Askep PNEUMONIA + GAGAL NAFAS
Askep PNEUMONIA + GAGAL NAFAS
PATOFISIOLOGI :
NORMAL
(Sistem Pertahanan)
Terganggu
Virus
Pneumokokus
Alveoli
Stapilokokus
Toksin, Coagulase
sel goblet
Eksudat masuk
Kuman patogen mencapai
Trombus
ke Alveoli
bronkioli terminalis
Permukaan
ke alveol
leukosit, pneumokokus
pleura tertutup
mengisi alvioli
lapisan tebal
eksudat.
Konsilidasi Paru
Kapasitas Vital,
Compliance menurun
Leukosit + Fibrin
Trombus Vena
Mengalami konsolidasi
Pulmonalis
Lekosit lisis
NekrosisHemoragik
Abses,
Pneumatocele.
ISPA (Pneumothoraks)
Daya Tahan Tubuh Menurun
Penyakit Menahun
Bronchopneumonia
(Panas tinggi, gelisah, dispneu, napas cuping hidung, muntah diare,
batuk kering kemudian produktif)
Infeksi Paru
Retensi Mukus
Oksigenasi Berkurang
Hiperventilasi
GEJALA KLINIK
Bronchopneumoni biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas
selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 30 - 40 C.dan mungkin
disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, sesak dan sianosis
sekunder hidung dan mulut, pernapasan cuping hidung merupakan trias gejala
patognomik. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk mula-mula kering
kemudian jadi produktif.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada stadium awal sukar dibuat diagnosa dengan pemeriksaan fisik. Tapi dengan
adanya napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar
hidung dan mulut. Harus dipikirkan kemungkinan pneumonia. Hasil pemeriksaan
fisik tergantung dari pada luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak
ditemukan kelainan. Pada auskultasi suara napas vesikuler dan lemah. Terdapat
ronchi basah halus dan nyaring. Jika sering bronchopneumonia menjadi satu
(confluens) mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara napas mengeras.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m dengan
pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi
paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan /
mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi
misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto rontgen
dilakukan untuk melihat :
Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
Luas daerah paru yang terkena.
Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau
beberapa lobur.
PENGOBATAN
1. Bila dispnea berat berikan Oksigen
2. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata
dalam 24 jam.
3. Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75
mg / kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.
PROGNOSIS
Dengan menggunakan antibiotika yang tepat dan cukup, mortalitas dapat diturunkan
sampai kurang dari 1 %.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I. Anamnesa :
1. Identitas
2. Keluhan Utama
Sesak napas
3. Riwayat Penyakit sekarang, tanyakan :
Apakah masih ada batuk, berapa lama
Apakah masih ada panas badan
Apakah nyeri dada kalau batuk
Apakah ada riak kalau batuk
4. Riwayat kesehatan yang lalu, tanyakan :
Frekuensi ISPA
Riwauat Alergi
Kebiasaanmerokok
Pengguaan obat-obatan
Imunisasi
Riwayat penyakit keturunan
5. Riwayat Keluarga, tannyakan:
Kreteria :
Intervensi Keperawatan :
1.
Observasi : RR, suhu, suara naafas
2.
Lakukan fioterapi dada kerjakan sesuai jadwal
3.
Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai indikasi
4.
Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis
INITERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji dan catat
Suhu tubuh
Bj urine
Lakukan perawatan mulut
Beri cairan sesuai advis
Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam :
Fisioterapi dada
Pemberian obat-obatan