Karakterisasi Morfologi Tanaman PDF
Karakterisasi Morfologi Tanaman PDF
1110005301053
Mezi Radiya
1110005301053
Pisang Manis with Pisang Keling, the level of similarity that is 92%, and it contains the
coefficient of 0,35 or the most distan kinship is Pisang Manis and Pisang Keling with
Pisang Pinang, only 35% similarity level.
Key Words: Characterization, morphology, banana, Agam Municipality.
PENDAHULUAN
Pisang merupakan komoditas buah yang sangat potensial dikembangkan
untuk menunjang ketahanan pangan. Hal ini karena pisang memiliki keunggulan
yang dibutuhkan, nutrisi, pelengkap, produktivitas dan kemampuan untuk
mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Produksi pisang
di Indonesia menduduki tempat kelima dunia dengan besaran 3,6 juta ton atau 5
persen dari produksi dunia (Departemen Pertanian, 2006). Tingkat produktivitas
pisang juga sangat tinggi dibandingkan sumber karbohidrat lainnya, sehingga
dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras khususnya di
daerah rawan pangan.
Pisang memberikan kontribusi terhadap produksi buah nasional yang
mencapai 34% (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2012) yaitu 6.189.052 ton dari
16.348.456 ton produksi buah nasional. Sebaran daerah produksi pisang hampir di
seluruh wilayah di Indonesia, dengan sebaran produksi tertinggi berada di Pulau
Jawa, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah yaitu sebesar 5.108.377 ton atau
63,7% dari total produksi pisang nasional, sedangkan didaerah lainnya seperti
Lampung, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan sebesar 940.390 ton atau 19,3%,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara sebesar 6%, sisanya dari
Nusa Tenggara, Bali dan Kalimantan.
Sumatera Barat merupakan salah satu sentral pisang. Produksi pisang di
Sumatera Barat tahun 2012 mencapai 100.525 ton, jika dibandingkan dengan tahun
Mezi Radiya
1110005301053
2010 yang hasilnya 137.348 ton, maka ditahun 2012 mengalami penurunan sebesar
36.823 ton. Penurunan produksi ini salah satunya disebabkan karena menurunnya luas
panen dan produktivitas. Tahun 2010 luas panen pisang seluas 2.134,38 ha turun
menjadi 2.129,34 hektar di tahun 2012. Begitupun halnya dengan produksi pisang,
dimana, pada tahun 2011 sebesar 1.64,64 kw/ha turun menjadi 15,43 kw/ha. Daerah
sentral pisang di Sumatera Barat, antara lain: Padang Pariaman (21,530 ton), 50 Kota
(30,774 ton), Tanah Datar (21,145 ton), Agam (26,487 ton), dan Pasaman (10,588 ton)
(Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat, 2012). Kabupaten
Agam merupakan salah satu daerah pengembangan dan sentra produksi pisang di
Sumatera Barat yang tersebar hampir diseluruh kecamatan (Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Agam, 2011).
Peningkatan produksi pisang tidak terlepas dari permasalahan teknik
budidaya yang belum intensif, dan serangan hama dan penyakit pada tanaman
pisang.
tanaman pisang dengan kerugian lebih dari 35 %. Penyakit ini menular melalui
tanah, menyerang akar dan masuk kedalam bonggol pisang, dan merusak
pembuluh sehingga tanaman layu dan akhirnya mati (Kalshoven 2000).
Terbatasnya bibit pisang yang sehat dari kultivar unggul, dan beragam kultivar
yang ditanam serta masalah utama yang sering menjadi kendala utama (Sinaga,
Mezi Radiya
1110005301053
2003). Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan
varietas unggul lokal yang memiliki tingkat ketahanan yang lebih tahan terhadap
hama.
Erosi genetik jenis pisang lokal yang serius akibat diintroduksinya varietas
unggul hasil pemuliaan, hal ini dapat mengancam kelestarian plasma nutfah jenis-jenis
pisang lokal, yang merusak ketahanan terhadap penyakit. Menurut Jones (1991) dan
Stover (1972), cit. Edison, Sutanto, Hermanto, dan Harahap (2001), kendala utama
pengembangan tanaman pisang unggul adalah penyakit Fusarium dan Sigatoka.
Fusarium menyerang hampir semua pisang unggul jenis Gross Michael di Amerika
latin yang menyebabkan musnahnya 50.000 ha tanaman pisang sampai pertengahan
abad 20. Bila hal ini dibiarkan terus menerus, tidak mustahil dunia ataupun daerah
akan kehilangan sumber daya genetik yang diperlukan untuk dipilih dan dirakit menjadi
varietas unggul.
Varietas unggul pisang diharapkan memiliki produktivitas tinggi, mutu baik,
umur genjah, tahan terhadap hama penyakit tertentu dan toleran terhadap cekaman
lingkungan.
Mezi Radiya
1110005301053
mengamati sifatsifat khasnya yang dapat dibedakan secara visual mudah diamati
dengan mata biasa dan muncul pada semua kondisi lingkungan.
Kusumawati dan Syukriani (2008) telah melakukan identifikasi dan
karakterisasi morfologi genotipe tanaman pisang di Kecamatan IV Koto terdapat
15 jenis pisang, yaitu: 1) pisang sirandah, 2) pisang ateng, 3) pisang talua, 4)
pisang lidi, 5) pisang rajo sarai, 6) pisang kalek, 7) pisang batu, 8) pisang tinalun,
9) pisang rajo, 10) pisang gadang, 11) pisang tanduak, 12) pisang kota, 13) pisang
palapah, 14) pisang puluik, dan 15) pisang jantan.
Mengingat luasnya
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
dan
mendapatkan
Mezi Radiya
1110005301053
Mezi Radiya
1110005301053
Ampek Koto (KPA 105), Kecamatan Banu Hampu (KPA 106), Kecamatan
Sungai Pua (KPA 107), Kecamatan IV Angkat Candung (KPA 108), Kecamatan
Candung (KPA 109), Kecamatan Baso (KPA 110), Kecamatan Tilatang Kamang
(KPA 111), Kecamatan Kamang Magek (KPA 112), Kecamatan Palembayan
(KPA 113), Kecamatan Palupuah (KPA 114), Kecamatan Malalak (KPA 115).
Karakterisasi morfologi dilaksanakan berdasarkan pengamatan secara
kuantitatif terhadap tinggi tanaman, warna tepi tangkai daun, keadaan tepi tangkai
daun, ketegakkan daun, bentuk pangkal daun, bercak pada pangkal tangkai daun,
warna bercak tangkai daun, warna permukaan daun atas, warna permukaan daun
bawah, tipe kanal, warna kulit batang, permukaan batang, bercak pada batang
semu, untuk batang langsung diamati di lapangan. Sedangkan pengamatan secara
kuantitatif antara laina: lingkar bonggol batang, lebar daun, panjang tangkai daun,
panjang sayap daun, lebar sayap daun, berat per buah, dan panjang per buah.
Hasil pengamatan diberi skoring, yang disajikan pada Lampiran 2 (Sahrawat,
Sharma, dan Singhrot, 2004).
Pengamatan data dilakukan dengan pengumpulan data terhadap sampel dengan
melihat tabel penelitian/karakterisasi morfologi dan mengacu kepada Tjitrosoepomo
(1994) dan IPGRI, 1996.
Karakterisasi
morfologi
yang
dideskripsikan
berdasarkan
survey
dilapangan, terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diberi
skoring dan kuantitatif diberi skoring berdasarkan ukuran tertentu.
Data
Mezi Radiya
1110005301053
Sampel
Warna Batang
Semu
Bercak Pada
Batang Semu
Merah Kehijauan
(5RG 6/2)
Kuning
Kehijauan (5GY
7/2)
Kuning (5Y 6/4)
Lingkaran
Bonggol
Batang (cm)
86
77
73
Kuning
Kehijauan (5GY
7/2)
Kuning
Kehijauan (5GY
7/2)
Hijau (5G 7/4)
Kuning
Kehijauan (5GY
7/2)
Merah Kehijauan
(5RG 6/2)
Merah Muda
Keunguan (5RP
6/2)
92
78
110
60
115
Keunguan (5P
6/2)
84
Keunguan (5P
6/2)
Merah (10R 6/2)
Coklat (5YR 6/4)
98
Keunguan (5P
6/2)
Coklat (5YR 6/4)
Coklat (5YR 6/4)
Merah (10R 6/2)
79
92
75
Pisang rotan
3
4
Pisang manis
6
7
Pisang tinalun
10
11
12
Pisang siraok
Pisang pinang
13
Pisang telur
14
15
16
Pisang mundam
Pisang susu
Pisang sirandah bt rendah (Musa
acuminata, Dwafr cavendish)
17
18
89
82
83
72
65
Mezi Radiya
1110005301053
19
20
7/2)
Merah Muda
Keunguan (5RP
6/2)
Merah (10R 6/2)
85
75
masing-
(a)
( b)
(c)
(d)
(e)
(f)
Gambar 1: Warna batang semu dari semua jenis pisang yaitu, (a) kuning, (b)
kuning kehijauan, (c) merah kehijauan, (d) hijau, (e) merah, dan (f)
merah muda keunguan. (Sumber : dok. Mezi:2013).
Mezi Radiya
1110005301053
(a)
(b)
(c)
Gambar 2. Warna bercak pada batang semu dari semua jenis pisang: (a) merah,
(b) keunguan, (c) coklat. (Sumber : doc. Mezi:2013).
Pengamatan terhadap lingkar bonggol menunjukkan adanya variasi dari 20
jenis pisang, lingkar bonggol batang terbesar adalah pisang batu yaitu 110 cm,
sedangkan lingkar bonggol yang paling kecil adalah pisang lidi yaitu sebesar 60
cm.
Morfologi daun
Mezi Radiya
1110005301053
Mezi
Tabel
2. Radiya
Karakterisasi Morfologi Daun Pisang
1110005301053
No
Sampel
1
Pisang
rotan
2
3
Pisang
gadang
Pisang
jantan
KD
WTPD
KTPD
BPD
TK
BPPPD
WBPD
WPAD
WPBD
3
Hitam
4
Bersayap dan menjepit batang
5
Satu sisi
membulat
7
Bercak
Kecil
8
Coklat tua
9
Hijau
10
Hijau sedang
Menengah
Hitam
Hijau
Bercak
besar
Bercak
besar
Coklat tua
Menengah
Runcing dua
sisinya
Satu sisi
membulat
6
Terbuka dengan
tepi yang melebar
kesamping
Terbuka dengan
tepi tegak
Terbuka dengan
tepi tegak
Hijau
kekuningan
Hijau
sedang
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Tepi menutup
Bercak
kecil
Coklat tua
Hijau
Hijau
kekuningan
Bercak
besar
Bercak
kecil
Coklat
Hijau
Coklattua
Hijau
sedang
Hijau
kekuningan
Hijau
kekuningan
Coklat
Hijau
Hijau sedang
Coklat
kehitaman
Hijau
sedang
Hijau
sedang
Coklat
kehitaman
Coklatkehita
Hijau
Hijau
kekuningan
Hijau sedang
2
Menengah
Coklat tua
Page 12
4
Pisang rajo
5
6
Pisang
rajo sarai
Pisang
manis
Pisang
batu
Menengah
Hitam
Melengkung
kebawah
Tegak
Merah muda
keunguan
Merah muda
keunguan
Menengah
Hijau
Pisang
lidi
Menengah
Merah muda
keunguan
Pisang
tinalun
Pisang
Menengah
Merah muda
keunguan
Merah muda
10
Tegak
Runcing dua
sisinya
Satu sisi
membulat
Runcing dua
sisinya
Membulat
keduanya
Runcing dua
sisinya
Satu sisi
membulat
Membulat
Tepi menutup
Tidak
memiliki
bercak
Lurus dengan
tepi tegak
Lurus dengan
tepitegak
Terbuka dengan
Bercak
besar
Bercak
kecil
Bercak
Hijau
1
1
Mezi Radiya
1110005301053
11
12
13
14
sirandah
bt tinggi
Pisang
manih
rao
Pisang
siraok
Pisang
pinang
Pisang
talua
keunguan
kedaunya
tepi tegak
kecil
man
Menengah
Merah muda
keunguan
Membulat
keduanya
Bercak
besar
Coklat
Hijau
sedang
Hijau
kekuningan
Menengah
Hijau
Hijau sedang
Bercak
kecil
Bercak
besar
Bercak
besar
Hijau
Merah muda
keunguan
Merah muda
keunguan
Coklat
Menengah
Membulat
keduanya
Satu sisi
membulat
Satu sisi
membulat
Coklatkehita
man
Coklatkehita
man
Hijau
Hijau sedang
Hijau
Merah
keunguan
Terbuka denga
tepi melebar
kesamping
Lurus dengan tepi
tegak
Bercak
besar
Coklat
Hijau
Hijau sedang
Bercak
besar
Coklat tua
Hijau
Hijau sedang
6
Terbuka dengan
tepi melebar
kesamping
Terbuka dengan
tepi tegak
Tepi menutup
7
Bercak
besar
8
Coklat
kehitaman
9
Hijau
10
Hijau sedang
Bercak
kecil
Bercak
kecil
Bercak
besar
Coklat
Hijau
Hijau sedang
Coklat tua
Hijau
Hijau sedang
Coklat
kehitaman
Hijau
sedang
Hijau
kekuningan
Tegak
15
Pisang
mundam
Tegak
Hijau
Membulat
keduanya
16
Pisang
susu
Menengah
Merah muda
keunguan
Runcing dua
sisinya
1
Pisang
sirandah
bt rendah
Pisang
kalek
Pisang
pulut
Pisang
timbago
2
Menengah
Hijau
Menengah
Hijau
Menengah
Hitam
Menengah
Merah muda
keunguan
3
17
18
19
20
4
5
Membulat
keduanya
Membulat
keduanya
Runcing dua
sisinya
Runcing dua
sisinya
Keterangan: KD (ketegakan daun), WTPD (warna tepi pelepah daun), KTPD (keadaan tepi pelepah daun), BPD (bentuk pangkal daun), TK (tipe kanal), BPPPD
(bercak pada pangkal pelepah daun), WBPD (warna bercak pelepah daun), WPAD (warna permukaan atas daun), WPBD (warna permukaan bawah
daun).
Mezi Radiya
1110005301053
Mezi Radiya
1110005301053
IPGRI (1996), dimana bentuk dari tepi pelepah daun pisang terdapat tiga bentuk
tepi pangkal pelepah daun.
(a)
(b)
(c)
Gambar 3: Bentuk tepi pelepah daun dari semua jenis pisang yaitu: (a) bersayap
dan menjepit batang, (b) bersayap dan tidak menjepit batang, (c)
bersayap dan bergelombang. (Sumber : dok. Mezi:2013)
Warna tepi pelepah daun pisang di Kabupaten Agam juga terdapat variasi.
Hasil survey yang telah dilakukan terhadap 20 jenis pisang, pisang jantan, pisang
batu, pisang siraok, pisang mundam, pisang sirandah batang rendah, pisang
keling, pisang yang termasuk warna tepi pelepah daun berwarna hijau (7,5 GY
Mezi Radiya
1110005301053
3/2), pisang rotan, pisang gadang, dan pisang pulut yang termasuk kedalam warna
hitam (N1), pisang raja, pisang raja sereh, pisang manis, pisang lidi, pisang
tinalun, pisang sirandah batang tinggi, pisang manis rao, pisang pinang, pisang
telur, pisang susu, dan pisang timbago termasuk kedalam warna merah muda
keunguan (5RP 6/2). Warna tepi tangkai daun dari IPGRI (1996) juga terdapat
tiga warna tepi pelepah daun.
Warna tepi pelepah daun pisang yang telah diidentifikasi dari 20 jenis
pisang, yang secara garis besar terdapat 3 variasi dari warna tepi pelepah daun
seperti disajikan pada Gambar 4.
(a)
(b
(c)
Gambar 4: Warna tepi pelepah daun dari semua jenis pisang: (a) hijau, (b) hitam,
dan (c) merah muda keunguan. (Sumber : dok. Mezi:2013).
Bentuk pangkal daun yang telah diamati pada 20 jenis pisang terdapat 3
variasi, pisang batu, pisang tinalun, pisang sirandah batang tinggi, pisang manih
rao, pisang siraok, pisang pinang, pisang mundam, pisang sirandah batang rendah,
dan pisang keling yang termasuk kedalam bentuk pangkal daun yang membulat
keduanya, pisang rotan, pisang jantan, pisang raja sereh, pisang manis, dan pisang
telur yang termasuk kedalam bentuk daun satu sisi membulat, pisang gadang,
pisang raja, pisang lidi, pisang susu, pisang pulut, dan pisang timbago yang
Mezi Radiya
1110005301053
Pendapat
IPGRI (1996), bahwa bentuk pangkal daun dari tanaman pisang terdapat 3 variasi.
Hasil pengamatan bentuk pangkal daun dari semua jenis pisang yang telah
diidentifikasi terdapat 3 variasi yang disajikan pada Gambar 5:
Gambar 5:
(
a
(
a
Bentuk pangkal daun
dari semua
keduanya, (b) satu) sisi membulat,
(
(
a
a
(
(
b
c
jenis pisang: yaitu (a)
)
)
dan (c) bentuk pangkal
membulat
daun yang
Hasil pengamatan untuk tipe kanal tanaman pisang dari 20 jenis pisang
terdapat 4 kelompok besar. Gambar 6 menunjukan variasi bentuk tipe kanal,
pisang rotan, pisang talua, pisang mundam, pisang sirandah batang rendah yang
termasuk kedalam tipe terbuka dengan tepi yang melebar kesamping, pisang
jantan, pisang gadang, pisang sirandah batang tinggi, dan pisang keling termasuk
kedalam tipe terbuka dengan tepi yang tegak, pisang raja sereh, pisang manis,
pisang lidi, pisang tinalun, pisang manis rao, pisang siraok, pisang pinang, pisang
susu, dan pisang timbago yang termasuk kedalam tipe lurus dengan tepi tegak,
pisang raja, pisang batu, dan pisang pulut dengan tipe tepi menutup. Menurut
IPGRI (1996), tipe kanal dari jenis tanaman pisang memliki 5 variasi, yaitu:
terbuka dengan tepi yang melebar kesamping, terbuka dengan tepi yang melebar
dan tegak, lurus dengan tepi yang tegak, tepi menutup, dan tepi saling menutup.
Mezi Radiya
1110005301053
Tipe kanal yang ada di Kabupaten Agam terdapat 4 tipe kanal dari 20 jenis pisang
yang telah dilakukan survey dan disajikan pada Gambar 6.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 6: Tipe kanal pisang : (a) terbuka dengan tepi yang melebar kesamping,
(b) terbuka dengan tepi yang tegak, (c) lurus dengan tepi yang tegak,
dan (d) tepi menutup. (Sumber : dok. Mezi:2013).
Mezi Radiya
1110005301053
(a)
(b)
Gambar 7. Bercak pada pangkal pelepah daun dari semua jenis pisang, yaitu (a)
bercak besar dan (b) bercak kecil. (Sumber : dok. Mezi:2013).
Warna bercak pada pelepah daun memiliki 3 variasi yang berbeda, yaitu
pisang raja sereh, pisang batu, pisang manis, pisang manis rao, pisang siraok,
pisang mundam, pisang keling warna
pisang rotan, pisang jantan, pisang gadang, pisang raja, pisang susu, dan pisang
pulut yang termasuk kedalam warna colat tua, pisang lidi, pisang tinalun, pisang
sirandah batang tinggi, pisang pinang, pisang telur, pisang sirandah batang rendah,
pisang timbago termasuk kedalam warna coklat kehitaman. Hal ini sesuai dengan
IPGRI (1996), warna bercak pada pelepah daun memiliki 3 variasi yang berbeda,
yaitu: coklat, coklat tua, dan coklat kehitaman, dan hasil identifikasi dari 20 jenis
pisang disajikan pada Gambar 8.
(a)
(b)
(c)
Gambar 8. Warna bercak pada pelepah daun dari semua jenis pisang: (a) coklat,
(b) coklat tua, dan (c) coklat kehitaman. (Sumber : dok. Mezi:2013).
Mezi Radiya
1110005301053
warna hijau sedang (10G 4/2) adalah pisang jantan, pisang manis, pisang lidi,
pisang manis rao, pisang timbago/pisang merah, dan yang termasuk kedalam
warna hijau (5 GY 4/4) adalah pisang rotan, pisang raja, pisang raja sereh, pisang
batu, pisang tinalun, pisang sirandah batang tinggi, pisang siraok, pisang pinang,
pisang telur, pisang mundam, pisang susu, pisang sirandah batang rendah, pisang
keling, dan pisang pulut. Hasil pengamatan disajikan pada Gambar 9.
(a)
(b)
(c)
Gambar 9: Warna permukaan atas daun pisang yaitu: hijau kekuningan (a), hijau
sedang (b), dan hijau (c). (Sumber : dok. Mezi:2013)
Warna permukaan bawah daun pisang juga tidak terdapat warna yang
begitu bervariasi, jenis pisang yang memiliki warna daun permukaan daun hijau
kekuningan (5GY 7/2) adalah pisang jantan, pisang gadang, pisang raja, pisang
raja sereh, pisang manis, pisang tinalun, pisang manis rao, dan pisang timbago,
pisang yang warna permukaan bawah daun berwarna hijau sedang (5 GY )
adalah pisang rotan, pisang batu, pisang lidi, pisang sirandah batang tinggi, pisang
siraok, pisang pinang, pisang mundam, pisang susu, pisang sirandah batang
rendah, pisang keling, pisang pulut, dan yang berwarna merah keunguan (5RP
6/2) adalah pisang telur.
Warna permukaan daun tidak terdapat warna yang begitu bervariasi.
Warna daun pada umumnya berwarna hijau, dengan tingkat yang berbeda.
Pendapat Tjitrosoepomo (2001) warna daun suatu jenis tumbuhan dapat berubah
menurut keadaan tempat tumbuhnya dan erat sekali hubungannya dengan
Mezi Radiya
1110005301053
penelitian Kusumawati dan Syukriani (2008) bahwa tidak terdapat warna yang
begitu bervariasi. Hasil pengamatan disajikan pada Gambar 10.
(a)
(b)
(c)
Gambar 10. Warna permukaan bawah daun pisang: hijau kekuningan (a), hijau
sedang (b), dan merah keunguan (c). (Sumber : dok. Mezi:2013).
Tabel 3. Berat dan panjang buah beberapa jenis pisang di Kabupaten Agam
No
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pisang rotan
Pisang gadang (Musa paradisiaca Robusta)
Pisang jantan (Musa paradisiaca Sapientum)
Pisang raja (Musa textila, Grindy)
Pisang raja sereh (Musa paradisiaca Silk)
Pisang manis
Pisang batu (Musa brachycarpa Back)
Pisang lidi
Pisang tinalun
Pisang sirandah bt tinggi (Musa acuminata, Dwafr cavendish)
Pisang manis rao
Pisang siraok
Pisang pinang
Pisang telur
Pisang mundam
16
17
Pisang susu
Pisang sirandah bt rendah (Musa acuminata, Dwafr
cavendish)
Pisang keling (Musa paradisiaca Colla)
Pisang pulut
Pisang timbago (Musa velutina)
18
19
20
Berat per
Buah (g)
90
130
95
90
120
80
75
16
95
145
60
75
65
55
80
Panjang per
Buah (cm)
6
16
9
12
14,5
14
7
14,5
16
13
9
9
9
8
14
45
115
11
16
70
80
75
15,5
13,5
11
Mezi Radiya
1110005301053
pisang lidi yaitu hanya 16 g. Untuk pengukuran panjang per buah yang memiliki
buah paling panjang diantara 20 jenis pisang adalah pisang keling yaitu 15,5 cm,
sedangkan buah pisang yang paling pendek adalah pisang rotan yaitu hanya 6 cm.
Tabel 4. Pengukuran daun tanaman pisang di Kabupaten Agam
Jenis Pisang
Lebar daun
(cm)
Panjang tangkai
daun (cm)
Panjang
helaian daun
(cm)
Lebar helaian
daun (cm)
Pisang Rotan
Pisang Jantan
Pisang Gadang
Pisang Raja
Pisang Raja Sereh
71
68
45
49
66
50
48
40
30
80
270
224
250
125
280
34
33
21
24
32
Pisang Batu
Pisang Manis
Pisang Lidi
Pisang Tinalun
Pisang Sirandah bt
tinggi
Pisang Manis Rao
Pisang Siraok
Pisang Pinang
Pisang Telur
Pisang Mundam
Pisang Susu
Pisang Sirandah bt
rendah
Pisang Keling
Pisang Pulut
Pisang Timbago
80
62
35
75
82
75
75
50
18
40
321
195
137
297
385
39
30
17
37
40
62
69
65
69
63
67
64
40
65
30
50
20
20
10
235
310
315
325
305
295
155
24
33,5
31
34
31
33
31
95
48
83
30
21
58
335
199
320
42
23
41
pernyataan Tjitrosoepomo (2001) dimana bentuk dan ukuran tangkai daun sangat
berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan
bentuknya dapat berbeda-beda.
Tanaman pisang toleran akan ketinggian dan kekeringan. Tanaman pisang
dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 1000 m dpl.
Mezi Radiya
1110005301053
Produktivitas yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah
datar pada ketinggian dibawah 500 m dpl (Cahyono, 2002). Tanaman pisang
umumnya tumbuh dan berproduksi secara optimal di daerah yang memiliki
ketinggian antara 400-600 m dpl. Di dataran tinggi umur tanaman pisang dapat
berubah menjadi lama masa panennya dan kulitnya tebal.
Ketinggian tempat mempengaruhi jenis organisme yang hidup di tempat
tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menyebabkan kondisi fisik dan
kimia yang berbeda. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah
tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah
tersebut lebih panas. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu dan intensitas
cahaya di tempat tersebut juga akan semakin berkurang (Goldsworthy dan Fisher,
1992).
Faktor lainnya adalah persilangan antara dua individu makhluk hidup,
keturunan dari hasil persilangan memiliki susunan perangkat gen dari dua induk
tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat aadaptasi atau
penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, faktor lingkungan juga turut
mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu disamping ditentukan
oleh faktor genetiknya (genotip).
Variasi genetik dapat terjadi karena perkawinan secara acak, mutasi alam,
dan mutasi buatan atau karena adanya faktor lingkungan berubah maka akan
terjadi perubahan di fenotip. Keanekaragaman pisang yang berasal dari mutasi
somatik, menyebabkan pisang memiliki variasi. Adanya variasi dalam jenis dapat
Mezi Radiya
1110005301053
dilihat dari adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran individu-individu dalam
satu jenis (IPGRI 1996).
Hubungan Kekerabatan
Hasil analisis kekerabatan dengan menggunakan PC program Numerical
Taxanomy System (NTsys Versi. 2.2) dengan menggunakan program/metode
Unweighted Pair-Group Method Arithmatic (UPGMA), disajikan pada Gambar
24.
Setelah dilakukan analisis kekerabatan dengan menggunakan program
Unweighted Pair-Group Method Arithmatic (UPGMA), maka didapat dendogram
seperti disajikan pada Gambar 11.
Pisang rotan
Pisang mundam
Pisang pulut
Pisang jantan
Pisang raja
Pisang gadang
Pisang raja sereh
Pisang batu
Pisang tinalun
Pisang sirandah bt tinggi
Pisang timbago
Pisang lidi
Pisang siraok
Pisang susu
Pisang manis
Pisang keeling
Pisang manis rao
Pisang telur
Pisang sirandah bt rendah
Pisang pinang
Gambar 11. Dendogram dari analisis pengelompokan dari 20 jenis pisang untuk 12
karakter morfologi.
Mezi Radiya
1110005301053
pisang sirandah batang rendah, kelompok kedua terdiri dari pisang talua, pisang
manih rao, pisang keling dan pisang manis, kelompok ketiga terdiri dari pisang
susu, pisang siraok, pisang lidi, pisang timbago, pisang sirandah batang tinggi,
pisang tinalun, pisang batu, dan pisang raja sereh, kelompok keempat terdiri dari
pisang gadang, pisang raja, pisang pulut, pisang mundam, dan pisang rotan.
Berdasarkan analisis kekerabatan, pada tingkat koefisien 0,84 terdapat 5 sampel
yang terdiri dari pisang lidi (8), pisang siraok (13), pisang manis (6), pisang keling
(18), dan pisang manis rao (12), pada koefisien 0,76 terdapat 4 sampel yaitu
pisang rajo sarai (5), pisang batu (7), pisang tinalun (8), dan pisang sirandah
batang rendah, pada koefisien 0,63 dengan tingkat kemiripan 71% terdapat 2
sampel yaitu pisang sirandah batang rendah (11), dan pisang timbago (20), pada
tingkat kemiripan 67 % terdapat 2 sampel yaitu pisang siraok (13), dan pisang
susu (17), dan pada tingkat kemiripan 64 % terdapat 3 sampel yaitu pisang keling
(18), pisang manis rao (12), dan pisang telur (17).
Mezi Radiya
1110005301053
Mezi Radiya
1110005301053
Mezi Radiya
1110005301053
DAFTAR PUSTAKA
Mezi Radiya
1110005301053