Anda di halaman 1dari 19

DIKSI (PILIHAN KATA)

1. Pengertian Diksi
2. Syarat-syarat Pemilihan Kata
3. Kesalahan Pembentukan
dan Pemilihan Kata

Pengertian Diksi atau Pilihan Kata


1. Kemahiran dalam memilih kata hanya dimungkinkan bila kita menguasai kosa kata yang cukup
luas.
2. Kemampuan memilih secara tepat, membedakan
secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa
makna serumpun.
3. Kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat
dan cocok untuk situasi, dan tujuan tertentu.

Diksi atau pilihan kata harus diarahkan pada kata


yang :

Tepat, kata yang maknanya sesuai dengan maksud


yang ingin disampaikan dan sesuai dengan tempatnya
dalam kalimat. Kalau yang dimaksud misalnya diminta
datang jangan menggunakan ungkapan yang
diharapkan yang diharapkan datang karena
pengertian kata yang diminta dan diharapkan tidaklah
sama
Benar, kata yang penulisannya sesuai dengan kaidah
ejaan dan pembentukan kata. Contoh: propinsi
provinsi, analisa analisis)
Baku, kata yang sudah dibakukan atau sudah menjadi
milik bangsa Indonesia, bukan kata atau masih dipakai
di daerah-daerah tertentu. Contoh: kenapa mengapa,
dibikin dibuat.

Untuk memahami kata beda, misalnya, kita dapat


membuka kamus.
beda:/beda/

Berbeda,

n. 1. sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak


sama) antara benda yang satu dengan
yang lain; ketidaksamaan. Kelakukan
anak itu tidak ada bedanya dengan
kelakuan ayahnya.
2. selisih; pautan: Barang impor dan barang
buatan dalam negeri bedanya tidak
seberapa
v. ada bedanya; berlainan: Mereka mempunyai
potongan rambut yang berbeda, seorang
panjang dan seorang lagi pendek.

v. berlain-lain; beralainan: Kepala sama


hitam, pendapat berbeda.
membedakan
v. 1. menyatakan ada bedanya: Dia
belum dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah.
2. memperlakukan secara tidak
berbeda (tidak sama); memisahkan:
Kita harus dapat membedekan
antara urusan pribadi dan urusan
dinas.
Membeda-bedakan v. menganggap (memperlakukan)
berbeda (tidak sama); pilih kasih: Kita
jangan membeda-bedakan antara
orang kaya dan yang miskin.
Berbeda-beda

terbeda-bedakan
perbedaan

memperbedakan

pembeda
Pembedaan

a. dapat dibeda-bedakan
n. 1. beda; selisih : Perpecahan terjadi
karena perbedaan paham.
2. hal-hal yang berbeda; hal-hal yang
membuat berbeda: Perbedaan
perlakuan terhadap tamu menyalahi
aturan rumah penginapan itu.
v. memperlainkan; menganggap
(memperlakukan) berbeda (tidak sama)
dari yang lain: Kamu jangan
memperbedakan anak itu, dia pun
sama dengan yang lain.
n. 1. orang yang membedakan
2. alat (hal) yang membedakan
n. proses; perbuatan, cara membedakan

2. Syarat-syarat Pemilihan Kata


a. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi
1. Bunga edelwise hanya tumbuh di tempat yang tinggi
(gunung)
2. Jika bunga bank tinggi, orang enggan mengambil kredit
bank.

b. Dapat membedakan kata-kata yang hampir


bersinonim

1. Siapa pengubah peraturan yang memberatkan


pengusaha?
2. Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu
adalah peubah peraturan yang selama ini memberatkan
pengusaha. (variabel)

c. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip


ejaannya
intensif --- insentif
korporasi --- koperasi
kartun --- karton
preposisi --- propsisi
interperensi --- inferensi
d. Dapat memahami dengan tepa makna kata-kata
abstrak dan kata-kata kongkret.
Keadilan, kebahagiaan, keluhuran, kebajikan, kebijakan,
kebijaksanaan

e. Dapat memakai kata penghubung berpasangan


secara tepat.
antara dan tidak tetapi baik maupun ... bukan
Melainkan

f. Dapat membedakan antara kata-kata yang umum


dengan kata-kata yang khusus.
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan
ruang lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu
kata, makin umum sifatnya, sebaliknya makna kata
semakin sempit ruang lingkupnya, makin khusus
sifatnya.

keadaan

abstrak/umum/
luas/kurang
jelas

kesehatan
penyakit
Penyakit darah
leukimia

konkret/khusus/
sempit/jelas

3. Kesalahan Pembentukan
dan Pemilihan Kata
1. Penanggalan Awalan mePenanggalan awalan me- pada judul berita dalam
surat kabar diperbolehkan, tetapi dalam teks berita
harus dieksplisitkan.
Contoh: luncurkan meluncurkan, nulis menulis.
2. Penanggalan Awalan berbeda berbeda
jumpa berjumpa
keberatan berkeberatan

3. Peluluhan Bunyi /c/


Kata dasar yang diawali bunyi c sering menjadi luluh
apabila merndapat awalan me- dan ini adalah bentuk
bahasa yang salah, seharusnya bunyi c tidak luluh jika
mendapat awalan meContoh:
menyintai mencintai menyuci mencuci
4. Penyengauan Kata Dasar
Penyengauan kata dasar sebenarnya adalah ragam
bahasa lisan yang dipakai dalam ragam bahasa tulis.
Akibatnya, terjadi pencampuadukan antara ragam
bahasa lisan tulis yang menimbulkan kesalahan.
Contoh: nulis, nabrak, nanam, nolak. Seharusnya
menulis, menabrak, menanam, dan menolak.

5. Bunyi /s/, /k/, /p/, /t/ yang Tidak Luluh


Kata dasar yang berhuruf awal s, k, p, dan t sering
tidak luluh jika mendapatkan awalan me-. Padahal,
menurut kaidah baku bunyi tersebut harus luluh
menjadi bunyi sengau.
Contoh: mensuplai, mengkalkulasi, mentaati, mempidanakan, dan menyeponsori seharusnya menyuplai,
mengalkulasi, menaati, dan memidanakan.
6. Kesalahan Awalan ke- dan Akhiran ir
Kesalahan sering terjadi pada kata-kata yang
seharusnya berawalan ter- menjadi ke. Dalam bahasa
Indonesia, padanan ir adalah -asi atau -isasi. Contoh
kebawa, ketawa, koordinir seharusnya terbawa,
tertawa, dan koordinasi.

4. IDIOM DAN IDIOMATIK


A. Idiom
gulung tikar, adu domba, muka tembok,
banting tulang, peras keringat, pucat pasi, dll.
B. Idiomatik
Salah
disebabkan karena
tergantung kepada
menemui kesalahan
baik, ataupun
bukan, tetapi
tidak, melainkan

Benar
disebabkan oleh
bergantung pada
menemukan kesalahan
baik, maupun
bukan, melainkan
tidak, tetapi

C. Padanan yang Tidak Serasi


Timbulnya padanan yang tidak serasi karena dua
kaidah bersilang atau bergabung dalam kalimat.

Salah
Benar
apabila ..., maka ...
apabila ... , ...
karena..., sehingga ... ..... sehingga ......
walaupun..., tetapi ... ...., tetapi ...

D. Pemakaian Kata Penghubung


Salah
1. Antara hak dengan
kewajiban pegawai haruslah
berimbang.
2. Korban PHK itu tidak
menuntut bonus, melainkan
pesangan.
3. Baik dosen ataupun
mahasiswanya ikut memperjuangkan reformasi.
4. Bukan aku yang tidak mau,
tetapi dia yang tidak suka.

Benar
1. Antara hak dan kewajiban
pegawai haruslah
berimbang.
2. Korban PHK itu tidak
menuntut bonus, tetapi
pesangan.
3. Baik dosen maupun mahasiswanya ikut memperjuangkan
reformasi.
4. Bukan aku yang tidak mau,
melainkan dia yang tidak
suka.

E. Pemakaian Kata Berpasangan

1.
2.
3.
4.
5.

Salah
Kemelut itu disebabkan karena
kelalaian kita
Sembako itu diperuntukan
untuk rakyat kecil
Hal ini berdasarkan atas
permin taannya.
Rombongan itu terdiri dari 3
pria dan 2 wanita.
Kenaikan gaji karyawan itu
sangat tergantung atasannya.

1.
2.
3.
4.
5.

Benar
Kemelut itu disebabkan oleh
kelalaian kita
Sembako itu diperuntukan
bagi rakyat kecil
Hal ini berdasarkan pada
permintaannya.
Rombongan itu terdiri atas 3
pria dan 2 wanita.
Kenaikan gaji karyawan itu
sangat tergantung pada
atasannya.

F. Pemakaian Kata yang Boros

Boros
sejak dari
agar supaya
adalah merupakan
misalnya... dan lain-lain

Hemat
sejak atau dari
agar atau supaya
adalah atau merupakan
misalnya atau dan lain-lain

TERIMA KASIH
Semoga Anda Sukses

Anda mungkin juga menyukai