Anda di halaman 1dari 3

Nomor Dokumen :

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP)
Tanggal Terbit :
TATA KELOLA VAKSIN DI
PUSKESMAS

Nomor Revisi :
Halaman: 1/3

PUSKESMAS
NGALIYAN
Dibuat oleh :

Sinta Tri Ciptarini

DEFINISI

TUJUAN
PETUGAS
PERALATAN

PROSEDUR

Disetujui oleh :
Petugas Tata Kelola Vaksin

Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas Ngaliyan

dr. Wahidah Nofridalia, M.Kes


NIP : 19611151989032006
Vaksinasi atau imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan
atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk
menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga
dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme
1. Sebagai acuan dalam pelayanan imunisasi bagi bayi, balita,
dan anak sekolah di Posyandu, Puskesmas, dan sekolah
2. Sebagai acuan dalam pengelolaan vaksin
Bidan dan perawat pelaksana imunisasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Vaksin
Lemari es khusus
Vaksin carrier dengan cold pack
Safety box
Pengukur suhu lemari es
Indikator suhu lemari es
Tempat sampah
Dokumen pencatatan pengelolaan vaksin

Penyimpanan vaksin:
1. Vaksin di simpan di lemari es pada suhu 20 -80C
2. Susunan dus vaksin dalam leamri es diberi jarak antara 2 jari
untuk pertukaran udara
3. Vaksin FS (Frezee Sensitive = DPT,HB,DT,TT) diletakkan
jauh dengan bagian paling dingin dalam lemari es
(evaporator). Vaksin HS (Heat Sensitive = Polio, Campak,

BCG) diletakkan dekat dengan evaporator.


4. Lemari es dibuka seminimal mungkin setiap harinya untuk
menjaga stabilitas suhu penyimpanan.
5. Suhu dipantau setiap hari (pagi dan sore) dan dicatat pada
grafik suhu lemari es
6. Melakukan pemeliharaan lemari es (harian, mingguan dan
bulanan)
Prosedur Pengeluaran vaksin dan pelarut dari lemari es
1. Menententukan seberapa banyak vial vaksin yang dibutuhkan
untuk pelayanan sebelum membuka lemari es
2. Mencatat suhu di dalam lemari es
3. Memiilih dan mengeluarkan vaksin sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan untuk alat pemantau botol vaksin
(VVM) dan tanggal kedaluarsa
Prosedur permintaan vaksin untuk pelayanan di klinik KIA,
Posyandu, dan unit terkait
1. Mengajukan permohonan resmi permintaan vaksin kepada
petugas pengelola vaksin Puskemas
2. Vaksin yang diminta harus sesuai dengan kebutuhan sasaran
3. Vaksin dibawa dengan menggunakan vaksin carrier atau cold
box yang diisi cool pack dengan jumlah yang sesuai
Prosedur permitaan vaksin dari Puskesmas ke DKK
1. Mengajukan permohonan resmi permintaan vaksin dari
Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota
2. Permintaan vaksin mempertimbangkan stok maksimum dan
daya tampung penyimpanan vaksin
Prosedur Penerimaan Vaksin dari DKK ke Puskesmas
1. Penerimaan vaksin dilakukan dengan cara diantar oleh DKK
atau diambil oleh puskesmas
2. Distribusi vaksin menggunakan cold box atau vaksin carrier
yang disertai dengan cool pack
3. Disertai dengan dokumen pengiriman berupa Surat Bukti
Barang Keluar (SBBK) dan Vaccine Arrival report (VAR)
4. Pada setiap cold box atau vaksin carrier disertai dengan
indikator pembekuan
Prosedur pemeriksaan keamanan vaksin
1. Memeriksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada,
vaksin atau pelarut tidak boleh digunakan.
2. Memeriksa alat pemantau botol vaksin (VVM)
3. Memeriksa tanggal kadaluarsa
4. Memeriksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es. Jika
indikator menunjukkan adanya pembekuan atau diperkirakan
vaksin yang sensitif beku (vaksin-vaksin DTP, DT, TT,
HepB, DTP-HepB ) telah membeku, sebaiknya dillakukan tes
kocok.

Pemeliharaan cold chain atau sistem rantai dingin vaksin selama


pelaksanaan imunisasi
1. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus
disimpan dalam vaccine carrier dengan menggunakan cold
pack, agar suhu tetap terjaga pada temperature 20-80 C dan
vaksin yang sensitive terhadap pembekuan tidak beku
2. Hindari vaccine carrier yang berisi vaccine dari cahaya
matahari langsung
3. Sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus tersimpan
dalam vaccine carrier yang tertutup rapat
4. Jangan membuka vaccine atau melarutkan vaccine bila belum
ada sasaran datang
5. Pada saat pelarutan, suhu pelarut dan vaksin harus sama
6. Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka vial baru
sebelum vial lama habis
7. Bila sasaran belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan
harus dilindungi dari cahaya matahari dan suhu luar,
seharusnya dengan cara diletakkan di lubang busa yang
terdapat diatas vaksin carrier
8. Dalam setiap vaccine carrier sebaiknya terdapat empat cool
pack
9. Bila vaksin yang sudah dilarutkan sudah habis, pelarutan
selanjutnya dilakukan bila telah ada anak yang hendak
diimunisasi.
Penyiapan tempat pelayanan imunisasi
a. Fasilitas pelayanan kesehatan
Mudah diakses
Tidak terkena langsung oleh sinar matahari, hujan atau debu;
Cukup tenang
b. Tempat pelayanan imunisasi lapangan (outreach)
Jika di dalam gedung maka harus cukup terang dan cukup
ventilasi
Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang panas, tempat
harus teduh.

UNIT TERKAIT

REFERENSI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Klinik MTBS
Klinik KIA/KB
Dinas Kesehatan
Posyandu
Puskesmas Pembantu (Pustu)
Bidan Praktek Mandiri (BPM)
Rumah Sakit

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun


2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi

Anda mungkin juga menyukai