Anda di halaman 1dari 17

JUDUL PERCOBAAN

: Titrasi Penetralan dan Aplikasinya


dalam

Menentukan

Kadar

NaHCO3 pada Soda Kue


TANGGAL PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN

: Senin, 3 Desember 2012


:

1. . Membuat dan menentukan standarisasi larutan


asam
2. Menentukan kadar NaHCO3 dalam soda kue
DASAR TEORI

1. Titrasi Penetralan
Pada reaksi asam dan basa kosentrasi asam dan basa
dapat ditentukan dengan suatu metode kuantitatif dengan cara
titrasi, yaitu cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan
yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan tepat dengan zat yang
terdapat dalam larutan asam atau basa dengan ditandai adanya
perubahan warna. Pada saat perubahan warna, titrasi dihentikan
dan kadar asam basa dapat ditentukan dengan perhitungan
stoikiometri.
Reaksi penetralan dalam analisis titrimetri lebih dikenal
sebagai reaksi asam basa. Reaksi ini menghasilkan larutan yang
pH-nya lebih netral.
Dasar reaksi dari reaksi penetralan adalah reaksi antara ion
hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-) dan membentuk air.
Sehingga titrasi penetralan ini dikenal pula sebagai reaksi asidialkalimetri. Asidimetri adalah titrasi penetralan yang melibatkan
basa dengan asam yang diketahui konsentrasinya. Sedangkan
alkalimetri adalah titrasi penetralan yang melibatkan asam
dengan

basa

yang

diketahui

konsentrasinya.Secara

umum

metode titrimetri didasarkan pada reaksi kimia sebagai berikut

aA + tT produk
dimana a molekul analit A bereaksi dengan t molekul pereaksi T.
untuk menghasilkan produk yang sifat pH-nya netral. Dalam
reaksi tersebut salah satu larutan (larutan standar) konsentrasi
dan pH-nya telah diketahui. Saat equivalen mol titran sama
dengan mol analitnya begitu pula mol equivalennya juga berlaku
sama.
ntitran = nanalit
neq titran = neq analit
dengan

demikian

secara

stoikiometri

dapat

ditentukan

konsentrasi larutan ke dua.


Dalam analisis titrimetri, sebuah reaksi harus memenuhi
beberapa

persyaratan

sebelum

reaksi

tersebut

dapat

dipergunakan, diantaranya:
a. reaksi itu sebaiknya diproses sesuai persamaan kimiawi
tertentu dan tidak adanya reaksi sampingan
b. reaksi itu sebaiknya diproses sampai benar-benar selesai
pada

titik

ekivalensi.

Dengan

kata

lain

konstanta

kesetimbangan dari reaksi tersebut haruslah amat besar


besar. Maka dari itu dapat terjadi perubahan yang besar
dalam konsentrasi analit (atau titran) pada titik ekivalensi.
c. diharapkan tersedia beberapa metode untuk menentukan
kapan

titik

ekivalen

tercapai.

Dan

diharapkan

pula

beberapa indikator atau metode instrumental agar analis


dapat menghentikan penambahan titran
d. diharapkan reaksi tersebut berjalan cepat, sehingga titrasi
dapat dilakukan hanya beberapa menit.

a. Penetralan asam kuat oleh basa kuat


Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit, kemudian
terjadi perubahan yang cukup drastis pada sekitar titik ekivalen.
Titik ekivalen terjadi pada saat pH larutan 7, dimana asam dan
basa tepat habis bereaksi. Untuk menunjukkan titik ekivalen
dapat digunakan indikator metil merah, bromtimol biru atau
fenolftalein. Indikator-indikator tersebut menunjukkan perubahan
warna pada sekitar titik ekivalen. Fenolftalein lebih sering
digunakan karena memberikan perubahan warna yang lebih
tajam disekitar titik ekivalen.
b. Penetralan asam lemah oleh basa kuat
Titik ekivalen berada diatas 7, yaitu antara 8 dan 9.
Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen lebih sempit,
hanya sekitar 3 satuan, yaitu antara pH 7 sampai pH 10.
Sebagai

indikator

digunakan

fenolftalein,

karena

jika

menggunakan metil merah akan terjadi perubahan warna


sebelum tercapai titik ekivalen.
c. Penetralan basa lemah oleh asam kuat.
Titik ekivalen berada dibawah 7, lonjakan perubahan pH
pada sekitar titik ekivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan,
yaitu antara pH 7 sampai pH 4. Sebagai indikator digunakan
metil merah (trayek ; 4,2 - 6,3)
Petunjuk Pemilihan Indikator
1. gunakan 3 tetes larutan indikator kecuali dinyatakan lain;
2. asam kuat dititrasi dengan basa kuat menggunakan
indikator merah metil, fenolftalein, jingga metil;
3. asam kuat dititrasi basa lemah menggunakan indikator
merah metil;
4. basa kuat dititrasi asam lemah menggunakan indikator PP;

5. asam lemah dititrasi basa lemah tidak ada inidikator yang


dapat digunakan;
6. lebih mudah mengidentifikasikan

warna

yang

timbul

daripada warna yang hilang.

Perubahan Warna Indikator terjadi karena:


1. indikator merupakan senyawa asam/basa organik lemah,
sehingga larutan terjadi kesetimbangan pengionan;
2. warna molekul-molekul indikator berbeda dengan ionionnya;
3. menentukan keberadaan PH tinggi, PH rendah atau PH
sedang tergantung besar-kecilnya Ka/Kb indikator;
4. terjadinya trayek karena terjadinya kesetimbangan
pengionan dan kemampuan mata membedakan warna
terbatas.
2. Aplikasi titrasi Penetralan
Dalam titrasi asam-basa perubahan pH sangat kecil
hingga hampir tercapai titik ekivalen. Pada saat tercapai titik
ekivalen

penambahan

sedikit

asam

atau

basa

akan

menyebabkan pH yang sangat besar. Perubahan pH yang


sangat besar ini seringkali dideteksi dengan zat yang dikenal
sebagai indikator, yaitu suatu senyawa (organik) yang akan
berubah warnanya dalam rentang pH tertentu. Titik atau
kondisi

penambahan

asam

atau

basa

dimana

terjadi

perubahan warna indikator dalam suatu titrasi dikenal sebagai


titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi sering diasamkan dengan
titik ekivalen, walaupun diantara keduanya masih ada selisih
yang relatif kecil.
Bermacam-macam zat asam dan basa, baik organik
maupun anorganik dapt ditentukan dengan titrasi asam-basa.
Juga banyak contoh yang analitnya dapat diubah secara kimia

menjadi asam atau basa dan kemudian ditentukan kadarnya


dengan titrasi asam basa.
Misalnya

pada

penentuan

campuran

karbonat,

ion

karbonat dititrasi dalam dua langkah:


2-

CO 3 H 3 O fenolpthal
ein HCO 3- H 2 O
HCO 3 H 3 O metyljingg
a H 2 CO 3 H 2 O

Natrium

hidroksida

umumnya

terkontaminasi

oleh

natrium karbonat sedangkan natrium karbonat dan natrium


bikarbonat sering terjadi bersama-sama.
Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus
NaHCO3. Dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi
bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah
digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking soda
(soda kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat,
dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering
terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut
dalam air. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena
bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida,
yang menyebabkan roti "mengembang".
Senyawa ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit
maag atau tukak lambung). Karena bersifat alkaloid (basa),
senyawa ini juga digunakan sebagai obat penetral asam bagi
penderita asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular
acidosis (RTA).
NaHCO3 umumnya diproduksi melalui proses Solvay, yang
memerlukan reaksi natrium klorida, amonia, dan karbon
dioksida dalam air. NaHCO3 diproduksi sebanyak 100 000
ton/tahun (2001). Soda kue juga diproduksi secara komesial

dari soda abu (diperoleh melalui penambangan bijih trona,


yang dilarutkan dalam air lalu direaksikan dengan karbon
dioksida. Lalu NaHCO3 mengendap sesuai persamaan berikut :
Na2CO3 + CO2 + H2O 2 NaHCO3
ALAT DAN BAHAN

Alat alat
1. Labu Ukur 100 mL1 buah
2. Erlenmeyer 250 mL 3 buah
3. Buret

1 buah

4. Spatula

1 buah

5. Pipet Gondok 10 ml 1 buah

6. Gelas Ukur

2 buah

7. Pipet tetes

6 buah

Bahan
1.

Na2CO3

2.

Air suling

3.

HCl

4.

Indikator metil jingga

5.

Soda kue

ALUR KERJA
Penentuan

:
larutan

HCl

0,1N

dengan

Na2CO3

anhidrat

sebagai baku.
0,548 gram Na2CO3
anhidrat

dimasukkan ke dalam labu ukur 100mL


dilarutkan dengan air suling sampai
tanda batas
dikocok

Larutan baku
Na2CO3

diambil 10mL dengan pipet volum


dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100mL
ditambah 10mL air suling
ditambah 2-3 tetes indikator metil jingga
dititrasi dengan larutan HCl hingga menjadi
warna merah muda
dicatat angka buret awal dan akhir
Konsentrasidicatat
HCl volume HCl

dihitung konsentrasi HCl


diulangi 3 kali

Penentuan kadar Cl- dalam air laut

1,410 gram NaHCO3

Dicatat merknya
Dilarutkan dalam labu ukur 100mL
Larutan NaHCO3

Diambil 10mL
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Ditambah 2 tetes indikator metil jingga
Dititrasi dengan HCl hingga terjadi perubahan
warna
Diulang 3 kali
Dihitung rata-rata NaHCO3

kadar NaHCO3

HASIL PENGAMATAN
N

Hasil Pengamatan

o.

Sebelum

1.

- Na2CO3 - Volume
:
serbuk
putih
- HCl
:

HCl:
V1:
9,5mL
V2:
9,5mL
V3:

tidak
berwar
na
- Metil
jingga
:
oranye
- Laruta
n

Sesudah

9,5mL

:
Dugaan / Reaksi
Na2CO3(s)+H2O(l) Na2CO3(aq)

Na2CO3(aq) + HCl(l)

metil jingga

NaHCO3(aq) +

NaCl(aq)
NaHCO3(aq) + HCl(l)

metil jingga

NaCl(aq) + H2O(aq) +

CO2(g)

Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq)
H2O(aq) + CO2(g)

metil jingga

NaCl(aq) +

indikat
or
metil
jingga
beruba
h
warna
menja
di
kuning
muda
- Soda

- Volume

kue

HCl :
V1:16,9m

merk
Cender
2.

awasih
- m
soda
kue

L
V2:
16,5mL
V3:
15,9mL

1,410
gram

ANALISIS DAN PEMBAHASAN:


Penentuan larutan HCl 0,1 N dengan Na2CO3

1.

Dalam

menentukan

(standarisasi)

HCl

dengan

Na 2CO3

pertama kali yang dilakukan adalah membuat larutan baku


Na2CO3 yaitu dengan cara melarutkan 0,548 gr Na2CO3 anhidrat
yang sudah ditimbang menggunakan neraca analitik ke dalam
labu ukur 100 mL lalu ditambah aquades sampai tanda batas.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh N Na2CO3 sebesar 0,1 N.


Reaksi pengenceran ini adalah :
Na2CO3(s) + H2O(l) Na2CO3(aq)
Setelah terbentuk larutan baku Na2CO3, larutan tersebut
dipipet 10 mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL
kemudian ditambah 10 mL air suling dan 2-3 tetes indikator metil
jingga. Larutan yang semula tidak berwarna berubah menjadi
berwarna kuning muda. Indikator metil jingga digunakan karena
larutan Na2CO3 ditambah HCl memiliki pH sekitar 3,9 pada titik
akhir titrasinya sehingga metil jingga yang memiliki rentang pH
3,1 sampai 4,4 cocok untuk digunakan. Metil jingga memiliki
perubahan warna seiring dengan meningkatnya pH yaitu merah
ke kuning. Sehingga bila HCl yang ditambahkan, perubahan
warna akan menuju ke arah merah karena pH akan semakin
turun/ menjadi asam. Pada saat titrasi,

reaksi yang terjadi

adalah:
Na2CO3(aq) + HCl(l)
NaHCO3(aq) + HCl(l)

metil jingga
metil jingga

Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq)

metil jingga

NaHCO3(aq) + NaCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(aq) + CO2(g)
NaCl(aq) + H2O(aq) + CO2(g)

Titrasi dihentikan saat terjadi perubahan warna dari kuning


menjadi merah muda atau jingga. Berdasarkan perhitungan,
volume HCl yang diperlukan ketika terjadi perubahan warna pada
analit tiga kali berturut-turut diperoleh volume yang sama yaitu
9,5 mL. sehingga konsentrasi HCl adalah 0,1088 M.
2.

Penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue cap


Cenderawasih
Titrasi penetralan dapat diaplikasikan dalam menentukan

kadar NaHCO3 dalam soda kue. Soda kue yang kami gunakan
dalam titrasi ini adalah soda kue cap Cenderawasih.yang
pertama kali kami lakukan adalah melarutkan 1,410 gr sampel

soda kue ke dalam labu ukur 100 mL kemudian setelah terbentuk


larutan baku NaHCO3, larutan tersebut diambil 10 mL dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Reaksi yang terjadi:
NaHCO3(s) + H2O(l) NaHCO3(aq)
Pada larutan NaHCO3 tersebut

ditambahkan 2 tetes

indikator metil jingga dan larutan menjadi berwarna kuning


muda. Indikator metil jingga digunakan karena pH diperkirakan
juga sekitar 3,9 pada titik akhir titrasinya sehingga metil jingga
yang memiliki rentang pH

3,1 sampai 4,4 cocok untuk

digunakan. Sama seperti penjelasan sebelumnya, indikator metil


jingga memiliki perubahan warna seiring dengan meningkatnya
pH yaitu merah ke kuning. Karena yang ditambahkan HCl ,
perubahan warna akan menuju ke arah merah karena pH akan
semakin turun/ semakin asam. Setelah itu, sebelum titrasi
dilakukan, letakkan kertas putih di bawah erlenmeyer untuk
mengetahui perubahan warna yang terjadi dengan mudah. Pada
saat titrasi telah dilakukan, reaksi yang terjadi adalah :

NaHCO3 ( aq) HCl(aq)


metil jingga

NaCl(aq) H 2O(l )+CO 2 ( g )

Pada titik akhir titrasi, titrasi dihentikan. Hal ini ditandai


dengan larutan yang diperoleh berubah warna menjadi merah
muda. Pada percobaan yang kami lakukan, normalitas HCl yang
telah distandarisasi sebelumnya adalah 0,1088 N dan volume
HCl pada tiga kali titrasi diperoleh 16,9 mL; 16,5 mL; dan 15,9
mL. Sehingga diperoleh % NaHCO3 rata-rata dalam soda kue
sebesar 10,6525%.

KESIMPULAN

1. Konsentrasi rata-rata HCl dari standarisasi dengan Na2CO3


anhidrat 0,548 gr sebesar 0,1088 M
2. Kadar NaHCO3 dalam soda kue cap Cenderawasih
sebesar 10,6525%
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A., Underwood, A.L. (1986). Quantitative Anlysis (sixth ed)


New York : Prentice Hall. (terjemahan oleh Iis Sopyan.
(1999). Analisis Kimia Kuantitatif (ed ke-6). Jakarta :
Erlangga.
Meita.

2010.

Titrasi

Penetralan.

http://meitacourage.blogspot.com/2010/01/titrasipenetralan.html. diakses pada 9 Desember 2012.


Poedjiastoeti, Sri, dkk. 2012. Panduan Praktikum Dasar-dasar
Kimia Analitik. Surabaya: Unipress.
Sahri.

2012.

Penetralan

Asam

Basa.

http://sahri.ohlog.com/penetralan-asam-basa.oh81201.html.
diakses pada 9 Desember 2012.

JAWABAN PERTANYAAN

Standarisasi larutan HCl dengan Na2CO3


1. Mengapa pada pembuatan larutan NaOH harus memakai
air yang sudah dididihkan?
Jawab:
Tujuan menggunakan air yang mendidih yaitu untuk
menghindari ledakan, sebab reaksi logam alkali (Na)
bersifat eksoterm. Dan juga logam alkali (Na) mudah
bereaksi dengan air.
2. Apakah beda antara:
a. larutan baku dan larutan standar?
b. asidimetri dan alkalimetri?
Jawab:

a. Larutan

baku:

dimana

larutan

itu

konsentrasinya

diketahui dari hasil penimbangan dan pengenceran,


konsentrasi ditentukan dari hasil perhitungan.
Larutan standar: dimana larutan itu konsentrasinya
sudah ditetapkan dengan akurat.
b. Asidimetri : dimana menitrasi larutan menggunakan
larutan baku asam
Alkalimetri : dimana menitrasi larutan menggunakan
larutan baku basa.
3. Berikan alasan penggunaan indikator pada titrasi di atas!
Jawab:
Pada titrasi antara HCl dengan Na2CO3 menggunakan
indikator metil-Orange karena titrasi tersebut antara asam
kuat dengan basa lemah yang memiliki rentang pH 4,2-6,2.
Pada umumnya indikator digunakan untuk menentukan
titik ekivalen atau titik akhir titrasi tepat pada pH tertentu.

Aplikasi titrasi penetralan


1. 1,2 gram sampel NaOH dan Na 2CO3 dilarutkan dan dititrasi
dengan

0,5

HCl

dengan

indikator

PP.

Setelah

penambahan 30 mL HCl larutan menjadi tidak berwarna.


Kemudian indikator jingga ditambahkan dan dititrasi lagi
dengan HCl. Setelah penambahan 5 mL HCl larutan
menjadi berwarna. Berapa prosentase Na 2CO3 dan NaOH
dalam sampel ?
Jawab :
Diketahui : Massa NaOH = NaHCO3 = 1,2 gram
Mr.NaHCO3 = 84,008 gr/mol
M.HCl = 0,5 N
V1= 30 mL
V2= 5 mL
Ditanya : % Na2CO3

% NaOH
Jawab :
NaOH + Na2CO3

V1 > V2

NaOH = M . (V1-V2)
= 0,5 mmol/ml (30-5) ml
= 12,5 mmol = 0,0125 mol
Massa NaOH = 0,0125 mol . 40 g/mol
= 0,5 gram
Kadar NaOH =

Na2CO3 = M . V2
= 0,5 mmol/ml . 10 ml
= 2,5 mmol = 0,0025 mol
Massa Na2CO3 = 0,0025 mol . 106 g/mol
= 0,265 gram
Kadar Na2CO3 =

2. Pada pH berapa terjadi perubahan warna indikator PP?


Jawab:
Pada pH 89,6 perubahan warna merah menjadi tidak
berwarna terjadi pada indikator PP.

LAMPIRAN
Perhitungan

1.

Standarisasi larutan HCl dengan Na2CO3


Diketahui :
m Na2CO3 = 0,548 gr
Mr Na2CO3 = 105,990 gr
V Na2CO3 = 100 mL
n Na2CO3 = 2
V Na2CO3 yang diambil = 10 mL
Didapatkan
:
Volume HCl
V1 = 9,5 mL
V2 = 9,5 mL
V3 = 9,5 mL
Maka;
o N Na2CO3 =
=
= 0,1034 N
o V HCl = 9,5 mL
meq Na2CO3 = meq HCl
N Na2CO3 x V Na2CO3 = N HCl x V HCl
0,1034 N x 10 mL = N HCl x 9,5 mL
N HCl =

2.

= 0,1088 N
M HCl = N HCl
= 0,1088 M
Aplikasi penentuan kadar NaHCO3 dalam soda kue
Diketahui :
V NaHCO3 = 10 mL
M HCl = 0,1088 M
m sampel NaHCO3 = 1,410 gr = 1410 mg
Mr NaHCO3 = 84,008 mg/mmol
Didapatkan :
Volume HCl
V1 = 16,9 mL
V2 = 16,5 mL
V3 = 15,9 mL
Maka;
Titrasi 1 V HCl = 16,9 mL
mmol NaHCO3 = mmol HCl
mmol NaHCO3 = M HCl x V HCl
= 0,1088 M x 16,9 mL
= 1,8387 mmol
% NaHCO3 =
=

= 10,9551 %
Titrasi 2 V HCl = 16,5 mL
mmol NaHCO3 = mmol HCl
mmol NaHCO3 = M HCl x V HCl
= 0,1088 M x 16,5 mL
= 1,7952 mmol
% NaHCO3 =
=
= 10,6958 %
Titrasi 3 V HCl = 15,9 mL
mmol NaHCO3 = mmol HCl
mmol NaHCO3 = M HCl x V HCl
= 0,1088 M x 15,9 mL
= 1,7299 mmol
% NaHCO3 =
=
= 10,3068 %
% NaHCO3 rata-rata =
= 10,6525 %
Gambar

10 mL larutan baku
Na2CO3 yang tidak
10berwarna
mL larutan baku
Na2CO3 + 2 tetes indikator
metil jingga

Sampel soda kue cap


Cenderawasih

Hasil Setelah titrasi dari


kiri ke kanan :
V1 HCl
: 9,5 mL
V2 HCl
: 9,5 mL
V3 HCl
: 9,5 mL

Hasil Setelah titrasi dari


kiri ke kanan :
V1 HCl
: 16,9 mL
V2 HCl
: 16,5 mL
V3 HCl
:15,9 mL

Anda mungkin juga menyukai