Anda di halaman 1dari 4

1.

Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi, dan transportasi.

Apabila pada proses ventilasi terdapat obstruksi maka tidak dapat teratur

dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan napas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Prose difusi yang terganggu
akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Terganggunya
transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan
kontraktilitas miokard juga mempengaruhi pertukaran gas. (Brunner &
Sudarti, 2002)

2. Gangguan pada fungsi Pernafasan


Terdapat berbagai macam gangguan yang dapat terjadi pada sistem
pernapasan, yaitu:
1. Hipokasemia
Merupakan keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen dalam

darah arteri (Pa ) atau saluran arteri (Sa ) dibawah normal (normal

Pa 85-100mmHg; Sa 95%). Pada neonatus Pa < 50mmHg atau Sa

<88%. Pada dewasa, anak, dan bayi Pa < 60mmHg atau Sa <90%.

Keadaan ini disebabkan oleh gangguan ventilasi, perfusi, difusi, atau

berada pada tempat yang kurang .


Pada keadaan ini, tubuh akan melakukan kompensasi dengan cara
meningkatkan pernapasan, meningkatkan stroke volume, vasodilatasi
pembuluh darah, dan peningkatan nadi.
2. Hipoksia
Keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau tidak adekuatnya

pemenuhan kebutuhan seluler akibat defisiensi yang diinspirasi atau

meningkatnya penggunaan pada tingkat seluler. Hipoksia terjadi

setelah 4-6 menit ventilasi berhenti spontan. Penyebab lain hipoksia

adalah menurunnya Hb, berkurangnya konsentrasi (seperti saat

dipuncak gunung, ketidakmampuan jaringan mengikat , menurunya

difusi dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia).


3. Gagal Napas
Kegagalan dalam pertukaran dan C ditandai dengan adanya

peningkatan C dan penurunan dalam darah secara signifikan. Gagal

napas dapat disebabkan oleh gangguan sistem saraf pusat yang


mengontrol sistem pernapasan neuromuskular, keracunan obat, gangguan
metabolime, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
4. Perubahan Pola Napas
Pada keadaan normal, frekuensi pernapasan pada orang dewasa sekitar
18-22x/mnt dengan irama teratur, serta inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi. Pernapasan normal berupa eupnea. Sedangkan perubahan pola
napas berupa:
a. Dispnea adalah kesulitan bernapas misal pada pasien asma.
b. Apnea tidak bernapas atau henti napas.
c. Takipnea merupakan pernapasan yang lebih cepat dari normal dengan
frekuensi lebih dari 24x/mnt.
d. Bradipnea adala pernapasan lebih lambat (kurang) dari normal dengan
frekuensi lebih dari 16x/mnt.
e. Kusmaul pernapasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi sama
pernapasan menjadi lambat dan dalam misalnya pada penyakit DM
dan uremia.
f. Cheyne-Stokes pernapasan cepat dan dalam kemudian berangsur-
angsur dangkal dan diikuti periode apnea yang berulang secara teratur.
Misalnya pada keracunan obat bius, penyakit jantung, penyakit ginjal.
g. Biot adalah pernapasan dalam dan dangkal disertai masa apnea
dengan priode yang tidak teratur, misalnya pada meningitis.
5. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah dalam paru-paru

agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hal ini disebabkan oleh
kecemasan, nfeksi atau sepsis, keracunan obat, ketidakseibangan asam
basa seperti asiodsis metabolik.
6. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi

penggunaan tubuh atau untuk mengeluarkan C dengan cukup.

Biasanya terjadi ketika kolaps paru.


Gangguan yang terjadi pada sistem pernapasan terkadang menyebabkan suara
napas tambahan seperti:
- Rales: suara yang terdengar akibat exudat lengket saat inspirasi.
o Rales Halus: Terdengar merintik halus pada inspiradi akhir
o Rales Kasar: Terdengar merintik sepanjang inspirasi
- Ronchi: akibat penumpukan eksudat pada bronkus-bronkus besar
terdengar pada fase inspirasi dan ekspirasi, hilang bila batuk, tanda-tanda
bronkitis.
- Wheezing: terdengar suara mengi(ngik-ngik) saat ekspirasi akibat
penyempitan bronkus. Umumnya terdengar pada pasien asma atau tumor.
- Pleura Friction Rub: terdengar kasar seperti gosokan amplas akibat
peradangan pleura terdengan sepanjang pernapasan. Biasanya merupakan
terjadinya inflamasi pada pleura.

PENGUKURAN FUNGSI PARU

Kemampuan faal paru dapat dinilai dari volume dan kapasitas paru.
Volume paru merupakan volume udara yang mengisi ruangan udara dalam paru
terdiri atas:
- volume pasang surut (Tidal Volume TV)
- Volume cadangan hisap (Inspiratory Reserve Volume IRV)
- Volume cadangan hembus (Expiratory Reserve Volume ERV)
- Volume sisa (Residual Volume RV)
Sedangkan kapasitas paru merupakan jumlah dua atau lebih volume paru yang
terdiri atas:
- Kapasitas Hisap (Inspiratory Capacity IC)
- Kapasitas Cadangan Fungsional (Functional Reserve Capacity FRC)
- Kapasitas Vital (Vital Capacity VC)
Jumlah keseluruhan volume udara yang ada dalam paru (Total Lung Capacity
TLC)

VOLUME PARU

1. Volume pasang surut merupakan jumlah udara keluar-masuk paru pada


saat terjadi pernapasan biasa. Pada orang sehat, besarnya volume pasang
surut rata-rata adlah 500cc.
2. Volume cadangan hisap merupakan jumlah udara yang masih bisa dihirup
secara maksimal setelah menghirup udara pada pernapasan biasa. Pada
orang dewasa, besarnya volume cadangan hisap adalah 3000cc
3. Volume cadangan hembus merupakan jumlah udara yang masih bisa
dihembuskan secara maksimal setelah menghembuskan udara pada
pernapasan biasa. Pada orang dewasa, besarnya volume sisa rata-rata
adalah 1200cc.

Anda mungkin juga menyukai