Tugas 3 SIM - 3D Printer
Tugas 3 SIM - 3D Printer
Pada saat ini, kita hidup di zaman globalisasi atau bisa juga disebut zaman
modernisasi. Modernisasi sendiri dalam ilmu sosial merujuk pada bentuk transformasi
dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik
dengan harapan kehidupan masyarakat akan menjadi lebih baik. Modernisasi
mencakup banyak bidang, contohnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat bergantung pada teknologi.
Hal ini membuat teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap orang.
Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi
hingga sekarang dan semakin mendunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya
inovasi dan penemuan yang sederhana hingga sangat rumit. Salah satu kemajuan
teknologi yang sedang dikembangkan adalah printer 3 Dimensi. Di mana teknologi
percetakan 3 dimensi ini akan menjadi salah satu terobosan teknologi di masa depan
karena dipercaya mampu membawa dunia pada kemajuan dan kesejahteraan
masyarakat.
Di Indonesia sendiri perkembangan printer 3D belum begitu dikenal. Namun
seiring perkembangan zaman dan prospek yang cerah di masa depan dalam
pengaplikasian Printer 3D, sudah ada beberapa jasa yang menawarkan jasa percetakan
menggunakan Printer 3D ini di kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta.
Meskipun penjualannya masih terbatas dengan harga yang relatif mahal, bisnis Printer
3D masih terus berkembang di Indonesia.
I.
II.
1984
Charless
Hull (Salah satu pendiri 3D Systems) menciptakan teori stereolithography
1999 Pertama kalinya organ buatan ditanamkan pada manusia ketika pasien
menjalani augmentasi kandung kemih menggunakan 3D perancah sintetis
dilapisi dengan sel mereka sendiri. Teknologi ini dikembangkan oleh para
ilmuwan di Wake Forest Institute untuk pengobatan regeneratif.
2006 Pertama kalinya mesin SLS (Selective Laser Sintering) menjadi layak
dipakai dan muncul untuk publik. Mesin jenis ini menggunakan laser untuk
memadukan bahan menjadi produk 3D. Pada tahun yang sama Objet
(penyedia sistem 3D Printing dan bahan) menciptakan mesin yang mampu
mencetak dalam beberapa bahan termasuk elastomer dan polimer. Mesin ini
memungkinkan membuat singlet partus dengan berbagai variasi kepadatan dan
sifat material.
III.
Digital Light Processing (DLP) adalah teknik yang hampir sama dengan SLA
yang membuat bahan liquid mengeras dengan sinar ultraviolet. Tetapi, pada
proses penyinaran digital, objek pada awalnya berbentuk liquid yang penuh.
Sebagian dari liquid tersebut akan disinari, yang tentu saja akan mengeraskan
liquid tersebut, lalu objek yang mengeras akan tenggelam kebawah dan
menaikkan liquid selanjutnya. Proses ini terus menerus dilakukan hingga objek
3D tersebut berhasil dibuat.
Selective Laser Sintering (SLS) menggunakan tenaga yang sangat tinggi untuk
menggabungkan berbagai material, seperti plastik, gelas, keramik, dan metal
menjadi output 3D.
Electron Beam Melting (EBM) adalah proses dari 3D Printing untuk bahan metal.
Prosesnya di sebuah vakum dan memulai prosesnya dengan menyebarkan sebuah
layer dari metal powder (lebih sering menggunakan titanium). Electron beam
akan mencairkan powder menjadi layer yang keras. Objek yang dibuat dengan
teknik ini akan sangat kuat.
Multi Jet Modelling (MJM) mempunyai cara kerja yang sama dengan inkjet
printer. Ia menyebarkan sebuah layer dari resin powder dan menyemprotkan
sebuat lem yang mempunyai berbagai warna dan akan mengeras pada satu layer.
Multi Jet Modelling sangatlah berguna karena sangat cepat dan mendukung
penyediaan warna.
Fused Deposition Modelling (FDM) menggunakan bahan nozzle yang dipanaskan
dan akan melelehkan bahan seperti plastik pada hasil outputnya. Nozzle tersebut
akan berpindah secara horizontal dan vertikal yang diatur oleh komputer. Ketika
material keluar dari nozzle, material tersebut akan mengeras.
IV.
V.
VI.
Kekurangan :
1. Butuh banyak waktu untuk mencetak barang tertentu dalam jumlah besar.
2. Materi yang dicetak menyesuaikan dengan besarnya cetakan, kalaupun
dipaksakan, percetakan dibuat terpisah-pisah, lalu dilem.
3. Harga masih relatif mahal berkisar antara $ 800 - $ 4000.
4. Mengurangi daya kreativitas Free hand.
5. Mengurangi tenaga kerja pengrajin.
6. Tidak praktis dalam beberapa hal, salah satunya material pembentuk. Satu buah
mesin hanya dapat menggunakan satu jenis material.
7. Akan banyak bentuk pembajakan dengan bermodalkan soft file yang dapat
dicetak menggunakan printer 3D tanpa perlu mendapatkan jin dari perancang.
VIII.
Kesimpulan
Setelah mengetahui berbagai hal mengenai printer 3D dapat ditarik
kesimpulan bahwa Printer 3D akan membawa dunia menuju abad Post-industrialisasi
di mana produk akan didapatkan dengan lebih murah dan lebih cepat
memproduksinya dalam jumlah banyak. Hal tersebut tentu akan lebih menghemat
perekonomian setiap individu serta akan membuka lahan usaha baru untuk para
designer dan seniman.
Walaupun begitu, printer 3D juga memiliki kekurangan yang memberikan efek
negatif pada masyarakat dengan matinya pekerjaan manufaktur kelas kecil dan
menengah yang mempekerjakan tenaga manusia. Serta matinya hak cipta karena
orang bisa dengan sesuka hati mencetak produk yang diinginkan bermodalkan soft
filenya saja. Pembajakan pun akan sangat sulit dihindari.
Mengingat berbagai efek tersebut, perlu dikembangkan solusi yang tepat agar
bisa menyeimbangi keberadaan Printer 3D di tengah kehidupan sosial, ekonomi, dan
budaya masyarakat dunia.
DAFTAR PUSTAKA