Anda di halaman 1dari 3

LARASTI REYMA PRAMISTA L.

100080083

ANALISIS TEKS BERITA: PANDANGAN KONSTRUKSIONIS


Analisis framing adalah salah satu metode analisi teks yang berada dalam katagori penelitian konstruksionis. Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. Dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionis ini sering disebut sebagai paradigma produksi dan penukaran makna. Ia sering dilawankan dengan paradigma positivis (paradigma transmisi). Dimana paradigma positivis ini melihat komunikasi sebagai bentuk pengiriman pesan. Secara umum, model komunikasinya menyertakan pengirim (sender), penerima, dan medium mana pesanpesan dikirimkan. Gangguan (noise) terjadi di antara proses komunikasi tersebut. Asumsi dari pendekatan paradigma positivis ini adalah adanya hubungan satu arah dari media kepada khalayak, dimana komunikasi sebagai suatu proses penyebaran dan pengiriman pesan. Berbeda dengan paradigma transmisi adalah konstruksionis (produksi dan pertukaran makna). Paradigma ini melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Diaman menitikberatkan bukan dari proses pengiriman pesanya akan tetapi pada bagaimana masing-masing pihak dalam lalu lintas komunikasi saling memproduksi dan menukarkan makna. Ada 2 karakteristik penting dari pendekatan konstruksionis: a) pendekatan konstruksionis menekankan pada politik pemaknaan dan proses bagaimana seseorang membuat gambaran tentang realitas. Dan b) pendekatan konstruksionis memandang kegiatan komunikasi sebagai proses yang dinamis. Ada beberapa perbedaan mendasar antara paradigma yang melihat komunikasi sebagai transmisi dan paradigma yang melihat komuniksai sebgai produksi dan pertukaran makna: 1. Dari sudut definisi mengenai komunikasi sebagi interaksi sosial Dimana dalam pendekatan positivis, melihat komuniksi sebagai suatu proses dimana seseorang mempengaruhi perilaku atau pikiran orang lain. Sebaliknya, pendekatan konstruksionis, memusatkan perhatian pada bagaimana pesan atau teks, hubungan dengan khalayak dalam memproduksi makna yang berarti menitikberatkan pada peranan teks dalam kebudayaan. Paradigma transmisi, melihat interksi sosial sebagai proses dimana satu orang berhubungan dengan orang lain, memberikan stilmulus dan mempengaruhi baik sikap maupun perilaku. Sebaliknya, paradigma konstruksionis melihat komunikasi bukan sebgai penyebaran pesan dan gagasan,tetapi proses pembentukan individu sebagai anggota dari kebudayaan atau masyarakat. 2. Perbedaan dalam hal definis tentang pesan itu sendiri

Paradigma transmisi (proses) melihat pesan sebgai apa yang dikirimkan atau disebarkan oleg seseorang dalam suatu proses komunikasi. Sedangkan, dalam pandangan konstruksionis, pesan adalah konstruksi yang melalui interaksi dengan peneriam (receiver.

KARAKTERISTIK PENELITIAN
Tujuan penelitian: Rekonstruksi Realitas Sosial.
Dalam pandangan konstruksionis, tidak ada realitas dalam arti riil yang seolah-olah ada. Realitas sosial tergantung pada bagaimana seseorang memahami dunia,dan bagaimana seseorang menafsirkanya. Hal ini berbeda dengan pandangan positivis, yang percaya ada realitas yang benar, riil, dan diatur oleh hukum-hukum universal. Hal yang sama dapat diterapkan dalam tradisi penelitian analisis isi media yang bertujuan untuk melihat dan mengetahui bagaimana media mengkonstruksikan realitas. Positivis konstruksionis Tujuan penelitian: eksplanasi, prediksi, dan kontrol Tujuan penelitian: rekonstruksi realitas secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti

Peneliti sebagai Fasilitator Keragaman Subjektivitas Sosial


Dalam pandangn konstruksionis, peneliti berperan sebagai fasilitator yang menjembatani berbagai pemaknaan subjek sosial. Tidak ada realitas yang riil yang ada hanya konstruksi atas realitas. Sebaliknya, dalam penelitian yang bertipe positivistik, peneliti berperan sebagai disinterested scientist, yang berfungsi menjemput dan mengambil fakta yang telah tersedia. Positivis Peneliti berperan sebagai disinterseted scientist Konstruksionis Peneliti sebgai passionate participant, fasilitator yang menjembatani keragaman subjektivitas pelaku sosial

Makna suatu Teks adalah Hasil Negosiasi antara Teks dan Peneliti
Dalam pandangan positivis, makna adalah sesuatu yang inheren ada dalam setiap teks. Sadangkan pada pandangan konstruksionis, makna pada dasarnya bukan ditransmisikan/dikirimkan dari pengirim ke penerima, melainkan dinegosiasikan antara teks, pengirim, dan penerima pesan. Positivis Transmisi: Makna terdapat secara inheren ada dalam teks, dan ditransmisikan kepada pembaca Konstruksionis Transmisi: Makna adalah hasil dari proses saling mempengaruhi antara teks dan pembaca, makna bukan ditransmisikan tetapi dinegosiasikan

Temuan adalah Interaksi Antara Penaliti dan Objek yang Diteliti.


Dalam penelitian bertipe konstruksionis, pengamat dan yang diamati sebagai satu entitas. Temuan dilihat sebgai hasil kreasi dari proses interaksi antara keduanya. Sedangkan, pandangan

positivis melihat ada realitas yang bersifat objektif yang berada di luar diri peneliti. Jadi peneliti harus menjaga jarak sejauh mungkin tidak boleh terlihat dengan realitas yang akan diteliti. Positivis Dualis: Ada realitas objektif, sebgai suatu realitas yang eksternal di luar diri peneliti. Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak dengan objek penelitian Konstruksionis Transaksionalis: Pemahaman tentang suatu realitas, atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti

Penafsiran Bagian yang Tak Terpisahkan dalam Analisis


Dalam penelitian bertipe konstruksionis, penafsiran (hermeneutik) dalam dialektika menjadi bagian yang inheren dalam penelitian. Lewat hermeneutik, peneliti ingin menggambarkan bagaimana individu mengkostruksikan realitas, dialektika digunakan untuk membandingkan dan mempertentangkan keberadaan individu yang satu dengan yang lain. Sedangkan paradigma positivis menolak penafsiran. Penelitian teks lebih diarahkan untuk melihat apa yang tersaji dalam pemberitaan. Positivis Objektif: Analisi teks tidak boleh menyertakan penafsiran atau opini peneliti Konstruksionis Subjektif: Penafsiran bagian tidak terpisahkan dari penelitian teks. Bahkan dasar dari analisis teks

Menekankan Empati dan Interaksi Dialektis Antara Penelitia-Teks


Secara metodologis, tujuan dari penelitian yang bertipe konstruksionis adalah untuk mengerti dunia yang kompleks dari pengalaman kehidupan dari sisi orang yang mengalaminya. Sedangkan dalam penelitian positivis kita meliahat dunia hanya seakan-akana dari kacamata realitas yang terjadi pada waktu itu. Positivis Intervensionis : Penguji hipotesis dalam struktur hipoteco deductive method , melalui lab eksperiman atau survei eksplanatif, dengan analisis kuantitatif Konstruksionis Reflektif/dialektik : Menekankan empati dan interaksi dialektis antara peneliti-teks untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode kualitatif

Kualitas Penelitian Diukur dari Otentisitas dan Refleksivitas Temuan


Dalam pandangan positivis, kriteria kualitas penelitian disimbolkan lewat validitas (apakah penelitian benar-benar mengukur apa yang ingin dia ukur) dan reliabilitas (apakah penelitian dengan instrumen yang sama akan menghasilkan hasil yang sama kalau dilakukan dalam waktu dan peneliti yang berbeda). Sedangkan dalam pandangan konstruksionis, peneliti justru terjun langsung, malakukan empati dan sharring dengan objek yang dia teliti untuk mengukur dan mengetahui bagaimana mereka bertindak dan mengerti atas dunia yang mereka bentuk. Positivis Kriteria kualitas penelitian : Objektif, validitas, dan reliabilitas (internal dan eksternal) Konstruksionis Kriteria kualitas penelitian : Otentisitass dan refleksivitas, sejauh mana temuan merupakan refleksi otenti dari raelitas dihayati oleh para pelaku sosial

Anda mungkin juga menyukai