Tahun, 2002
GUBEUR TENIS
Karya: Jimmy Maruli Alfian
siapa yang tahu
kalau kita akan saling bunuh sewaktu-waktu
karena memang ada sisa peluru
yang siap tertarik oleh pelatuk masa lalu
dalam setiap kejadian
yang nampak hanyalah tubuhmu telanjang
merupa selembar daun coklat
tanggas karena angina begitu cepat
tetapi seperti kun fayakun yang selalu kita gandakan
di ujung gelisah
maka ada juga belati yang setiap pagi harus diasah
mungkin maut juga akan kerap mampir ke lobi hotel
menunggu kita yang sejak sore berdekap
dalam selimut warna pastel
terlebih lagi angin kemarau
selalu menggoyangkan dedaun merbau
maka kita tak pernah bias pulas
sebab ketakutan setiap malam jatuh deras
dan ada beberapa senjata yang sudah kita siapkan
selain radio dan televisi yang acap menawarkan kesangsian
kita tahu, Qabil yang mengajarkan ini semua
ketika ia resah mengeja senja pada album keluarga
tapi apakah benar kita tak takut untuk saling kehilangan
sementara tampak kejauhan
orang-orang di stasiun risau pada jam keberangkatan?
maka siapa yang tahu kita akan saling bunuh sewaktu-waktu
seperti kau hunjamkan duri mawar dari pelipisku saat pertama bertemu
Tahun, 2002