Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS

September, 2016

DERMATITIS VENENATA

Disusun Oleh:
Mohamad Fahri R. Galendo
N 111 16 018

PEMBIMBING KLINIK
dr. Diany Nurdin, Sp.KK, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016

STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU
I.

II.

IDENTITAS PASIEN
a. Nama Pasien
b. Umur
c. Jenis Kelamin
d. Alamat
e. Agama
f. Pekerjaan
g. Tanggal Pemeriksaan

: An. C
: 5 Tahun
: Laki-laki
: Jl. BTN Palupi Blok NA/07
: Islam
: Taman kanak-kanak
: 20 September 2016

ANAMNESIS
1) Keluhan utama : Kulit kemerahan
2) Riwayat penyakit sekarang :
Seorang pasien laki-laki berumur 5 tahun datang ke poliklinik
kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan adanya kemerahan
pada kulit dibagian mata kanan sejak 4 hari yang lalu. Pasien mengaku
bahwa kulit kemerahan terasa perih dan sedikit gatal. Orang tua pasien
mengatakan awalnya kulit dibawah mata kanan pasien seperti melepuh
yang muncul setelah pasien pulang dari sekolah. Karena terasa gatal,
pasien mengosok daerah kulit tersebut menggunakan tangan kanan.
Setelah 2 hari muncul benjolan yang berisi cairan pada jari tangan
kanan pasien diserta kemerahan.
3) Riwayat penyakit dahulu:
Pasien belum pernah mengalami hal serupa sebelumnya, riwayat
alergi makanan dan obat-obatan belum diketahui
4) Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien.

III.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
1) Keadaan umum : Sakit ringan
2) Status Gizi
: Baik
3) Kesadaran
: Komposmentis
Tanda-tanda Vital

TD

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Nadi

: 84 kali/menit

Respirasi

: 24 kali/menit

Suhu

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Status Dermatologis
Ujud Kelainan Kulit :
1

Kepala

Tampak makula eritem berukuran plakat

disertai
erosi dan krusta. tersusun linier, difus dengan
2
3
4
5
6
7

Leher
Ketiak
Dada
Punggung
Perut
Ekstremitas Atas

bentuk tidak teratur pada regio orbitalis dextra.


: Tidak terdapat ujud kelainan kulit.
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit.
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit.
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit.
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit.
: Tampak vesikel-vesikel berukuran lentikular
dengan dasar eritema yang tersusun linier,
dengan bentuk tidak teratur pada digiti III regio

IV.

manus dextra
Ekstremitas bawah : Tidak terdapat ujud kelainan kulit.

GAMBAR

Gambar 1: Tampak makula eritem berukuran plakat disertai erosi dan


krusta, tersusun linier, difus dengan bentuk tidak teratur pada regio
orbitalis dextra..
.

Gambar 2 : Tampak vesikel-vesikel berukuran lentikular dengan dasar


eritema yang tersusun linier, dengan bentuk tidak teratur pada digiti III
regio manus dextra.
V.

RESUME
Pasien laki-laki 5 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin
RSUD Undata dengan keluhan adanya kemerahan pada kulit dibagian
mata kanan sejak 4 hari yang lalu. Pasien mengaku bahwa kulit kemerahan
terasa perih dan sedikit gatal. Orang tua pasien mengatakan awalnya kulit
dibawah mata kanan pasien seperti melepuh yang muncul setelah pasien
pulang dari sekolah. Setelah 2 hari muncul benjolan yang berisi cairan
pada jari tangan kanan pasien disertai kemerahan.
Pemeriksaan fisik didapatkan ujud kelainan kulit berupa papulpapul berukuran miliar dengan erosi disertai krusta berukuran plakat
ditengahnya, bentuk tidak teratur, difus dengan penyebaran linier dan
dikelilingi oleh eritema pada regio orbitalis dextra dan vesikel-vesikel
dengan dasar eritema yang tersusun linier, berukuran lentikular, bentuk
tidak teratur, sirkumskrip pada regio digiti III manus dextra

VI.

DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis venenata

VII.

DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis kontak alergik
Herpes zoster
Selulitis

VIII.

ANJURAN PEMERIKSAAN
- Pacth test
- Darah lengkap

IX.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

X.

PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa:
- Menggunakan kain saat menyentuh dan membersihkan daerah
-

perlukaan
Mencegah garukan
Menjaga kebersihan tubuh

Medikamentosa:
a. Topikal
:
1) Hidrokortison cream 2 x 1 selama 2 minggu
2) Asam Fusidat 2% 2x sehari selama 1 2 minggu
b. Sistemik :
1) Interhistin syr. 2 x Cth I
2) Cefadroxyl syr. 2 x Cth I/ hari.
- Dosis dewas: 1-2 gram/ hari terbagi dalam 2 dosis setiap 12
-

jam atau 1 kali setiap 24 jam


D osis anak 25-50 mg/kgbb/hari terbagi dalam 2 dosis
setiap 12 jam

3) PROGNOSIS
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad fungtionam

: ad bonam

Qua ed cosmetican

: ad bonam

Quo ad sanationam

: ad bonam
PEMBAHASAN

Pasien laki-laki 5 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD


Undata dengan keluhan adanya kemerahan pada kulit dibagian mata kanan
sejak 4 hari yang lalu. Pasien mengaku bahwa kulit kemerahan terasa perih
dan sedikit gatal. Orang tua pasien mengatakan awalnya kulit dibawah
mata kanan pasien seperti melepuh yang muncul setelah pasien pulang dari
sekolah. Setelah 2 hari muncul benjolan yang berisi cairan pada jari tangan
kanan pasien disertai kemerahan. Pasien belum pernah mengalami hal
serupa sebelumnya, riwayat alergi makanan dan obat-obatan belum
diketahui. Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien.
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai
respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda
polimorfik

biasanya

muncul

ersamaan,

bahkan

mungkin

hanya

beberapa(oligomorfik). Dermatitis cnderung residif dan bersifat kronis.


Penyebab dermatitis bisa berasal dari luar (eksogen) misalnya bahan kimia
(detergen, asam, basa, oli, semen) fisik (sinar, Suhu) mikroorganisme
(bakteri dan jamur), dapat pula dari dalam (endogen) misalnya dermatitis
atopik.1
Dermatitis kontak adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang
disertai adanya edema interseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi
dengan bahan-bahan kimiayang berkontak atau terpajan pada kulit. Bahanbahan tersebut dapat bersifat toksik (iritan) maupun alergik.2
Dermatitis kontak memperlihatkan bahwa 80% adalah dermatitis
kontak iritan dan 20% dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan
(DKI) biasanya disebabkan oleh paparan bahan yang dapat mengiritasi.
Bahan iritan kimia maupun fisik ketika berkontak dengan kulit dapat
menyebabkan kerusakan sel epidermis termasuk menghilangkan lipid
epidermis dan mengubah daya ikat air kulit.3
Insiden DKI sulit untuk ditentukan karena keakuratan data
epidemiologi terbatas. Studi cross-sectional Eropa untuk eczema karena

semua penyebab pada populasi umum telah menunjukkan tingkat


prevalensi dari 0,7 % menjadi 40 % , data dari Biro Statistik Tenaga Kerja
AS tahun 2004 menunjukkan bahwa penyakit akibat kerja dari 249,000
kasus dan 15,6% (38,900 kasus) adalah penyakit kulit. Berdasarkan
statistik Biro Tenaga Kerja penduduk Amerika, dermatitis kontak
meningkat dari 90 % menjadi 95 % dari semua penyakit kulit akibat kerja
dan DKI merupakan 80 % dari angka kejadian dermatitis kontak kerja.4
Kebanyakan bahan iritan merusak membrane lemak (lipid membrane)
keratinosit, tetapi sebagian dapat menembus membrane sel dan merusak
lisosom, mitokondria, atau komponen inti. Kerusakan membrane dapat
dapat memicu serangkaian pelepasan beberapa mediator inflamasi.
Sehinga terjadi peradangan klasis ditempat terjadinya kontak kulit berupa
eritema, edema, panas, nyeri.2
Ada yang mengklasifikasikan DKI menjadi 3 macam yaitu DKI akut,
DKI akut lambat, kumulatif. DKI akut biasanya disebabkan oleh bahan
irutan kuat. DKI kumulatif biasanya disebut DKI kronis yang disebabkan
paparan berulang oleh iritan lemah. Semntara DKI akut lambat sama
dengan DKI akut, Tetapi baru muncul 8 sampai 24 jam atau lebih setelah
kontak. Bahan iritan yang dapat menyebabkan DKI akut lambat misalnya
podofilin, antralin, teratinoin, etilen oksida, benzalkonium klorida asam
hidrofluroat. Sebagai contoh ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu
serangga (dermatitis venenata): Keluhan dirasakan pedih keesokan
harinya, sebagai gejala awal terlihat eritema kemudian terjadi vesikel atau
bahkan nekrosis.1
Dermatitis Venenata adalah dermatitis yang timbul setelah kontak
dengan kontakan eksternal melalui proses toksis. Penyebabnya berupa
teriritasi oleh serangga yang mengandung pederin. Serangga ini tidak
menggigit/menyengat, namun tepukan atau gencetan pada kumbang ini
diatas kulit akan memicu pengeluaran bahan aktifnya pederin. Paparan
secara langsung maupun tidak langsung (penyebaran toksin melalui tangan
atau melalui handuk, baju, atau alat lain yang tercemar oleh racun
serangga tersebut.5

Serangga yang menyebabkan dermatitis venenata akibat paederus


berasal dari kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Staphylinidae, Genus
Paederus, dan Spesies Paederus fuscipes. Paederus memiliki cairan
hemolimpfe yang mengandung senyawa beracun yang disebut pederin.
Umumnya pederin diproduksi dalam tubuh serangga betina. Rumus kimia
pederin adalah C24H45O9N. Produksi pederin bergantung pada aktivitas
bakteri Pseudomonas sp. yang hidup bersimbiosis dalam tubuh serangga.
Senyawa tersebut juga dapat menjadi racun bagi predator potensial
lainnya.5
Diagnosis DKI didasarkan atas anamnesis yang cermat dan
pengamatan gambaran klinis. DKI akut lebih mudah diketahui karena
terjadi lebih cepat sehingga pasien pada umumnya masih ingat apa yang
menjadi penyebabnya. Sebaliknya, DKI kronis terjadi lebih lambat serta
mempunyai variasi gambaran klinis yang luas, sehingga adakalanya sulit
dibedakan dengan dermatitis kontak alergik. Untuk ini diperlukan uji
tempel dengan bahan yang dicurigai.1
Upaya pengobatan yang terpenting pada DKI adalah menghindari
pajanan bahan iritan yang menjadi penyebab, baik yang bersifat mekanik,
fisis maupun kimiawi, serta menyingkirkan faktor yang memperberat. Bila
hal ini dapat dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi,
maka DKI tersebut akan sembuh tanpa pengobatan topikal, mungkin
cukup dengan pemberian pelembab untuk memperbaiki sawar kulit.
Apabila diperlukan, untuk mengatasi peradangan dapat diberikan
kortikosteroid topikal, misalnya hidrokortison, atau untuk kelainan yang
kronis dapat diawali dengan kortikosteroid dengan potensi kuat.
Pemakaian alat pelindung diri yang adekuat diperlukan bagi yang bekeria
dengan bahan iritan, sebagai salah satu upaya pencegahan.1
Kortikosteroid topikal dan imunomodulator adalah penggunaan
terbukti dalam mengobati dermatitis kontak iritan. Kortikosteroid
ditemukan efektif dalam mengobati surfaktan diinduksi dermatitis iritan
bila dibandingkan dengan vehicle dan dengan kontrol yang tidak diobati.

Namun, steroid topikal dapat membantu untuk menekan gejala


eczematous.[6]
Prognosis yang baik bagi individu non-atopik di antaranya dermatitis
kontak iritan didiagnosis dan dikelola dengan segera. Individu dengan
dermatitis atopik tetap sangat rentan terhadap dermatitis kontak iritan dan
mungkin menemukan bahwa banyak pekerjaan umum (misalnya,
keperawatan,) menghasilkan banyak peradangan kulit

DAFTAR PUSTAKA
1. Sularsito, SA., Soebaryo, RW., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin : Dermatitis
(Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Venenata). Ed.7 Page 159. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. 2015.
2. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. EGC:Jakarta; 2000
3. Cheryl, LE., Irritant Contact Dermatitis : Mechanisms to Repair. Journal of
Clinical and Experimental Dermatology Research. ISSN : 2155-9554.
[Accessed 2 September 2016]. From <http://www.omicsonline.org/openaccess/irritant-contact-dermatitis-mechanisms-to-repair-21559554.1000246.php?aid=36708>. 2014.

4. Fitzpatrick, TB,. Johnson, RA,. Wolff, K,. Polano, MK,. Suumons, D,.
Dermatology : Irritant Contact Dermatitis. Ed. 7 page 365 369. Mc Graw
Hill : New York. 2008.
5. Saraswati, A., Hubungan Antara Musim dengan Kejadian Dermatitis
Venenata di RSUD dr. Moewardi Surakarta Periode 2010-2012. Vol. 2 page
1-9.

[Accessed

September

2016].

From

<http://eprints.ums.

ac.id/25594/>. 2012
6. Daniel, JH,. William, DJ,. Irritant Contact Dermatitis. Medscape Journal. Vol.

4 page 4-12. [Accessed 2 September 2016]. From <http://emedicine.


medscape.com/article/1049353-overview>. 2014.

Anda mungkin juga menyukai