Anda di halaman 1dari 10

NASKAH ROLE PLAY

PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA EMOSI KARENA


HARGA DIRI RENDAH

Setting: Di rumah sakit

Pemain:

1. Lovendah Dahlia W. : Sebagai Istri Ronggo


2. Mukhtamilatur Rohma : Sebagai Adik Ronggo dan Narator
3. Nur Aini Aprilia : Sebagai perawat 2
4. Belinda Stella M. : Sebagai Dokter
5. Anggie Fitriyanti : Sebagai perawat 1
6. Jesy Akbar Ratu P. : Sebagai Ayah Ronggo
7. Viki Maulidatul R. : Sebagai Ibu Ronggo
8. Indah Styarini : Sebagai Tn. Ronggo

Prolog:
Tn. ronggo berusia 30 tahun, yang sebelumnya bekerja sebagai kuli
bangunan. Ia mengalami kecelakaan, yaitu terjatuh dari bangunan dengan
ketinggian 10 meter. Oleh keluarganya Tn. Ronggo dibawa ke rumah sakit.
Karena kondisi tangan kanannya yang tidak memungkinkan dan keadaan
lukanya cukup parah maka tangan kanannya harus diamputasi.

Fase pra-interaksi
Perawat 1 dan 2 mempersiapkan fisik dan mental mereka untuk menghadapi
pasien yang ada di rumah sakit. Kedua perawat ini mengumpulkan semua
data tentang klien yang akan ditemui serta akan memberi makan pagi
kepada pasien.

Fase Interaksi
1. Tahap Orientasi

Pagi itu ada dua orang perawat datang ke ruangan Tn. Ronggo. Perawat
membawakan makanan untuk Tn. Ronggo dan memeriksa keadaannya.

Perawat 1 : Selamat pagi pak..

Tn. Ronggo : (hanya terdiam menatap perawat)

Perawat 1 : Bapak, perkenalkan nama saya perawat Anggi dan ini teman saya
perawat Aini, bapak. Bapak kan belum makan pagi,mari saya bantu
untuk makan ya pak?

Perawat 2 : Bagaimana keadaan bapak saat ini?

Tn. Ronggo : Apa kamu tidak lihat saya ini sehat hanya tangan saya tidak ada.
(memalingkan wajahnya dari perawat).

Perawat 2 : Iya bapak, bapak ayo makan dulu biar bapak cepat sembuh.

Tn. Ronggo : Sudah sus taruh disini saja nanti juga saya makan. Saya ingin
sendiri. Bisa tinggalkan saya?

Perawat 2 : Baik bapak, makanannya kami tinggal sini. Tapi bapak jangan
lupa untuk makan dan menghabiskannya.

Tn. Ronggo hanya terdiam dan menatap jendela kamar. Perawat kembali ke
ruangan.

2. Tahap Kerja

Beberapa jam kemudian Perawat memeriksa ulang kembali keadaan Tn.


Ronggo sekaligus melihat apakah makanan yang tadi dihabiskan atau tidak.

Perawat 2 : Bapak kenapa? Mengapa makanannya hanya dimakan sebagian?


bapak kan harus makan agar bapak tidak lemas.
Tn. Ronggo : (tetap terdiam dan tiba-tiba menangis)

Perawat1 : Kenapa bapak menangis? Bapak cerita saja apa yang bapak
rasakan sekarang.

Tn. Ronggo : Kamu tidak mengerti perasaan saya,kamu tidak tahu kan betapa
menderitanya saya sekarang, hidup dengan satu tangan seperti
ini !!!!!

Perawat 2 : Iya pak,saya paham dengan apa yang bapak rasakan.

Tn. Ronggo : (masih tetap menangis)

Perawat1 : Sabar ya pak.. semua pasti ada hikmahnya.

Tn. Ronggo : Saya sedih sus, saya hanya jadi beban untuk keluarga saya. Saya
benar-benar tidak berguna.

Tn. Ronggo diam sambil meneteskan air mata dan tidak bisa mengontrol
emosionya karena tidak bisa menerima kenyataan tentang kondisi tubuhnya
yang kehilangan satu tangan. Lama-lama Tn. Ronggo tertawa sendiri karena
membayangkan tangannya tumbuh dan kembali seperti semula.

Tn. Ronggo : Hahhaaha.. lihat sus, tanganku tumbuh kembali, inilah jawaban
yang selama ini kupanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Terima
kasih tuhannnn terima kasihI Love You.

Perawat 2 : Bapak bapak tenang dulu.

Tn.Ronggo : Tidak sus, kamu tidak senang ya tangan saya tumbuh dan bisa
kembali lagi. Kenapa kamu sus? ada masalah? tidak ada orang
yang bisa mengerti keadaan saya !! saya tidak bisa melakukan apa
yang saya inginkan. Padahal saya adalah tulang punggung
keluarga.
Perawat 1 : Bapak yang sabar yaa, bapak harus bisa menerima kenyataan,
saya yakin bapak pasti bisa melewati semua cobaan yang Tuhan
berikan ini. Bapak harus kuat dan tegar, kita serahkan semua
kepada Tuhan, karena mungkin inilah takdir yang terbaik unutk
kita.

Tn. Ronggo : udah sus jangan ceramah kamu, lebih baik kamu keluar !!

Tiba-tiba Tn. Ronngo membenturkan kepalanya ke dinding kamar.

Perawat 1 : Astaghfirullahapa yang bapak lakukan, bapak tenang, bapak


tidak boleh melakukan hal seperti ini. Ini bisa menyederai bapak
sendiri (sambil memegangi bapak untuk tidak membenturkan
kepalanya).

Tn. Ronggo : Sudah sus.. biarkan saya mati saja. Ya Tuhan.Mengapa


Engkau berikan cobaan yang berat ini kepadaku. Akuu tidakkk
kuatt. Akuu Tidak kuat(meronta-ronta sambil menangis).

Perawat 1 : Bapak istighfar jangan begitu pak, ingatlah bahwa bapak


masih mempunyai keluarga yang sangat sayang sama bapak.

Tn. Ronggo : (menangis dan tiba-tiba tersadar akan perbuatannya) saya ingin
sendiri. Keluar

Perawat keluar dari ruangan dan tiba-tiba istri pasien datang untuk
menjenguk pasien. Perawat berpapasan dengan istri Tn. Ronggo.

Istri : Pagi Sus, bagaimana keadaan suami saya sekarang?

Perawat 2 : Mohon maaf ibu kita bicara diluar saja karena bapak masih ingin
sendiri.

Istri : Ada apa ini sus ? apakah keadaan suami saya semakin
memburuk? Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya sus?
Akhir-akhir ini dia sangat sensitif dan sering murung?
Perawat 2 : Keadaan bapak baik-baik saja ibu, hanya saja bapak
kelihatannya belum bisa menerima keadaannya akibat kehilangan
tangannya. Bapak beranggapan bahwa tangannya tumbuh
kembali. Mengenai keadaan bapak nanti akan saya diskusikan
dulu dengan dokter ya bu.

Istri : haaahhh?? Apa yang harus saya lakukan? (sambil menangis)


Iya sus, tolong berikan pengarahan pada suami saya, agar dia
semangat kembali.

Perawat 2 : Iya kami akan berusaha tapi kami juga butuh bantuan dari Ibu
dan keluarga untuk memberi support untuk pak Ronggo.

Istri : Baik Sus, terima kasih.

Istri Tn. Ronggo pergi ke ruangan perawatan untuk melihat keadaan Tn.
Ronggo dan mendampinginya. Sementara itu perawat segera ke ruang
dokter untuk mendiskusikan keadaan pak Ronggo

Perawat 2 : Selamat siang dok.

Dokter : Selamat siang,

Perawat 2 : Saya akan melaporkan kondisi pak Ronggo dok, sejauh ini
kondisinya baik, dia tetap makan walaupun selalu menyisakan
makanan di piringnya, dan kemarin pak Ronggo membenturkan
kepalanya kedinding tetapi hal itu segera kami cegah, namun
kejiwaannya masih belum stabil. Dia masih sering diam dan masih
sensitif.

Dokter : Baik sus,tentunya keadaan kejiwaan seperti itu merupakan hal


yang wajar. Nanti saya akan memberikan penjelasan lebih kepada
keluarga pasien. Untuk itu, tolong hubungi salah satu keluarga
pasien untuk ke ruangan saya sus,
Perawat 2 : Baik dok,

Dokter : Terima kasih sus,

Perawat 2 : Ya dok..

Akhirnya perawat kembali ke ruangan pak Ronggo untuk memberitahu


istrinya agar datang ke ruangan dokter.

Perawat 2 : Bu, maaf sekarang ibu diminta untuk ke ruang dokter..

Istri : Ya sus..

Perawat mengantar Istri pak Ronggo ke ruangan dokter.

Istri : Selamat siang dok

Dokter : Selamat siang bu,silakan duduk..

Istri : Ya dok,terima kasih. Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya
Dok? Akhir-akhir ini dia sangat sensitif dan sering terdiam
terkadang juga sering marah-marah ?

Dokter : Ibu tidak perlu khawatir,tentunya itu hal yang wajar ketika
seseorang kehilangan salah satu anggota tubuhnya. Hal itu yang
membuat harga diri rendah serta emosi memuncak yang dialami
pak Ronggo. Beliau sering sensitif karena beliau merasa sudah
tidak berguna, terlebih beliau sebagai kepala keluarga,sehingga
merasa menjadi beban untuk keluarga.

Istri : Ooohhh Baik Dok, lalu apa yang harus saya lakukan ??

Dokter : Ibu dan keluarga cukup membuat bapak nyaman dan selalu
memberikan dukungan agar pak Ronggo menjadi lebih semangat
dan bangkit untuk tidak berputus asa. Saya yakin jika semua
keluarga bersatu memotivasi Bapak, psikis Pak Ronggo akan pulih
seperti sedia kala.

Istri : Baiklah dok,terima kasih.

Dokter : Ya bu,semoga pak Ronggo lekas membaik ya bu..

Istri : Ya dok..

Keesokan harinya, di dalam ruangan ditunggui oleh istri dan keluarganya


sementara itu perawat masuk lagi ke ruangan Tn. Ronggo untuk memeriksa
keadaannya dan memberikan makanan pagi.

Perawat 2 : Selamat pagi pak, bagaimana keadaan bapak pagi ini?

Tn.Ronggo : (mengangguk) Iya .. baik

Istri : Ya sus, alhamdulillah sekarang suami saya sudah membaik,


setelah kemarin saya dan keluarga sempat memberi motivasi dan
menyemangatinya. Kelihatannya dia sudah mulai menerima
keadaan sekarang ini.

Tn. Ronggo : Iya sus, saya tidak boleh menyerah.

Perawat 2 : Syukurlah Saya senang mendengar kabar ini, iya memang


benar bapak tidak boleh mudah menyerah. Lihatlah banyak
keluarga dan orang disekeliling bapak yang menyayangi bapak.

Perawat 1 : Saya datang kesini untuk memberikan makan pagi bu.. Mungkin
bapak akan lebih nyaman apabila ibu yang menyuapi bapak ya
bu,

Istri : Baik sus,

Ibu Ronggo : Lalu apa yang harus kami lakukan jika saat di rumah Ronggo
kembali berputus asa?
Perawat 1 : Ibu tenang saja, tentunya hal itu tidak akan terjadi jika Ibu dan
keluarga selalu memberikan semangat dan selalu membuat
nyaman pak Ronggo.

Ibu Ronggo : Oalah nak ojo dipikir nemen-nemen di gawe seneng ae, jek
akeh kerjoan ndek njobo kono. Urip iku digawe seneng ae, trus
cek ati tentrem tawakal marang gusti kang maha suci seng
nyiptake urip, senajan rejeki iku wes ono sing ngatur dewe-dewe.

Ayah Ronggo : Iya,bener kuwi nggo. Kowe iku kudu bersyukur lan tetep
sembahyang. Bapak lan Ibu mung iso dungakno ben uripmu
tentrem. Tangan siji ojok garakne awakmu cilik ati. Tangan siji
kuwi iso di gae lapo-lapo. Awakmu iso kerjo, lah dagang kan yo
iso !!! sing penting nyekel duwit lan halal.

Perawat 1 : Ya pak,itu usaha yang sangat bagus.

Adik Ronggo : Lalu kapan abang saya boleh pulang sus? Saya sudah tidak sabar
menunggu kepulangan abang saya. Nanti bisa berkumpul bersama
dan yang terpenting makan-makan !!!

Ayah Ronggo : Huss, kita mung bisa motipasi Ronggo ben ndang cepet sehat.
Mariki moleh kok yo? Bener kan sus?

Perawat 2 : Menurut catatan kami, pak Ronggo sudah boleh pulang,tetapi


lebih jelas lagi menunggu pengarahan dan ijin dari dokter bu,
karena dokter yang lebih bertanggung jawab dan memiliki
kewenangan untuk memutuskan kepulangan pasien.

Adik Ronggo : Baiklah sus,terima kasih. Kami akan selalu menunggu kabar baik
dari pihak RS perihal keadaan Kakak saya.

Perawat 2 : Baik bu,saya pamit dulu. Nanti siang saya akan kembali lagi
untuk memberi kabar tentang Pak Ronggo sudah boleh pulang
atau belum
Istri : Ya sus,terima kasih.

3. Tahap Terminasi

Setelah berkonsultasi dengan dokter mengenai keadaan Tn. Ronggo yang


semakin membaik, akhirnya dokter dan perawat sepakat kalau Tn. Ronggo
sudah boleh pulang siang itu juga.

Perawat 2 : Assalamualaikum, selamat pagi

Keluarga : Waalaikum Salam.

Perawat 2 : Ibu, kedatangan saya kesini karena akan memberitahukan bahwa


Pak Ronggo bisa pulang siang ini juga, karena keadaan Pak
Ronggo yang sudah membaik.

Ayah&ibu Ronggo: Alhamdulillahhh

Adik Ronggo : Horee, Alhamdulillah

(sambil menarik baju Tn. Ronggo) Ayo mas cepat kita pulang

Tn. Ronggo : Alhamdulillah, terimakasih suster, atas perawatan yang suster


berikan kepada saya, suster benar-benar orang yang sangat hebat.

Perawat 2 : Iya bapak sama-sama, saya juga senang dapat membantu bapak
selama ini. Bapak harus tetap semangat ya menjalani hari-harinya,
bapak harus yakin kepada tuhan bahwa jalan inilah yang terbaik
yang diberikannya.

Tn Ronggo : Iya sus, teriamaksih.

C.Fase Post Interaksi

Pada tahap ini, perawat mencatat segala reaksi klien, ataupun hal-hal
penting yang perlu di dokumentasikan dari tindakan keperawatan yang
sudah di lakukan.
Demikian hari demi hari yang dijalani oleh kedua perawat tanpa tanda jasa,
sampai akhirnya Tn. Ronggo bisa menerima kenyataan dan berangsur-
angsur dapat melakukan aktivitasnya walaupun masih perlu banyak
dukungan motivasi dari keluarga.

Anda mungkin juga menyukai