Anda di halaman 1dari 6

TERIMAKASIH GURU

Oleh Wahyu Aditya


Guru..
Diam-diam aku memperhatikanmu
Ku lihat serius dalam anganmu
Memberi ajaran benarmu
Guru..
Aku belajar darimu
Yang belum pernah kau ajarkan padaku
Yaitu satu semangat darimu
Bahwa benar ilmu cerahkan kegelapanku
Guru..
Aku mengidolakanmu
Dari jasa tanpa pamrihmu..
Terima kasih Guru..

BUKU
Oleh Erni Ristyanti
Buku ...
Kau adalah sumber ilmu
Dimana aku belajar dan membaca
Dari aku tak tahu sampai tahu
Buku ...
Kau adalah jendela ilmu
Jendela menuju kehidupan yang lebih sukses
Menuju kehidupan yang lebih indah

Halaman demi halaman


Lembar demi lembar
Kubaca dengan serius
Hingga aku lupa waktu
Terimakasih buku
Engkau temaniku
Dari kecil hingga besar
Tuk menggapai cita-citaku

WAKTU YANG KUSESALI


Oleh Robiatul Adawiyah
Begitu cepat waktu berlalu
Tak terasa perjumpaan ku sudah berlalu
Sangat cepat ,Sangat menyesal ,Sangat kecewa
Teringat dalam Memori yang lalu
Menangis mengingat masa-masa yang lalu
Melukiskan canda tawa & kebahagiaan bersamamu
Sepanjang waktu berlalu
Kenapa kami baru menaruh perhatian pada Guru
Saat Guru tetah tiada
Karena di panggil oleh Sang Maha Kuasa
Begitu kejamnya kami melupakan jasa mu
Maafkan kami guru
Yang telah menggoreskan tinta hitam,di dalam
hidupmu
Andaikan waktu dapat terulang

Kami berjanji akan memberikan yang terbaik bagimu


Tangisan kami hanya untukmu
Saat kami tak mengerti,
Guru yang akan menjelaskannya
Saat kami membuat kesalahan,
Guru yang menasihatinya
Saat kami mengingatmu,
Kau telah tiada
Jasamu kan abadi bersemayam di hati kami
Begitu besar perhatianmu pada kami
Yang selama ini menyusahkanmu
Hanya kata TERIMA KASIH & MAAF untuk Mu

IBU GURUKU TERSAYANG


Oleh Anggie Rulistiyani
Ibu Guru ...
Kau yang telah mendidikku
Kau yang telah menasehati ku
Dalam keadaan bingung
Ibu Guru ...
Engkau adalah pahlawanku
Engkau bagaikan penyelamatku
Engkau tulus mengajariku
Ibu Guru ...
Terima kasih atas semua jasamu

Aku sayang padamu


Seperti kau menyayangiku

GURUKU PAHLAWANKU
Oleh Cindy Agustin
Sinar pagi yang cerah ..
Membuat aku bergegas untuk brngkat sekolah.
Sungguh senang hari ini,
Demi mendapat ilmu ,
aku rela berjalan kaki , untuk meraih suksesku,
Gurulah yang memberiku ilmu ,
Gurulah yang menyemangatiku,
Gurulah yang membimbing ku
Tanpa ilmu aku takkan sukses,
tidak ada guru tidak ada pula ilmu
,
Terima kasih guru .
Kau lah guru terhebat bgiku
kaulah pahlawan ku
pahlawan tanpa tnda jasa

Pahlawan Kehidupan
Ku lihat kau berbuat
Ku dengar kau berbicara
Ku rasakan kau merasakan
Mata binar tak khayal menjadi panutan
Sejuk terasa haluan kata katamu
Menjadi sugesti pada diri kami
Hingga jiwa ini tak sanggup berlari
Menjauhi jalan hakiki
Lelah dirimu tak kau risaukan
Hiruk pikuk kehidupan mengharu biru
Itu jasa tentang pengabdian
Bukan jasa tentang perekonomian
Semangatmu menjadi penghidupan
Untuk kami menjalani kehidupan
Jangan pernah kau bosan
Jadi haluan panutan
Meski pertiwi dalam kesengsaraan
Kaulah pelita cahaya kehidupan
Terima kasih untukmu
Sang pahlawan kehidupan

Aku
Aku berdiri ditengah penjuru
Aku besar dengan nama itu
Aku bukan manusia
Aku hanya sebuah kata
Namaku lambang kecerdasan
Namaku membunuh kebodohan

Betapa hebatnya aku ?


Tak ada yang menandingiku
Sampai ini ku tak merasa hebat
Ini kali ku menangis
Bukan yang pertama
Bukan yang kedua
Tiada pemakai namaku
Yang menjadikanku hebat
Disana sini kebodohan
Belum terbunuh olehku
Tangisan ini penuh pilu
Belum banyak kecerdasan
Yang bertaburan
Jadilah pahlawanku anak negeri
Hentikan pilu tangisku
Buatlah aku tersenyum
Merasa bangga akan namaku

Lilin Kegelapan
Titik air menitik
Berbaris jarum jam berdetik
Tak henti dalam putaran waktu
Menembus masuk roda itu
Menjadi pilar generasi penerus
Bermuara menjelma sebagai arus
Berbaris ditengah tangisan pertiwi
Tak buat henti langkahkan kaki
Baktiku hanya tuk negeri ini

Ku akan jadi lilin ditengah kegelapan


Melawan segala kemunafikan
Semangatku bagai pejuang 45
Penerus cita cita pahlawan kita
Wahai sang guruku
Tuntunlah aku menjadi aku
Jasamu tak tampak mata
Berwujud dalam hati sanubari
Titik air menitik
Ilmu mu kan ku petik
Bukan buat negara munafik

Baca Tulis
Senja meradang kerinduan
Goresan pena menyayat kalbu
Tangisanku tak membuat pilu
Hei .. wahai pemimpinku
Pandanglah aku yang kusut ini
Duduk di sekolah ku tak bisa
Bagaimana ku tak bisa bodoh ?
Hiduppun beralas tanah
Tidurpun beratap langit
Ahhh,....
Bosan ku tak dapat membaca
Bingung ku tak dapat menulis
Seandainya ada pemimpin menangis
Pasti ku dapat baca tulis

Doa dan Harapku


Fajar pagi tampak layuh
Sinarnya tak tampak
Jangan kau melihat itu
Bagiku itu palsu
Ku hanya ingin semangatmu
Bukan ingin egomu
Langkahkan kakimu anak didikku
Cepat dan semakin cepat
Sekali jangan buat lambat
Beribu ribu kata akan tersendat
Besar sungguh harapku
Pada anak berpacu dengan waktu
Doa ku selalu iringi langkahmu

Taman Ilmu
Musim kemarau panas berkepanjangan
Musim penghujan hujan berdatangan
Itulah hebatnya dirimu
Panas hujan tetap buat kau berdiri
Kau hanya tumpukan bata merah
Tulang mu hanya dari besi
Seindah dirimu namamu sama
Seburuk bentukmu tak kurangi gunamu
Kaulah taman kehidupan
Tempat tertanam berjuta ilmu
Bunga merekah terlahir darimu

Hiruk pikuk pendidikan tertelan olehmu


Tanpamu semua tampak bodoh
Alangkah indahnya .....
Jika dirimu berdiri dimana mana
Tanpa ada beda di desa dan kota
Sayangnya kau bukan manusia
Kakimu tertanam di bumi
Tak dapat jalan kemana mana

Nelayan
Nelayan.
Tiap malam tanpa lelah
Pergi ke tengah laut lepas
Penuh keberanian
Ombak ganas diarungi
Melepaskan jala
Berharap banyak ikan tertangkap
Pulang di esok hari
Hanya demi sesuap nasi
Guruku
Guruku
Kau pahlawan dalam hidupku
Tanpa lelah dan putus asa
Berjuang mencerdaskan anak bangsa
Guruku
Jasamu sungguh mulia
Kini
Aku bisa berhitung menulis dan membaca
Guruku..
Terima kasih aku ucapkan
Aku tak bisa membalas
Keikhlasan pengorbananmu
Aku hanya bisa menebus
Dengan setulus doa

Semoga pengorbananmu mendidik anak bangsa


Menjadi amal jariyah yang berharga

Petani
Tiap hari tiada henti
Kau menanam padi
Kerja keras tanpa lelah
Berjemur seharian ditengah sawah
Kau cucurkan keringatmu
Hanya demi padi
Makanan pokok sejuta umat
Tak tampak wajah kecewa
Saat musim panen gagal
Kau tetap tegar dan terus bekerja
Merawat padi itu
Agar tetap hijau
Guyuran hujan pun bukan penghalang
Kau tetap berjuang
Terima kasih petaniku
Atas jasa kau
Aku masih makan nasi
Kampung Halaman
Gunung indah menjulang
Air jernih mengalir
Hamparan sawah yang hijau
Alam sejuk mempesona
Itulah kampung halamanku
Dari ufuk timur,di balik bukit itu
Mentari pagi mulai bersinar
Tiupan angin yang sepoi-sepoi
Menemani jalanku disekolah
Suara riang bocah-bocah
Membawa kedamaian kampung halamanku
Sampah
Seiring ku melihatmu

Di pasar, kebun bahkan di pinggir jalan


Kau berserakan dimana-mana
Hingga tak enak mata memandang
Seakan-akan tak ada gunanya
Bila kau tak diolah
Sebenarnya banyak manfaatmu
Bisa jadi pupuk bagi petani
Dan
Barang yang berguna
Beraneka ragam jenismu
Dari kertas, plastik, botol, daun
Dan lain sebagainya

Sahabat
Aku akan selalu membutuhkanmu
Dalam setiap langkahku
Kau selalu ada disampingku
Saat kau sedih maupun senang
Sahabatku
Tak pernah kau meninggalkanku
Meski aku membuat kau sakit
Oh sahabatku
Kau mendukungku
Kau menyemangatiku
Dalam menjalani hidup ini
Aku tak akan melupakanmu
Walau kini kau telah pergi
Kau akan selalu aku ingat
Dalam lubuk hatiku
Adikku Sayang
Kecil dan imut tubuhmu
Lucu dan menggemaskan aku melihatmu
Ingin selalu aku memelukmu
Adik janganlah menangis
Kakak selalu menghiburmu
Adik janganlah takut

Kakak selalu menjagamu


Tidurlah adikku sayang
Kakak ada disampingmu
Menyanyikan lagu-lagu merdu
Mengantarmu dalam mimpi indah

Ibu
Kau perempuan yang kuat
Tak pernah mengeluh
Bahkan bersedih hati
Sembilan bulan kau mengandung
Tak pernah sedikitpun kau mengeluh
Walau berat menjalaninnya
Kau tak pernah terbebankan
Penuh kesabaran kau merawatku
Penuh kasih sayang kau menjagaku
Kau merawatku
Dari bayi hingga tumbuh dewasa
Dengan penuh perhatian
Dan cinta yang tulus
Kau mendidik aku
Hingga menjadi seperti ini
Tak sepantasnya aku membantahmu
Apalagi sampai melawan
Oh ibu..
Aku akan selalu sayang
Selalu hormat dan cinta kepadamu
Aku juga akan bakti kepadamu
Ibu..
Kau tak akan aku lupakan
Kau belahan jiwaku
Kasih sayangmu
Akan aku ingat sepanjang hidupku
Bintang
Bintang yang indah
Kemerlip di langit biru

Di malam yang hening


Teman setia sang rembulan
Hatiku sedih
Bila langit mendung
Ku tak bisa melihatmu
Aku rindu padamu
Bila kau tak tampak di langit biru
ILMU
Oleh Yuyun Jais
Wahai teman.........
carilah ilmu sebanyak mungkin
Dan tiada hentinya
Capailah cita-citamu seperti yang kau mau
Bekali hidupmu dengan ilmu yang banyak
Belajarlah dengan giat dan tekun
Janganlah engkau berputus asa
Dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan
yang ada
Jadikan dirimu seperti matahari
yang tiada hentinya memancarkan sinar
Dan kawan...jangan lupa berdoa
Agar apa yang kau cita-citakan bisa terwujud.
SEKOLAHKU DI PEDALAMAN
Oleh Aulia Gawara
Rindangnya pepohonan...
kicauan burung-burung...
menemani langkah kakiku..
kudaki...kulewati...

demi mendapatkan ilmu pengetahuan...


Jam 7.00 bel sekolah berbunyi

Begitu jauh....tempat ku menuntut ilmu...


peluh yang menetes di tubuhku..
takkan menjadi alasan bagiku..

Tanda kegiatan belajar akan dimulai

Oh...tuhan...
begitu berat hari- hari yang ku jalani..
dizaman teknologi ini...
kami bersekolah tanpa alas kaki...

Senyuman murid baru dengan jabatan tangan penuh haru

Ku lalui semua rintangan yang menghadang...


melewati lembah yang curam..
menyebrangi anak sungai...
untuk meraup mimpi yang terelubung di anganangan...

Ku masuki ruang kelas kecil nan rapi

Wahai.....sang penguasa....
dengarlah...dengarlah....
kenapa kehidupanku jauh berbeda...dengan anakanak kota...
di saat ku menuntut ilmu..
derasnya air hujan membasahi...
gubuk kecil kami...
tetesan air mulai membasahi buku ku...

Meski sekolahku tak seramai sekolah disana

Tapi...
semangat masih menyelimuti diriku....
menjadi anak bangsa yang berprestasi......
dan merangkai mimpi....

untuk mendidik anak bangsa

SEKOLAH BARUKU

Kau pacu terus semangat yang nyata

Oleh Nikarinda

Murid - murid berjajar rapi


Di halaman sekolah menyambut pagi

Menyambut aku di sekolah baru


Jabatan tangannya penuh hangat dan memberi semangat
Ingin belajar agar menjadi orang yang bermanfaat

Dengan beberapa penghuni


Mengawali pelajaran dengan menyebut asma-Nya
Menengadah penuh harap agar cita dikabulkan-Nya.
Pagi ini pagi yang indah...
Ku ingin menjadi yang berguna
TAK TERBATAS
Oleh Siti Mindarti
Peluh lelahmu berbalut ilmu
Mengayuh cita dalam kata
pena dan tinta jadi satu

Tak kenal batas usia dan waktu


Tak ingat kala petang datang menyapa
Teringat masih ada anak tak pandai membaca

Tak berbatas kata dan angka


Tak terbalas materi dan rasa
Tiada terbalas hingga akhir masa
terimakasih untukmu pahlawan bangsa

Jangan Takut

Akan menjadi apa engkau kelak


Yakinlah, kawan
Kuasa Tuhan takkan sia-siakan
Kau adalah generasi brilian
Lahir di, dari dan untuk negeri
Jangan risau, kawan
Atas cemoohan orang-orang
Kau akan jadi bintang
Tetaplah tegak berjalan
Mengayuh jejak pendidikan
Setahap demi sehasta

Prito Windiarto

Akhir dari sebuah Awal

Jangan takut, kawan


Saat orang-orang meragukan

Masih ingat ketika pertama melangkah di pintu ini?


seragam merah putih awal kita bertemu
Kini,
Kita terpisah dengan seragam - seragam baru

Dengan impian - impian baru


Di rumah ilmu ini,
Kita berjuang menggali pengetahuan
yang tercecer di lisan guru
Tersembunyi di buku - buku
Di rumah ini,
Kita merasakan marah,
Menahan benci dan dengki
Seringkali menahan tangis
Tak terkecuali tertawa ria
Masih ingatkah kawan?
tentang impian cita kita?
Dokter, guru, pengusaha atau penyanyi?
Inilah akhir dari sebuah awal
Pintu terakhir menuju dunia baru
Semangat wahai para pejuang
Kita bertemu sebagai pemenang

Anda mungkin juga menyukai