Ahyar Wahyudi-Analisa Sistem Informasi Kesehatan Online Dan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas PDF
Ahyar Wahyudi-Analisa Sistem Informasi Kesehatan Online Dan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas PDF
Oleh:
Ahyar Wahyudi
1006749062
A.
Abstrak
komputerisasi dalam suatu perangkat lunak (software) yang bekerja dalam sebuah sistem
operasi. Akan tetapi, pada kenyataannya SIMPUS diberbagai daerah tidak dapat
dimanfaatkan secara optimal.
Software SIMPUS pun dikembangkan beragam baik ditingkat provinsi maupun
kabupaten/ kota. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota
Semarang menemukan bahwa SIMPUS mengalami kendala, yaitu kebutuhan informasi
yang terus berkembang, sehingga SIMPUS harus dikembangkan setiap saat, tetapi pada
kenyataannya pengembangan SIMPUS tidak bisa dilakukan setiap saat. sebagian besar
informan pada penelitian ini mengatakan SIMPUS telah bermanfaat dalam pengelolaan
data, tetapi sebagian kecil tidak mengatakan SIMPUS bermanfaat karena masih meminta
pelaporan data puskesmas memakai prosedur lama (manual) (Wulandari, 2009).
Penelitian lain mengenai evaluasi penerapan SIMPUS berbasis komputer dengan metode
PIECES yang ditinjau dari aspek-aspek Performance, Information, Economic,
Control/Security, Efficiency, Service menunjukkan bahwa dari aspek Performance dinilai
memiliki kinerja yang banyak, lengkap serta mudah dioperasikan, namun belum
memenuhi kebutuhan puskesmas, dari aspek Information dinilai menghasilkan informasi
yang akurat, sesuai kebutuhan, namun kurang fleksibel, dari aspek Economic dinilai
memiliki biaya yang rendah dan manfaat yang banyak, dari aspek Control/Security
dinilai tidak memiliki batasan akses dan mekanisme pengamanan, dari aspek Efficiency
dinilai belum memberikan efisiensi waktu dan tenaga, dari aspek Service dinilai mudah
dipelajari namun masih dianggap sebagai beban petugas (Inggarputri, 2009). Dari
beberapa hal tersebut tersebut di atas, maka penyusun berminat untuk menganalisis
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang selama ini telah
dilaksanakan.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Teranalisanya sistem informasi kesehatan yang dikembangkan di pusat dan daerah.
2. Tujuan Khusus
a. Teranalisanya Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan;
b. Teranalisanya Sistem Informasi Kesehatan yang dikembangkan
c. Teranalisanya Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
D. Sistem Informasi Kesehatan Manajemen Puskesmas
1. Kebijakan
Pengembangan sistem informasi kesehatan sebenarnya telah dimulai pada
PELITA I
bagi kabupaten/ kota. Melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 tahun
2002 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Nasional (SIKNAS) dan Nomor 932 tahun 2002 tentang petunjuk pelaksanaan
pengembangan sistem informasi kesehatan daerah di kabupaten/ kota dikembangkan
berbagai strategi, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
b.
c.
Sumber: http://siknasonline.depkes.go.id
administratif,
meliputi
sistem
pembiayaan,
keuangan,
sistem
jawab sektor
kesehatan semata, tetapi juga lintas sektor lainnya seperti statistik vital kependudukan,
data kelahiran, data kematian. Sistem pelaporan informasi kesehatan rutin dari
fasilitas kesehatan pun tidak berjalan dengan baik.
Teknologi informasi memberi berbagai kemudahan dalam proses manajemen di
segala bidang. Dengan teknologi informasi, data dan informasi dapat diolah dan
didistribusikan secara lebih mudah, cepat, akurat dan fleksibel. Hal ini mendorong
semakin dibutuhkannya pemanfaatan teknologi informasi dalam berbagai kegiatan.
World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi
menuai beberapa keuntungan, antara lain:
a. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
b. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
c. Penguatan evidence based dalam mengambilan kebijakan yang efektif, evaluasi,
dan inovasi melalui penelitian.
d. Perbaikan dalam tata kelola, memobilisasi sumber baru dan akuntabilitas cara
yang digunakan.
Informasi Kesehatan
macam kegiatan operasional puskesmas mulai dari pengelolaan registrasi pasien, data
rekam medis pasien, farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan bulanan, tribulanan,
dan tahunan. Berbagai laporan eksekutif yang dihasilkan oleh puskesmas dengan
bantuan sistem informasi sangat dibutuhkan dalam penentuan kebijakan untuk
meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat.
Sumber: http://www.digital-sense.net
Kegiatannya meliputi:
1) Pengolahan data kondisi pasien
2) Pengolahan data anamnesis
3) Pengolahan data diagnosis
4) Pengolahan data terapi
5) Pengolahan data pemeriksaan/tindakan medis/penggunaan lab.
6) Pengolahan data obat (resep)
7) Pengolahan data Rujukan
c. Farmasi
Farmasi merupakan sub-sistem yang menangani data yang terkait dengan obat.
Fungsionalitasnya meliputi:
- Pengolahan data data master obat
- Pengolahan data stok obat baru
- Pengolahan data persediaan obat
- Pengolahan data pelayanan/pemberian resep pasien.
d. Pemantauan Data Register
Pemantauan data register merupakan pemantauan data yang terjadi di puskesmas
secara harian/bulanan ataupun periode tertentu. Kegiatannya meliputi:
- Register pemeriksaan umum
- Register pemeriksaan gigi
- Register pemeriksaan gizi
- Register pemeriksaan imunisasi
- Register pemeriksaan KIA
- Register pemeriksaan KB
e. Laporan
Laporan merupakan sub-sistem untuk membuat laporan/ rekapitulasi. Laporan ini
meliputi:
a. LB:
-
LB2 LPLPO
b. Laporan manajemen
-
Laporan billing
f. Pemetaan
Pemetaan wilayah meliputi kunjungan pasien, penyakit terbanyak, penggunaan
obat, riwayat KLB, dan lain sebagainya. Akan tetapi mapping data kesehatan
sangat jarang dilakukan.
E. Pembahasan
Dari beberapa sistem informasi kesehatan yang telah dikembangkan dapat
dianalisa beberapa hal sebagai berikut:
1.
Integrated System
Kementerian kesehatan telah mengembangkan siknas online, akan tetapi disamping
itu berbagai program seperti kewaspadaan gizi, informasi obat, rumah sakit, dan
puskesmas juga mengembangkan sistem informasi sendiri. Hal ini berdampak
tumpang tindihnya informasi dan berbagai kegiatan serta menyita waktu dan biaya.
Sejatinya suatu sistem informasi yang terintegrasi yang memenuhi kebutuhan
berbagai lintas sektor dan lintas program yang dapat diakses sebagai informasi yang
dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan berbagai keputusan dan kebijakan.
Seperti aplikasi komunikasi data, dapat dilihat bahwa data dan informasi kesehatan
yang disediakan tidak memenuhi dengan kebutuhan baik provinsi atau
kabupaten/kota, sehingga kabupaten/ kota pun berupaya mengembangkan sistem
informasi sendiri.
SP2TP pun yang sejatinya dapat digantikan dengan SIMPUS online ternyata di
lapangan puskesmas pun masih menyampaikan laporannya secara manual setiap
bulannya. Hal ini mengakibatkan beban kerja bagi petugas dan informasi yang
diberikan tidaklah dalam hitungan hari, melainkan bulan. Suatu sistem yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan baik pusat atau daerah, pengambil keputusan
dapat mengakses informasi secara cepat dan tepat sehingga kebijakan dapat efektif
dan efisien.
2. Kemampuan Daerah
Sebagai dampak dari desentralisasi, daerah masih menganggap kebutuhan sistem
informasi berbasis web atau komputerisasi bukanlah prioritas, akan tetapi daerah
masih memenuhi kebutuhan infrastruktur dan sarana fisik. Tidak semua daerah
surplus, akan tetapi tidak sedikit daerah yang minus. Memang pada awalnya
pelaksanaan sistem informasi membutuhkan banyak biaya, akan tetapi dalam
perjalannya juga memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang tidak sedikit.
Kondisi geografis juga sangan mempengaruhi, masih banyak puskesmas di daerah
yang sangat terbatas akses informasinya.
3. Pemanfaatan data dan informasi
Pemanfaatan data dan informasi terkesan hanya kebutuhan pusat, bukanlah
kebutuhan daerah, sehingga munculah anggapan hanya proyek dan ego program
masing-masing. Hal ini karena pemanfaatan data dan informasi secara signifikan
tidak dirasakan oleh kabupaten/ kota sebagai pelaksana kebijakan pemerintah pusat.
4. Sumber Daya Manusia
Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah tenaga yang
merangkap tugas atau jabatan lain. Di beberapa tempat memang dijumpai adanya
tenaga purna waktu.
F. Kesimpulan
1.
Data dan informasi merupakan kunci pokok dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan yang efektif dan efisien.
2.
Kebijakan pemerintah dalam pengembangan sistem informasi telah ada, akan tetapi
dalam pelaksanaannya masih banyak kendala-kendala dan hambatan yang dihadapi;
3.
Pengembangan sistem informasi baik di pusat atau daerah belum dapat dimanfaatkan
sepenuhnya karena keterbatasan sistem yang dikembangkan, kemampuan daerah,
dan sumber daya manusia;
G. Saran
1. Perlunya dilakukan kajian mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan sistem informasi kesehatan;
2. Kebutuhan data dan informasi merupakan kebutuhan daerah, maka sebaiknya sistem
informasi yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
daerah.
H. Daftar Pustaka
Al-Gasseer et al. (2003). Achievements and challenges of formulating a strategic plan
for nursing development at the national level in Bahrain. International Council of
Nurses.
Canadian Public Health Association. (2010). Public Health Community Health Nursing
Practice in Canada Roles and Activities. Carling Avenue, Ottawa.
Congress Of The United States Congressional Budget Office. (2005). The Costs and
Benefits of Health Information Technology A PAPER CBO. JupiterImages
Corp.Evidence. USA
Inggarputri, Y. R. (2009). Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) Berbasis Komputer dengan Metode PIECES di Puskesmas Wilayah
Kabupaten Blora. Undergraduate Thesis, Diponegoro University.
Kemenkes RI. (2009). Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
http://depkes.go.id
Kemenkes RI. (2009). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 tentang
Pengembangan Jaringan Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional.
http://depkes.go.id
Kemenkes RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat kesehatan Masyarakat. http://depkes.go.id
Kemenkes RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentang
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS) http://depkes.go.id
Kemenkes RI. (2002). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2009-2014
http://depkes.go.id
System, H. a. D. I. (2005). Health Management Information Systems. DFID Health
Resource Centre.
Wulandari, R. (2009). Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
Berbasis Komputer di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Undergraduate thesis, Diponegoro University.