Buku Ski Ix 2011 PDF
Buku Ski Ix 2011 PDF
rencana
tersebut
kemudian
dibatalkan
karena
kuatnya
Utara
dan
1. Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada
abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori
ini adalah:
kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini
juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia)
yang pernah
2. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan
terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat
bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya
berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
perkampungan di
Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W.
Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad
13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia
terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar
terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau
sudah paham simak
teori berikutnya.
3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan
pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah
kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia
seperti:
merupakan
kewajiban
sebagaimana
pesan
kemudahan
dalam
menyebarkan
Islam
ke
tengah
masyarakatnya.
Selain faktor pendorong penynebaran Islam, faktor lain yang
menjadikan penyebaran Islam begitu mudah ialah :
a. Ajaran yang terkandung dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia,
khusunya bangsa Indonesia, yang cenderung mengakui adanya
kebenaran dari Allah Yang Esa, padahal agama yang ada
sebelumnya tidak memastikan keesaan Tuhannya.
b. Islam masuk ke Indonesia didakwahkan secara damai, dalam
menggunakan salah satu media yang ada. Hal ini untuk menyesuaikan
keadaan masyarakat yang tidak sama, disatu sisi sudah modern di sisi lain
masih tradisional. Oleh karena itu dalam berdakwah walaupun sudah
menggunakan media modern namun tidak menghilangkan media tradisional
yang masih digunakan dengan baik, sehingga dalam berdakwah penggunaan
media tersebut dapat disesuaikn dengan keadaan masyarakat setempat. Oleh
karena keadaan lingkungan masing-masing masyarakat tidak selalu sama,
maka materinya juga harus bervariasi menyesuaikan keadaan dimana juru
dakwah harus mencari masalah-masalah yang dihadapi dan sekaligus
memikirkan pemecahannya yang nantinya menjadi bahan pembicaraan dalam
berdakwah.
Ada beberapa strategi atau media yang telah digunakan para dai dalam
proses islamisasi di Indonesia, yaitu:
a. Perdagangan.
Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke 7 hingga ke 16,
membuat pedagang-pedagang muslim baik dari Arab, Persia maupun India,
turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat,
tenggara dan timur benua Asia. Perdagangan ini sangat efektif dijadikan
media, hal ini disebabkan karena semua strata sosial terlibat. Misalnya para
raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan ini, bahkan tidak sedikit dari
para bangsawan dan raja menjadi pemilik kapal dan pemilik saham.
10
b. Perkawinan.
Para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih baik dibanding
kebanyakana pribumi, sehingga amatlah wajar bila penduduk pribumi,
terutama
putri-putri
saudagar-saudagar.
bangsawan
Sebelum
tertarik
pernikahan
untuk
menjadi
dilangsungkan,
isteri
mereka
karena raja,
adipati atau
bangsawan
itu
kemudian
turut
c. Saluran Tasawuf.
Pengajar-pengajar tasawuf, atau para sufi mengajarkan teosofi yang
bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat
Indonesia. Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai
11
di
Nusantara
juga
maupun
diselenggarakan
pondok
oleh
yang
guru-guru
12
e. Kesenian.
Salah satu sarana yang mereka gunakan sebagai media dakwah para
wali adalah wayang. Dalam hal esensi yang disampaikan dalam
cerita-ceritanya tentunya disisipkan unsur-unsur moral ke-Islaman. Dalam
lakon Bima Suci misalnya, Bima sebagai tokoh sentralnya diceritakan
menyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Esa itulah yang
menciptakan dunia dan segala isinya. Tak berhenti di situ, dengan
keyakinannya itu Bima mengajarkannya kepada saudaranya, Janaka. Lakon
ini juga berisi ajaran-ajaran tentang menuntut ilmu, bersikap sabar, berlaku
adil, dan bertatakrama dengan sesama manusia.
13
di
berjasa
dalam
mengembangkan
Wayang. Bahkan para
wali
sudah mengatur sedemikian rupa menjadi
di
Tanah
Jawa
bentuk
akulturasi
budaya
keislaman
14
f. Politik.
Di berbagai wilayah Nusantara, misalnya, di Maluku dan Sulawesi,
kebanyakan rakyat Indonesia masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam
terlebih dahulu. Pengaruh politik raja amat besar pengaruhnya terhadap
penyebaran Islam di beberapa daerah di nusantara.
Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk
kerajaan bukan Islam itu masuk Islam. Beragam strategi atau media tersebut
saling berpadu, saling mengisi, dalam suasana penuh keakraban antara
penyebar Islam dengan yang didakwahi. Sehingga terjadilah suatu proses
akulturasi Islam dengan budaya lokal.
15
kebudayaan
karena
percampuran
bangsa-bangsa
dan
saling
16
17
Islam, juga terlihat pada bangunan makam. Untuk itu silahkan Kamu simak
gambar 2 makam Sendang Duwur berikut ini.
18
19
20
Hindu Budha dan sastra Islam yang banyak mendapat pengaruh Persia.
Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau
tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah.
Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa).
Contoh hikayat yang terkenal yaitu Hikayat 1001 Malam, Hikayat Amir
Hamzah, Hikayat Pandawa Lima (Hindu), Hikayat Sri Rama (Hindu).
21
Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan Suluk karena
berbentuk kitab yang berisi ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan
hari baik/buruk.
Bentuk seni sastra tersebut di atas, banyak berkembang di Melayu dan
Pulau Jawa. Dari penjelasan tersebut, apakah kamu telah memahami, kalau
sudah paham silahkan diskusikan dengan teman-teman Anda, untuk
mencari contoh bentuk seni sastra, seperti yang tersebut di atas yang
terdapat di daerah Anda. Selanjutnya simaklah uraian materi wujud
akulturasi berikutnya.
d. Sistem Pemerintahan
Dalam pemerintahan, sebelum Islam masuk Indonesia, sudah
berkembang pemerintahan yang bercorak Hindu ataupun Budha, tetapi
setelah Islam masuk, maka kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu/Budha
mengalami
keruntuhannya
dan
digantikan
peranannya
oleh
22
e. Sistem Kalender
Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia
sudah mengenal Kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai tahun 78M.
Dalam kalender Saka ini ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi,
pahing, pon, wage dan kliwon. Apakah sebelumnya Saudarapernah
mengetahui/mengenal hari-hari pasaran? Setelah berkembangnya Islam
Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan
menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah
(Islam).
Pada kalender Jawa, Sultan Agung melakukan perubahan pada
nama-nama bulan seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadhan
diganti dengan Pasa. Sedangkan nama-nama hari tetap menggunakan
hari-hari sesuai dengan bahasa Arab. Dan bahkan hari pasaran pada
kalender saka juga dipergunakan. Kalender Sultan Agung tersebut dimulai
tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1 Muharram 1053 H yang
bertepatan tanggal 8 Agustus 1633 M.
Demikianlah uraian materi tentang wujud akulturasi kebudayaan
Indonesia dan kebudayaan Islam, sebenarnya masih banyak contoh wujud
akulturasi yang lain, untuk itu silahkan diskusikan dengan teman-teman
Anda, mencari wujud akulturasi dari berbagai pelaksanaan peringatan
hari-hari besar Islam atau upacara-upacara yang berhubungan dengan
keagamaan.
23
peranan para pedagang, khususnya para pedagang Islam dari Gujarat dan
Persia. Mereka datang ke daerah-daerah di Indonesia untuk berdagang
sekaligus menyebarkan Agama Islam.
Pada perkembangan selanjutnya, para pedagang tersebut kemudian
menyatu dengan masyarakat dan mendirikan kerajaan-kerajaan.
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Pada saat itu, Pasai menjadi pusat perdagangan yang banyak disinggahi para
pedagang dari berbagai negara. Namun peranan Pasai kemudian menurun
setelah berkembangnya Pelabuhan Malaka disemenanjung Malaya. Pada
abad ke-14 M, Malaka telah tumbuh menjadi pusat perdagangan terbesar di
Asia Tenggara.
Para pedagang dari berbagai negara termasuk para pedagang Islam dari
Gujarat dan Persia menjadikan Malaka sebagai basis untuk juga mengunjungi
daerah-daerah di Indonesia. Demikian pula, para pedagang dari berbagai
daerah di Indonesia seperti para pedagang Jawa juga menjadikan Malaka
sebagai tempat mereka berdagang. Dari interaksi para pedagang Islam dengan
orang Jawa-Islam kemudian berkembang pula di pulau jawa. Perkembanga
Islam di Jawa relatif cepat seiring dengan semakin lemahnya pengaruh
kerajaan Majapahit.
24
1. Syarat
untuk
masuk
agama
Islam
sangatlah
mudah,
yakni
25
26
di
pesisir
mendapatkan
27
berasal dari Syiraz (Iran) dan Tajuddin Al Isfahany seorang mufti dari
Isfahan (Iran).
Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemajuan selama kurang lebih
tiga abad. Pada masa itu Samudera Pasai menjadi mercusuar kerajaan
Islam yang sangat gemilang. Akan tetapi sejak pertengahan abad ke-14
Masehi, Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran karena
serangan
Kerajaan
Majapahit.
Posisinya
sebagai
pusat
aktifitas
Abdurrauf
Al
Fansury.
Mereka
banyak
berjasa
dalam
28
mengirimkan
untuk
mengetahui
keadaan
negeri
sebenarnya,
baik
yang
dari
segi
29
Malik Ibrahim,
30
31
mempertahankan
berlangsungnya
gamelan
sebagai
32
Selain nama wali yang sudah disebutkan di atas, umat Islam di Jawa
juga mengenal nama-nama lain yang dianggap sebagai wali atau penyebar
Islam, seperti: Sunan Sendang di Sendangduwur, Lamongan; Sunan Bayat
di Klaten; Sayyid Sulaiman di Mojoagung, Jombang; dan masih banyak
lagi. Karena itu sebutan Wali Songo mungkin merupakan julukan yang
mengandung perlambang suatu dewan wali-wali, dengan mengambil
angka sembilan yang sebelum ada pengaruh Islam sudah dipandang
sebagai angka keramat. Angka sembilan ini juga dijadikan perlambang
Nahdlatul Ulama untuk memberi kesan bahwa misi yang diperjuangkan
oleh para ulama merupakan kelanjutan dari perjuangan dakwah Wali
Songo.
33
Islam.
Pada
perdagangan
penyebaran
agama
dan
Islam.
Banyak pedagang dari luar Jawa, seperti dari Maluku (ternate, Hitu),
Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain datang ke Gresik untuk berdagang
dan belajar agama Islam di pesantren Sunan Giri. Setelah kembali ke
daerahnya, mereka berusaha menyebarkan agama Islam disertai para
santri yang sengaja dikirim secara khusus oleh Sunan Giri. Di antara
mereka adalah para pedagang dari Makasar dan Bugis. Maka masuklah
agama Islam ke Sulawesi yang diterima oleh penduduk pantai tempat
aktivitas perdagangan berlangsung.
Agama Islam masuk ke Sulawesi sejak abad ke-16, tetapi baru
mengalami perkembangan pesat pada abad ke-17 setelah raja-raja
Gowa dan Tallo menyatakan diri masuk Islam. Raja Gowa yang pertama
masuk Islam ialah Daeng Manrabia yang berganti nama Sultan Alauddin
Awwalul Islam, sedang Raja Tallo bergelar Sultan Abdullah. Di antara
para muballigh yang banyak berjasa dalam menyebarkan dan
34
35
Muhammad
Syarifuddin
yang
banyak
berjasa
dalam
kerajaan-kerajaan
di
sekitarnya,
seperti
Kerajaan
36
selain
berdagang
juga
berdakwah.
Melalui
aktivitas
37
adalah
para
muballigh
dari
Makasar.
Ini
terbukti
38
Islam
yang
tidak
kecil
peranannya
dalam
39
BAB II
KERAJAAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
Untuk menambah
pemahaman
Anda
tentang
kerajaan
Islam yang
Pasai didirikan pada abad ke-11 oleh Meurah Khair. Kerajaan ini terletak
dipesisir Timur Laut Aceh. Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia. Pendiri dan raja pertama Kerajaan Samudra Pasai adalah Meurah
Khair. Ia bergelar Maharaja Mahmud Syah (1042-1078). Pengganti Meurah Khair
adalah Maharaja Mansyur Syah dari tahun 1078-1133 M.
Pengganti Maharaja Mansyur Syah adalah Maharaja Ghiyasyuddin Syah
dari tahun 1133-1155.
40
adalah
Sultan
Zainal
Abidin
(1383-1405).
Pada
masa
41
naskah tua yang berjudul Izhharul Haq yang ditulis oleh Al-Tashi dikatakan
bahwa sebelum Samudra Pasai berkembang, sudah ada pusat pemerintahan
Islam di Peureula (Perlak) pada pertengahan abad ke-9. Perlak berkembang
sebagai pusat perdagangan, tetapi setelah keamanannya tidak stabil maka banyak
pedagang yang mengalihkan kegiatannya ke tempat lain yakni ke Pasai, akhirnya
Perlak mengalami kemunduran. Dengan kemunduran Perlak, maka tampillah
seorang penguasa lokal yang bernama Marah Silu dari Samudra yang berhasil
mempersatukan daerah Samudra dan Pasai.
Dan kedua daerah tersebut dijadikan sebuah kerajaan dengan nama
Samudra Pasai. Kerajaan Samudra Pasai terletak di Kabupaten Lhokseumauwe,
Aceh Utara, yang berbatasan dengan Selat Malaka. Maka dapatlah dikatakan
42
1. Kehidupan Politik
Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan
Malik al- Saleh, sebagai raja pertama yang memerintah tahun 1285 1297. Pada
masa pemerintahannya, datang seorang musafir dari Venetia (Italia) tahun 1292
yang bernama Marcopolo, melalui catatan perjalanan Marcopololah maka dapat
diketahui bahwa raja Samudra Pasai bergelar Sultan.
Setelah Sultan Malik al-Saleh wafat, maka pemerintahannya digantikan
oleh keturunannya yaitu Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik al-Tahir I
(1297 1326).
Pengganti dari Sultan Muhammad adalah Sultan Ahmad yang juga
bergelar Sultan Malik al-Tahir II (1326 1348). Pada masa ini pemerintahan
Samudra Pasai berkembang
43
Samudra Pasai merupakan pelabuhan yang penting dan istananya disusun dan
diatur secara India dan patihnya bergelar Amir.
Pada masa selanjutnya pemerintahan Samudra Pasai tidak banyak
diketahui karena pemerintahan Sultan Zaenal Abidin yang juga bergelar Sultan
Malik al-Tahir III kurang begitu jelas. Menurut sejarah Melayu, kerajaan Samudra
Pasai diserang oleh kerajaan Siam. Dengan demikian karena tidak adanya data
sejarah yang lengkap, maka runtuhnya Samudra Pasai tidak diketahui secara
jelas. Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah paham? Kalau sudah paham
simak uraian materi berikutnya.
2. Kehidupan Ekonomi
Dengan letaknya yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang
sebagai kerajaan Maritim, dan bandar transito. Dengan demikian Samudra Pasai
menggantikan peranan Sriwijaya di Selat Malaka. Kerajaan Samudra Pasai
memiliki hegemoni (pengaruh) atas pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak,
dan lain-lain. Samudra Pasai berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan
Malik al-Tahir II. Hal ini juga sesuai dengan keterangan Ibnu Batulah.
Menurut cerita Ibnu Batulah, perdagangan di Samudra Pasai semakin
ramai dan bertambah maju karena didukung oleh armada laut yang kuat, sehingga
para pedagang merasa aman dan nyaman berdagang di Samudra Pasai. Komoditi
perdagangan dari Samudra yang penting adalah lada, kapurbarus dan emas. Dan
untuk kepentingan perdagangan sudah dikenal uang sebagai alat tukar yaitu uang
emas yang dinamakan Deureuham (dirham). Demikianlah uraian materi tentang
44
45
Gambar tersebut, yang perlu Anda ketahui bahwa batu nisan tersebut
berasal dari Gujarat India). Hal ini berarti kerajaan Samudra Pasai bersifat terbuka
dalam menerima budaya lain yaitu dengan memadukan budaya Islam dengan
budaya India.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan
Aceh
berdiri
menjelang
keruntuhan
Samudera
Pasai.
46
Sejak saat itu, kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam dengan
wilayah yang luas, hasil dari penaklukan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya.
Sejarah mencatat bahwa, usaha Mughayat Syah untuk mengusir Portugis
dari seluruh bumi Aceh dengan menaklukkan kerajaan kerajaan kecil yang sudah
berada di bawah Portugis berjalan lancar. Secara berurutan, Portugis yang berada
di daerah Daya ia gempur dan berhasil ia kalahkan. Ketika Portugis mundur ke
Pidie, Mughayat juga menggempur Pidie, sehingga Portugis terpaksa mundur ke
Pasai. Mughayat kemudian melanjutkan gempurannya dan berhasil merebut
benteng Portugis di Pasai. Dengan jatuhnya Pasai pada tahun 1524 M, Aceh
Darussalam menjadi satu-satunya kerajaan yang memiliki pengaruh besar di
kawasan tersebut. Kemenangan yang berturut-turut ini membawa keuntungan yang
luar biasa, terutama dari aspek persenjataan. Portugis yang kewalahan
menghadapi serangan Aceh banyak meninggalkan persenjataan, karena memang
tidak sempat mereka bawa dalam gerak mundur pasukan. Senjata-senjata inilah
yang digunakan kembali oleh pasukan Mughayat untuk menggempur Portugis.
Ketika benteng di Pasai telah dikuasai Aceh, Portugis mundur ke Peurelak.
Namun, pasukan Aceh tidak memberikan kesempatan sama sekali pada Portugis.
Peurelak kemudian juga diserang, sehingga Portugis mundur ke Aru. Tak berapa
lama, Aru juga berhasil direbut oleh Aceh hingga akhirnya Portugis mundur ke
Malaka.
47
48
3. Kerajaan Demak
Berdirinya Kerajaan Demak
dilatarbelakangi
oleh
melemahnya pemerintahan
Kerajaan
Majapahit
atas
Daerah-daerah
sudah
mendapat
Raden Patah
mengalami
perkembangan
pesat.
49
raja Demak
50
51
52
Kintamani mempunyai Anak yang pertama bernama Yusuf Akbar (Maulana Yusuf),
pelurusan sejarah bahwa Anak Kedua Ratu Siti Rodiah kawin dengan Sultan
Mahmud Badaruddin II Kesultanan Palembang Darussalam sedang anak ketiga
Muhammad Nazaruddin (Sultan Maulana Muhammad Nazaruddin bergelar
Alamsyah) Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570).
Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak
Maulana Yusuf yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad
masih terlalu muda. Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang Kerajaan Banten.
Perang ini dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena dibantu oleh para ulama
(inilah Sejarah Bikinan Belanda). Pelurusan Sejarah bahwa Sultan Muhammad
bukan anak dari Maulana Yusuf tetapi anak ketiga dari Sultan Hasanuddin, dengan
nama lengkap Sultan Muhammad Nazaruddin "Alamsyah" dikawal oleh empat
Pengawal Kesultanan masing-masing bernama Ananta Kusuma, Daeng, Nata
Kusuma dan Jalaluddin pada saat itu Sultan Muhammad Nazaruddin yang bergelar
Alamsyah berusia 19 tahun,melakukan perjalanan ke Palembang pada masa
Inggeris masuk ke Palembang...bukan untuk memerangi palembang tetapi
menyambangi keluarga (Saudaranya yang bernama Ratu Siti Rodiah yang nikah
dengan Sultan Mahmud Badaruddin II).
Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan
Abu Fatah Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa.
Saat itu Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga
perekonomian Banten maju pesat. Wilayah kekuasaannya meliputi sisa kerajaan
Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta wilayah yang sekarang
53
menjadi provinsi Lampung. Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500 hingga
1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten.
Pada zaman pemerintahan Sultan Haji, tepatnya pada 12 Maret 1682,
wilayah Lampung diserahkan kepada VOC. seperti tertera dalam surat Sultan Haji
kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang
berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal
22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada
di Lampung.
Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial
Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun
takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari
penghancuran Surasowan oleh Gubernur-Jenderal Belanda, Herman William
Daendels tahun 1808 M.
54
sebagian
Papua.
Tanah
Maluku
yang
kaya
akan
rempah-rempah
Seram
perdagangan
dan
Ambon.
terjadilah
Dengan
adanya
persekutuan
kepentingan
daerah
atas
antara
penguasa
kerajaan.
agar
mereka
dapat
tetap
berdagang
dan
menguasai
Ternate.
Pembangunan Benteng Soa Paolo mendapat perlawanan dan salah seorang yang
55
56
Kerajaan Gowa dan Tallo adalah dua kerajaan yang terletak di Sulawesi
Selatan dan saling berhubungan baik. Banyak orang mengetahuinya sebagai
Kerajaan Makassar. Makassar sebenarnya adalah ibu kota Gowa yang juga disebut
sebagai Ujungpandang. Sebelum abad ke-16, raja-raja Makassar belum memeluk
57
agama Islam. Baru setelah datangnya Dato Ri Bandang, seorang penyiar islam dari
Sumatra, Makassar berkembang menjadi kerajaan Islam.
berkuasa sejak
Pemerintahannya
58
perdagangan Indonesia bagian timur. Oleh karena itu Sultan Hasanuddin harus
menghadapi kekuatan armada VOC Belanda sebelum dapat menguasai Maluku.
membantu Belanda
dengan
syarat akan
diberikan
kemerdekan. Pada tahun 1667, dengan bantuan Kerajaan Bone berhasil menekan
Makassar untuk menyetujui perjanjian Bongaya. Perjanjian ini berisi tiga buah
kesepakatan yaitu VOC mendapat hak monopoli dagang di Makassar, Belanda
dapat mendirikan benteng Rotterdam di Makassar, Makassar harus melepas
daerah yang dikuasainya seta mengakui Aru Palaka sebagai Raja Bone.
Setelah Sultan Hasanuddin turun tahta pada tahun 1669, Mapasomba
putranya berusaha menggantikan kepemimpinan ayahnya dan meneruskan
perjuangan perjuangan ayahnya melewan Belanda. Pasukan Kerajaan Makassar
59
akhirnya bisa dipukul mundur oleh Belanda dan jalur perdagangan di kuasai oleh
Belanda.
60
BAB III
TOKOH TOKOH PENYEBAR AGAMA ISLAM DI INDONESIA
Fansuri,
Mohammad
Arsyad
Al-Banjari,
Syekh
Taher
Jalaluddin,
Abdurrauf lahir sekitar tahun 1615 di Aceh Selatan. Tepatnya di daerah Singkel,
sebelah utara Fansur di pantai barat Aceh.
Sekitar tahun 1640, yang saat itu, yang menjadi sultan Aceh adalah Sultanah
(Ratu) Safiatuddin Tajul Alam (1641-1675), ia berangkat ke tanah Arab guna
mempelajari ilmu agama. Ia mengunjungi pusat pendidikan yang ia jumpai di
sepanjang jalur perjalanan antara Yaman dan Makkah. Kemudian bermukim di
61
dan
Jawa
dengan
adanya
usaha-usaha
yang
dilakukan
oleh
62
besar karyanya berkaitan dengan masalah fiqih, ibadah, dan tasawwuf. Semua
tulisannya yang berbahasa melayu diorientasikan pada kondisi Melayu dan disusun
pada tingkat yang sesuai dengan murid-muridnya. Dengan demikian, mereka dapat
memahami Islam secara lebih baik, mencegah mereka dari mara bahaya, dan
memperingatkan mereka melawan intoleransi.
Beberapa karyanya di bidang tasawwuf, antara lain; Umdat Al-Muhtajjin (Tiang
Orang yang Memerlukan), Kifayat Al-Muhtajjin (Pencukup Para Pengemban Hajat),
Daqaiqu Al-Huruf (Detail Huruf), Bayan Tajalli (Keterangan tentang Tajalli). Umdat
Al-Muhtajjin merupakan karya Abdurrauf yang terpenting. Buku ini terdiri dari 7 bab
yang memuat bahasan mengenai dzikir, sifat Allah. dan rasul-Nya serta asal-usul
ajaran mistik.
Di antara guru yang ia puji adalah Ahmad Qasasi. Ia menyebut gurunya ini
membimbing spiritual dan guru di jalan Allah. Sebagian di antara muridnya, ada yang
menjadi ulama terkenal, seperti Burhanuddin Ulakan dari Pariaman, Sumatera Barat.
Abdurrauf menjadi mufti kerajaan Aceh ketika diperintah oleh Sultanah Safiatuddin
Tajul Alam. Dengan dukungan kerajaan, ia berhasil menghapus ajaran salik buta,
sebuah tarekat sesat yang ada sebelumnya dalam masyarakat Aceh.
Abdurrauf memiliki sekitar 21 karya tulis yang terdiri dari kitab tafsir, kitab hadits,
kitab fiqih, dan sisanya kitab tasawwuf. Kitab tafsirnya yang berjudul Turjuman
Al-Mustafid (Terjemah Pemberi Faedah) merupakan kitab tafsir pertama yang
dihasilkan di Indonesia dan berbahasa Melayu.
63
Salah satu kitab tafsir Abdurrauf berjudul Mirad Al-Thullab fi Tafshil Marifat
Ahkam Al-Syariyah lil Al-Malik Al-Wahhab (Cermin Bagi Penuntut Ilmu Fiqih Pada
Memudahkan Mengenal Segala Hukum Syara Allah). Di dalam kitab itu termuat
berbagai masalah madzhab Syafiie yang merupakan panduan bagi seorang Qadli.
Kitab ini ditulis atas perintah sultanah.
Karena maninggal dan kemudian di makamkan di Kuala (Muara) Kr. Aceh atau Banda
Aceh, Abdurrauf juga dikenal dengan nama Teuku Syiah Kuala. Nama ini diabadikan
pada perguruan tinggi yang didirikan di Banda Aceh pada tahun 1961, yaitu
Universitas Syiah Kuala.
B. Wali Songo
Maulana Malik Ibrahim adalah wali yang tertua diantara sembilan wali. Sunan
Ampel anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik
Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad
adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid
Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan
Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik
Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.
64
Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad
16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur,
Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah
para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka
mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok
tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di
masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara.
Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin
pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni
yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah
pendamping sejati kaum jelata.
65
Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan
nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha
Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian
rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak,
ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku).
Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil
Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai
keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw. Maulana Malik
Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama tiga belas tahun
sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka
adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias
Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M
Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya.
66
dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu
menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik
Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai
tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari
Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya.
2. Sunan Ampel
Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah
Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di
Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat
dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini
menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang).
Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada
tahun 1443 M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa,
mereka singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang, kemudian ia
melabuh ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang
67
putri dari Campa, bernama Dwarawati, yang dipersunting salah seorang raja
Majapahit beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya.
mengembangkan
pondok
pesantren.
Mula-mula
ia
merangkul
Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi. Namun, pada para santrinya, ia
hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman
akidah dan ibadah. Dia-lah yang mengenalkan istilah "Mo Limo" (moh main, moh
ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk "tidak berjudi,
tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak
berzina."
68
Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan
di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.n
3. Sunan Giri
Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri
lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya
Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah
dibuang oleh keluarga ibunya--seorang putri raja Blambangan bernama Dewi
Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja (Babad
Tanah Jawi versi Meinsma).
Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat
dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah
merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti,
Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah "giri". Maka ia dijuluki Sunan Giri.
69
berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai
pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata.
Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika
Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai
penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad
Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga
sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa.
Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran
Singosari, dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat
II pada Abad 18.
Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke
berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa
Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua
sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau.
70
4. Sunan Bonang
Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama
kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang
perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban.
Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel Denta. Setelah
cukup dewasa, ia berkelana untuk berdakwah di berbagai pelosok Pulau Jawa.
Mula-mula ia berdakwah di Kediri, yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu.
Di sana ia mendirikan Masjid Sangkal Daha. Ia kemudian menetap di Bonang -desa
kecil di Lasem, Jawa Tengah -sekitar 15 kilometer timur kota Rembang. Di desa itu ia
membangun tempat pesujudan/zawiyah sekaligus pesantren yang kini dikenal dengan
nama Watu Layar. Ia kemudian dikenal pula sebagai imam resmi pertama Kesultanan
Demak, dan bahkan sempat menjadi panglima tertinggi. Meskipun demikian, Sunan
Bonang tak pernah menghentikan kebiasaannya untuk berkelana ke daerah-daerah
yang sangat sulit. Ia acap berkunjung ke daerah-daerah terpencil di Tuban, Pati,
Madura maupun Pulau Bawean. Di Pulau inilah, pada 1525 M ia meninggal.
Jenazahnya dimakamkan di Tuban, di sebelah barat Masjid Agung, setelah sempat
diperebutkan oleh masyarakat Bawean dan Tuban.
Tak seperti Sunan Giri yang lugas dalam fikih, ajaran Sunan Bonang
memadukan ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf ortodoks. Ia
menguasai ilmu fikih, usuludin, tasawuf, seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat juga
mengenal Sunan Bonang sebagai seorang yang piawai mencari sumber air di
tempat-tempat gersang.
71
Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat 'cinta'('isyq). Sangat mirip dengan
kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Bonang, cinta sama dengan iman,
pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT atau haq al yaqqin.
Ajaran tersebut disampaikannya secara populer melalui media kesenian yang disukai
masyarakat. Dalam hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan murid utamanya,
Sunan Kalijaga.
Sunan Bonang banyak melahirkan karya sastra berupa suluk, atau tembang
tamsil. Salah satunya adalah "Suluk Wijil" yang tampak dipengaruhi kitab Al Shidiq
karya Abu Sa'id Al Khayr (wafat pada 899). Suluknya banyak menggunakan tamsil
cermin, bangau atau burung laut. Sebuah pendekatan yang juga digunakan oleh Ibnu
Arabi, Fariduddin Attar, Rumi serta Hamzah Fansuri.
Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan
estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator gamelan
Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya
ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan
transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan
Bonang.
Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang piawai membius
penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir
khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa ditafsirkan Sunan Bonang sebagai
peperangan antara nafi (peniadaan) dan 'isbah (peneguhan).
72
5. Sunan Kalijaga
Dialah "wali" yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir
sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan
dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan
telah menganut Islam.
Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama
panggilan
seperti
Lokajaya,Syekh
Malaya,
Pangeran
Tuban
atau
Raden
Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di
Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat
dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini
untuk berendam ('kungkum') di sungai (kali) atau "jaga kali". Namun ada yang
menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab "qadli dzaqa" yang menunjuk statusnya
sebagai "penghulu suci" kesultanan.
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan
demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan
Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir
pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan
Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid
Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang
utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
73
Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat
dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf"
bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan
sebagai sarana untuk berdakwah.
Banyak kisah tak masuk akal yang dikaitkan dengan Sunan Gunung Jati.
Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra'
74
Mi'raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi
Sulaeman. (Babad Cirebon Naskah Klayan hal.xxii).
Semua itu hanya mengisyaratkan kekaguman masyarakat masa itu pada Sunan
Gunung Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar
tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran Raden
Manah Rarasa. Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda,
pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina.
Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para
ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya
Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan
Kasultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati.
Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya "wali songo" yang
memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai
putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon ke pedalaman
Pasundan atau Priangan.
75
penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan
Banten.
Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya
menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada
tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu
Carbon). Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15
kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat.
7. Sunan Drajat
Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke
pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di Dusun pesisir Banjarwati atau
Lamongan sekarang. Tapi setahun berikutnya Sunan Drajat berpindah 1 kilometer ke
selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa
Drajat, Paciran-Lamongan.
Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil cara ayahnya:
langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara
penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria.
Terutama seni suluk. Maka ia menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah suluk
petuah "berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada
76
yang telanjang'. Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka
menolong. Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim-piatu dan
fakir miskin.
8. Sunan Kudus
Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah
(adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung
adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. Di
Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang.
77
simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al
Baqarahyang berarti "sapi betina". Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional
Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi.
secara
berseri,
sehingga
masyarakat
tertarik
untuk
mengikuti
9. Sunan Muria
Ia putra Dewi Saroh --adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana
Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria
diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara
kota Kudus.
78
Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di
Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu
memecahkan
berbagai
masalah
betapapun
rumitnya
masalah
itu.
Solusi
pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru.
Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati.
Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.
79
1. Masa Kecil
Diriwayatkan, pada waktu Sultan Tahlilullah (1700 - 1734 M) memerintah
Kesultanan Banjar, suatu hari ketika berkunjung ke kampung Lok Gabang. Sultan
melihat seorang anak berusia sekitar 7 tahun sedang asyik menulis dan
menggambar, dan tampaknya cerdas dan berbakat, dicerita-kan pula bahwa ia
telah fasih membaca Al-Quran dengan indahnya. Terkesan akan kejadian itu,
maka Sultan meminta pada orang tuanya agar anak tersebut sebaiknya tinggal di
istana untuk belajar bersama dengan anak-anak dan cucu Sultan.
80
81
82
83
5. Karya-karyanya
Kitab karya Syekh Muhammad Arsyad yang paling terkenal ialah Kitab
Sabilal Muhtadin, atau selengkapnya adalah Kitab Sabilal Muhtadin lit-tafaqquh fi
amriddin, yang artinya dalam terjemahan bebas adalah Jalan bagi orang-orang
yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama. Syeikh
Muhammad Arsyad telah menulis untuk keperluan pengajaran serta pendidikan,
beberapa kitab serta risalah lainnya, diantaranya ialah:
Kitab Ushuluddin yang biasa disebut Kitab Sifat Duapuluh,
Kitab Tuhfatur Raghibin, yaitu kitab yang membahas soal-soal itikad serta
perbuatan yang sesat,
Kitab Nuqtatul Ajlan, yaitu kitab tentang wanita serta tertib suami-isteri,
84
berhubungan dengan itu, dan untuk mana biasa disebut Kitab Parukunan. Sedangkan
mengenai bidang Tasawuf, ia juga menuliskan pikiran-pikirannya dalam Kitab
Kanzul-Makrifah.
Setelah 40 tahun mengembangkan dan menyiarkan Islam di wilayah
Kerajaan Banjar, akhirnya pada hari selasa, 6 Syawwal 1227 H (1812 M) Allah SWT
memanggil Syekh Muh. Arsyad ke hadirat-Nya. Usia beliau 105 tahun dan
dimakamkan di desa Kalampayan, sehingga beliau juga dikenal dengan sebutan
Datuk Kalampayan.
Nama lengkap Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abdur Rahman
al-Banjari bin Saiyid Abu Bakar bin Saiyid Abdullah al-'Aidrus bin Saiyid Abu Bakar
as-Sakran bin Saiyid Abdur Rahman as-Saqaf bin Saiyid Muhammad Maula
ad-Dawilah al-'Aidrus, dan seterusnya sampai kepada Saidina Ali bin Abi Thalib dan
Saidatina Fatimah binti Nabi Muhammad s.a.w. Riwayat kedatangan datuk nenek
Syeikh Muhammad Arsyad ke dunia Melayu terjadi pertikaian pendapat. Ada riwayat
mengatakan bahwa yang pertama datang ialah Saiyid Abdullah bin Saiyid Abu Bakar
as-Sakran.
Menurut H.M Syafie bahwa ayah Abdullah bernama Saiyid Abu Bakar (berarti
datuk kepada Syeikh Muhammad Arsyad) adalah Sultan Mindano.
85
8. Pendidikan
Muhammad Arsyad al-Banjari lahir pada malam Khamis, pukul 3.00 (waktu
sahur), 15 Safar 1122 H/17 Mac 1710 M, wafat pada 6 Syawal 1227 H/3 Oktober
1812 M.
Pendidikannya ketika kecil tidak begitu jelas, tetapi pendidikannya dilanjutkan
ke Mekah dan Madinah. Sangat popular bahwa beliau belajar di Mekah sekitar 30
tahun dan di Madinah sekitar lima tahun. Sahabatnya yang paling penting yang
banyak disebut oleh hampir semua penulis ialah Syeikh `Abdus Shamad al-Falimbani,
Syeikh Abdur Rahman al-Mashri al-Batawi dan Syeikh Abdul Wahhab Bugis, yang
terakhir ini menjadi menantu beliau. Gurunya pula yang banyak disebut ialah Syeikh
Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi, Syeikh `Athaullah dan Syeikh Muhammad bin
Abdul Karim as-Sammani al-Madani. Selama belajar di Mekah Syeikh Muhammad
86
Arsyad bin Abdullah al-Banjari tinggal di sebuah rumah yang dibeli oleh Sultan Banjar.
Rumah tersebut terletak di kampung Samiyah yang disebut juga dengan Barhat
Banjar. Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari dan kawan-kawannya selain belajar
kepada ulama-ulama bangsa Arab, juga belajar kepada ulama-ulama yang berasal
dari dunia Melayu. Di antara guru mereka yang berasal dari dunia Melayu ialah:
Syeikh Abdur Rahman bin Abdul Mubin Pauh Bok al-Fathani, Syeikh Muhammad Zain
bin Faqih Jalaluddin Aceh dan Syeikh Muhammad `Aqib bin Hasanuddin al-Falimbani,
dan barangkali banyak lagi.
Hampir semua ilmu keislaman yang telah dipelajari di Mekah dan Madinah
mempunyai sanad atau silsilah yang musalsal mulai dari beliau hingga ke atasnya. Hal
ini cukup jelas seperti yang ditulis oleh Syeikh Yasin Padang dalam beberapa buah
karya beliau. Lama masa belajar di Mekah dan Madinah, dalam jumlah pelajaran dan
jenis kitab yang banyak dipelajari, ditambah lagi belajar kepada ulama yang
benar-benar ahli di bidangnya masing-masing, di tempat sumber agama Islam itu
sendiri, serta diperoleh daripada ulama-ulama yang warak, maka tidak diragukan
bahwa Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari akhirnya menjadi seorang
ulama besar tanah Jawi atau dunia Melayu. Kewarakannya diakui oleh ulama-ulama
yang datang kemudian daripada beliau karena banyak bukti-buktinya.
Selain bukti berupa karya-karyanya, juga dapat diambil tentang jasa-jasanya
mencelikkan mata terutama rakyat Banjar atau seluruh dunia Melayu melalui
karangannya yang paling terkenal Sabil al-Muhtadin. Selain itu ternyata keturunan
beliau sangat banyak yang menjadi ulama. Ini sebagai bukti bahwa Syeikh
Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari telah berhasil membasmi kejahilan selain
untuk dirinya pribadi, untuk keturunannya, keluarga besar Banjar, bahkan juga
87
pengaruhnya dirasakan di seluruh dunia Melayu. Hal ini dikarenakan memang hampir
tidak ada ulama dunia Melayu yang tidak kenal dengan karyanya Sabil al-Muhtadin
tersebut.
9. Sahabat-sahabat
88
10. Penulisan
Tradisi kebanyakan ulama, ketika mereka belajar dan mengajar di Mekah,
sekaligus menulis kitab di Mekah juga. Lain halnya dengan Syeikh Muhammad Arsyad
bin `Abdullah al-Banjari, walaupun dipercayai bahwa beliau juga pernah mengajar di
Mekah, namun karya yang dihasilkannya ditulis di Banjar sendiri. Lagi pula
nampaknya beliau lebih mencurahkan khidmat darma baktinya di tempat kelahirannya
sendiri yang seolah-olah tanggungjawab rakyat Banjar terbeban di bahunya. Ketika
mulai pulang ke Banjar, memang beliau sangat sibuk mengajar dan menyusun segala
macam bidang yang bersangkut-paut dengan dakwah, pendidikan dan pentadbiran
Islam. Walaupun begitu beliau masih sempat menghasilkan beberapa buah karangan.
Karangannya yang sempat dicatat adalah seperti berikut di bawah ini :
89
8. Ushul ad-Din
9. Kitab al-Faraid
10. Hasyiyah Fat-h al-Wahhab
11. Mushhaf al-Quran al-Karim
12. Fat-h ar-Rahman
13. Arkanu Ta'lim as-Shibyan
14. Bulugh al-Maram
15. Fi Bayani Qadha' wa al-Qadar wa al-Waba'
16. Tuhfah al-Ahbab
17. Khuthbah Muthlaqah Pakai Makna. Kitab ini dikumpulkan semula oleh
keturunannya, Abdur Rahman Shiddiq al-Banjari. Dicetak oleh Mathba'ah
Al-Ahmadiah, Singapura, tanpa dinyatakan tarikh cetak.
Ada pun karyanya yang pertama, iaitu Tuhfah ar-Raghibin, kitab ini sudah
jelas atau pasti karya Syeikh Muhammad Arsyad bin `Abdullah al-Banjari bukan karya
Syeikh `Abdus Shamad al-Falimbani seperti yang disebut oleh Dr. M. Chatib Quzwain
dalam bukunya, Mengenal Allah Suatu Studi Mengenai Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus
Samad AI-Falimbani, yang berasal daripada pendapat P. Voorhoeve. Pendapat yang
keliru itu telah saya bantah dalam buku Syeikh Muhammad Arsyad (l990).
Dasar saya adalah bukti-bukti sebagai yang berikut:
1. Tulisan Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani, ``Maka disebut oleh yang
empunya karangan Tuhfatur Raghibin fi Bayani Haqiqati Imanil Mu'minin bagi
`Alim al-Fadhil al-'Allamah Syeikh Muhammad Arsyad.''
90
2. Tulisan
Syeikh `Abdur
Rahman
Shiddiq al-Banjari
dalam Syajaratul
91
BAB IV
BENTUK BENTUK PENINGGALAN ISLAM
Bangunan yang menjadi ciri khas Islam antara lain ialah masjid, istana/keraton,
dan makam (nisan).
1)
Masjid
92
Bentuk dan ukuran masjid bermacam-macam. Namun, yang merupakan ciri khas
sebuah masjid ialah atap (kubahnya). Masjid di Indonesia umumnya atap yang
bersusun, makin ke atas makin kecil, dan tingkatan yang paling atas biasanya
berbentuk limas.
Jumlah atapnya selalu ganjil. Bentuk ini mengingatkan kita pada bentuk atap
candi yang denahnya bujur sangkar dan selalu bersusun serta puncak stupa yang
adakalanya berbentuk susunan payung-payung yang terbuka. Dengan demikian,
masjid dengan bentuk seperti ini mendapat pengaruh dari Hindu-Buddha.
93
(1) Makam Sunan Langkat (di halaman dalam masjid Azisi, Langkat)
94
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk nisan dapat kita lihat antara lain
pada beberapa nisan berikut :
1. Di Leran, Gresik (Jawa timur) terdapat batu nisan bertuliskan bahasa dan
huruf Arab, yang memuat keterangan tentang meninggalnya seorang
perempuan bernama Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 475
Hijriah (1082 M);
2. Di Sumatra (di pantai timur laut Aceh utara) ditemukan batu nisan Sultan
Malik alsaleh yang berangka tahun 696 Hijriah (!297 M);
3. Di Sulawesi Selatan, ditemukan batu nisan Sultan Hasanuddin;
4. Di Banjarmasin, ditemukan batu nisan Sultan Suryana Syah; dan
5. Batu nisan di Troloyo dan Trowulan.
Peninggalan Islam dapat juga kita temui dalam bentuk karya seni seperti seni
ukir, seni pahat, seni pertunjukan, seni lukis, dan seni sastra. Seni ukir dan seni pahat
ini dapat dijumpai pada masjid-masjid di Jepara. Seni pertunjukan berupa rebana dan
tarian, misalnya tarian Seudati. Pada seni aksara, terdapat tulisan berupa huruf
arab-melayu, yaitu tulisan arab yang tidak memakai tanda (harakat, biasa disebut arab
gundul).
Salah satu peninggalan Islam yang cukup menarik dalam seni tulis ialah
kaligrafi. Kaligrafi adalah menggambar dengan menggunakan huruf-huruf arab.
Kaligrafi dapat ditemukan pada makam Malik As-Saleh dari Samudra Pasai.
95
Syair banyak dihasilkan oleh penyair Islam, Hamzah Fansuri. Karyanya yang
terkenal adalah Syair Dagang, Syair Perahu, Syair Si Burung Pangi, dan Syair Si
Dang Fakir.
Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita atau dongeng yang sering
dikaitkan dengan tokoh sejarah. Peninggalan Islam berupa hikayat antara lain,
Hikayat Raja Raja Pasai, Hikayat Si Miskin (Hikayat Marakarma), Hikayat Bayan
Budiman, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Jauhar Manikam.
Babad adalah cerita sejarah tetapi banyak bercampur dengan mitos dan
kepercayaan masyarakat yang kadang tidak masuk akal. Peninggalan Islam berupa
babad antara lain Babad Tanah Jawi, Babad Sejarah Melayu (Salawat Ussalatin),
Babad Raja-Raja Riau, Babad Demak, Babad Cirebon, Babad Gianti.
96
97
BAB V
KEADAAN BANGSA INDONESIA MENJELANG
KEMERDEKAAN
mendapat
perlakuan
yang
istimewa,
contohnya
seperti
98
99
100
B. Keadaan Politik
dalam
bentuk
lain,
yaitu
dengan
cara
mendirikan
101
102
103
104
diakhir
penjajahannya
di
Indonesia,
pemerintah
Jepang
C. Keadaan Pendidikan
105
106
107
108
BAB VI
PERAN UMMAT ISLAM
DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN
A. Lembaga Pendidikan Islam
langsung
dengan
109
110
Satuan tentara Hizbullah yang dibentuk tahun 1994, tetapi ada juga
yang masuk
111
112
Pertama,
Kemunduran umat Islam karena tidak adanya persatuan di antara
sesama umat Islam. Justru umat islam sering berperang dengan
sesamanya. Sehingga umat Islam mudah dijajah oleh bangsa
Eropa.
Kedua
Ummat Islam seluruh Dunia harus bersatu kembali untuk
mengusir penjajah bangsa Eropa.
tokoh-tokoh
umat
Islam
Indonesia
dalam
masalah
113
Tokoh umat Islam yang telah disebutkan diatas sangat besar jasanya
dalam menanamkan nilai-nilai Islam. Umumnya bangsa Indonesia
mendapatkan pengetahuan agama dari mereka atau dari murid-murid
mereka.
Sedangkan tokoh-tokoh umat Islam yang bergerak dalam bidang
politik yaitu :
H. Samanhudi yang menjadi pelopor berdirinya Sarikat Islam.
H. Umar Said Cokroaminoto
114
H. Agus Salim
Keduanya merupakan tokoh Sarikat Islam yang terkenal dan telah
berhasil membawa Sarikat Islam menjadi organisasi yang terbesar saat itu.
Kemunduran Sarikat Islam pada tahun 1920 M tidak menyurutkan
perjuangan umat Islam Indonesia.
Dengan surutnya pergerakan Sarikat Islam yang didirikan oleh H.
Samanhudi,
justru
berkembangnya
perkumpulan-perkumpulan
pemikiran
organisasi
dari
untuk
mendirikan
kalangan
muslimin,
115
116
BAB VII
PERAN UMMAT ISLAM
DALAM MENGISI KEMERDEKAAN
A. Dikotomi Masyarakat Indonesia
117
118
119
120
c. Islam Abangan/awam
Islamnya abangan atau orang awam adalah :
1. Pengetahuan agamanya rendah,
2. Tidak terlalu taat menjalankan ajaran agama,
3. Berasal dari masyarakat biasa.
kepada
masyarakat
Indonesia
dengan
cara
meningkatkan
121
122
pembentukan
Badan
Penyelidikan
Usaha-Usaha
Persiapan
123
3. A.A Maramis
4. Ahmad Soebarjo
5. M. Yamin
6. KH. Wahid Hasyim
7. H. Agus Salim
8. Abikusno
9. Abdul Kahar Muzakir
Karena panitia kecil ini terdiri dari 9 orang, maka panitia ini sering disebut
dengan panitia sembilan. Pada tanggal 22 Juni 1945 M di Jakarta, panitia
sembilan ini menyetujui dimasukkannya kalimat : Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemelukannya. Dalam
Muqodimah UUD 1945. Karena persetujuan ini dilakukan di Jakarta maka
dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Sembilan kata yang tertera dalam Piagam Jakarta ini kemudian
dibatalkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Wakil-wakil Islam menyetujui
pembatalan ini demi persatuan untuk mencapai kemerdekaan. Dengan
demikian umat Islam telah melakukan pengorbanan yang besar. Sebab hal
yang terpenting bagi umat Islam adalah persatuan di antara bangsa Indonesia.
Pengorbanan yang telah dilakukan umat Islam ternyata tidak sia-sia,
karena dengan ini bangsa Indonesia dapat mencapai kemerdekaan dan
mempertahankan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Kolonial Belanda
yang sudah mundur dan terkalahkan, sehingga Negara Indonesia jadi
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 ternyata masih berusaha untuk
kembali menjajah lagi dengan berbagai cara, terakhir usaha Belanda adalah
124
C. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan bidang ekonomi adalah hal yang penting dilakukan
setelah Indonesia merdeka. Sebagaian dari tujuan kemerdekaan ini tidak lain
agar bangsa kita menjadi makmur dan sejahtera tanpa harus tunduk dengan
bangsa lain. Oleh sebab itu masalah ekonomi menjadi perhatian utama para
pemimpin negara kita.
Maka secara perlahan-lahan dibangunlah perekonomian Indonesia
berdasarkan asas kekeluargaan. Asas ini diambil dari budaya asli bangsa
Indonesia yang suka bergotong royong. Pada saat Indonesia merdeka,
keadaan ekonomi dinegara kita sedang kacau balau. Harga-harga barang
kebutuhan pokok melambung tinggi. Dan banyak mata uang yang beredar
dimasyarakat sehingga membingungkan masyarakat. Untuk mengatasi hal ini,
maka pemerintah melakukan :
125
Negara kita juga tidak boleh membeli barang-barang dari negara lain
Negara kita adalah negeri yang kaya akan hasil bumi yang
dibutuhkan negara lain
126
kacau-balau
dan
perlu
membangun
atau
mengisi
127
BAB VIII
PERAN UMMAT ISLAM DALAM PEMBANGUNAN
A. Bidang Kemasyarakatan
Sumbangan
ummat
Islam
dibidang
kemasyarakatan
adalah
Ulama
telah
memanfaatkan
pengaruhnya
untuk
mendukung
128
Artinya :
........ dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada suatu kaum karena
mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram mendorongmu berbuat
aniaya (kepada mereka). Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa
dan permusuhan Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
sangat beratsiksanya. (Q.S Al-Maidah ayat 2)
:
: .
, , , :
) ( .
, ,
Artinya :
Dari Abu Hurairah ra. Berkata : Bersabda Rasulullah saw. Hak seorang muslim
dengan seorang muslim lainnya ada enam perkara : maka tatkala engkau
bertemu dengan dia, maka berikan salam atasnya, dan tatkala dia
mengundangmu maka ijabahlah dia dan tatkala dia minta nasehat krpadamu
129
maka nasehatilah dan tatkala dia bersin dan mengucapkan tahmid maka
doakanlah dia dan tatkala dia sakit maka jenguklah dan tatkala dia mati maka
ikutlah dia (ke makam). (H.R Imam Muslim).
Sejarah telah membuktikan bahwa ummat Islam berperan antara lain :
1. Membantu pemerintah dibidang kemasyarakatan antara lain :
menunjang
program
pemerintah
dibidang
agama,
namun
juga
masalah-masalah
kemasyarakatan.
130
Tujuannya
yaitu
untuk
memberikan
pelayanan
kepada
mayoritas
dari
penduduk
Indonesia
namun
tetap
131
132
133
Agama
memberikan
bantuan
kepada
Madrasah
yang
juga
dan
mengawasi
pendidikan
agama
pada
perguruan-perguruan tinggi.
7. Mengatur, mengurus, mengawasi penyelenggaraan ibadah haji.
Setelah berdirinya Departemen Agama, persoalan pendidikan
agama Islam mulai mendapat perhatian lebih serius, sebagai bukti
antara lain :
134
135
telah
memainkan
peranan
penting
dibidang
generasi
Islam
dalam
keikutsertaan
C. Bidang Agama
orang
bebas
memeluk
agama
dan
kepercayaannya
masing-masing.
Oleh karena itu, ummat Islam Indonesia sejak ditetapkan Pancasila
sebagai dasar negra menjadi pemrakarsa dan pengamal yang taat. Wujudnya
dalam kehidupan sehari-hari antara lain : ummat Islam Indonesia sangat
menjunjung tinggi hidup rukun antara sesama pemeluk agama yang diakui olah
undang-undang.
Agama Islam telah mengajarkan kepada ummatnya untuk hidup rukun
berdampingan bersama pemeluk-pemeluk agama lain. Contoh dalam hal ini
adalah telah dimulai semenjak Nabi Muhammad Saw menjadi pemimpin di
Madinah. Tidak ada satu haditspun yang menyebutkan, larangan ummat Islam
bergaul dengan ummat beragama selain Islam. Apalagi harus memusuhi.
Bahkan sebaliknya, Nabi Muhammad Saw beserta sahabat di Madinah hidup
136
137
138
DAFTRA PUSTAKA
1. http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia/
2. Buku Ajar Sejarah Kebudayaan Islam IX untuk MTs : Fokus
139