Anda di halaman 1dari 28

PENGAUDITAN

ANALISIS UJI PENGENDALIAN PT TELKOM INDONESIA

Dosen Pengampu :
Wawan Sadtyo Nugroho, SE, M.Si, AK, CA

Disusun oleh:
KELOMPOK 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nur Anisa
Sri Narwati
Mayasari
Ulvie Ariesta Nurfalla
Yona Wida Pramudita
Riga Ulfa Machfiroh
Damar Ariyanto
Wiwin Setiyowati

14.0102.0002
14.0102.0038
14.0102.0040
14.0102.0052
14.0102.0058
14.0102.0075
14.0102.0080
14.0102.0082

Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi


Universitas Muhammadiyah Magelang
2016

A. PEMBAHASAN
1. MENILAI RISIKO PENGENDALIAN
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit
tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang
dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor
mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan
penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat
yang sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas
keefektivitasan

pengendalian

internal

entitas.

Suatu

audit

juga

mancakup

pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta
pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor yakin
bahwa bukti audit yang telah auditor peroleh cukup dan tepat untuk menyediakan
suatu basis bagi opini audit auditor.
Menurut opini auditor, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar
dalam semua hal yang material, posisi keuangan pusat pengelolaan program
kemitraan dan program bina lingkuangan perusahaan perseroan PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk tanggal 31 Desember 2015, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk
tahun yang berkahir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keungan
Entitas tanpa Akuntabilitas Publik.
Adanya salah saji material, pengendalian yang diperlukan, dan pengujian
pengendalian transaksi pengeluaran kas:
Salah saji Potensial/ Pengendalian yang Diperlukan
Asersi
Pengeluaran kas bisa
dilakukan

untuk

Pengujian Pengendalian

Voucer pembayaran yang Pilih suatu sampel transaksi


telah

disetujui

harus

tujuan tertentu tanpa

dibandingkan

diotorisasi

dokumen pendukung.

dengan

pengeluaran

kas,

tentukanlah apakah voucher


pembayaran
mendapatkan
dan

Cek

hanya

dan

boleh

ditandatangani oleh yang

cocokan

telah
persetujuan
dengan

dokumen pendukung untuk


setiap pengeluaran kas

Observasi orang-orang yang

ditunjuk perusahaan

bertugas
Voucher

bisa Voucher

digunakan dua kali

pendukung lunas

pembayaran

harus

cap

jika

lunas

cek..
dan Observasi

pembayaran

dokumen

menandatangani
pemberian
pada

cap

dokumen-

dibubuhi dokumen atau periksa suatu


cek

telah sampel dokumen yang telah

diterbitkan.

dibayarkan pastikan telah di

Cek bisa diterbitkan Penandatangan

Cap Lunas.
deck Observasi

harus

dengan jumlah yang sebelum tanda tangan

bagaimana

penadatangan cek melakukan

salah
pengecekan independen.
Transaksi pengeluaran Semua transaksi pembayaran Tanyakan tentang metoda
kas

mungkin

dicatat

atau

tidak

menggunakan cek
dicatat Semua cek harus bernomor

untuk pengeluaran kas


Cek lihat perenomornya
bandingkan dengan buku

tapi salah
Cek yang belum digunakan
pastikan ditempat aman
Pengecekan
cek
pada
pengeluaran kas
Rekonsiliasi bank periodik
secara independen

pengeluaran kas
Observasi

tempat

penyimpanan cek
Lakukan
pengecekan
independen
Periksa rekonsiliasi bank

a. Melaksanakan Pengujian Pengendalian


PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Rencana pengujian pengendalian transaksi pengeluaran kas
Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015
Asersi / Pengujian Pengendalian
Keberadaan atau Keterjadian

Auditor

1. Pilih suatu sampel transaksi pengeluaran kas dari


jurnal pengeluaran kas dengan tentukan ada
tidaknya:
Penccokan

antara

cek

yang

diterbitkan

dengan voucer yang telah diotorisasi.


Pencocokan anatara voucer yang
diotorisasi dengan dokumen pendukung.

telah

Tanggal

2. Bandingkan tanda tangan pada cek dengan contoh


tandatangan direksi.
3. Inspeksi voucer dan dokumen pendukungnya
untuk memastikan apa sudah di cap lunas
4. Observasi pemisahan tugas antara pemberi
persetujuan pada voucer pembayaran dengan
penandatangan cek.
Kelengkapan
5. Periksa pemakaian dan pertanggungjawaban atas
cek bernomor urut dan nomor dalam jurnal
pengeluaran kas
6. Observasi penangan dan penyimpanan cek yang
belum digunakan
Penialian atau Pengalokasian
7. Atas

transaksi-transaksi

diatas,

cek

dengan

voucher pendukung pembayaran dan ujilah


dengan pengerjaan ulang
8. Inspeksi rekonsiliasi bank independen
Pada umumnya auditor pertama-tama menetapkan risiko pengendalian yang
berhubungan dengan kelompok transaksi, seperti misalnya transaksi penerimaan kas atau
tarnsaksi pengeluaran kas. Tingkat risiko yang sama kemudian digunakan untuk
menetapkan risiko pengendalian untuk asersi-asersi saldo rekening yang signifikan
sehingga dapat ditentukan tingkat pengujian substantive yang direncanakan untuk saldosaldo rekening secara tepat dan pengujian sunstantive spesifik dapat dirancang.
2. MENGEVALUASI BUKTI DAN MEMBUAT PENILAIAN
Dalam PT Telkom Indonesia penilaian akhir dari risiko pengendalian untuk asersi
laporan keuangan didasarkan pada pengevaluasian bukti yang diperoleh dari prosedur
untuk memperoleh pemahaman mengenai pengendalian intern dan pengujian
pengendalian yang berhubungan. ManajemenpadaPT Telkom Indonesia menggunakan
sistem pengendalian yang melibatkan teknologi informasi dalam mengatasi masalah masalah yang berhubungan dengan jalannya bisnis PT Telkom Indonesia. PT Telkom
Indonesia ini auditor mempertimbangkan jenis bukti, sumber bukti, batas waktu, dan
keberadaan dari bukti lain yang berhubungan dengan penilaian risiko pengendalian

saat membuat pertimbangan tersebut. Maka dalam PT Telkom Indonesia ini,


mendukung kesimpulan yang sama mengenai efektivitas suatu pengendalian, tingkat
keyakinan meningkat karena berbagai jenis bukti mendukung. Apabila bukti yang ada
dalam PT Telkom Indonesia mendukung beberapa kesimpulan yang berbeda, tingkat
keyakinan menurun.
3. MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DAlAM SUATU LINGKUNGAN
TEKNOLOGI INFORMASI
a. Strategi Untuk Melaksanakan Pengujian Pengendalian
1) Pengendalian Pemakai
Pada PT Telkom Indonesia merancang prosedur manual untuk menguji
keakuratan dan kelengkapan dari transaksi yang diproses oleh komputer.
Implementasi pada PT Telkom Indonesia dalam satu departemen pemakai
dapat membandingkan output yang dihasilkan oleh komputer dengan dokumen
sumber yang mendukung trasnaksi. Pengendalian ini dapat mendeteksi dan
memperbaiki salah saji, namun pengendalian ini yang terakhir dilaksanakan
dengan tingkat rincian yang lebih tinggi dan mungkin menyediakan suatu
tingkat keyakinan yang lebih tinggi bahwa salah saji telah dideteksi dan
diperbaiki.
2) Pengendalian Aplikasi
Dalam PT Telkom Indonesia ini auditor merencanakan suatu strategi
untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah berdasarkan
pegendalian aplikasi komputer. Dalam hali ni PT Telkom Indonesia
melaksanakan strategi yaitu dengan menguji pengendalian komputer, menguji
pengendalian umum komputer dan menguji tindak lanjut manual untuk
pengecualian yang dicatat oleh pengendalian aplikasi. PT Telkom Indonesia
dalam hal ini, mengandalkan pengendalian aplikasi komputer secara tepat
dirancang dan diuji, dan perubahan yang terjadi diotorisasi. Hal ini
menyediakan keyakinan yang meningkat bahwa pengendalian aplikasi pada PT
Telkom Indonesia telah berfungsi secara konsisten.
3) Pengendalian Umum dan Prosedur Tindak Lanjut
Pada PT Telkom Indonesia mungkin merencanakan yang menekankan
pada prosedur analitis dan puas dengan menilai risiko pengendalian yang
berhubngan dengan asersi pada tigkat yang tinggi. Auditor untuk
menyelesaikan tugasnya didasarkan pada bukti mengenai efektivitas
pengendalian umum dan prosedur tindak lanjut manual .Ketika menguji

pengendalian umum, auditor juga mempelajari efektifitas rancangan dan


menguji pengendalian aplikasi.
b. Teknik

Audit

Yang

Digunakan

Dalam

Melaksanakan

Pengujian

Pengendalian
Teknik audit berbantuan komputer meliputi penggunaan komputer untuk
secara langsung menguji pengendalian aplikasi. Teknik pengauditan dalam
melaksanakan pengujian pengendalian yang cocok untuk diterapakan pada PT
Telkom Indonesia. Hal ini didukung dengan pengoperasian produk dan jasa yang
diproduksi oleh PT Telkom Indonesia yang memang berbasis pada teknologi
informasi dan komunikasi di Indonesia. Pengendalian yang diuji menggunakan
beberapa interval acak dan output dari runititas dari PT Telkom Indonesia.
Sebagai auditor juga sangat terbantu dengan PT Telkom Indonesia yang juga
bergerak dibidang teknologi komunikasi, dalam mengintegrasikan perangkat
lunak audit kedalam sistem pemrosesan OLRT, sebagai auditor akan lebih mudah
dalam membangun kaitan audit dalam program pengoperasian dan juga dalam
program aplikasi. Dengan kaitan audit ini maka transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh PT Telkom Indonesia lebih mudah dipilih sesuai karakteristik
yang telah ditetapkan. Transaksi-transaksi yang

dicatat sesuai dengan

pemrosesannya. Dengan log audit ini maka catatan kejadian yang sesuai kriteria
dan catatan tentang yang teridentifikasi akan langsung masuk ke dalam file yang
hanya auditor yang dapat mengaksesnya. Dengan begitu kerahasiaan tentang
transaksi atau kejadian di dalam Pt Telkom Indonesia akan terjaga yang hanya
diketahui oleh kami auditor dan Pt Tekom Indonesia.
c. Menilai Pengendalian Teknologi Informasi
1) Pertimbangan Penilaian Risiko Pengendalian untuk Pengendalian Umum
Pemrosesan Data Elektronik (EDP)
Yang pertama dalam Pengendalian Organisasi dan Operasi, Dalam PT
Telekomunikasi Indonesia, pemisahan tugas antara individu satu dengan
individu lain berjalan dengan sangat baik. Jumlah dan komposisi Dewan
Komisaris ditetapkan oleh RUPS, disesuaikan dengan Anggaran Dasar dan
dengan memperhatikan visi, misi dan rencana strategis pengembangan Telkom
agar dimungkinkan terlaksananya pengawasan yang efektif dan pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat serta independen. Dalam rangka pengendalian
keuangan dan operasional, manajemen melakukan evaluasi atas efektivitas

pengendalian

dan

prosedur

pengungkapan

perusahaan.

Kegiatan

ini

dilaksanakan di bawah pengawasan dan partisipasi manajemen, termasuk


Direktur Utama Perseroan atau, setara dengan Chief Executive Officer
(CEO) dan Direktur Keuangan, setara dengan Chief Financial Officer
(CFO), sebagaimana didefinisikan di dalam Rules 13a-15(e) dan 15(d) 15(e) dari Exchange Act. Berdasarkan evaluasi ini, CEO dan CFO telah
menyimpulkan bahwa pada 31 Desember 2015, pengendalian dan prosedur
pengungkapan perusahaan telah efektif.
. Dalam pengendalian organisasi, PT Telekomunikasi

Indonesia

menerapkan IT General Control (ITGC) yang mencakup domain proses


Program Development (PD), Program Change (PC), Access to Program &
Data (APD) dan Computer Operation (CO). Guna mendukung proses
pengelolaan pengetahuan tersebut, Perseroan telah menyediakan Knowledge
Management System yang diberi nama KAMPIUN yang merupakan bank data
(repository) sebagai sarana bagi setiap karyawan untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan dengan cara mengunggah atau mengunduh melalui
sistem, sehingga diharapkan dapat menjadi solusi atas beranekaragam
permasalahan pekerjaan yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan
produktivitas dan kualitas pekerjaan.
Dalam pengendalian operasi, PT Telekomunikasi Indonesia menerapkan
e-procurement. Sebagai wujud komitmen penerapan GCG dan Pakta
Integritas, Perseroan terus konsisten hingga saat ini untuk mengelola proses
pengadaan dan kemitraan dengan penggunaan sistem e-auction melalui
aplikasi yang meminimalkan kontak fisik antara pemasok/mitra dengan panitia
karena keseluruhan proses tender dan negosiasi telah berbasis komputer
sehingga berlangsung adil dan transparan.
Yang kedua, dalam
Pengendalian Pengembangan Sistem dan
Pendokumentasian, PT Telekomunikasi Indonesia dalam pengendalian
pengembangan sistem melibatkan semua individu yang ada dalam perusahaan.
Mereka sering melaksanakan Rapat Gabungan untuk membahas tentang
adanya perubahan, pembaharuan, maupun tentang persetujuan mengenai halhal yang menjadi pertanggung jawaban masing-masing yang saling terkait.
Dalam pengendalian dokumentasi, PT Telekomunikasi Indonesia yang
berbasis komputer dan on-line mendokumentasikan kedalam file yang dapat
diunduh dalam sistem komputer.

Yang ketiga Pengendalian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak


Sistem, dalam implementasi sistem baru harus mempunyai kehandalan yang
tinggi baik secara hardware dan software dimana sistem informasi harus bisa
diakses dan tidak memperbolehkan terjadinya blank spot layanan informasi
karena jika terjado sistem down maka pengguna tidak bisa melakukan aktivitas
kerja dan proses bisnis perusahaan. Tentunya hal ini bisa terjadi setelah semua
tahapan dalam pemilihan dan evaluasi hardware dan software telah dilakukan
dengan memperhatikan spesifikasi dan kebutuhan yang dalam rencana
implementasi sistem informasi baru tersebut dimaksud.
Yang keempat, dalam Pengendalian Akses, Transformasi dibidang IT di
TELKOM dilakukan melalui program Infusion (Indonesia Flexible and
Unified Business Solution), yaitu suatu program untuk mengantarkan
transformasi sistem bisnis perusahaan berbasis teknologi informasi dimana
nantinya akan memjadi sarana yang memadukan dan mensinergikan lintas
divisi atau unit dan grup perusahaan Telkon Group yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan kepada pelanggan. Sehingga kompleksitas sistem
layanan di divisi yang dioperasikan dengan sisitem lama akan tersolusikan
dengan solusi yang lebih simpel dan mudah secara cepat, efektif, dan efisien.
2) Pertimbangan Penilaian Risiko Pengendalian untuk Pengendalian
Aplikasi Komputer
Dalam Pengendalian input, PT Telkom selalu mengadakan rapat guna
membahas mengenai permasalahan tentang adanya suatu perubahan,
pengembangan atau pun penyelesaian. Dalam rapat yang diadakan, diharapkan
adanya permasalahan yang dibahas dan disepakati oleh seluruh individu dalam
organisasi. Rapat tersebut selalu didokumentasikan dengan pencatatan manual
dan juga komputerisasi.
Individu dalam PT Telkom juga selalu profesional dalam melakukan
tugasnya masing-masing. Dengan rapat yang diadakan tersebut individu
memainkan

peranannya

masing-masing

dengan

baik

sesuai

dengan

keahliannya. Jadi setiap individu pasti mengikuti rapat dengan pembahasan


tertentu yang mengakibatkan kesepakatan bersama dan membuat perusahaan
semakin kompak dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dalam Pengendalian Pemrosesan, pada PT Telkom arsip yang salah dan
diperbaharui

diberi label agar mudah dalam pencarian dan tentu

didokumentasikan. Dalam membuat atau memroses suatu data, ditunjuk SDM

yang berkompeten dan mempunyai tanggung jawab dalam pekerjaanya dan


dalam pemrosesan tersebut manajemen selalu mengawasi demi kefisienan
kinerja dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dalam Pengendalian Output, pada PT Telkom, Direktorat Human
Capital Management (HCM) mendukung bisnis Perseroan melalui penerapan
strategi pengembangan SDM berbasis kompetensi yang diaplikasikan ke
dalam perencanaan tenaga kerja, proses seleksi dan rekrutmen, pembelajaran
dan pengembangan, manajemen kinerja dan program pengembangan karir,
serta skema kompensasi dan manfaat. Untuk memastikan bahwa seluruh
karyawan Perseroan memiliki kompetensi sesuai bidang masingmasing dan
senantiasa mempertahankan kualitas yang baik dalam upaya mewujudkan visi
Perseroan yaitu Be The King of Digital, maka Perseroan telah menyusun
program pengembangan kompetensi yang berlaku untuk seluruh jajaran
karyawan Telkom Group. PT Telkom berkomitmen untuk menjalankan seluruh
program Human Capital yang telah dikembangkan agar mencerminkan esensi
dari program tersebut secara jelas (Get The Essence); harus dilakukan secara
efektif dan efisien (Effective and Efficient); serta menggunakan pendekatan
secara personal atau per individu karyawan (Personalized Approach).
PT Telkom untuk penilaian efektivitas implementasi manajemen risiko
dilakukan melalui proses evaluasi meliputi :
a) Melalui Evaluasi / diskusi one-on-one dengan unit bisnis sesuai kebutuhan.
b) Melalui Workshop sharing implementasi dan pengembangan ERM dengan
entitas anak sesuai kebutuhan.
c) Melalui program Audit Implementasi Manajemen Risiko sesuai kebutuhan.
d) Melalui Evaluasi dengan Komite Risiko, Kepatuhan dan Revenue
Assurance di tingkat BoD sesuai kebutuhan.
e) Melalui Evaluasi dengan Komite Evaluasi Monitoring Perencanaan dan
Risiko (KEMPR) sesuai kebutuhan.
Dampak dari Strategi Audit Pendahuluan.
Pendekatan Substantif Utama Dalam pendekatan ini, PT Telkom
menggunakan strategi audit pendekatan substantif utama. Pemahaman
kebijakan dan prosedur relevan berkenaan dengan 4 komponen pengendalian
intern yang meliputi: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan
komunikasi, dan pemantauan telah diperoleh dan didokumentasikan. Prosedur

yang dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman juga termasuk bukti


mengenai efektivitas dari rancangan dan pengoperasian pengendalian.
Dari kuisioner yang telah dibuat, diperoleh bahwa jawaban dan komentarnya
cukup dapat diterima kewajarannya.

Pertanyaan
Integritas dan nilai etika
1. Apakah
terdapat
kebijakan
entitas yang
sesuai
berkenaan
dengan praktik
bisnis yang
diterima,
komflik
kepentingan,
da kode etik
perilaku serta
apakah
kebijakan
tersebut
dikomunikasik
an secara
mencukupi?

Ya,
Tidak
, N/A

Ya

Ya

2. Apakah
insentif dan
godaan yang
dapat
mengarah pada
perilaku tidak
etis telah
dikurangi atau
dihilangkan?
Dewan Direksi dan Komite Audit
1. Apakah
Ya
terdapat
pertemuan
teratur antara
Ya
dewan direksi

Komentar

Manajemen sadar
kebijakan entitas
tersebut sangat
penting dan
manajemen juga
mengkomunikasika
n kepada individu
melalui rapat.
Setiap anggota
Dewan Komisaris
berhak atas
remunerasi
bulanan dan
tunjangantunjangan.
Mendapatkan
tantiem
berdasarkan
kinerja dan
pencapaian
Perseroan,
yang besarannya
ditentukan oleh
pemegang saham
dalam RUPS.

Pertemuan antara
dewan direksi
selalu dicatat
lengkap dengan
kapan pertemuan

dan apakah
catatan
pertemuan
dipersiapkan
secara teratur?
2. Apakah
anggota dewan
memiliki
pengetahuan,
pengalaman,
dan waktu
untuk bekerja
secara efektif?
Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
1. Apakah risiko
bisnis
dipertimbangk
an secara hatihati dan
dimonitor
secara
mencukupi?
Ya
2. Apakah
manajemen
telah
Ya
menunjukkan
suatu kemauan
untuk
menyesuaikan
laporan
keuangan
untuk salah saji
yang material?
Kebijakan dan prosedur SDM
1. Apakah
kebijakan dan
prosedur yang
ada
menghasilkan
perekrutan atau
pengembangan
orang yang
kompeten dan
dapat dipercaya
yang diperlukan
untuk
mendukung
struktur
pengendalian
intern yang
efektif?

Ya

dilaksanakan dan
apa yang dibahas
dalam pertemuan
tersebut.

Manajemen sangat
berhati-hati dan
mendetail
berkenaan dengan
risiko bisnis.

Prosedur pada
perusahaan dapat
menghasilkan
perekrutan atau
pengembangan
terhadap SDM nya.
Karena perusahaan
menerapkan strategi

pengembangan
SDM berbasis
kompetensi yang
diaplikasikan ke
dalam perencanaan
tenaga kerja,
proses seleksi dan
rekrutmen,
pembelajaran

2. Apakah personel
memahami tugas
dan prosedur
dalam pekerjaan
mereka

Ya

3. Apakah
perputaran
personel dalam
posisi kunci
berada pada
tingkat yang
dapat diterima?
Transaksi pengeluaran kas
1. Apakah terdapat
nota
pembayaran
yang disetujui
dengan
dokumen
pendukung
untuk setiap cek
yang disiapkan?
2. Apakah cek
yang telah diberi
nomor urut
digunakan dan

Ya

Ya

dan
pengembangan,
manajemen kinerja
dan program
pengembangan
karir, serta skema
kompensasi dan
manfaat
Untuk memastikan
bahwa seluruh
karyawan
Perseroan memiliki
kompetensi sesuai
bidang masingmasing dan
senantiasa
mempertahankan
kualitas yang
baik dalam upaya
mewujudkan visi
Perseroan yaitu Be
The King of
Digital, maka
Perseroan telah
menyusun program
pengembangan
kompetensi yang
berlaku untuk
seluruh jajaran
karyawan Telkom
Group.

cek yang digunakan


dan dihitung tetap
diberi nomor urut
agar dalam

diperhitungkan?
3. Apakah cek
yang tidak
digunakan
disimpan dalam
tempat yang
aman?

Ya

4. Apakah hanya
personel yang
mempunyai
otorisasi yang
diijinkan untuk
menandatangani
?
5. Apakah
penandatangana
n cek memeriksa
kesesuaian dari
detil cek dan
nota
pembayaran
sebelum
menandatangani
?
6. Apakah nota dan
dokumen
pendukung
dibatalkan
setelah
pembayaran?
7. Apakah terdapat
pemisahan tugas
antara:
a. Personel yang
memberi
persetujuan nota
pembayaran dan
personel yang
menandatangani
cek?

Ya

Ya

pemakaiannya lebih
memudahkan
bendahara
Cek yang tidak
digunakan disimpan
ditempat yang tidak
semua orang bisa
mengetahuinya.
Hanya personel
tertentu yang
mengetahui
menyimpanannya
Personel dalam
perusahaan telah
mengetahui
tanggungjawab
pekerjaannya
masing-masing
Personel selalu teliti
dalam
menandatangani
dokumen. Ini karena
individu yang
berkompeten harus
benar-benar teliti
dan berhati-hati
dalam
tanggungjawabnya

Ya

Ya

Pemisahan tugas ini


dilakukan
perusahaan untuk
mengurangi risiko
kecurangan. Jumlah

dan komposisi
Dewan Komisaris
ditetapkan oleh
RUPS, disesuaikan
dengan Anggaran
Dasar dan dengan
memperhatikan
visi, misi dan
rencana strategis
pengembangan
Telkom agar

dimungkinkan
terlaksananya
pengawasan yang
efektif dan
pengambilan
keputusan yang
cepat dan tepat
serta independen
b. Personel
menandatangani
cek dan personel
yang mencatat
cek

Ya

Dalam Penilaian Risiko


Ya,
Tida
Pertanyaan
Komentar
k,
N/A
Perubahan dalam Lingkungan Organisasi Perusahaan
1. Apakah
Pengembangan
perusahaan
karyawan
menyediakan
dilakukan melalui
suatu
metode pelatihan
pendidikan
yang sesuai untuk
dan latihan
memberdayakan serta
baru untuk
meningkatkan
mensosialisas
keterampilan dan
ikan
keahlian mereka.
peraturan dan
Program
kebijakan
pengembangan
Ya
yang baru?
kompetensi
kami meliputi aspek
bisnis dan organisasi,
serta
mencakup
pengetahuan produk,
kontrol dan
kepatuhan,
pengembangan diri
terkait efektivitas
individu, kompetensi
fungsional, serta
pengembangan
karakter
kepemimpinan
karyawan
Karyawan Baru
2. Apakah
Ya
Direktorat HCM
perusahaan
mendukung bisnis

melakukan
seleksi
terhadap
penerimaan
karyawan
baru?

Perseroan melalui
penerapan strategi
pengembangan SDM
berbasis kompetensi
yang diaplikasikan ke
dalam perencanaan
tenaga kerja, proses
seleksi dan rekrutmen,
pembelajaran
dan pengembangan,
manajemen kinerja
dan program
pengembangan karir,
serta skema
kompensasi dan
manfaat

Perubahan Sistem Informasi


3. Apakah ada
tindakan
dalam
mengurangi
risiko karena
adanya
perubahan
sistem
Ya
informasi
dalam
kaitannya
dengan arus
informasi dan
pengendalian
?
Pertumbuhan Pesat
4. Apakah
mekanisme
kerja
perusahaan
mampu untuk
menangani
pertumbuhan
yang pesat
dalam segala
bidang?

Teknologi Baru
5. Apakah

Tindakan yang
dilakukan terkait
dengan SDM
perusahaan.
manajemen akan
mensosialisasikan
adanya perubahan
sistem informasi dan
akan memberi
pelatihan baru
kepada SDM.

Ya

Mekanisme kerja
perusahaan mampu
menangani
pertumbuhan yang
pesat disegala bidang
karena SDM yang
berkompeten dan
terlatih sehingga
individu
mempertanggungjawab
kan apa yang menjadi
tugas mereka dalam
perusahaan untuk
mencapai tujuan

Ya

Perusahaan ini berbasis

perusahaan
menggunakan
komputer
dalam
memudahkan
pekerjaan
karyawan?

teknologi informasi,
jelas Perusahaan
menggunakan dan
selalu mengupdet
software yang ada
komputer dalam
memudahkan pekerjaan
karyawan

Dalam Informasi dan Komunikasi


Pertanyaan
1. Apakah
informasi yang
dihasilkan oleh
masing-masing
bagian dijamin
keabsahannya
sehubungan
dengan
aktivitas
pengendalian
perusahaan?

Ya,
Tidak,
N/A
Ya

Komentar
Kerangka kerja
pengelolaan
tata kelola TI
mengacu pada
Control
Objectives for
Information and
related
Technologies
(COBIT)
versi 5.0 yang
dituangkan
melalui
peraturan
perusahaan
No.PD
404.00/r.00/HK200/COPC0300000/2014
tanggal 15 Juli
2014 tentang
Pedoman dan
Kebijakan
Umum Tata
Kelola
Teknologi
Informasi
Telkom Group
yang antara
lain bertujuan
untuk
peningkatan
efektivitas dan
efisiensi proses
bisnis TI,

produktivitas
TI, tersedianya
informasi yang
lengkap,
komprehensif,
akurat dan tepat
waktu untuk
mendukung
pengambilan
keputusan bagi
manajemen,
dalam rangka
memenuhi
kebutuhan
bisnis,
meningkatkan
kinerja dan
pertumbuhan
perusahaan
yang
berkelanjutan.

Dalam Pemantauan
Pertanyaan
1. Apakah
pemantauan
yang berkaitan
dengan
penilaian
keefektifan
pengendalian
internal telah
dilaksanakan
secara terus
menerus oleh
manajemen?

Ya,
Tidak,
N/A

Ya

4. MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN

Komentar

Manajemen
selalu
memantau
berkaitan
dengan
efektivitas
pengendalian
internal pada
perusahaan

Pengujian untuk memperoleh bukti semacam ini meliputi pengamatan atas


penerapan pengendalian

pada laporan

keuangan. berikut faktor-faktor yang

memengaruhi tingkat keyakinan yang diperoleh dari pengujian pengendalian tersebut:


a. Jenis Bukti
1) Laporan Manajemen Mengenai Pengendalian Internal Atas Pelaporan
Keuangan
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab menerapkan dan melaksanakan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan secara memadai. Hal ini
sebagaimana didefinisikan dalam Exchange Act Rules 13a-15(f) dan 15d-15(f).
Pengendalian Internal atas pelaporan keuangan
adalah suatu proses yang dirancang oleh, atau di bawah pengawasan Direktur
Utama dan Direktur Keuangan, dan dilakukan oleh Direksi, manajemen, dan
personel lainnya untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai
keandalan pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan konsolidasian
untuk keperluan eksternal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Termasuk dalam hal ini adalah kebijakan dan prosedur yang, (1) berkaitan dengan
pengelolaan pencatatan secara rinci, akurat dan wajar yang mencerminkan
transaksi dan pelepasan aset Perusahaan, (2) memberikan keyakinan yang
memadai bahwa transaksi dicatat secara semestinya untuk memungkinkan
penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian berdasarkan prinsip akuntansi
yang berlaku umum, dan bahwa pendapatan dan biaya Perusahaan diterima dan
dikeluarkan hanya berdasarkan kewenangan manajemen dan Direksi Perseroan,
dan (3) memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencegahan atau deteksi
secara tepat waktu dalam hal perolehan, penggunaan atau pelepasan aset
Perseroan yang tidak sah yang dapat memberikan dampak material terhadap
Laporan Keuangan Konsolidasian.
Dengan keterbatasan yang ada, pengendalian internal atas pelaporan
keuangan kemungkinan tidak dapat mencegah atau mendeteksi terjadinya salah
saji. Di samping itu, proyeksi atas evaluasi efektivitas pada masa mendatang
mengandung risiko bahwa pengendalian mungkin menjadi tidak memadai karena
perubahan kondisi, atau karena tingkat kepatuhan terhadap kebijakan atau
prosedur mungkin menurun. Manajemen telah melakukan penilaian efektivitas
pengendalian internal atas pelaporan keuangan Perseroan pada tanggal 31

Desember 2015. Dalam melakukan penilaian, manajemen menggunakan kriteria


yang telah ditetapkan oleh Internal Control Integrated Framework yang
dikeluarkan olehCommittee of Sponsoring Organizations of the Tradeway
Commission (COSO). Berdasarkan penilaian ini, manajemen menyimpulkan
bahwa hingga 31 Desember 2015, pengendalian internal atas pelaporan keuangan
telah efektif.
2) Laporan Atestasi Kantor Akuntan Publik
Efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan pada 31 Desember
2015 telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja (dahulu
Purwantono, Suherman & Surja), kantor akuntan publik independen dan terdaftar,
sebagaimana dinyatakan dalam laporan mereka tercantum dalam Laporan
Keuangan Konsolidasian.
3) Perubahan dalam Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan
Tidak terdapat perubahan signifikan dalam pengendalian internal atas
pelaporan keuangan Perusahaan sepanjang tahun fiskal yang baru saja berakhir
yang akan sangat memengaruhi atau kemungkinan akan sewajarnya berpengaruh
secara material, terhadap pengendalian internal atas pelaporan keuangan
perusahaan.
Perseroan berkomitmen untuk terus memperbaiki proses internal kontrol dan
akan terus melakukan peninjauan dan pemantauan atas kontrol pelaporan
keuangan serta prosedurnya untuk memastikan kepatuhan atas persyaratan dalam
Sarbanes-Oxley Act serta aturan terkait yang ditentukan oleh COSO.
Perseroan juga akan terus mencurahkan sumber daya secara signifikan untuk
peningkatan pengendalian internal atas pelaporan keuangan dari waktu ke waktu.
b. Sumber Bukti
Dari laporan keuangan diatas auditor memperoleh bukti dari pengamatan
pada laporan keuangan PT Telkom tahun 2015.
c. Keberadaan Bukti Lain
Auditor mengamati bahwa seorang progammer tidak memiliki akses untuk
mengoperasikan komputer. Auditor dapat melengkapi pengamatan ini dengan
memeriksa log komputer dan keluaran dari progam keamanan untuk melakukan
pengujian pengendalian atas akses progammer ke pengoperasian komputer.

Berbagai jenis bukti yang diperoleh mendukung kesimpulan yang sama


mengenai rancangan atau pengoperasian pengendalian pada PT Telekomunikasi
Indonesia, maka tingkat keyakinan yang disediakan meningkat.
Karena aktivitas pengendalian pada PT Telekomunikasi Indonesia tidak sekuat
yang diharapkan, ini menyebabkan auditor untuk mengevaluasi risiko pengendalian
pada tingkat yang tinggi, atau memilih mengunjungi lebih banyak lokasi untuk
mengumpulkan bukti tambahan mengenai efektivitas aktivitas pengendalian.
PT Telekomunikasi Indonesia tidak menciptakan lingkungan pengendalian
yang membuat manajer kurang bertanggung jawab atas penggunaan sumber
entitas, hal itu akan mengurangi insentif untuk memperbaiki kekeliruan yang
diketahui dalam Sistem Akuntansi.
d. Keputusan Pemilihan Staf
Auditor akan membawa seorang spesialis komputer untuk mengevaluasi
prosedur pengendalian umum komputer dan untuk melaksanakan teknik audit
berbantuan komputer pada PT Telekomunikasi Indonesia.
e. Progam Audit Untuk Pengujian Penngendalian
Keputusan auditor mengenai sifat, luas, dan waktu pengujian pengendalian
bersamaan dengan pemilihan staf audit didokumentasikan dalam suatu progam
audit dan kertas kerja yang terkait. Suatu sampel progam audit pada PT
Telekomunikasi Indonesia untuk pengujian pengendalian di bawah ini.
Bilamana auditor independen melakukan audit atas laporan keuangan
entitas yang memiliki fungsi audit intern, auditor independen dapat
(1) melakukan koordinasi pekerjaan auditnya dengan auditor intern, dan/atau
(2) menggunakan auditor intern untuk menyediakan bantuan langsung dalam
audit.
Bantuan langsung audit diperlukan untuk menyediakan bantuan terhadap pengujian
pengendalian PT TELKOM Indonesia, dengan (SAS 65) harus mempertimbangkan
kompetensi dan objektifitas auditor internal.

ACQUISITION & PAYMENTCYCLE

PAYROLL & PERSONNEL CYCLE

f. Menggunankan Auditor Internal Dalam Pengujian Pengendalian


1) Koordinasi Audit dengan Auditor Internal
Efisien bagi auditor untuk mengadakan petemuan secara periodik dengan
auditor internal PT Telekomunikasi Indonesia, meninjau skedul pekerjaan
mereka, memperoleh akses untuk kertas kerja mereka, dan meninjau laporan audit
internal.
g. Pengujian bertujuan ganda
Dengan mencari efektifitas efektifitas pengendalian dan kekeliruan dari PT
TELKOM dengan cara mencari dari akun laporan pengecualian dengan pencacatan
pengeluaranpada waktu yang sama
Aset dalam pembangunan diakui sebesar biaya perolehan hingga pembangunan
selesai, yang kemudian direklasifikasi ke akun aset tetap yang terkait. Selama masa
pembangunan hingga aset tetap siap untuk digunakan/dijual, biaya pinjaman, yang
termasuk di dalamnya beban bunga dan selisih kurs yang timbul atas pinjaman yang
diperoleh untuk membiayai pembangunan aset, dikapitalisasi secara proporsional
terhadap rata-rata nilai akumulasi pengeluaran selama periode tersebut sepanjang aset

tetap tersebut memenuhi definisi aset kualifikasian. Kapitalisasi biaya pinjaman


dihentikan ketika pembangunan selesai dan aset tetap siap untuk digunakan.
h. Pinjaman Penerusan
Periode jadwal Pembayaran Kreditur Mata uang pembayaran bunga Tingkat
bunga per tahun Bank luar negeri US$ Semesteran Semesteran 4,00% Rp Semesteran
Semesteran 8,54% Yen Semesteran Semesteran 3,10% Pinjaman tersebut ditujukan
untuk membiayai pengembangan infrastruktur dan sarana penunjang telekomunikasi.
Pinjaman ini akan dilunasi dalam angsuran semesteran dan jatuh tempo pada berbagai
tanggal sampai dengan tahun 2024.
Sejak 2008, perusahaan telah menggunakan seluruh fasilitas pinjaman penerusan
dan periode penarikan pinjaman penerusan tersebut telah berakhir. Perusahaan
diharuskan untuk mempertahankan rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
1) Rasio projected net revenue to projected debt service harus melebihi 1,2:1 untuk
pinjaman
penerusan yang berasal dari Bank Pembangunan Asia (ADB).
2) Pendanaan dari sumber internal (laba sebelum penyusutan dan biaya pendanaan)
harus melebihi 20% dari rata-rata jumlah pengeluaran barang modal tahunan untuk
pinjaman penerusan yang berasal dari ADB. Pada tanggal 31 Desember 2015,
Perusahaan memenuhi ketentuan mengena rasio-rasio tersebut di atas.
i. Pertimbangan tambahan
Dengan menanalisis penerimaan dan pengeluaran kas PT TELKOM untuk menilai
resiko pengendalian untuk asersi dengan data

Banyak akun neraca dari PT TELKOM neraca yang signifikan yang dipengaruhi
oleh lebih dari satu kelas transaksi dan pengendalian resiko atas asersi penilaian atau
resiko yang didasarkan dari penilaian resiko pengendalian untuk asersi penilaian atau
alokasi baik untuk transaksi penerimaan kas maupun transaksi pengeluaran PT
TELKOM menurut kami baik.

Dengan mengkombinasikan penilaian resiko pengendalian yang berbeda

ASERSI

Penilaian

resiko

Keberadaan atau keterjadian dari penerimaan kas


Kelengkapan dari penerimaan kas

pengendalian
sedang
sedang

Mendokumentasikan penilaian tingkat resiko pengendalian dari PT TELKOM


struktur pengedalian intern jarang ditemukan adanya tagihan yang berada pada laporan
dokumen , hal ini terdapat pada laporan penerimaan kas
Berdasarkan laporan ini kombinasi hasil yang diperoleh personel hutang usaha dan
personel pengiriman dan pengamatan yang melengkapi , resiko pengendalian terdapat
pada tingkat sedikit dibawah maksimum dengan hak dan kewajiban dinilai pada
ttingkat maksimum.
5. PERTIMBANGAN TAMBAHAN
a. Mendokumentasikan Penlaian Tingkat Risiko Pengendalian
1) Pendokumentasian Risiko Pengendalian Untuk Siklus Pendapatan
a) Transaksi penerimaan Kas dan Penyesuaian Penjualan
i.
Kelengkapan
Kami tidak dapat menemukan bukti bukti mengenai dokumen dan
pencatatan yang berhubungan dengan penerimaan kas seperti nota pembayaran,
daftar penerimaan kas, lembar perhitungan kas, ringkasan kas harian, slip
penyimpanan yang divalidasi, berkas transaksi penerimaan kas, dan jurnal
penerimaan kas dikarenakan keterbatasan waktu.
Berdasarkan pemeriksaan mengenai kelengkapan bukti ini, risiko pengendalian
dinilai pada tingkat maksimum.
Hak dan Kewajiban
Risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
b) Transaksi Atas Penerimaan Piutang Usaha
i.
Kelengkapan
Kami tidak dapat menemukan bukti bukti mengenai dokumen dan
ii.

pencatatan yang berhubungan dengan faktur penjualan, bukti kas masuk, memo
kredit, dan bukti memorial.
Berdasarkan pemeriksaan mengenai kelengkapan bukti ini, risiko pengendalian
dinilai pada tingkat maksimum.
Hak dan Kewajiban
Risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
2) Pendokumentasian Risiko Pengendalian Untuk Siklus Personalia
a) Transaksi Penggajian
i.
Kelengkapan
Kami tidak dapat menemukan bukti bukti mengenai dokumen dan
ii.

pencatatan yang berhubungan dengan dokumen pendukung perubahan gaji dan

upah, kartu jam hadir, kartu jam kerja, daftar gaji dan daftar upah, rekap daftar
gaji dan rekap daftar upah, surat pernyataan gaji dan upah, amplop gaji dan
upah, dan bukti kas keluar.Berdasarkan pemeriksaan mengenai kelengkapan
bukti ini, risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
Hak dan Kewajiban
Risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
3) Pendokumentasian Risiko Pengendalian Untuk Siklus Pengeluaran
a) Transaksi Pembelian
i.
Kelengkapan
Kami tidak dapat menemukan bukti bukti mengenai dokumen dan
ii.

pencatatan yang berhubungan dengan dokumen mengenai penerimaan barang,


penawaran barang, pemesanan barang, bukti penerimaaan dan faktur penjualan.
Berdasarkan pemeriksaan mengenai kelengkapan bukti ini, risiko pengendalian
dinilai pada tingkat maksimum.
ii.
Hak dan Kewajiban
Risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
b) Transaksi Pembelian
i.
Kelengkapan
Kami tidak dapat menemukan bukti bukti mengenai dokumen dan
pencatatan yang berhubungan dengan dokumen check dan cash disbusement
transaction file Berdasarkan pemeriksaan mengenai kelengkapan bukti ini,
risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
Hak dan Kewajiban
Risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
4) Pendokumentasian Risiko Pengendalian Untuk Siklus Pendanaan
a) Transaksi Utang Jangka Panjang
i.
Kelengkapan
Kami tidak dapat menemukan bukti bukti mengenai dokumen dan
ii.

pencatatan yang berhubungan dengan

dokumen mengenai dikarenakan

keterbatasan waktu.
Berdasarkan pemeriksaan mengenai kelengkapan bukti ini, risiko
pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
Hak dan Kewajiban
Risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
b) Transaksi Ekuitas Pemegang Saham
i.
Kelengkapan
Kami tidak dapat menemukan bukti bukti mengenai dokumen dan
ii.

pencatatan yang berhubungan dengan dokumen mengenai nota pembayaran,


daftar penerimaan ekuitas pemegang saham, slip penyimpanan yang divalidasi,
berkas transaksi penerimaan oleh para pemegang saham , dan jurnal penerimaan
oleh pemagang saham dikarenakan keterbatasan waktu.

Berdasarkan pemeriksaan mengenai kelengkapan bukti ini, risiko


pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
ii.
Hak dan Kewajiban
Risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
5) Pendokumentasian Risiko Pengendalian Untuk Siklus Investasi
a) Kelengkapan
Kami tidak dapat menemukan bukti bukti mengenai dokumen dan pencatatan
yang berhubungan dengan dokumen mengenai catatan kepemilikan investasi dan
perolehan atas investasi dan dikarenakan keterbatasan waktu.
Berdasarkan pemeriksaan mengenai kelengkapan bukti ini, risiko pengendalian
dinilai pada tingkat maksimum.
b) Hak dan Kewajiban
Risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum.
b. Mengkomunikasikan Masalah Pengendalian Intern
Auditor menemukan adanya keterbatasan dalam pengendalian internal atas
pelaporan keuangan kemungkinan yang tidak dapat mencegah atau mendeteksi
terjadinya salah saji. Di samping itu, proyeksi atas evaluasi efektivitas pada masa
mendatang mengandung risiko bahwa pengendalian mungkin menjadi tidak memadai
karena perubahan kondisi, atau karena tingkat kepatuhan terhadap kebijakan atau
prosedur mungkin menurun.
B. KESIMPULAN
PT Telekomunikasi Indonesia memiliki pengendalian yang cukup relevan, hal ini
dibuktikan dari hasil kuisonear yang menyatakan bahwa pengendalian dapat diterima
kewajaranya. Dari hasil dokumentasi yang dimasukkan ke kertas kerja menunjukan
bahwa risiko pengendalian dinilai maksimum, hal ini disebabkan auditor tidak dapat
menemukan bukti bukti dalam setiap siklus audit sehingga kemungkinan besar risiko
pengendalian klien tinggi. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpuan bahwa
auditor harus merivisi tingkat substantif yang direncanakan agar auditor akan
memperoleh tingkat keyakinan yang diinginkan

DAFTAR PUSTAKA
http://falahbilayudha.blogspot.co.id/2013/04/resiko-detektif-dan-perancangan_8096.html
http://www.telkom.co.id

Anda mungkin juga menyukai