Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan
perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu seperti cardiovaskular, diabetes, TBC, asthma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan. Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Tahap kegiatan konseling: 1. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien 2. Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui Three Prime Questions, yaitu: Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda? Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda? Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah Anda menerima terapi Obat tersebut? 3. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat 4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan Obat 5. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda tangan pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang diberikan dalam konseling dengan menggunakan Formulir 7 sebagaimana terlampir dalam permenkes no 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek. Contoh konseling serbuk tabur 1. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien. 2. Kegunaan obat : tergantung bahan obat yang di gunakan. Cara penggunaan obat : penggunaan obat tabur dengan menaburkan pada kulit yang sakit (topikal), kemudian diratakan pada sekitar permukaan. adakalanya cara pengunaan serbuk tabur telah terdapat pada resep, seperti di penggunaan secara tipis-tipis. serbuk tabur tidak boleh digunakan pada luka yang terbuka karena kemungkinan besar dapat menyebabkan iritasi kulit. 3. Kapan obat digunakan :frekuensi penggunaan juga tergantung dari resp yang diberikan. seperti dua kali sehari, tiga kali sehari atau seperlunya saja. Cara penyimpanan: penyimpanan serbuk tabur adalah pada tempat kering tidak lembab, pada suhu kamar, dan dihindarkan dari jangkauan anak-anak dan hewan. Cara dan waktu pemusnahan obat: obat serbuk tabur merupakan obat dengan bentuk sediaan padat dan kering, diracik dari bahan baku obat. Maka dari itu masa pemusnahan obat adalah 6 bulan setelah obat serbuk tabur diracik. Cara pemusnahannya adalah sama seperti obat sediaan padat lainnya, yaitu serbuk tabur dikeluarkan dari wadah kemudian dibuang atau di
tanam atau di larutkan, sedangkan wadahnya dirusak dengan menghilangkan seluruh
informasi yang berkaitan dengan obat termasuk merusak etiket. 4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan Obat 5. Peringatan tentang efek samping obat: karena serbuk tabur merupakan obat topikal, sehingga efek samping obat dapat dengan jelas diketahui seperti gatal gatal, kulit menjadi merah atau menimbulkan ruam kulit, maka dari itu apabila terjadi efek samping seperti itu disarankan untuk memeriksakan lagi keadaannya ke dokter. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien
Contoh konseling serbuk terbagi
1. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien. 2. Kegunaan obat : tergantung bahan obat yang di gunakan. Cara penggunaan obat : penggunaan obat serbuk tebagi(puyer),tanpa perlu di ukur dosis untuk tiap kali pemakaian, selanjutnya serbuk tersebut didispendingkan dalam air kemudian bisa di minum. 3. Kapan obat digunakan :frekuensi penggunaan juga tergantung dari resep yang diberikan. seperti dua kali sehari, tiga kali sehari atau seperlunya saja. Cara penyimpanan: penyimpanan serbuk terbagi adalah pada tempat kering tidak lembab ,pada suhu kamar,dan dihindarkan dari jangkauan anak-anak. Cara dan waktu pemusnahan obat: obat serbuk terbagi merupakan obat dengan bentuk sediaan padat dan kering, diracik dari bahan baku obat. maka dari itu masa pemusnahan obat adalah 6 bulan setelah obat serbuk terbagi diracik. cara pemusnahannya adalah sama seperti obat sediaan padat lainnya, yaitu serbuk terbagi dikeluarkan dari wadah kemudian dibuang atau di tanam atau di larutkan, sedangkan wadahnya dirusak dengan menghilangkan seluruh informasi yang berkaitan dengan obat termasuk merusak etiket. 4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan Obat. 5. Peringatan tentang efek samping obat: karena serbuk terbagi merupakan obat dalam, sehingga efek samping obat tidak dapat dengan jelas diketahui, hanya seperti gatal gatal, kulit menjadi merah atau menimbulkan ruam kulit, maka dari itu apabila terjadi efek samping seperti itu disarankan untuk memeriksakan lagi keadaannya ke dokter Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien