 30 menit

A. LATAR BELAKANG
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tak asing pada kebanyakan
orang, hampir semua orang tahu bahwa lambung dalam tubuh berfungsi untuk
menampung makanan secara sementara, yang mana dalam lambung makanan tersebut
akan di proses untuk bisa di ubah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil agar
kandungan dalam makanan dapat diserap secara baik untuk mencukupi kebutuhan
tubuh akan zat-zat tertentu.
Lambung setiap harinya bekerja untuk memproses makanan yang kita makan,
dan seperti organ tubuh lainnya lambung juga bisa rusak akibat asam lambung yang
dihasilkan secara berlebihan, terinfeksi bakteri/ virus yang ada dalam makanan,
penguanaan obat dalam jangka lama, dll. Dan jika hal tersebut dibiarkan, bisa terjadi
kerusakan yang serius/ komplikasi yang dapat mengancam jiwa jika tidak
mendapatkan penanganan yang tepat.
Tapi kebanyakan orang tidak terlalu memperdulikan hal tersebut dan kadang mereka
mengganggap hal yang wajar. Padahal lambung yang terasa sakit merupakan suatu
tanda bahwa orang terseut agar segera memperiksakannya, seperti halnya ketika kita
belum makanm pada waktunya atau terlambat untuk makan maka perut(lambung)
disini akan memberi tanda lapar agar orang tersebut segera makan dan tidak
membiarkan perut dalam keadaan kosong, karena bisa menyebabkan gastritis.
Gastritis atau kebanyakan orang mengenalnya dengan sebutan magg ini
merupakan salah satu kejadian yang sering dialamin oleh kebanyakan orang termasuk
warga Suka Senang, hampir 60% warga Suka Senang pernah mengalaminya dan tidak
melakukan penanganan secara baik. Kebanyakan mereka menggap hal biasa yang
timbul karena lapar, padahal jika di biarkan bisa menyebabkan gastritis yang akhirnya
dapat merusak lambung.
TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarganya, serta
pengunjung lainnya mampu memahami permasalahan tentang gastritis, dan cara
pencegahannya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarganya, serta
pengunjung lainnya mampu menjelaskan:
1. Menyebutkan Pengertian Gastritis
2. Menyebutkan Penyebab Gastritis
3. Menyebutkan Tanda dan Gejala Gastritis
4. Proses Penyakit Gastritis
5. Menyebutkan Komplikasi Gastris
6. Penatalaksaan Medik Gastritis
B. KEPANITIAAN
Pemateri : Lovendah D.W.
C. KEGIATAN
TAHAP

KEGIATAN PENYAJI

WAKTU

KEGIATAN

MEDIA

AUDIENS
Pembukaan

- Pembukaan

5 menit

Memperhatikan

Ceramah
dan tanya

- Memberi salam

Mendengarkan

- Memperkenalkan diri

Menjawab salam

jawab

- Menjelaskan kotrak: waktu,


topik, tempat serta tujuan
penyuluhan
Menjelaskan pengertian
Penjelasan

Gastritis
Menjelaskan jenis jenis
penyakit
Menjelaskan Penyebab gastritis
Menjelaskn gejala gastritis
Menjelaskan komplikasi
gastritis
Menjelaskan penatalaksaan

15 menit

Memperhatikan

Ceramah

Mendengarkan

Membagik

penjelasan

an leaflet

gastritis
Menjelaskan Pencegahan
Gastritis
Penutup

Menyimpulkan materi

10 menit

Tanya Jawab

penyuluhan

Tanya
jawan

Menanyakan
Melakukan evaluasi

ulang ke audiens

Menutup dan memberikan salam

D. ORGANISASI
Moderator

Notulen

Penyaji

: Lovendah D.W.

Observer

Fasilitator

Uraian Tugas
-

Pemateri
Moderator
Notulis
Fasilitator
Observer

: Menyajikanmateri
: Mengaturjalannyadiskusi
: Mencatathasildiskusi
: Mendampingipesertapenyuluhan
: Mengobservasijalannyapenuluhantentangketepatan

waktu, ketepatanmasing-masingperan.
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD
3. Poster
4. flipchart
H. EVALUASI
1. Audiens memperhatikan selama proses pemberian materi
2. Audiens memberikan pertanyaan terkait materi yang belum dimengerti
3. Audiens mampu menjawab pertanyaan yang telah diberikan penyaji
I. SUMBER PUSTAKA
Sylvia A. Price. 2000. Patofisiologi. EGC. Jakarta

Huda, A & Kusuma, H, 2015. Aplikasi NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media


Action

LAMPIRAN :
MATERI
A. Pengertian Penyakit Gastritis
Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini
mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya
kelainan pada bagian tersebut. Bedasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema
mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas (bentuk tak beraturan)
mukosa.(kapita selekta kedokteran edisi 3,2001)
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Patofisiologi, Sylvia A
Price hal 422).

Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi


jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan
magh berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung
dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit
tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan
peradangan pada lambung.
B. Klasifikasi
Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi gastritis
kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan keduanya tidak saling
berhubungan.
1. Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis
akut erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila
kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung
yang menahun (Soeparman, 1999, hal : 101).Gastritis kronis adalah suatu
peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang
disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri
helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal : 188).
Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B:
a. Dikatakan gastritis kronik tipe A (korpus) jika mampu menghasilkan imun
sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan
penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi
antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini.
b. Gastritis kronik tipe B (antrum) lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan
infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
C. Penyebab
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut
GastritisAkut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).

Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,
dan merokok.

D. Faktor Resiko
1. Pola Makan
Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh
pola makanyang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan
jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung
meningkat.
2. Kopi
Menurut Warianto (2011), kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis
bahan dan senyawa kimia; termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati
yang disebut dengan fenol, vitamin dan mineral. Kopi diketahui merangsang
lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga menciptakan lingkungan
yang lebih asam dan dapat mengiritasi lambung. Ada dua unsur yang bisa
mempengaruhi kesehatan perut dan lapisan lambung, yaitu kafein dan asam
chlorogenic.
3. Teh
Hasil penelitian Hiromi Shinya, MD., dalam buku The Miracle of Enzyme
menemukan bahwa orang-orang Jepang yang meminum teh kaya antioksidan
lebih dari dua gelas secara teratur, sering menderita penyakit yang disebut
gastritis. Sebagai contoh Teh Hijau, yang mengandung banyak antioksidan dapat
membunuh bakteri dan memiliki efek antioksidan berjenis polifenol yang
mencegah atau menetralisasi efek radikal bebas yang merusak. Namun, jika
beberapa antioksidan bersatu akan membentuk suatu zat yang disebut tannin.
Tannin inilah yang menyebabkan beberapa buah dan tumbuh-tumbuhan memiliki
rasa sepat dan mudah teroksidasi (Shinya, 2008).
4. Rokok.
Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah. Dalam sebatang
rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang berperan seperti racun.
Dalam asap rokok yang disulut, terdapat kandungan zat-zat kimia berbahaya
seperti gas karbon monoksida, nitrogen oksida, amonia, benzene, methanol,
perylene, hidrogen sianida, akrolein, asetilen, bensaldehid, arsen, benzopyrene,
urethane, coumarine, ortocresol, nitrosamin, nikotin, tar, dan lain-lain. Selain
nikotin, peningkatan paparan hidrokarbon, oksigen radikal, dan substansi racun
lainnya turut bertanggung jawab pada berbagai dampak rokok terhadap kesehatan
(Budiyanto, 2010).
5. Obat-Obatan.
Obat-obatan yang sering dihubungkan dengan gastritis erosif adalah aspirin dan
sebagian besar obat anti inflamasi non steroid (AINS) (Suyono, 2001). Asam

asetil salisilat lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Asam asetil salisilat
merupakan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) turunan asam karboksilat
derivat asam salisilat yang dapat dipakai secara sistemik. Obat AINS adalah salah
satu golongan obat besar yang secara kimia heterogen menghambat aktivitas
siklooksigenase, menyebabkan penurunan sintesis prostaglandin dan prekursor
tromboksan dari asam arakhidonat.
6. Stress
a. Stress Psikis
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress, misalnya pada
beban kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang
meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lamakelamaan dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Bagi sebagian orang,
keadaan stres umumnya tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, maka kuncinya
adalah mengendalikannya secara efektif dengan cara diet sesuai dengan
kebutuhan nutrisi, istirahat cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup
(Friscaan, 2010).
b. Stress Fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluks empedu
atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga ulkus serta pendarahan
pada lambung. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi
dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya
dapat berkembang menjadi gastritis dan ulkus peptik. Ketika tubuh terkena
sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam
dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan
dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil
asam lambung (Anonim, 2010).Refluks dari empedu juga dapat menyebabkan
gastritis. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak
dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati.
Stress merupakan reaksi fisik, mental, dan kimia dari tubuh terhadap situasi
yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan
merisaukan seseorang. Definisi lain menyebutkan bahwa stress merupakan
ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi mental, fisik, emosional,
dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan
fisik manusia tersebut
7. Alkohol

Alkohol sangat berperangaruh terhadap makhluk hidup, terutama dengan


kemampuannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan lipida yang
terdapat dalam membran sel memungkinkannya cepat masuk ke dalam sel-sel dan
menghancurkan struktur sel tersebut. Oleh karena itu alkohol dianggap toksik atau
racun. Alkohol yang terdapat dalam minuman seperti bir, anggur, dan minuman
keras lainnya terdapat dalam bentuk etil alkohol atau etanol (Almatsier, 2002).
8. Usia.
Usia tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gastritis dibandingkan
dengan usia muda. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya usia
mukosa gaster cenderung menjadi tipis sehingga lebih cenderung memiliki infeksi
Helicobacter Pylory atau gangguan autoimun daripada orang yang lebih muda.
Sebaliknya, jika mengenai usia muda biasanya lebih berhubungan dengan pola
hidup yang tidak sehat. Kejadian gastritis kronik, terutama gastritis kronik antrum
meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Di negara Barat, populasi yang
usianya pada dekade ke-6 hampir 80% menderita gastritis kronik dan menjadi
100% pada saat usia mencapai dekade ke-7. Selain mikroba dan proses
imunologis, faktor lain juga berpengaruh terhadap patogenesis Gastritis adalah
refluks kronik cairan penereatotilien, empedu dan lisolesitin (Suyono, 2001).
E. Gejala Klinis
1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih
2.
3.
4.
5.
6.
7.

baik atau lebih buru ketika makan


Mual
Muntah
Kehilangan selera makan
Kembung
Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan
Kehilangan berat badan
Gastritis yang terjadi tiba-tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan
sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronik yang berkembang secara
bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian
atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Gastritis dapat menyebabkan
pendarahan pada lambung, tapi hal ini jarang menjadi parah kecuali bila pada saat
yang sama juga terjadi borok/luka pada lambung. Pendarahan pada lambung dapat
menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada feces dan memerlukan
perawatan segera.
Sebagian besar penderita gastritis kronik tidak memiliki keluhan. Sebagian
kecil saja yang mempunyai keluhan biasanya berupa : nyeri ulu hati, anoreksia,
nausea, nyeri seperti ulkus peptik dan keluhan-keluhan anemia. Pada pemeriksaan

fisis sering tidak dapat dijumpai kelainan. Kadang-kadang dapat dijumpai nyeri
tekan midepigastrium yang ringan saja. Pemeriksaan laboratorium juga tidak
banyak membantu. Kadang-kadang dapat dijumpai anemia makrositik. Uji coba
ciling tidak normal. Analisis cairan lambung kadang-kadang terganggu. Dapat
terjadi aklorhidria. Kadar gastrin serum meninggi pada penderita gastritis kronik
fundus yang berat. Antibodi terhadap sel parietal dapat dijumpai pada sebagian
penderita gastritis kronik fundus.
F. Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock
hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B
12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan
besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
G. Pengobatan Dan Pencegahan
Pengobatan:
Obat-obatan yang biasanya diberikan dokter bertujuan untuk mengembalikan
kesimbangan asam dalam lambung baik berupa obat-obat yang menetralkan asam
lambung seperti antasida atau yang mengurangi produksi dari asam lambung yang ada
seperti cimetidine atau ranitidine.
Obat-obat untuk maag umumnya dimakan 2 jam sebelum atau 2 jam sesudah
makan. Adapun tujuan obat tersebut diminum 2 jam sebelum makan adalah untuk
menetralisir asam lambung karena pada saat tersebut penumpukan asam di dalam
lambung telah cukup banyak dan pada orang yang menderita maag didalam
lambungnya telah terjadi luka-luka kecil di dinding lambung yang apabila terkena
asam dalam jumlah cukup banyak akan menimbulkan keluhan perih, sedangkan obat
yang diminum 2 jam sesudah makan bertujuan untuk melindungi dinding lambung
dari asam yang akan terus diproduksi. Selama 2 jam sesudah makan asam yang ada
dilambung akan terpakai untuk mencerna makanan sehingga ternetralisir dan tidak
melukai dinding lambung namun setelah 2 jam lambung kembali akan memproduksi
asam padahal makanan yang telah dicerna didalam lambung mulai kosong dan masuk
-

ke usus.
Kategori obat pada gastritis:
1. Antasid : menetralisir asam lambung dan menghilangkan nyeri
2. Acid blocker : membantu mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi,
misal Ranitidin

3. Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung, misal


OmeprazoleCytoprotective agent : melindungi jaringan mukosa lambung dan usus
halus, misal Sukralfat
4. Antibiotik : menghancurkan bakteri, misal Amoksisilin, Metronidazol
Gastritis bisa disembuhkan, meski tidak bisa sembuh total. Cara-cara mudah untuk
-

mengobati penyakit ini dapat kita lakukan dengan :


Makan dengan porsi kecil tapi sering
Menghindari alkohol dan kopi
Menghindari makanan yang panas dan pedas
Makan teratur sesuai dan tepat waktu
Minum obat bila maag kambuh
Istirahat cukup
Hindari stress
Pencegahan:

a. Mengatur pola makan dengan baik atau teratur.


Jauhkan kebiasaan Anda menunda waktu makan jika waktu makan Anda telah tiba
sebab jika melenceng dari jadwal makan, akan mengakibatkan produksi asam
lambung meningkat sehingga akan menimbulkan gangguan pada lambung Anda.
b. Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi
c. Menghindari stress yang berlebihan ( misal, dengan berolahraga dan dengan
mendekatkan diri pada Tuhan ).
d. Menghindari makanan yang merangsang kerja lambung ( misal, makan pedas, asam
dan kopi ).
e. Mengurangi mengkonsumsi jenis makanan yang kecut, makanan-makanan yang
pedas, karena dapat memicu asam lambung apalagi disaat anda terlambat makan dan
juga sebaiknya yang sudah terkena penyakit ini alangkah baiknya menghindari jenis
makanan ini
f. Mengatur diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi
g. Minum Madu
h. Hindari minuman yang mengandung alkohol, Berolahraga secara teratur, Berhenti
merokok, Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung
(Aspirin) Kurangi stress karena stress dapat memicu pengeluaran asam lambung

Anda mungkin juga menyukai