Baruudocx
Baruudocx
4 Kerangka Konsep
Fibroblast
LPS
Gingiva
Kopi hitam
Respon
Peradangan
Pembentukan sitokin
pro-inflamasi TNF-
Kopi dekafein
PGE2
IL-1
osteoclas
Proliferasi osteoclastic
progenitor cell
Destruksi jaringan
periodontal
Gambar/Skema
2.5 Hipotesa
Konsumsi minumankopi dekafein dapat menurunkan pada ekspresi TNF- yang di
papar oleh LPS
BAB 1
PENDAHULUAN
oleh aktivitas p53 (Ann and zigang, 2007). Chlorogenic acid mampu memblokade
translokasi NFKB oleh LPS (Kim et al., 2013). Kandungan lain pada kopi adalah
adanya polifenol. Polifenol merupakan antioksidan kuat dan dapat melindungi sel
imun dari kerusakan biologis akibat radikal bebas. polifenol mampu mencegah
peningkatan produksi sitokin inflamasi, oleh makrofag dan limfosit yang teraktivasi
oleh radikal bebas (Yuniarti, 2007). Kafein, senyawa fenolik, trigonelin, dan asam
chlorogenik dapat sebagai antioksidan. Namun aktivitas antioksidan akan lebih tinggi
pada kondisi kopi yang memiliki kadar kafein yang rendah (Yashin et al., 2013).
Fibroblas merupakan elemen seluler primer pada proses perbaikan untuk
pembentukan protein struktural yang berperan penting dalam pembentukan jaringan
ikat gingiva dalam rongga mulut. Fibroblas berperan dalam proses penyembuhan luka
dan aktifitas fisiologis dari tiap jaringan dan organ tubuh. Fibroblas mudah untuk
dikultur karena memiliki kemampuan tumbuh dan melekat yang tinggi dan regenerasi
cepat. Fibroblas terlibat secara aktif dalam pembentukan serat terutama serat kolagen
dan matriks ekstraseluler lainnya(Freshney, 2005). Fibroblas akan menghasilkan
sitokin proinlflamasi seperti TNF- ketika diinduksi oleh Lipopolisakarida (Saynur et
al., 2009).
Lipopolisakarida merupakan komponen yang terdapat pada dinding sel bakteri
Gram negatif. LPS memiliki potensi yang kuat sebagai stimulator inflamasi (Kumaret
al., 2007). Respon keradangan awal dimulai ketika bakteri Gram negatif
mengeluarkan endotoksin berupa LPS. LPS yang dilepaskan berikatan dengan
lipoliskarida binding protein (LBP). Ikatan kedua komponen tersebut membentuk
suatu komplek molekul. Komplek molekul ini akan dikenali oleh CD14 yang berada
dipermukaan sel target, kemudian dikenali oleh makrofag melalui reseptor TLR4.
Reseptor inilah yang akan mengaktifkan makrofag sebagai respon imun adaptif
dengan pembentukan sitokin proinflamasi. Sitokin yang dihasilkan oleh makrofag
sebagai proses kerusakan tulang adalah IL-1 dan TNF- (Takayanagi, 2007).
TNF- merupakan sitokin inflamasi yang paling berperan pada proses inflamasi
dan dipakai sebagai indikator untuk sel yang mengalami stres oksidatif, apoptosis atau
nekrosis. Ekspresi TNF- akan meningkat pada kondisi inflamasi (Astuti, 2008).TNF disekresi utama oleh monosit dan makrofag. TNF- akan meregulasi produksi
kolagenase, PGE2, kemokin dan sitokin, molekul adhesi sel dan faktor yang
berhubungan dengan resobsi tulang (Yoshikawa et al., 2006)
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dikaji kopi dekafein sebagai antiinflamasi dibandingkan dengan kopi hitam dan diharapkan dapat menjadi minuman
sehat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
Apakah minuman kopi dekafein (robusta) dapat menekan ekspresi TNF- yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kopi hitam ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini untuuk membedakan pengaruh anti-inflamasi
pada kopi dekafein dan kopi hitam
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui efek kopi hitam sebagai anti-inflamasi.
2. Mengetahui efek kopi dekafein sebagai anti-inflamasi.
3. Membandingkan pengaruh anti inflamasi antara kopi hitam dan dekafein.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Sampel Penelitian
log
log p
Keterangan:
= probabilitas melakukan kesalahan (0,05)
p = proporsi sampel yang tidak terpapar
n = jumlah sampel
Dalam penelitian ini terdapat 4 perlakuan yaitu 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok
kontrol sehingga nilai p yang digunakan:
1
p= =0,25
4
Maka, hasil perhitungan sampel minimal adalah sebagai berikut:
n=
log 1,301
=
log p 0.602
n =2,161
n=3
Berdasarkan perhitungan rumus tersebut, maka didapatkan besar sampel minimal dalam
penelitian ini adalah 3 sampel kultur fibroblas.
3.4
3.5
Rencangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah the pre test and the post test control
group design yaitu dengan melakukan pengamatan atau pencatatan sebelum dan setelah
perlakuan dan hasilnya dibandingkan dengan kontrol (Notoatmojo, 2005).
3.7
Biji kopi direndam dalam air panas sehingga flavor dan kafein terekstrak.
Ekstrak kemudian dilewatkan pada karbon aktif atau arang aktif untuk
penyerapan kafein.
Ekstrak tanpa kafein (flavor-charged water) digunakan untuk merendam biji kopi
setengah kering yang telah diambil kafeinnya tadi, sehingga komponen flavor
yang terdapat dalam ekstrak kembali ke dalam biji kopi.
Dengan metode ini terjadi kehilangan beberapa komponen larut air pada biji kopi
seperti karbohidrat dan asam klorogenat.
Sel fibroblas (105 sel) yang telah dilakukan pengenceran dimasukkan pada
plastic microplate (24 wells) yang didasarnya telah diberi cover slip (tiap
well 200 L), kemudian diberi media kultur dan diinkubasi 48 jam suhu
37C. Setelah 48 jam media kultur dibuang
2.
Sel fibroblas diberi ekstrak kafein konsentrasi 1,8 mg/ml, 0,9 mg/ml, 0,18
mg/ml, 0,09 mg/ml sebanyak 200 l dan dipapar LPS sebanyak 200 l.
Inkubasi dalam inkubator shaker 37C
3.
4.
Selanjutnya,
coverslip
dicuci
dan
diambil
untuk
pemeriksaan
immunostaining.
(Tantin Ernawati, 2015).
1.8 Analisis data
Penelitian ini menghasilkan data kuantitatif berupa uji varian dan uji beda.
Gingiva
Manusia
Kultur
Fibroblas
Kultur
fibroblas
Pemaparan
LPS
Sel+medium+L
PS+kopi
dekafein
n:3
Sel+medium+L
PS+Kopi hitam
n:3
Sel+medium+L
PS
n
:3
Analisis
Data
Uji ICC
Kesimpulan
penelitian
Sel+medium
n:3