Anda di halaman 1dari 2

Project Life Cycle

Siklus proyek atau lebih dikenal dengan nama project life cycle merupakan
tahapan yang dilalui proyek mulai dari inisiasi sampai tahap akhir. Setiap proyek
memiliki ukuran dan tolak ukur tertentu. Siklus hidup proyek kemudian biasanya
dipantau berdasarkan grafik level biaya terhadap waktu. Seperti pada saat
memulai proyek, biaya yang dibutuhkan sangat rendah, kemudian biaya terus
meningkat hingga tahap pengerjaan proyek. Setelah pengerjaan proyek selesai,
biaya yang dibutuhkan menurun. Untuk itulah dalam project life cycle terdapat
fase khusus yang memberi arahan tertentu dalam cara mengelola secara baik
dan maksimal. Project Life Cycle terdiri dari 5 tahap dalam fase Single Phase
Proyek yang aktifitasnya berjalan secara berurutan, tanpa pengulangan
aktifitasSelain itu juga terdapat fase Phase-to-Phase Relationships. Fase ini
merupakan
gabungan
dari
beberapa
fase.
2.1 Single Phase Proyek Single Phase Proyek merupakan aktifitas dalam
manejemen proyek yang berjalan secara berurutan, tanpa pengulangan aktifitas
sekalipun. Dalam urutan aktifitas pada fase ini yaitu tahap Initiating Processes,
Planning
Processes,
Executung
Processes,
dan
Closing
Processes.
2.1.1 Initiating Processes Output tahap inisiasi diantaranya dokumen proyek
yang berisikan nama proyek, biaya proyek dan penunjukan manejer proyek.
Dokumen ini akan dijadikan acuan dasar oleh manejer proyek untuk melakukan
proses
proyek
selanjutnya.
2.1.2 Planning Processes Tahap perencanaan merupakan tahap yang paling
penting yang membutuhkan banyak waktu dan SDM yang terlibat sesuai dengan
besar kecilnya proyek. Output dari tahap ini diantaranya struktur dan tim proyek,
gambar detail desain, skop pekerjaan, data teknis, jadwal proyek, jadwal pekerja,
jadwal material / pembelanjaan, prosedur-prosedur, dan hal-hal detail lainnya.
Tahap perencanaan ini merupakan kunci keberhasilan tahap proyek selanjutnya.
2.1.3 Executing Processes Tahap eksekusi dan kontrol biasanya dijalankan
bersamaan, dan tahap ini merupakan tahap dilaksanakannya proyek dalam
memulai dari pembelanjaan sampai konstruksi yang mengacu pada output dari
tahap perencanaan. Output dari tahap ini diantaranya produk atau hasil kerja
proyek, dokumen kontrol mulai dari kontrol administrsi, kontrol kualitas, kontrol
tenaga kerja, kontrol material, kontrol jadwal, sampai pada kontrol keuangan
proyek, laporan-laporan, risalah rapat, hasil tes dan inspeksi dan lain-lain yang
menggambarkan pelaksanaan proyek. Segala hal dalam tahap ini harus
terdokumentasikan dengan baik untuk keperluan tahap selanjutnya.
2.1.4 Closing Processes Tahap closing atau penyelesaian proyek merupakan
tahap akhir dari sebuah proyek, tahap ini terdiri dari serahterima dan masa
perawatan, serahterima umumnya dibagi dua tahap, tahap pertama setelah
pekerjaan konstruksi selesai dan siap digunakan dan selanjutnya setelah masa
perawatan selesai. Output dari tahap ini adalah final dokumen yang berisikan
semua dokumen kontrol dalam tahap konstruksi, gambar fina selesainya
pengerjaan proyek, manual operasi dan berita acara serah terima. Sehingga
closing apabila benar benar dilakukan secara baik akan saling menguntungkan
dalam hal kepercayaan yang menjadi sebuah ikatan antara owner dan dan
pemegang
project.
2.2 Phase - to - Phase Relationship Dalam fase ini merupakan gabungan dari
beberapa fase. Fase ini terdiri dari dua jenis, yaitu sequential relationship yang

memiliki makna bahwa setiap fase didalamnya dikerjakan secara berurutan. Dan
overlapping relationship yang memiliki makna tentang tumpang tindih antar
fase, misalnya fase selanjutnya dilakukan sebelum fase saat ini selesai
dikerjakan.

Anda mungkin juga menyukai