Anda di halaman 1dari 9

Survey Tambang Terowongan

PERANAN SURVEY DAN PEMETAAN DALAM PENGELOLAAN TAMBANG


TERBUKA UNTUK TAMBANG BATUBARA

1. PENDAHULUAN
1.1

Survey dan Pemetaan Areal Tambang


Survey dan pemetaan topografi bertujuan untuk menggambarkan permukaan

bumi, yang digambarkan dalam bentuk peta dengan menggunakan skala tertentu. Secara
umum tujuan dari kegiatan survey dan pemetaan topografi dengan skala 1 : 2000 atau
skala lainnya (tergantung kebutuhan) untuk keperluan eksplorasi batubara dan nikel
adalah untuk menyediakan informasi topografi yang berkaitan dengan kepentingan
eksplorasi seakurat mungkin baik itu detil topografi maupun detil geologi. Dapat
disimpulkan bahwa survey dan pemetaan pada areal tambang (Eksplorasi dan Eksploitasi)
pada dasarnya sama dengan survey dan pemetaan yang biasa kita temui. Hal yang
membedakan terletak pada pengukuran dan pemetaan daerah prospek tambang yang biasa
di sebut dengan blok tambang yang menggunakan sistem grid atau line yang teratur.

1.2

Pengelolaan Tambang Terbuka Untuk Tambang Batubara


Penambangan dengan metode tambang terbuka adalah suatu kegiatan penggalian

bahan galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di mana para pekerja
berhubungan langsung dengan udara luar.dan iklim. Tambang terbuka (open pit mining)
juga disebut dengan open cut mining adalah metoda penambangan yang dipakai untuk
menggali mineral deposit yang ada pada suatu batuan yang berada atau dekat dengan
permukaan.
Pada saat ini sebagian besar penambangan batubara dilakukan dengan metode
tambang terbuka, lebih-lebih setelah digunakannya alat-alat besar yang mempunyai
kapasitas muat dan angkut yang besar untuk membuang lapisan tanah penutup batubara.
Dengan demikian pekerjaan pembuangan lapisan tanah penutup batubara menjadi lebih
murah dan menekan biaya ekstraksi batubara. Selain itu prosentase batubara yang diambil
jauh lebih besar dibanding dengan batubara yang dapat diekstraksi dengan cara tambang
dalam.

11.25.008

Survey Tambang Terowongan


Ada kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan pemilihan
apakah suatu cadangan (lapisan batubara) akan ditambang dengan metoda tambang
terbuka atau tambang dalam yaitu dengan membandingkan besarnya nilai tanah penutup
(waste) yang harus digali dengan volume atau tonase batubara yang dapat ditambang.
Perbandingan ini dikenal dengan istilah stripping ratio. Apabila nilai perbandingan ini
(stripping ratio) masih dalam batas-batas keuntungan, maka metoda tambang terbuka
dianggap masih ekonomis. Sebaliknya apabila nilainya di luar batas keuntungan, maka
metoda penambangan tambang dalam yang dipilih.

2. Metodologi Pengelolaan Tambang Terbuka Untuk Tambang Batubara

Penentuan Batas Kawasan

Pemasangan Titik Kontrol

Penentuan Posisi Titik Bor


(E, N, H)

11.25.008

Survey Tambang Terowongan


2.1

Penentuan Batas Kawasan Tambang


Sebelum dilakukan penentuan batas kawasan tambang, ditentukan lebih dahulu

lokasi tambang yang mana pada kawasan tersebut terdapat jenis tambang yang
dibutuhkan. Selanjutnya, ditentukan batas area tambang dengan cara menentukan daerah
yang layak untuk diproduksi, dengan cara menentukan posisi (E,N) batas tambang. Dalam
hal ini, dibuat koordinat rencana positioning dengan metode :
1. Traverse / Poligon
2. GPS

2.1.1 Traverse / Poligon


Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik
dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut
dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik.
Dengan demikian pengukuran poligon ini dapat digunakan sebagai kerangka
kontrol peta pengukuran sudut dan jarak antar titik-titik poligon.

Gambar Poligon

2.1.2 GPS
Sistem GPS atau terkenal juga dengan NAVSTAR GPS adalah sistem navigasi
dan penentuan posisi secara reseksi menggunakan satelit dengan gelombang radio,
akurasi yang cukup tinggi dari beberapa mm sampai beberapa meter.

11.25.008

Survey Tambang Terowongan


Metode penentuan posisi yang digunakan adalah :

Static
Titik-titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak. Bisa absolute ataupun

differensial. Keandalan dan ketelitin posisi yang diperoleh umumnya tinggi. Aplikasinya
adalah untuk penentuan titik kontrol survey pemetaan dan survey geodetik.

Gambar Penentuan Titik dengan Metode GPS Static

Absolute
Pada metode ini disebut juga point positioning. Posisi diberikan dalam sistem

WGS-84, relatif terhadap pusat massa bumi. Pengukurnnya hanya menggunakan satu
receiver, dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit (reseksi). Titik
yang ditentukan posisinya bisa diam atau bergerak.

Gambar Penentuan Titik dengan Metode GPS Absolute

11.25.008

Survey Tambang Terowongan

Differential
Metode differential disebut juga dengan pengukuran posisi relatif yaitu

menentukan posisi

suatu titik relatif terhadap titik lain yang telah

diketahui

koordinatnya. Pada pengukuran ini diperlukan minimal 2 receiver. Pada metode ini proses
differencing bisa menghilangkan atau mengurangi efek dari beberapa kesalahan dan bias,
sehingga meningkatkan akurasi posisi. Efektivitas proses differencing akan sangat
tergantung pada jarak antara stasiun monitor dan titik diposisikan (semakin pendek lebih
efektif, dan sebaliknya). Titik yang diposisikan bisa diam atau bergerak.

Gambar Penentuan Titik dengan Metode GPS Differential

2.2

Pemasangan titik kontrol


Benchmark

adalah

titik

yang

telah

mempunyai

koordinat

fixed

dan

direpresentasikan dalam bentuk monumen/patok di lapangan. Benchmark memiliki fungsi


penting pada kegiatan survey, yaitu sebagai titik ikat yang mereferensikan posisi obyek
pada suatu sistem koordinat global.

Gambar Titik Kontrol Nasional

11.25.008

Survey Tambang Terowongan


Untuk mendukung efisiensi dalam pengelolaan suatu area penambangan, maka
keberadaan benchmark sangat bermanfaat untuk :
1. Untuk memastikan bahwa area penambangan berada dalam wilayah konsesi yang
diijinkan oleh Pemerintah.
2. Mengintegrasikan area-area penambangan yang terpisah ke dalam satu sistem
koordinat global.
3. Efektifitas dan efisiensi kegiatan penambangan, dari tahap eksplorasi hingga tahap
reklamasi.
2.2.1 Jaring Kontrol Horizontal dengan metode GPS
Pembuatan jarring kontrol horizontal dengan metode GPS dibuat dengan metode
pengukuran GPS Statik. Karena titik control yang akan dibuat bersifat tetap sehingga
ketelitian posisi yang diperoleh dengan metode pengukuran GPS Statik lebih teliti.

Geometri Jaring Survey


Jaring Survey GPS dibentuk oleh titik yang telah diketahui koordinatnya dan titik

yang akan ditentukan koordinatnya. Dimana titik tersebut dihubungkan dengan baseline
yang komponennya diamati. Contoh bentuk jaring GPS :

Gambar Jaring Kontrol Hz dengan Metode GPS

2.2.2 Jaring Kontrol Vertikal dengan metode Levelling


Didalam pengukuran koordinat vertikal, untuk titik-titik poligon dan titik-titik
kontrol atau Control Point dipakai metode Sipat Datar dengan menggunakan instrumen
waterpass. Pengukuran sipat datar atau leveling ini bereferensi pada MSL.

11.25.008

Survey Tambang Terowongan


Dalam pekerjaan pengukuran Sipat Datar ini beda tinggi antara titik-titik
ditentukan dengan garis visier yang mendatar yang ditujukan ke rambu-rambu vertikal
pada titik-titik yang akan ditentukan ketinggiannya. Tujuan pengaplikasian yaitu untuk
mengukur titik yang menandai perubahan arah, seperti kemiringan permukaan tanah,
titik-titik penting seperti jalan, jembatan, dan gorong-gorong. Berdasarkan metode
pengukurannya sipat datar/waterpass profil dibedakan menjadi 2 :
1. Pengukuran Waterpass Profil Memanjang

Gambar Waterpass Profil Memanjang

2. Pengukuran Waterpass Profil Melintang

Gambar Waterpass Profil Melintang

11.25.008

Survey Tambang Terowongan


2.3

Penentuan Posisi Titik Bor dengan Metode GPS RTK


RTK (Real Time Kinematik) artinya koordinat titik dapat kita peroleh secara real

time dalam Koordinat UTM ataupun Lintang dan Bujur tanpa melalui pemrosesan
baseline. Metode RTK ini berbeda dengan metode Statik, Karena pada metode statik
koordinat baru diperoleh setelah dilakukan pemrosesan baseline (Post Processing). GPS
RTK memiliki ketelitian yang tinggi yaitu dalam fraksi milimeter
Sistem RTK (Real-Time Kinematik) merupakan istilah yang digunakan untuk
mewakili real-time positioning system diferensial menggunakan Data fase. Dapat
digunakan untuk posisi stasioner dan benda bergerak. Dalam memberikan mode waktu
yang sebenarnya dalam sistem satelit GPS, stasiun referensi harus mengirim kedua fase
dan data pseudorange ke pengguna secara real-time dengan menggunakan data-data
tertentu dan pseudoranges dengan menggunakan data sistem komunikasi. GPS RTK
memiliki akuras posisi: 1 - 5 cm. GPS RTK juga dapat diaplikasikan untuk Staking Out,
survei kadaster, survei tambang, dan navigasi presisi tinggi.

Gambar Proses Penentuan Posisi dengan GPS RTK

11.25.008

Survey Tambang Terowongan


3. Kesimpulan
Dalam peranannya, kegiatan survey dan pemetaan sangat dibutuhkan dalam dunia
pertambangan. Dalam kegiatan survey dan pemetaan pada bagian tambang bersifat
support and service. Meskipun survey tambang merupakan bagian kecil dari implemetasi
ilmu Geodesi, namun dengan berkembangnya teknologi

saat ini peran survey dan

pemetaan ditambang bisa lebih ditingkatkan.

11.25.008

Anda mungkin juga menyukai