Tujuan Praktikum
Landasan Teori
Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya
terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua
dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh senyawa
hidrokarbon alifatik tak jenuh:
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang
membentuk rantai benzena.
Senyawa benzena
Benzena, juga dikenal dengan nama C6H6, PhH, dan benzol, adalah senyawa
kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta
mempunyai bau yang manis. Benzena adalah sejenis karsinogen. Benzena adalah
salah satu komponen dalam bensin dan merupakan pelarut yang penting dalam
dunia industri. Benzena juga adalah bahan dasar dalam produksi obat-obatan,
plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan
alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang
terdapat dalam minyak bumi.
Alat dan Bahan
Alat:
Bahan :
n pentana,
n-hexana
1-hexana
Sikoheksana
Hot plate
Metil sikloheksana
Termometer
Benzena
Penjepit tabung
Natrium karbonat 5%
CCl4
Br2
H2SO4 pekat
HNO3 pekat
Alkohol
KMnO4 2%
Pertanyaan :
1. Dari tabel, bagaimanakah titik didih, berat jenis dan indeks bias dari
persenyawaan normal alkana dengan semakin panjangnya rantai atau
karbon?
2. Bagaimanakah hubungan antara titik didih dan indeks bias dari alkana
berantai cabang dengan isomernya yang berantai lurus?
3. Bagaimanakan hubungan antara berat jenis dan indeks bias dari alkana
berantai cabang dengan yang berantai lurus (normal)?
Jawaban:
1. Semakin panjang rantai karbonnya maka semakin besar titik didihnya,
karena ikatan nya semakin kuat sehingga dan ikatannya semakin banyak
sehingga memerlukan energi yang lebih untuk memutuskan ikatannya
pada senyawa yang memiliki rantai panjang dari pada senyawa yang
memiliki rantai yang pendek. Begitu pula sama halnya dengan besar
kecilnya berat jenis, semakin panjang rantai karbon maka semakin besar
pula berat jenisnya karena massa molekul merupakan salah satu faktor
yang menentukan besar kecilnya berat jenis. Dan dalam hal besar kecilnya
index bias rantai karbon yang lebih panjang memiliki indeks bias yang
lebih tinggi karena memiliki kerpatan medium yang lebih tinggi juga
dibandingkan dengan udara.
2. Ketika kita membandingkan titik didih suatu isomer yang berantai cabang
dengan yang berantai lurus maka isomer dari yang berantai cabang memili
titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan isomernya yang
berantai lurus, ini terjadi karena isomer yang berantai lurus lebih kuat
ikatannya daripada isomer yang bercabang, Sehingga pada saat dipanaskan
memerlukan energi yang lebih tinggi untuk memutuskan ikatan ( keadaan
mendidih). Begitu pula indeks bias , ketika kita mengamati indeks biasnya
senyawa yang memiliki rantai lurus memiliki indeks bias yang lebih besar
dari pada isomernya yang memiliki rantai bercabang.
3. Ketika kita membandingkan berat jenis dan indeks bias suatu senyawa
yang memiliki rantai lurus dan rantai bercabang, hasilnya adalah yang
memilik rantai bercabang memiliki berat jenis yang lebih kecil dari pada
yang memiliki rantai yang lurus, dan jika kita juga membandingkan indeks
bias dari sebuah senyawa yang memiliki rantai bercabang dan berantai
lurus, indeks bias yang terbesar adalah indeks bias yang dimiliiki oleh
senyawa yang berantai lurus.
5. Sulfonasi Benzena
Kedalam sebuah tabung reaksi yang bersih masukkan 5 ml asam sulfat
pekat dan 1ml benzen. Perhatikan apakah benzena larut dalam asam
sulfat dingin atau tersebut? Panaskan tabung teaksi itu pada penangas
air,dan kocok perlahan-lahan selama 10 menit atau sampai larutan
menjadi jernih. Dinginkan, tuangkan isinya kedalam 25-30ml air
dingin.
Tulis persamaan reaksi utuk pembentukan turunan benzena yang larut
dalam air tersebut.
6. Kedalam sebuah tabung reaksi besar dengan hati-hati sekali tambahkan
2ml asam sulfat pekat kedalam 3 ml asam nitrar pekat. Selanjutnya
masukkan perlahan-lahan dan tetes demi tetes 1ml benzena kedalam
tabung tersebut. Perhatikan terjadinya kenaikan suhu setelah reaksi
berlangsung (karakteristik dari reaksi ini). Kocok selam 2-3 menit lalu
tuangka isinya kedalam 25 ml air dingin. Apakah cairan kental yang
terpisah dari air? Tuliskan reaksinya.
Data dan Pengamatan
H2SO4 Pekat
Larutan Sampel
1
n-pentana
n-hexana
siklohexana
Larutan menjadi 2
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
fasa berwarna
larutan tetap
berbeda fasa
gas.
HNO3 Pekat
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
KMnO4 Pekat
Timbul gelembung
Tidak terjadi
Tidak bereaksi
warna tetap
berwarna ungu
ungu
berwarna ungu
Warna oranye di
Larutan menjadi
Larutan menjadi
dasar tabung
orange
orange
Larutan bening
Larutan tak
Larutan bening
tidak bereaksi
bereaksi , terbagi
tidak terjaadi
menjadi 2 fasa
reaksi
Alkohol
Pengamatan
Benzena + H2O
Berbeda Fasa
Benzena + ethanol
Benzena + eter
Pengamatan
Pengamatan
Benzena + brom
Reaksi
4. Uji Permanganat
Preaksi
Pengamatan
Benzena + Permanganant
5. Sulfonasi
Preaksi
Pengamatan
Benzena + H2SO4
Pemanasan&pengocokan
Reaksi
kuning kehijauan
Didalam air
Terbentuk 2 fasa
6. Nitrasi Benzena
Preaksi
Pengamatan
Benzena + HNO3+
H2SO4
menjadi kuning
Berbeda fasa
Reaksi
PEMBAHASAN
Pada saat direaksikan dengan asam sulfat pekat dingin n-pentana tidak
larut karena H2SO4 merupakan senyawa polar, hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya 2 fasa pada saat pencampuran. n-pentana juga tidak
bereaksi dengan H2SO4 karena tidak terjadi perubahan suhu. Hal ini
disebabkan karena alkana bersifat jenuh sehingga mempunyai sifat sukar
bereaksi dibandingkan dengan senyawa organik lain yang memiliki
gugus fungsional sekalipun direaksikan dengan asam sulfat.
C5H12 + H2SO4
Namun setelah dikocok timbul gas kemudian larutan menjadi berwarna
kuning, kemungkinan n-pentana mengalami reaksi subtitusi dengan reaksi,
Ketika mereaksikan antara hidrokarbon jenuh ( n-pentana, nhexana, dan sikloheksana ) dengan asam nitrat tidak terjadi reaksi.
Kejadian seperti pada asam sulfat, walaupun asam nitrat bersifat
oksidator kuat, asam nitrat tidak dapat bereaksi dengan dengan
hidrokarbon jenuh, sama halnya dengan asam sulfat, ketika asam
nitrat ditambahkan kedalam larutan sampel (senyawa hidrokarbon
jenuh) tidak terjadi perubahan, yang terjadi hanyalah tampak
perbedaan fasa dalam larutan yang disebabkan oleh perbedaan
massa jenis. Begitupun pada saat sampel ditambahkan larutan
alkohol. Dalam alkohol, n-pentena tidak larut, berapapun
perbandingan antara alkohol dengan n-pentana tetap tidak akan
larut, karena n-pentana bersifat nonpolar dan alcohol bersifat
polar sehingga mereka tidak dapat saling melarutkan. Pada saat
direaksikan dengan asam nitrat, n-pentana tidak bereaksi,
sehingga reaksi,
C5H12 + HNO3
Selain itu n-pentana juga tidak larut pada HNO3 pekat, karena
HNO3 pekat ini bersifat polar, sedangkan senyawa alkana bersifat
nonpolar.
Lain halnya ketika ditambahkan kalium permanaganat pada larutan nPentana, pada saat mereaksikan antara n-pentanan dengan kalium
permanganat, timbul gelembung walaupun warna kalium permanganat
tetap
ungu.
Ini
diakibatkan
n-pentana
yang
digunakan
sudah
Sama halya seperti larutan asam sulfat dan asam nitrat, ketika sampel
ditambahkan larutan Br2 dalam CCl4 tidak terjadi reaksi yang ada
hanyalah timbul warna pada Br2 (warna alami Br2) yang seolah-olah
mengendap di dasar tabung, padahal sebenarnya bukan menggendap tetapi
memiliki massa jenis yang lebih tinggi daripada larutan sampel, sehingga
posisi larutan Br2 berada di bawah. Br2 merupakan senyawa yang sangat
mudah menguap, karena itu Br2 dilarutkan dalam CCl4, CCl4 merupakan
pelarut sempurna untuk Br2, agar tidak terjadi penguapan yang extrim dari
Br2
Dalam Hal ini digunakan preaksi benzen, karena benzena lebih mudah
untuk melakukan reaksi substitusi daripada reaksi adisi. Reaksi adisi baru
dapat
terjadi
pada
suhu
tinggi
dengan
bantuan
katalis.
Reaksi ini tidak terjadi karena Br2 yang digunakan tidak stabil (mudah
menguap) sehingga padasaat akan direaksikan Br2 menghilang dan tidak
terjadi reaksi dengan Br, oleh karenanya pada pengamatan pada saat
setelah direaksikan tampak tidak ada perubahan. Ditambahkan besi pada
saat melakukan percobaan ini adalah karena besi berperan sebagai katalis,
katalis adalah sebuah zat atau senyawa yang dapat mempercepat reaksi.
Pada saat mereaksikan benzena dengan asam sulfat pada proses sulfonasi,
terjadi reaksi larutan berubah menjadi kuning kehijauan dan terbentuk 2
fasa pada saat direaksikan dengan air, hal ini terjadi karena adanya reaksi
asam sulfat tersebut dengan benzena dengan reaksi:
Pada saat mereaksikan antaran asam nitrat dan benzena yang tampak
adalah larutan menjadi berbeda fasa, dan setelah dikocok larutan berubah
menjadi berwarna kuning, ini membukatikan bahwa terjadinya reaksi
nitrasi, dengan reaksi:
Kesimpulan:
Setealah melakukan pecobaan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Senyawa alifatik jenuh tidak akan bereaksi (sulit bereaksi) jika direaksikan
baik dengan halogen, asam sulfat, asam nitrat, dan alkohol, karena sifat
nya yang jenuh dan tidak lagi bisa mengalami reaksi adisi ataupun
substitusi.
2. Senyawa aromatik (benzena) dapat direaksikan dengan asam nitrat
(nitrasi), asam sulfat (sulfonasi), halogen (substitusi halogen) karena
ikatan rangkap yang beresonansi.