BUKU
Oleh Erni Ristyanti
Buku ...
Kau adalah sumber ilmu
Dimana aku belajar dan membaca
Dari aku tak tahu sampai tahu
Buku ...
Kau adalah jendela ilmu
Jendela menuju kehidupan yang lebih sukses
Menuju kehidupan yang lebih indah
GURUKU PAHLAWANKU
Oleh Cindy Agustin
Sinar pagi yang cerah ..
Membuat aku bergegas untuk brngkat sekolah.
Sungguh senang hari ini,
Demi mendapat ilmu ,
aku rela berjalan kaki , untuk meraih suksesku,
Gurulah yang memberiku ilmu ,
Gurulah yang menyemangatiku,
Gurulah yang membimbing ku
Tanpa ilmu aku takkan sukses,
tidak ada guru tidak ada pula ilmu
,
Terima kasih guru .
Kau lah guru terhebat bgiku
kaulah pahlawan ku
pahlawan tanpa tnda jasa
Pahlawan Kehidupan
Ku lihat kau berbuat
Ku dengar kau berbicara
Ku rasakan kau merasakan
Mata binar tak khayal menjadi panutan
Sejuk terasa haluan kata katamu
Menjadi sugesti pada diri kami
Hingga jiwa ini tak sanggup berlari
Menjauhi jalan hakiki
Lelah dirimu tak kau risaukan
Hiruk pikuk kehidupan mengharu biru
Itu jasa tentang pengabdian
Bukan jasa tentang perekonomian
Semangatmu menjadi penghidupan
Untuk kami menjalani kehidupan
Jangan pernah kau bosan
Jadi haluan panutan
Meski pertiwi dalam kesengsaraan
Kaulah pelita cahaya kehidupan
Terima kasih untukmu
Sang pahlawan kehidupan
Aku
Aku berdiri ditengah penjuru
Aku besar dengan nama itu
Aku bukan manusia
Aku hanya sebuah kata
Namaku lambang kecerdasan
Namaku membunuh kebodohan
Lilin Kegelapan
Titik air menitik
Berbaris jarum jam berdetik
Tak henti dalam putaran waktu
Menembus masuk roda itu
Menjadi pilar generasi penerus
Bermuara menjelma sebagai arus
Berbaris ditengah tangisan pertiwi
Tak buat henti langkahkan kaki
Baktiku hanya tuk negeri ini
Baca Tulis
Senja meradang kerinduan
Goresan pena menyayat kalbu
Tangisanku tak membuat pilu
Hei .. wahai pemimpinku
Pandanglah aku yang kusut ini
Duduk di sekolah ku tak bisa
Bagaimana ku tak bisa bodoh ?
Hiduppun beralas tanah
Tidurpun beratap langit
Ahhh,....
Bosan ku tak dapat membaca
Bingung ku tak dapat menulis
Seandainya ada pemimpin menangis
Pasti ku dapat baca tulis
Taman Ilmu
Musim kemarau panas berkepanjangan
Musim penghujan hujan berdatangan
Itulah hebatnya dirimu
Panas hujan tetap buat kau berdiri
Kau hanya tumpukan bata merah
Tulang mu hanya dari besi
Seindah dirimu namamu sama
Seburuk bentukmu tak kurangi gunamu
Kaulah taman kehidupan
Tempat tertanam berjuta ilmu
Bunga merekah terlahir darimu
Nelayan
Nelayan.
Tiap malam tanpa lelah
Pergi ke tengah laut lepas
Penuh keberanian
Ombak ganas diarungi
Melepaskan jala
Berharap banyak ikan tertangkap
Pulang di esok hari
Hanya demi sesuap nasi
Guruku
Guruku
Kau pahlawan dalam hidupku
Tanpa lelah dan putus asa
Berjuang mencerdaskan anak bangsa
Guruku
Jasamu sungguh mulia
Kini
Aku bisa berhitung menulis dan membaca
Guruku..
Terima kasih aku ucapkan
Aku tak bisa membalas
Keikhlasan pengorbananmu
Aku hanya bisa menebus
Dengan setulus doa
Petani
Tiap hari tiada henti
Kau menanam padi
Kerja keras tanpa lelah
Berjemur seharian ditengah sawah
Kau cucurkan keringatmu
Hanya demi padi
Makanan pokok sejuta umat
Tak tampak wajah kecewa
Saat musim panen gagal
Kau tetap tegar dan terus bekerja
Merawat padi itu
Agar tetap hijau
Guyuran hujan pun bukan penghalang
Kau tetap berjuang
Terima kasih petaniku
Atas jasa kau
Aku masih makan nasi
Kampung Halaman
Gunung indah menjulang
Air jernih mengalir
Hamparan sawah yang hijau
Alam sejuk mempesona
Itulah kampung halamanku
Dari ufuk timur,di balik bukit itu
Mentari pagi mulai bersinar
Tiupan angin yang sepoi-sepoi
Menemani jalanku disekolah
Suara riang bocah-bocah
Membawa kedamaian kampung halamanku
Sampah
Seiring ku melihatmu
Sahabat
Aku akan selalu membutuhkanmu
Dalam setiap langkahku
Kau selalu ada disampingku
Saat kau sedih maupun senang
Sahabatku
Tak pernah kau meninggalkanku
Meski aku membuat kau sakit
Oh sahabatku
Kau mendukungku
Kau menyemangatiku
Dalam menjalani hidup ini
Aku tak akan melupakanmu
Walau kini kau telah pergi
Kau akan selalu aku ingat
Dalam lubuk hatiku
Adikku Sayang
Kecil dan imut tubuhmu
Lucu dan menggemaskan aku melihatmu
Ingin selalu aku memelukmu
Adik janganlah menangis
Kakak selalu menghiburmu
Adik janganlah takut
Ibu
Kau perempuan yang kuat
Tak pernah mengeluh
Bahkan bersedih hati
Sembilan bulan kau mengandung
Tak pernah sedikitpun kau mengeluh
Walau berat menjalaninnya
Kau tak pernah terbebankan
Penuh kesabaran kau merawatku
Penuh kasih sayang kau menjagaku
Kau merawatku
Dari bayi hingga tumbuh dewasa
Dengan penuh perhatian
Dan cinta yang tulus
Kau mendidik aku
Hingga menjadi seperti ini
Tak sepantasnya aku membantahmu
Apalagi sampai melawan
Oh ibu..
Aku akan selalu sayang
Selalu hormat dan cinta kepadamu
Aku juga akan bakti kepadamu
Ibu..
Kau tak akan aku lupakan
Kau belahan jiwaku
Kasih sayangmu
Akan aku ingat sepanjang hidupku
Bintang
Bintang yang indah
Kemerlip di langit biru
Oh...tuhan...
begitu berat hari- hari yang ku jalani..
dizaman teknologi ini...
kami bersekolah tanpa alas kaki...
Wahai.....sang penguasa....
dengarlah...dengarlah....
kenapa kehidupanku jauh berbeda...dengan anakanak kota...
di saat ku menuntut ilmu..
derasnya air hujan membasahi...
gubuk kecil kami...
tetesan air mulai membasahi buku ku...
Tapi...
semangat masih menyelimuti diriku....
menjadi anak bangsa yang berprestasi......
dan merangkai mimpi....
SEKOLAH BARUKU
Oleh Nikarinda
Jangan Takut
Prito Windiarto